ANDI ALAMSYAH
M1A117057
JURUSAN KEHUTANAN
KENDARI
2022
SIFAT FISIK ROTAN LAMBANG ROTAN BATANG DAN
ROTAN TOHITI DESA LELEKAA KECAMATAN WOLASI
KABUPATEN KONAWE SELATAN
ANDI ALAMSYAH
M1A117057
JURUSAN KEHUTANAN
KENDARI
2022
Judul : Sifat Fisik rotan lambang, rotan batang dan rotan tohiti Desa
Lelekaa Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan
Nama : Andi Alamsyah
Menyetujui :
Mengetahui :
Ketua Jurusan Kehutanan
Tanggal Disetujui :
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hasil hutan bukan kayu merupakan sumberdaya hutan yang berupa non kayi
atau bukan kayu. Hasil hutan non kayu berupa madu, rotan, karet, getah, resin, damar,
hewan dan lain-lain. Hasil hutan non kayu saat ini mulai di amati. Hal ini di
karenakan hasil hutan non kayu mudah di panen dan tidak berdampak negatif bagi
kayu. Hasil hutan non kayu dapat di kelolah secara berkelanjutan, hal ini di karenakan
jumlahnya yang banyak dan merupakan sumberdaya alam yang dapat di perbaharui.
Hasil hutan non kayu dapat di jadikan komoditi yang memiliki potensi dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi. Salah satu hasil hutan non kayu yang memuliki
masing jenis rotan. Salah satu sifat dasar rotan yang sanga penting dalam menentukan
pengolahannya adalah fisika rotan. Sifat fisika rotan adalah sifat dasar rotan yang
memiliki peran penting dan erat kaitannya dengan struktur rotan itu sendiri. Diantara
sifat fisik rotan yang paling penting untuk diketahui adalah berat jenis (BJ), kadar air
masyarakat mengolah masih dengan cara tradisional. Hal ini disebabkan informasi
tentang sifat karakteristik jenis-jenis rotan masih sangat kurang. Di desa Lelekaa
unggulan yang menjadi bahan ekspor. Jenis-jenis tersebut adalah jenis rotan Batang
(Calamus zollingeri Beccari), rotan Tohiti (Calamus inops Beccari), dan Rotan
Lambang (Calamus ornatus Beccari). Berdasarkan uraian diatas maka perlu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sifat dasar rotan untuk mengetahui sifat fisik
rotan lambang dan rotan batang di Desa Lelekaa Kecamatan Wolasi Kabupaten
Konawe Selatan.
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu belum di ketahui sifat fisik rotan
4. Bagaimana sifat perlengkungan rotan Lambang, rotan Batang dan rotan Tohiti
penelitian ini.
masyarakat sekita hutan. Hasil hutan bukan kayu memberikan dampak pada
peningkatan usaha dan pendapatan masyarakat sekitar hutan. Salah saru produk
unggulan hasil hutan bukan kayu adalah rotan. Pengolahan rotan berhubungan erat
dengan sifat karaktersitik dari masing-masing jenis rotan antara lain rotan lambang,
batang dan tohiti. Rotan memiliki 5 Karakteristik antara lain morfilogi, anatomi, sifat
kimia, biologis dan sifat fisik. Salah satu karakteristik sifat rotan yang sangat penting
dalam menentukan pengolahannya adalah sifat fisik rotan. Sifat fisik rotan memiliki
peran penting dan erat kaitannya dengan struktur rotan itu sendiri. Diantara sifat fisik
rotan yang paling penting untuk diketahui adalah berat jenis (BJ), kadar air (KA), dan
lambang, batang dan tohiti di desa Lelekaa Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe
Selatan. Secara ringkas kerangka pikir dalam penelitian ini di sajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pikir sifat fisik rotan lambang, rotan batang dan rotan tohiti desa
lelekaa kecamatan wolasi kabupaten konawe selatan
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rotan
Rotan berasal dari bahasa melayu yang berarti nama dari sekumpulan
Rotan merupakan salah satu sumber hayati Indonesia (Amu, 2021) yang secara alami
tumbuh pada hutan primer maupun hutan sekunder termasuk di kawasan bekas
perladangan berpindah dan semak belukar. Rotan tergolong dalam jenis tumbuhan
pemanjat yang memerlukan pohon inang untuk proses pertumbuhannya. Jenis palem
berduri ini ditemukan di daerah tropis hingoga sub-tropis (Sakinah et al., 2019).
Rotan sebagai salah satu komoditi yang mulai dapat diandalkan untuk
penerimaan negara telah dipandang sebagai komoditi perdagangan hasil hutan non
kayu (HHNK) yang cukup penting bagi Indonesia. Hasil hutan non kayu umumnya
dikelola oleh masyarakat yang bermukim di sekitar hutan. Oleh karena itu, selain
menjadi sumber devisa negara, HHNK seperti rotan, daging binatang, madu, damar,
gaharu, getah, berbagai macam minyak tumbuhan, bahan obat-obatan, dan lain
dapat mencapai ± 100 meter walaupun diameternya hanya sebesar ibu jari tangan dan
ibu jari kaki. Batang rotan juga memiliki kelenturan dan kekuatan yang luar biasa,
oleh karena itu batang rotan dapat dibuat menjadi bermacammacam bentuk perabotan
rumah tangga, hiasan-hiasan, dan alat pendukung kegiatan sehari-hari (Roy, 2017).
2.2 Rotan Lambang
tertinggi tingkat kelimpahan tumbuhannya dari semua spesies rotan yang ada pada
ketiga ketinggian tempat tumbuh (600 mdpl, 700 mdpl, 800 mdpl.). Rotan tersebut
lingkungannya cukup tinggi, karena rotan ini dapat tumbuh baik di hutan sekunder
dataran rendah maupun pada hutan primer sampai pada ketinggian 1.200 mdpl
Rotan lambang adalah jenis rotan yang memiliki daya adaptasi tinggi di hutan
alam kawasan hutan lindung zona hujan sub pegunungan, karena dapat dijumpai
curam dengan tutupan vegetasi hutan yang belum terganggu (hutan primer)
(Akhbar dan Asniati, 2018). Jenis rotan tersebut tumbuhnya berumpun dan memanjat
hingga mencapai panjang 70 meter bahkan lebih. Diameter batang dengan pelepah
mencapai 7 cm, pelepah daunnya berwarna hijau dengan duri besar dan berbentuk
segitiga pipih. Durinya berwarna hitam dan bagian pangkal duri berwarna
alami tumbuh pada hutan primer maupun hutan sekunder termasuk di kawasan bekas
perladangan berpindah dan semak belukar. Rotan batang (Calamus zollingeri B.)
inangnya. Spesies palem berduri ini ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis
satu dan adapula yang berumah dua, sehingga penyerbukannya dilakukan dengan
bantuan angin atau serangga penyerbuk (Sarwiana et al., 2016). Jenis rotan ini
Pelepah daun dengan panjang 40 cm, warna hijau, ditumbuhi duri yang lebat beragam
bentuk segi tiga yang liat, cokelat kusam sampai hitam, panjang 5,5 cm, pangkal 8-12
duri, yang berdampingan sering menyatu membentuk kerah yang panjangnya 2,5 cm
Rotan tohiti (Calamus inops Becc.) hidup tunggal dan dapat ditemukan di
pinggir sungai dan di pegunungan kemudian batang berdiameter besar, warna batang
hijau tua, tumbuh ke atas kemudian melilit pada pohon di sekitarnya. Permukaan
pelepah dipenuhi oleh duri yang rapat dan tidak beraturan, pelepah berduri tajam,
daunnya berbulu halus. Jenis rotan ini bernilai ekonomi tinggi dipergunakan sebagai
bahan baku meubel sehingga menjadi prioritas utama untuk dipungut oleh masyarakat
Rotan tohiti (Calamus inops Becc.) merupakan salah satu jenis rotan yang
memiliki diameter 1,0-6 cm, panjang ruas 30-60 cm, panjang mencapai 200m dan
tumbuh pada ketinggian tempat 10-1500 mdpl. Rotan ini belum banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat, namun terdapat banyak dan tersebar di hutan Sulawesi Tenggara
Rotan tohiti (Calamus inops Becc.) dengan sifat tumbuh yang soliter dan
terdapat di hutan lahan kering primer. Rotan ini umumnya tumbuh di daerah puncak
atau lereng atas dengan variansi kelerengan rendah yaitu hanya dijumpai pada kelas
lereng sangat curam pada ketinggian 1.1251.425 mdpl dan tumbuh pada satu zona
saja yaitu curah hujan 2.200-2.400 mm/thn. Rotan ini adalah jenis rotan yang
memiliki daya adaptasi rendah di hutan alam kawasan hutan lindung zona hujan sub
Calamus inops selain dikenal dengan nama tohiti, juga dikenal dengan nama
rotan tungka, rotan ronti, dan rotan samole. Jenis Calamus inops merupakan jenis
endemik Sulawesi (Sulawesi Tengah, Tenggara dan Selatan) (Rustiami, 2011). Rotan
tohiti merupakan jenis rotan bernilai ekonomi tinggi, sangat tahan terhadap bubuk,
dan termasuk rotan berkualitas prima kelas 1, dapat digunakan sebagai bahan baku
kaitannya dengan struktur rotan itu sendiri. Diantara sifat fisik rotan yang paling
penting untuk diketahui adalah berat jenis (BJ) dan kadar air (KA). Pengujian Sifat
terutama yang berhubungan dengan kekuatan menahanan beban dan agar dapat
Sifat fisik rotan merupakan sifat khas yang dimiliki oleh suatu jenis rotan
secara alamiah (Kunut, 2014). Menurut Dosen (2013) Sifat fisik adalah indikator
yang penting untuk menentukan perilaku penampakkan, kekuatan dan kualitas rotan.
Sifat – sifat ini berbeda untuk tiap jenis rotan seperti rotan lambang rotan batang dan
a. Kadar air
Rotan basah adalah rotan dengan kadar air di atas titik jenuh serat, biasanya
dibawah 100% dan di atas rotan kering udara, sedangkan rotan kering adalah rotan
dengan kadar air 14 – 20% dan merupakan kadar air keseimbangan dengan
kelembaban udara atau keadaan cuaca di sekitar tempat rotan tersebut berada.
b. Berat Jenis
Berat jenis adalah salah satu sifat fisik yang paling penting karena akan sangat
mempengaruhi sifat kekuatan, penyusutan, sifat menyerap bahan kimia serta sifat–
sifat lain dalam pengolahan dan penggunaan. Rotan berat, sedang atau ringan
berkaitan dengan berat jenis yang tinggi, sedang atau rendah. Rotan dengan berat
jenis yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak disenangi karena terlalu kaku/keras
atau terlalu lemah/ lunak. Rotan tohiti sangat disukai dalam pemakaian karena BJ-nya
c. Penyusutan
Penyusutan termasuk salah satu sifat fisik yang turut mempengaruhi kekuatan
dan kualitas rotan. Penyusutan volumetric kondisi segar ke kondisi kering udara
Pembengkokan batang rotan sangat diperlukan untuk komponen mebel. Secara alami
rotan dapat dilengkungkan, namun hasilnya sangat tergantung dengan jenis dan cara
pendahuluan yang lazim dilakukan adalah batang rotan dipanaskan dalam waktu
rotan Manau dari penampang (Ø) kecil ( 2,4 cm s/d 2,8 cm sampai (Ø) besar ( 2,9 cm
Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara pada bulan juli
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yang di mana sebagai contoh uji
adalah jenis rotan Lambang, rotan Batang, rotan Tohiti dan aquades.
Alat yang di gunakan pada penelitian ini terdiri dari: parang, gergaji, amplas,
penggaris, meteran, oven, aluminium foil, kantong plastik dan alat tulis.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif yaitu data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol
atau angka bilangan seperti: jenis rotan lambang, rotan batang, rotan tohiti. Data
kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai
variabel angka atau bilangan seperti: jumlah rotan lambang, rotan batang, rotan tohiti
yang akan diambil dalam satu lokasi. Sumber data terdiri atas dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini bersumber dari lokasi penelitian
seperti: Jumlah rotan lambang, rotan batang, rotan tohiti. Sedangkan data sekunder
pada penelitian ini bersumber dari data-data lembaga atau pemerintahan terkait, serta
ini.
tersarang (variasi rotan satu, rotan dua, rotan tiga dan letak vertikal: pangkal, tengah
dan ujung pada batang rotan) dengan masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3
kali jumlah sampel yang di gunakan untuk penggunaan sifat fisik rotan dengan
ukuran sampel yang telah di tetapkan yaitu 3 pohon x 3 bagian (P,T,U) x 3 ulangan=
27 sampel.
sumber di lokasi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti untuk data
2. Pengujian berat jenis meliputi Berat Segar, Berat Kering Udara dan Berat
Kering Tanur.
3. Pengujian penyusutan meliputi Berat Kering Udara (BKU) dan Berat Kering
Tanur (BKT).
Sampel dari 3 batang rotan Lambang, rotan Batang dan rotan Tohiti. Rotan di
ambil pada ketinggian tempat yang sama yaitu dengan diameter 2-4 cm dan panjang
pangkal (P), tengah (T) dan ujung (U). Bagian pangkal di tebang 45 cm di atas
permukaan tanah, bagian tengah di potong tepat di tengah-tengah batang rotan dan
bagian ujung di potong 45 di bawah bebas pelepah. Setiap bagian di buat potongan
dimasukkan dalam kantung plastik untuk pembuatan sampel kadar air, berat jenis dan
penyusutan.
bagian-bagian rotan yang bebas cacat, sebagai syarat melakukan penelitian pengujian
(tengah) dan (ujung). Sehingga untuk jumlah sampel yang di gunakan untuk
pengujuan sifat fisik rotan dengan ukuran sampel yang telah di tetapkan yaitu 3
Dalam penujian sifat fisik rotan, meliputi berat jenis, kadar air dan
penyusutan. Untuk itu penentuan pengujian sampel kadar air, berat jenis dan
2. Sampel yang telah di buat langsung di timbang dalam kondisi basah, makadi
dalam bejana yang berisi air dan di letakkan diatas timbangan sehingga
volume sampel dalam keadaan segar = berat volume air yang didesak (B
gram).
ruangan.
5. Kemudian di lakukan penimbangan setiap 24 jam, penimbangan di lakukan
gunakan untuk menghitung kadar air rotan kering udara sebagai berat rotan
6. Sampel yang telah kering udara kemudian di timbang berat volume air yang di
perlahan-lahan dengan suhu awal 45oC sehingga mencapai 103 ± 2oC dengan
9. Sampel yang telah diketahui berat kering oven kemudian di ukur berat volume
air yang di desak seperti cara nomor 2 dan dei peroleh (D gram). Namun
perlakuan.
nyatakan dalam %