PENDAHULUAN
1
dan pemanfaatan hasil hutan merupan penyesuaian terhadap situasi dalam
kerangka pola hubungan antara usaha dan hasil hutan dengan pasar, kemudian
hutan dengan ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil tersebut maka wilayah
hutan merupakan kawasan yang dapat memberikan manfaat terhadap kehidupan
manusia secara turun temurun. Selai itu arti penting dari adanya kawasn hutan
adalah sebagai pelindung atau penyangga dari adanya hal-hal yang dapat
mengancam jiea manusia, seperti erosi dan kebanjiran,sehingga hutan berfungsi
sebagai tempat penyerapan air dalam mengurangi terjadinya ancaman alam yang
dapat menghambat atau mengganggu aktifitas manusia.
2
tersebut tidak di seimbangkan dengan kemampuan manajemen hasil dan
manajemen usaha ruamh tangga yang baik.
3
dilanutkan penetapan provinsi Sulawesi tenggara sebagai daerah otonompada
tahun 1954 maka perhatian tentang atau mengenai kehutanan belum menunjukan
realisasi yang cukup jelas aktifitas masyarakat di Kabupaten Kendari khusunya
dalam memanfaatkan hutan sebagai sumber kehidupan mengalami hal yang sangat
fatal terutama melakukan hal tindakan pembel hutan secara besar-besaran baik
penebangan pepohonan maupun dalam bercocok tanam seperti yang di lakukan di
Wilayah hutan Nipa-Nipa dan hutan Nanga-Nanga yang melihat dari pemikiran
dampak lingkungan yang berbahaya baik kehidupan manusia secara umum.
Batas temporetnya yaitu 1964-2003 sebagai awal dan akhir kajian hal ini
di sebabkan karena pada tahun 1964 kebijakan di bidang pemerintah mengenai
4
kondisi hutan di Kabupaten Kendari belum menunjukan realisasi yang cukup
baik, hal ini mengingat baru terbentuknya Kabupaten Kendari pada tahun 1960
dan di susul pembentukan provinsi Sulawesi Tenggara sebagai daerah otonom
sehingga kondisi hutan di kabupaten kendari mengalami penurunan dan
memerlukan karena pembel liar yang dilakukan masyarakat secara besar-besaran.
Sedangka 2003 penulisan tetapkan sebagai batas akhir kajian penelitian di
Kabupaten Kendari karena pada tahun 2003 ke-atas terjadi perubahan di Bidang
Pemerintahan khususnya terjadi pemekaran wilayah kabupaten sehingga
mempengaruhi wilayah kerja khususnya penelitian mengenai Sejarah Kehutanan
di Kabupaten Kendari.
5
1.3.2. Manfaat penelitian
Ada dua manfaat penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Praktis
Keseluruhan dari penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab,dan tiap-tiap
bab terdiri dari beberapa sub bab, karena antara satu dengan yang lainnya
mempunyai kaitan menjadi satu kesatuan yang saling memperjelas dalam
sistematika penulisan sebagai berikut:
6
BAB III Metode Penelitian yang meliputi, lokasi dan waktu penelitian,
sifat penelitian, subyek penelitian, populasi dan sampel, Serta Tehnik penumpulan
data.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
kabupaten.Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan
Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.
Afdeling Boeton;
Afdeling Muna;
Afdeling Laiwui.
9
khususnya Kesultanan Buton, sehingga diberikanlah status Onderafdeling Boeton
Laiwoi.
Kabupaten Buton
Kabupaten Kendari,
Kabupaten Kolaka, dan
Kabupaten Muna.
10
– tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara, membentuk Panitia Penuntut Daerah
Otonom Tingkat I Sulawesi Tenggara.
Dibentuk satu kota Baru yaitu: Kota Baubau, pemekaran dari Kabupaten
Buton (21 Juni 2001).
11
o Kabupaten Kolaka Utara, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (18
Desember 2003)
o Kabupaten Konawe Selatan, pemekaran dari Kabupaten Konawe
(25 Februari 2003)
o Kabupaten Konawe Utara, pemekaran dari Kabupaten Konawe (2
Januari 2007)
o Kabupaten Buton Utara, pemekaran dari Kabupaten Muna (2
Januari 2007)
o Kabupaten Kolaka Timur, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (14
Desember 2012)
o Kabupaten Konawe Kepulauan, dimekarkan dari Kabupaten
Konawe (12 April 2013)
o Kabupaten Buton Tengah, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli
2014)
o Kabupaten Buton Selatan, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli
2014)
o Kabupaten Muna Barat, dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli
2014)
12
Dari publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035 disebutkan bahwa
jumlah penduduk Sulawesi Tenggara berturut-turut (dalam ribuan) 2.243,6 (2010),
2.499,5 (2015), 2.755,6 (2020), 3.003,3 (2025), 3.237,7 (2030) dan 3.458,1
(2035).
o Wisata Sejarah
13
o Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan
benteng terluas di dunia;
o Makam Raja Mekongga Sangia Nibandera, Kab. Kolaka
o Makan Raja Sangia Ngginoburu, Kab. Konawe
o Rumah Adat Laika Mbu'u, Kab. Konawe
o Rumah Adat Mekongga Raha Bokeo, Kab. Kolaka
o Gua Sejarah Watuwulaa, Kab. Kolaka
o Replika Istana Kerajaan Konawe Laika Aha, Kab. Konawe
o Gua Tengkorak Lawolatu, Kab. Kolaka Utara
o Gua Soronga (Makam) Kuno Suku Tolaki, Kab. Kolaka
Timur
o Gua Tengkorak Wiwirano, Kab. Konawe Utara
o Istana Kerajaan Laiwoi, Kota Kendari
o Benteng Lapadi, Kab. Konawe Selatan
o Situs Benteng Bende Wuta, Kab. Kolaka
o Gua Prasejarah Liangkobori, Kab. Muna
o Kompleks Rumah Adat Muna, Kab. Muna
o Benteng Kerajaan Tiworo, Kab. Muna Barat
o Benteng Keraton Kulisusu, Kab. Buton Utara
o Kompleks Pemakaman Kuno Kerajaan
Waworete/Wawonii, Kab. Konawe Kepulauan
o Istana Kamali Baadia, di Kota Baubau yang merupakan
Istana dari Sultan Ke-38 La Ode Falihi dan Sultan Ke-39
Drs. H. La Ode Manarfa;
o Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku
Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak
menggunkan paku;
o Istana Kamali Kara, di Kota Baubau yang terletak di dalam
benteng keraton Buton;
o Istana Kamali Bata, di Kota Baubau yang letaknya
bersebelahan dengan Istana Kamali Kara;
14
o Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas
tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari
tiga abad;
o Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota
Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di
Sulawesi Tenggara;
o Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang
Kerajaan dan Kesultanan Buton;
o Petilasan Arung Palakka; yang merupakan tempat
persembunyian Arung Palakka ketika berlindung di Tanah
Buton;
o Benteng Kerajaan Moronene Kabaena (Benteng Istana
Tangkeno dan Benteng Tontontari) di pulau Kabaena
Kabupaten Bombana
o Festival Benteng Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten
Wakatobi
o Wakatobi Wave (Wakatobi Wonderful Festival) di Wangi-
Wangi, Biasanya dilaksanakan pada tanggal 11-13
November)
o Festival Tukang Besi dilaksanakan di Pulau Binongko
o Tomia Maritime Festival dilaksanakan di pulau Tomia,
Kabupaten Wakatobi. Festival ini dilaksanakan setiap tahun
o Wisata Budaya
o Kalosara Suku Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
o Upacara Adat Mosehe Wonua (Penyucian Negeri) Suku
Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
o Upacara Adat Monahu Nda'u (Upacara Panen Padi) Suku
Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
o Upacara Adat Motasu (Pembukaan Ladang) Suku Tolaki,
Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
o Festival Lulo Ngganda, Kab. Konawe Selatan
15
o Festival Mepae-pae, Kab. Kolaka
o Ritual Mo'oli (Membuka LadanG Pertanian) Suku Tolaki,
Kabupaten Konawe, dan Kab. Kolaka
o Ritual Pensucian Pusaka Kerajaan Konawe 1 Muharam,
Kab. Konawe
o Tenunan Tolaki, Ameroro Kab. Konawe dan Lalombaa
Kab. Kalaka
o Festival Tangkeno, Kab. Bombana
o Festival Meleura, Kab. Muna
o Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan
Kabupaten Buton Utara;
o Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
o Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya
(Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau,
Kabupaten Wakatobi);
o Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Posuo, Tandaki, dan Posusu (Masyarakat
Buton Raya);
o Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
o Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten
Wakatobi;
o Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di
Kota Baubau;
o Layang-layang Tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
o Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
o Pacuan Kuda Kabaena, dari Kabupaten Bombana;
o Upacara Adat Religi Goraana Oputa, hanya oleh Sultan
Buton;
o Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
16
o Gambus dan Dhole-Dhole, alat musik khas masyarakat
Buton Raya;
o Upacara adat Bhangka Mbule Mbule di Kabupaten
Wakatobi;
o Barata Kaledupa Festival di Kaledupa, Kabupaten Wakatobi
o Upacara Pongkotu'A (panen padi) di Kabupaten Bombana;
o Wisata Atraksi
o Tari Lulo (Molulo) Tarian Suku Tolaki, dari Kota Kendari,
Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan,
Kab. Kolaka Timur, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Utara
o Tari Dinggu (Modinggu) Tarian Panen dari Suku Tolaki, di
Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab.
Konawe Selatan, Kab. Kolaka Timur, Kab. Kolaka, Kab.
Kolaka Utara
o Tari Umo'ara, tarian perang Suku Tolaki, dari Kabupaten
Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur,
Konawe Selatan, Konawe Utara, dan Kota Kendari
o Tari Lulo Sangia, dari Kabupaten Kolaka
o Tari Lariangi Tolaki, Tarian Kuno Masyarakat Tolaki di
Kab. Konawe dan Kolaka
o Tari Mondotambe, tarian penjemputan Suku Tolaki, dari
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur
o Tari Lumense, dari Kab. Bombana
o Tari Lulo Alu, dari Kab. Bombana
o Tari Molihi, dari Kab. Konawe Kepualauan
o Tari Lense, dari Kab. Buton Utara
o Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
o Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
o Atraksi Momani (Tarian Perang Moronene), di Kabaena
Kabupaten Bombana;
o Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
17
o Tari Galangi, Buton Raya;
o Tari Mangaru, Buton Raya;
o Tari Lumense, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
o Tari Dudenge, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
o Posepaa, dilaksanakan Kompleks Benteng Liya Togo,
Wanci, Kabupaten Wakatobi.
o Wisata Alam
o Taman Nasional Wakatobi, di Kabupaten Wakatobi yang
merupakan surga bawah laut segitiga karang dunia yang
memiliki spesies terumbu karang sebanyak 750 dari 850
spesies karang dunia;
o Sombu Dive di Pulau wangi-Wangi
o Wisata Bawah Laut Basilika, di Kabupaten Buton Selatan
o Air Terjun Moramo, di Kabupaten Konawe Selatan
o Pulau Bokori, di Kabupaten Konawe (Mini Maldives)
o Pantai Toronipa, di Kabupaten Konawe
o Pulau Labengki, di Kabupaten Konawe Utara (Raja Ampat
Kecil Sultra)
o Pantai Taipa, di Kabupaten Konawe Utara
o Pemandian Air Panas Wawolesea, di Kabupaten Konawe
Utara
o Pulau Senja, di Kabupaten Konawe Selatan
o Air Terjun Tetewa, dengan puluhan pancuran air yang
berderet sejajar terletak di Kabupaten Kolaka Timur
o Puncak Sorombipi, Keindahan Hutan Pinus di atas
pegunungan yanf terletak di Kabupaten Kolaka Timur
o Puncak Mowewe, Keindahan Pemandangan Persawahan
dari Puncak Ketinggian terletak di Kabupaten Kolaka Timur
o Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di
dunia yang terletak di Kabupaten Kolaka;
o Danau Biru, di Kabupaten Kolaka Utara
18
o Pantai Nambo, di Kota Kendari
o Hutan Mangrove Bungkutoko, di Kota Kendari
o Kebun Raya Kendari Kota Kendari
o Pantai Nirwana, di Kota Baubau;
o Pantai Lakeba, di Kota Baubau;
o Puncak Ahuawali, di Kabupaten Konawe Selatan
o Kaburaburana, air terjun bertingkat di Kabupaten Buton;
o Gua Moko, di Kota Baubau;
o Gua lakasa, di Kota Baubau;
o Pantai Kamali, di Kota Baubau;
o Wantiro, di Kota Baubau;
o Hutan Tirta Rimba, di Kota Baubau;
o Batu Poaro, di Kota Baubau;
o Gua Kaisabu, di Kota Baubau;
o Danau Napabale, di Kabupaten Muna
o Gua Liang Kobori di Kabupaten Muna
o Gua Metanduno di Kabupaten Muna
o Pantai Walengkabola di Kabupaten Muna
o Danau Napabalano di Kabupaten Muna
o Lagawuna, di Kota Baubau;
o Air Terjun Samparona, di Kota Baubau;
o Pulau Sagori, di Kabupaten Bombana
o Goa Batu Buri di Kabaena Kabupaten Bombana;
o Hutan Lambusango, di Kabupaten Buton yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi.
o Suaka Margasatwa Buton Utara, di Kabupaten Buton Utara;
o Cagar Alam Wakonti, di Kota Baubau;
o Permandian Bungi, di Kota Baubau;
o Kali Baubau, di Kota Baubau;
o Kolagana, di Kota Baubau;
o Sulaa, di Kota Baubau;
19
2.7.5. Sarana Infrastruktur Daerah
o Pendidikan Tinggi
o Univeristas HaluOleo (UNHALU), Kendari
o Universitas Dayanu Ikhsanuddin (UNIDAYAN[3]), Baubau
o Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Kendari
o Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Baubau
o Universitas Islam Buton Nusantara (UNISBUN), Baubau
o UPBJJ-Universitas Terbuka Kendari
o AMIK Milan Dharma, Baubau
o Akademi Kebidanan Kabupaten Buton (AKBID Buton),
Baubau
o Akademi Kebidanan Buton Raya (AKBID Buton Raya),
Baubau
o Akademi Kebidanan YAPENAS (AKBID YAPENAS),
Baubau
o Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Baubau
o Universitas Sulawesi Tenggara (UNSULTRA), Kendari
o Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), Kendari
o Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STIMIK Catur Sakti), Kendari
o Universitas Negeri Sembilanbelas November (UNSN),
Kolaka
o AMIK Milenium kolaka
o SEkolah Tinggi Agama Islam Kolaka (STAI Kolaka)
o POLTEK Indotec kolaka
o STIK Avicena Kendari
o Akademi Kebidayan Konawe (AKBID KONAWE),
Konawe
o Universitas Lakidende (UNILAKI), Konawe
o Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi
20
o Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya (STIKES
MW) Kendari
o Bandara Udara
o Bandar Udara Haluoleo, Konawe Selatan
o Bandar Udara Matahora, Wakatobi
o Bandar Udara Tomia, Wakatobi
o Bandar Udara Betoambari, Baubau
o Bandar Udara Sangia Nibandera, Kolaka
o Pelabuhan Laut
o Pelabuhan Murhum Baubau
o Pelabuhan Nusantara Kendari
o Pelabuhan Pangulu Belo, di Pulau Wangi-Wangi Wakatobi
o Pelabuhan Samudra Kolaka
o Pelabuhan Ferry (ASDP)Kolaka
o Pelabuhan Fery Wamengkoli Buton Tengah
o Pelabuhan Fery Batulo Baubau
o Pelabuhan Liana Banggai Buton Tengah
o Pelabuhan Simpu Buton Selatan
o Pelabuhan Transito Talaga Raya – Buton Tengah
o Pelabuhan Antam Pomalaa
21
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pada saat itu, Sulawesi Tenggara
masih menginduk pada Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara Provinsi Sulawesi
Tengah masih menginduk pada Provinsi Sulawesi Utara. Baru pada tahun 1964,
Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Provinsi tersendiri dengan ibukota di Bau-
bau. Provinsi ini berpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan dengandikeluarkannya
Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No. 13 Tahun 1964. Sebagai
Gubernurpertama ditunjuk J. Wayong. Untuk menghormati namanya, Wayong
ditetapkan sebagaisalah satu nama jalan di Kota Kendari.Pada perkembangan
selanjutnya, pada tahun yang sama ibu kota Sulawesi Tenggaraberpindah dari
Bau-bau ke Kendari. Sebagai daerah yang baru mekar, Sultra hanya terdiriatas 4
(empat) kabupaten yaitu Kabupaten Kendari (ibu kota di Unaaha), Kabupaten
Kolaka(ibu kota di Kolaka), Kabupaten Muna (ibu kota di Raha) dan Kabupaten
Buton (ibu kota diBau-bau).Wilayah yang saat ini ditempati oleh TN Rawa Aopa
Watumohai dahulu sangat dikenal olehmasyarakat karena berada pada segitiga
Bukari (Buton-Kolaka-Kendari). Ketiga kabupatentersebut bertemu di satu titik
yaitu di puncak gunung Mendoke (790 mdpl). GunungMendoke adalah gunung
tertinggi di TN Rawa Aopa Watumohai.Sebelum TN Rawa Aopa Watumohai
terbentuk, khususnya pada era 1980-an, TNRAWdikenal sebagai kawasan PPA
(Perlindungan dan Pelestarian Alam). Penyebutan itu hinggakini masih bertahan,
bahkan bagi sebagian orang lebih dikenal daripada nama TN RawaAopa
Watumohai itu sendiri.Desa Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto,
2012).
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, kawasan di sekitar hutan PPA saat itu
masihberpenduduk sangat jarang. Sebagian kawasan di sekitar PPA lalu
dikembangkan sebagaikawasan transmigrasi. Penduduk transmigran didatangkan
terutama dari suku Bali, Jawadan Sunda. Mereka membangun pemukiman yang
sebelumnya hanya ditempati oleh sukuasli Sulawesi Tenggara (Moronene dan
Tolaki) serta sebagian suku Bugis.Wilayah yang baru mereka tempati itu dikenal
sebagai wilayah SP (satuan Pemukiman).Begitu banyak wilayah transmigrasi
dibangun di sekitar PPA (TNRAW) saat itu, hingga kinikawasan TNRAW sendiri
22
hampir terkelilingi oleh pemukiman masyarakat transmigran danjuga penduduk
pendatang berasal dari Sulawesi Selatan (terutama suku Bugis).Tidak semua
warga transmigran mampu bertahan hingga sekarang, sebagian memilihmenjual
lahan yang diperuntukkan bagi mereka atau bahkan dengan sukarela
merekatinggalkan untuk memilih kembali hidup di daerah asalnya. Namun
demikian, programtransmigrasi di sekitar PPA (TNRAW) secara umum cukup
berhasil. Wilayah transmigrasiyang dahulu dibangun di daerah-daerah sulit dan
sepi berdekatan dengan kawasan PPA(TNRAW), kini telah berkembang menjadi
daerah yang ramai. Bahkan sebagian diantaranyatelah menjadi ibu kota
kecamatan. Sebagai contoh adalah Desa Atari Jaya yang telahmenjadi ibu kota
Kecamatan Lalembuu atau Desa Lantari sebagai ibu kota KecamatanLantari
Jaya.Wilayah administrasi dengan komposisi 3 Kabupaten masih bertahan hingga
penetapankawasan TN Rawa Aopa Watumohai tahun 1990 melalui Surat
Keputusan MenteriKehutanan nomor 756 tahun 1990 dengan luas 105.194 ha.
Kawasan TNRAW sebenarnyabukan merupakan kawasan yang baru ditunjuk
sebagai kawasan hutan. Sebelumnya,kawasan ini telah difungsikan sebagai
kawasan hutan/ kawasan lindung. Status sebelumnyaadalah kawasan Suaka
Margasatwa, Taman Buru dan Cagar Alam.Pasca Reformasi tahun 1997/1998,
dikeluarkannya UU Otonomi daerah tahun 1999. Eforiapemekaran wilayah
menjadi marak di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi SulawesiTenggara. Pada
tahun 2003, terjadi pemekaran wilayah kabupaten di bumi anoa ini.Kawasan
TNRAW yang pada mulanya berada pada 3 kabupaten (Buton, Kolaka,
Kendari)mekar menjadi 4 Kabupaten (Bombana, Kolaka, Konawe dan Konawe
Selatan). KabupatenBombana (ibu kota Rumbia) merupakan wilayah pemekaran
dari Kabupaten Buton.Sedangkan Kabupaten Konawe Selatan (ibu kota Andoolo)
dimekarkan dari KabupatenKendari.Kabupaten Kendari sendiri akhirnya berubah
nama menjadi Kabupaten Konawe dengan ibukotanya masih di Unaaha.
Perubahan nama Kabupaten Kendari ini mulai berlaku padatanggal 28 September
2004 dengan dikeluarkannya PP Nomor 26 tahun 2004. Sementarauntuk
pembentukkan Kabupaten Konawe Selatan menggunakan dasar hukum UU
Nomor 4tahun 2003 dan Kabupaten Bombana dengan UU nomor 29 tahun
23
2003.Sejarah Perkembangan Kecamatan dan DesaSampai pemekaran wilayah
kabupaten tahun 2003, telah terbentuk 10 kecamatan di sekitarkawasan TN Rawa
Aopa Watumohai. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah KecamatanDesa
Penyangga TN Rawa Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012).
24
terletakpada 16 kecamatan dan 4 kabupaten.Desa Penyangga TN Rawa Aopa
Watumohai (Sugiarto, 2012).
25
Potuho Jaya LALEMBUU 87. Makupa Jaya 88. Sumber Jaya 89. Lambandia 90.
Mandoke 91. Padaleu 92. Tinanggea 93. Bungin Permai 94. Lanowulu
TINANGGEA 95. Roraya 96. Telutu Jaya 97. Tatangge 98. AkuniKe depan,
komposisi kabupaten di sekitar TNRAW masih berpotensi berubah denganadanya
usulan pemekaran wilayah pada Kabupaten Kolaka. Calon kabupaten baru
tersebutdirencanakan bernama Kabupaten Kolaka Timur dengan anggota
Kecamatan Lambandia,Loea, Ladongi dan sekitarnya. Pemekaran juga dapat
terjadi pada level pemerintahan desamaupun kecamatan. Dari sisi tujuan,
pemekaran merupakan salah satu cara untuk lebihDesa Penyangga TN Rawa
Aopa Watumohai (Sugiarto, 2012) meningkatkan pelayanan pada masyarakat,
mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayahserta meningkatkan taraf hidup
warganya.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.Sifat Penelitian
3.3.Subjek Penelitian
a. Memilih Topik
27
b. Pengumpulan Sumber ( Heuristik)
e. Penulisan
28