Anda di halaman 1dari 4

Tafsir Surah Qaf Ayat 32 Senantiasa Kembali Kepada

Allah (Awwab)
mim.or.id/tafsir-surah-qaf-ayat-32-senantiasa-kembali-kepada-allah-awwab/

27 Juli
2018

‫ِﺑْﺴِﻢ اِﱠﷲ اﻟﱠﺮْﺣَﻤِﻦ اﻟﱠﺮِﺣﯿِﻢ‬

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

‫َﺬا َﻣﺎ ُﺗﻮَﻋُﺪوَن ِﻟُﻜﱢﻞ أَﱠواٍب َﺣِﻔﯿٍﻆ‬


“Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali
(kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya)“. (QS. Qaf : 32).

Syaikh Abdurrahman as Sa’diy Rahimahullah berkata:”Maksudnya surga dan segala


sesuatu yang ada didalamnya yang di idam – idamkan oleh setiap jiwa, mata, bahagia
ketika melihatnya, berlezat – lezat memandangnya yang Allah siapkan kepada orang –
orang yang senangtiasa kembali kepadanya dalam setiap waktu, yang senantiasa
mengingat Allah dan cinta kepadanya, meminta pertolongan darinya dan berdoa
kepadanya serta takut kepadanya, yang senantiasa berharap darinya”. Jadi pada hari
kiamat surga didekatkan kepada orang – orang yang bertakwa.

Walaupun ulama tafsir seperti Imam Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah menyebutkan
penggalan yang terakhir dari ayat 31 ‫ َﻏْﯿَﺮ َﺑِﻌﯿٍﺪ‬maksudnya disini yaitu surga didekatkan
kepada orang – orang yang bertakwa pada hari kiamat yang mana hari kiamat adalah
sesuatu yang dekat. Qaidah:“Sesuatu yang pasti datangnya adalah dekat”.
1/4
Hari kiamat adalah sesuatu yang dekat, semua kita adalah ummat akhir zaman dan
datangnya hari kiamat hanya Allah Subhanahu wata’ala yang mengetahui karena tak
satupun yang diberitahu akan datangnya hari kiamat bahkan malaikatpun tidak tahu, ketika
jibril bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:”Kapan datangnya hari
kiamat”, Rasulullah menjawab:”Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya”,
maksudnya anda dan saya sama – sama tidak tahu, oleh karenanya jangan kita terlalu
menta’wilkan, menafsirkan sampai kemudian mencocok – cocokkan dan hal ini telah
banyak terjadi diwaktu yang lalu dimana orang – orang berusaha mencocok – cocokkan
dan ternyata tidak benar, akhirnya tanda – tanda yang seperti ini menjadi permainan bagi
sebagian orang yang tidak bertanggung jawab. Kita tidak mengingkari bahwasanya tanda-
tandanya telah nampak ada yang jelas namun kita perlu berhati – hati agar tidak terlalu
terburu – buru.

Adapun yang shahih tentang pembahasan ini adalah surga memang didekatkan kepada
orang – orang yang bertakwa sebagai bentuk penghormatan kepada mereka kemudian
dikatakan inilah yang dijanjikan untuk kalian bagi setiap hamba yang kembali atau ruju
kepada Allah Subhanahu wata’ala dan ini bisa dipahami bahwasanya bukanlah syarat bagi
orang yang bertakwa tidak pernah terjatuh dalam perbuatan dosa karena Allah Subhanahu
wata’ala berfirman:”Yang senantiasa kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala“, yang
senantiasa memperbaharui janjinya dengan Allah Subhanahu wata’ala yang mana ketika ia
tergelincir dan terjatuh dalam perbuatan dosa ia segera mengingat Allah Subhanahu
wata’ala dan kembali kepadanya. Jadi tidak menjadi syarat bahwa orang yang bertakwa
tidak pernah terjatuh dalam dosa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ُﻛﱡﻞ َﺑﻨِﻲ آَدَم َﺧﱠﻄﺎٌء َوَﺧْﯿُﺮ اْﻟَﺨﱠﻄﺎﺋِْﯿَﻦ اﻟﺘﱠﱠﻮاُﺑْﻮَن‬


“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan
adalah yang bertaubat”.

Dalam ayat lain Allah Subhanahu wata’ala berfirman:


َ
‫ض ُأِﻋﱠﺪْت ﻟِﻠﱠِﺬﯾَﻦ آَﻣُﻨﻮا ِﺑﺎ ﱠِﷲ َوُرُﺳﻠُِِﻪ َذﻟَِﻚ َﻓْﻀُﻞ اِﱠﷲ‬
ِ ‫ض اﻟﱠﺴَﻤﺎِء َواْﻷْر‬ ُ ‫َﺳﺎِﺑُﻘﻮا ِإﻟَﻰ َﻣْﻐﻔَِﺮٍة ِﻣْﻦ َرﱢﺑُﻜْﻢ َوَﺟﻨﱠٍﺔ َﻋْﺮ‬
ِ ‫ﺿَﻬﺎ َﻛَﻌْﺮ‬
ْ ْ
‫ُْﺆﺗِﯿِﻪ َﻣْﻦ َﯾَﺸﺎُء َواﱠﷲ ُذو اﻟﻔَْﻀِﻞ اﻟَﻌِﻈﯿِﻢ‬
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Al-Hadid : 21).

Ciri-ciri mereka adalah orang – orang yang ketika melakukan perbuatan keji atau dzalim
kepada diri mereka sendiri mereka segera ingat kepada Allah Subhanahu wata’ala, dalam
ayat yang lain Allah berfriman:

ِ ‫ِإﱠن اﻟﱠِﺬﯾَﻦ اﺗﱠﻘَْﻮا ِإَذا َﻣﱠﺴُﻬْﻢ َﻃﺎﺋٌِﻒ ِﻣَﻦ اﻟﱠﺸْﯿَﻄﺎِن ﺗََﺬﱠﻛُﺮوا َﻓِﺈَذا ُﻫْﻢ ُﻣْﺒ‬
‫ﺼُﺮوَن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya“.
(QS. Al-A’raf : 201).

Inilah makna dari awwab yang senantiasa memperbaharui dirinya atau yang senantiasa
2/4
bermuhasabah, misalkan ia tidak melakukan kemaksiatan akan tetapi dia merasa
bahwasanya ia sangat kurang dalam menunaikan hak – hak Allah seperti meninggalkan
amalan – amalan yang sifatnya sunnah atau terjatuh dalam perbuatan yang makruh
walaupun tidak ada dosa didalamnya ia meninggalkan semua hal tersebut dan kembali
kepada tuhannya serta bertaubat dari hal – hal demikian.

Sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang sahabat yang bermana Imran ibn Husain
beliau pernah terkena penyakit, penyakitnya agak parah dan beliau alami dalam kurun
waktu yang panjang yaitu sekitar 40 tahun, setiap harinya beliau dijenguk oleh malaikat dan
malaikat memberi salam kepadanya, namun ketika beliau berobat dengan menggunakan Al
kay (Besi panas) yang digunakan sebagai alternatif terakhir dalam pengobatan yang
dihukumi sebagai pengobatan makruh akan tetapi dibolehkan dan setelah beliau
menggunakan pengobatan Al Kay beliau tidak lagi di jenguk oleh malaikat hal itu
disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada beliau, akhirnya beliau
meninggalkan Al Kay ia bertaubat dari perbuatan tersebut sehingga malaikat kembali
menjenguknya.

Jadi ia kembali kepada tuhannya sampai dalam perbuatan nafsu, amalan sholeh dan
ibadah wajib. Ia senantiasa selalu muhasabah apakah sudah sesuai yang diinginkan oleh
Allah Subhanahu wata’ala atau tidak. Allah Subhanahu wata’ala memuji orang – orang
yang seperti ini bahkan memuji beberapa Nabinya dengan sifat awwab, sebagaimana
pujian Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Daud begitupula pujian Allah kepada Nabi
Sulaiman. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

‫ِإﻧﱠُﻪ أَﱠواٌب‬ ‫ﻧِْﻌَﻢ اْﻟَﻌْﺒُﺪ‬ ‫َوَوَﻫْﺒﻨَﺎ ﻟَِﺪاُووَد ُﺳﻠَْﯿَﻤﺎَن‬


“Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)”. (QS. Sad : 30).

Orang – orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala yang senantiasa kembali
kepada tuhannya bahkan ketika kakinya tergelincir dia tidak mudah dibuat putus asa.
Syaithan akan selalu datang kepada kita terutama kepada orang – orang yang terjatuh
dalam perbuatan dosa dan maksiat, terkadang syaithan datang dan berkata:”Anda ini
mempermain-mainkan taubat jika kondisi anda seperti ini mending tidak usah bertaubat,
tunda dulu bertaubat karena engkau mempermain – mainkan tuhanmu”.Padahal dalam
hadist qudsi ketika seorang hamba melakukan perbuatan dosa kemudian bertaubat kepada
Allah Subhanahu wata’ala maka dosanya diampuni, Allah berfirman:

‫ أَْذﻧََﺐ َﻋْﺒِﺪْي َذْﻧًﺒﺎ َﻓَﻌﻠَِﻢ أَﱠن ﻟَُﻪ َرًﺑّﺎ َﯾْﻐﻔُِﺮ اﻟﱠﺬْﻧَﺐ َوَﯾْﺄُﺧُﺬ‬:‫ َﻓﻘَﺎَل ﺗََﺒﺎَرَك َوﺗََﻌﺎﻟَﻰ‬.‫ اَﻟﻠﱠُﻬﱠﻢ اْﻏﻔِْﺮﻟِْﻲ َذْﻧِﺒْﻲ‬:‫ َﻓﻘَﺎَل‬، ‫أَْذﻧََﺐ َﻋْﺒٌﺪ َذْﻧًﺒﺎ‬
‫ َﻋْﺒِﺪْي أَْذَﻧَﺐ َذْﻧًﺒﺎ َﻓَﻌِﻠَﻢ أَﱠن ﻟَُﻪ َرًﺑّﺎ َﯾْﻐِﻔُﺮ اﻟﱠﺬْﻧَﺐ‬:‫ َﻓَﻘﺎَل َﺗَﺒﺎَرَك َوَﺗَﻌﺎﻟَﻰ‬.‫ أْي َرﱢب اْﻏِﻔْﺮ ِﻟْﻲ َذْﻧِﺒْﻲ‬:‫ َﻓَﻘﺎَل‬، ‫ ُﺛﱠﻢ َﻋﺎَد َﻓَﺄْذَﻧَﺐ‬. ‫ِﺑﺎﻟﱠﺬْﻧِﺐ‬
‫ أَْذَﻧَﺐ َﻋْﺒِﺪْي َذْﻧًﺒﺎ َﻓَﻌِﻠَﻢ أَﱠن ﻟَُﻪ َرًﺑّﺎ َﯾْﻐِﻔُﺮ‬:‫ َﻓَﻘﺎَل َﺗَﺒﺎَرَك َوَﺗَﻌﺎﻟَﻰ‬.‫ أْي َرﱢب اْﻏِﻔْﺮ ِﻟْﻲ َذْﻧِﺒْﻲ‬:‫ َﻓَﻘﺎَل‬، ‫ ُﺛﱠﻢ َﻋﺎَد َﻓَﺄْذَﻧَﺐ‬. ‫َ َﯾْﺄُﺧُﺬ ِﺑﺎﻟﱠﺬْﻧِﺐ‬
‫ اِْﻋَﻤْﻞ َﻣﺎ ِﺷْﺌَﺖ َﻓﻘَْﺪ َﻏَﻔْﺮُت ﻟََﻚ‬، ‫ﱠﺬْﻧَﺐ َوَﯾْﺄُﺧُﺬ ِﺑﺎﻟﱠﺬْﻧِﺐ‬.‫ﻟ‬

Seorang hamba mengerjakan dosa kemudian berkata:”Ya Allah, ampunilah aku”, Allah
Azza wa Jalla berfirman:”Hamba-Ku mengerjakan dosa dan ia tahu bahwa ia mempunyai
Rabb yang mengampuni dosa dan menyiksa karenanya”. Kemudian hamba tersebut
berbuat dosa lagi, lalu berkata:”Wahai Rabbku, ampunilah dosaku”. Allah Azza wa Jalla
berfirman:”Hamba-Ku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni
dosa dan menyiksa karenanya”, Kemudian hamba tersebut berbuat dosa lagi, lalu
3/4
berkata:”Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman”,
Hambaku berbuat dosa dan ia tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan
menyiksa karenanya, berbuatlah sesuka engkau, Aku telah mengampunimu“. (HR. Al-
Bukhari (no. 7507) dan Muslim (no. 2758).

Hadist ini tidak dipahami untuk bermudah – mudahan atau sengaja melakukan dosa. Ia
meninggalkan dosa tersebut walaupun dikemudian hari ia kembali terjatuh dalam dosa
tersebut, ia terus memperbaharui taubatnya kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Wallahu a’lam Bish Showaab

Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam
Malik)

@Jum’at, 14 Dzulqaidah 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:


Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE : http://line.me/ti/p/%40nga7079p

4/4

Anda mungkin juga menyukai