Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

ANALISIS KASUS

Oleh:

ROHAYATI
G2D1 19 037

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KASUS 1

1. Apa saja tantangan yang dihadapi karyawan manakala krisis ekonomi


berakibat pada usaha kecil dan menengah masih berlanjut?

Jawab:

Adanya krisis ekonomi mengakibatkan tingkat konsumsi menurun dan


dengan sendirinya, tingkat produksi juga menurun dan berdampak pada
penurunan daya serap tenaga kerja serta pemutusan hubungan kerja sebagai
langkah efisiensi produksi perusahaan akibat terguncangnya return atas
investasi sebagaimana sebelum krisis. Bagi para pekerja imbasnya adalah
pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh bisnis apabila terdampak,
dan bila terus berlanjut kesulitan atas daya beli para pekerja karena terpaksa
telah kehilangan sumber pendapatannya pasca pemutusan hubungan kerja.
Imbasnya yaitu tantangan dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Tantangan
dalam pemenuhan kebutuhan pokok ini, menstimulasi para ex-pekerja yang
di maksud agar berhasil dalam memperoleh pekerjaan baru dengan
kompetensi yang dimiliki.

2. Apa saja konflik yang memerlukan pengusaha sebagian besar dalam


mempertahankan perusahaan di satu sisi dan kondisi krisis ekonomi yang
tidak mungkin ditolak? Apa yang harus dilakukan oleh pimpinan
perusahaan dalam menerapkan MSDM strategik?

Jawab:

Krisis ekonomi merupakan isu eksternal yang tidak bisa terkendali dan akan
menyudutkan pihak pengusaha sebagai decision maker dalam mengambil
kebijakan terkait kepentingan perusahaan yang harus terus sustainable tetapi
di sisi lain tetap harus mengedepankan kepentingan stakeholder internalnya,
yakni para karyawan mereka yang membebani perusahaan karena adanya
beban gaji. Isu krisis ekonomi akan memaksa perusahaan melakukan efisiensi
produksi. Kebijakan efisiensi produksi salah satunya adalah perampingan
struktur personalia. Dalam menghadapi krisis ekonomi, tentu saja
perusahaan perlu mengedepankan keberlangsungan perusahaan, dengan
mempertahankan pertumbuhan dan tingkat laba yang diperolehnya. Krisis
mempengaruhi tingkat pendapatan tersebut sehingga menurun, maka agar
menyeimbangkannya agar tetap tumbuh dan profitable, tentu saja perlu
dilakukan efisiensi biaya seperti PHK terhadap para pekerja. Maka, perlu
dilakukan pendekatan MSDM strategic untuk menunjang keputusan ini,
misalnuya saja, identifikasi pada lingkungan MSDM eksternal, dengan
mempertimbangkan teknologi dan otomatisasi.

3. Apa saja saran Anda terhadap dua isu (butir 1 dan 2) di atas?

Jawab:

Saran bagi butir (1) untuk mengantisipasi adanya krisis ekonomi, para
pekerja perlu mengembangkan kompetensi (competence) dirinya, seperti
memupuk etos kerja, kejujuran, pengetahuan, keterampilan maupun
kepemimpinan. Atau perlu dilakukan repositioning SDM secara individu,
terlebih adanya kecepatan perubahan teknologi. Adapun Saran bagi butir (2)
adalah agar perusahaan sebelum mengambil tindakan implementatif atas
manajemen strategic, perlu melakukan monitoring lingkungan baik internal
maupun eksternal, evaluasi dampak perubahan, mengambil tindakan
proaktif, mendapatkan dan menganalisa feed back, kemudian melakukan
devaluasi untuk mengetahui apakah sasaran telah tercapai.
KASUS 2

1. Bagaimana anda menganalisis pekerjaan kemungkinan usaha menengah


di sektor agribisnis, mampu menyediakan lapangan kerja, terutama untuk
mereka yang melakukan urbanisasi dan orang yang tetap tinggal di
pedesaan?

Jawab:

Analisis demografis yang dapat dilakukan dengan melihat mobilisasi


penduduk akibat urbanisasi akan berpotensi memunculkan kesempatan kerja
di sektor agribisnis dalam skala UKM. Dari sudut pandang ini, dapat dilihat
dari perspektif wilayah yang ditinggalkan atau desa maupun wilayah yang
didatangi (kota). Bagi kota yang didatangi, mobilisasi ini akan berdampak
pada struktur permintaan terhadap barang kebutuhan hidup, hal ini
meningkatkan permintaan kebutuhan pokok, khususnya pangan. Di
pedesaan mobilitas masyarakat ini akan menekan tingkat angkatan kerja.
Maka, serapan kesempatan kerja sektor pertanian akan semakin menurun
lalu mempengaruhi tingkat upah sektor ini yang akan meningkat.
Peningkatan ini akan merangsang angkatan kerja/ pengangguran yang tidak
terserap di pasar kerja, seperti di sektor industry manufaktur, karena
kapasitas produksi yang terbatas di samping pendidikan pekerja yang relative
rendah. Fenomena ini memberikan gambaran kepada pemahaman kita bahwa
UKM di sektor agribisnis dapat bertumbuh dan menyediakan lebih banyak
kesempatan kerja bagi para angkatan kerja yang tidak terserap.

2. Dengan anggapan anda memahami batasan kegiatan, tugas, pekerjaan dan


jabatan untuk maksud apa item-item tersebut digunakan dalam kasus
ini? Apakah datanya cukup untuk itu?

Jawab:
Item-item analisis di atas digunakan dalam analisis pekerjaan yang dilakukan
dengan menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pekerjaan. Kemudian, menetapkan knowledge, abilities, skills, dan beberapa
karakteristik seperti kepribadian, sikap, ketangkasan atau karakteristik fisik
dan mental yang di perlukan bagi pekerjaan sesuai yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tugas-tugas. Sedangkan data yang tersaji pada kasus di atas
hanya terbatas pada pemahaman mengenai prospek pekerjaan pada UKM di
sektor agribisnis sebagai implikasi gejala demografis sehingga diperoleh
batasan kegiatan yakni pada sektor agribisnis.

3. Meskipun keragaman data dalam kasus ini tidak begitu tampak, mana
saja data yang dapat dan tidak dapat digunakan untuk menganalisis
pekerjaan? Mengapa?

Jawab:

Perkiraaan data sebaran penduduk yang tersaji pada tahun 1999 sebanyak
40% sebagai akibat urbanisasi dapat membantu memahami prospek
pekerjaan yang dihasilkan dengan menggunakan analisis ekonomi atas
proyeksi usaha yang potensial akibat adanya gejala demografis tersebut.
Analisis ini sebagai suatu proses identifikasi awal analisis pekerjaan sehingga
gambaran mengenai batasan kegiatan dapat diperoleh.
KASUS 3

1. Apa yang sebaiknya koperasi sektor agribisnis lakukan dalam menyusun


strategi perencanaan SDM dalam menghadapi perkembangan IPTEK?

Jawab:

Strategi perencanaan SDM pada sektor agribisnis dalam menghadapi


perkembangan IPTEK, yakni ditempuh dengan (1) Memetakan Kapasitas
SDM yang Dimiliki—dengan mengenali kapasitas SDM yang sekarang
dimiliki oleh koperasi. Pemetaan ini bisa memberikan banyak informasi
mengenai kemampuan yang dimiliki karyawan dalam menghadapi tantangan
perkembangan IPTEK, jumlah karyawan yang aktif, jumlah karyawan yang
akan pensiun, jumlah karyawan yang harus menjalani pelatihan, jumlah
karyawan yang telah memiliki pencapaian, jumlah karyawan yang perlu
melakukan peningkatan kinerja, dan informasi kepegawaian lain. Koperasi
bisa melakukan pemetaan ini dengan beberapa cara, misalnya saja dengan
penyebaran kuesioner. Selanjutnya, (2) Memperkirakan Kebutuhan SDM
koperasi untuk Beberapa Waktu Kedepan—Perkiraan kebutuhan dilakukan
untuk mengetahui SDM seperti apa yang diperlukan koperasi (penambahan
jumlah ataukah peningkatan kualitas) sedangkan perkiraan ketersediaan
dilakukan untuk mengetahui SDM yang sedang membutuhkan pekerjaan dan
siap direkrut. Tentu kemudian perkiraan SDM yang sedang dibutuhkan ini
juga mempertimbangkan keadaan SDM yang kini dimiliki koperasi. (3)
Pengembangan tenaga kerja—Yang terdiri atas tahapan-tahapan: perekrutan,
seleksi, memilih dan mempekerjakan dan pelatihan/ pengembangan.
Kemudian terakhir (4) evaluasi dan monitoring—Proses akhir ini akan
memberikan gambaran jelas bagaimana SDM bekerja dan memenuhi target
koperasi. Jika kemudian ditemui ketidaksesuaian, bisa dilakukan koreksi
atau peruhanan.

2. Dengan mempertimbangakn teknologi tepat guna, bagaimana sebaiknya


koperasi sektor agribisnis melakukan pelatihan dan pengembangan
SDM?

Jawab:

Koperasi agribisnis sebaiknya melakukan pelatihan IPTEK,


mengikutsertakan secara proaktif dalam lokakarya serta pertemuan-
pertemuan bisnis dan IPTEK.

3. Pengaruh unsur luar, seperti perkembangan teknologi, sangat signifikan


terhadap keseluruhan rencana strategi perusahaan. Kemudian, apa
kaitannya dengan perencanaan SDM strategis dan bagaimana cara
mengatasi pengaruh negative dari unsur luar tersebut?

Jawab:

Adanya perubahan teknologi serta dalam maksud mengantisipasi implikasi


negative sebgai akibat perubahan IPTEK, maka mengakibatkan perlunya
dilakukan repositioning dalam peran sumber daya manajemen secara
strategic, dengan menekankan pada pemberdayaan karyawan sehingga
tebentuk etos kerja dan motivasi. Serta repositioning kompetensi SDM
dengan: (1) inovasi, kerjasama dan kemandirian yang bersifat jangka panjang,
serta (2) menerapkan strategi kualitas. Pengelolaan dilakukan dengan
keterlibatan kerja dan pelibatan keunggulan kompetitif. Perubahan IPTEK
merupakan dampak lingkungan eksternal, untuknya itu tetap perlu
monitoring lingkungan, dan evaluasi dampak perubahan.

Anda mungkin juga menyukai