MANAJEMEN SDM
ANALISIS KASUS
Oleh:
AHMAD RIDWAN
G2D119099
3) Saran bagi butir (1) untuk mengantisipasi adanya krisis ekonomi, para pekerja
perlu mengembangkan kompetensi (competence) dirinya, seperti memupuk
etos kerja, kejujuran, pengetahuan, keterampilan maupun kepemimpinan.
Atau perlu dilakukan repositioning SDM secara individu, terlebih adanya
kecepatan perubahan teknologi.
Saran bagi butir (2) adalah agar perusahaan sebelum
mengambil tindakan implementatif atas manajemen strategic, perlu
melakukan monitoring lingkungan baik internal maupun eksternal, evaluasi
dampak perubahan, mengambil tindakan proaktif, mendapatkan dan
menganalisa feed back, kemudian melakukan devaluasi untuk mengetahui
apakah sasaran telah tercapai.
KASUS II
Jawab:
1) Adanya urbanisasi mengakibatkan mobilitas yang relative tinggi dari desa
ke kota yang akhirnya memiliki implikasi penting di antaranya: struktur
permintaan terhadap barang kebutuhan hidup semakin beragam dan
berorientasi pada komoditi, atau dengan kata lain, hal ini meningkatkan
permintaan kebutuhan pokok dan penunjangnya, khususnya pangan.
Adapun bagi daerah yang ditinggalkan angkatan kerja di pedesaan,
misalnya, akan semakin sedikit dan secara relative daya serap untuk sektor
pertanian akan semakin menurun yang pada gilirannya akan
mempengaruhi keragaman usaha pertanian, seperti upah sektor ini akan
meningkat yang menjadikan sektor pertanian menjadi lapangan kerja yang
prospektif bagi pencari kerja di sektor informal. Fenomena demografis ini
diikuti dengan gejala lain, di mana daya serap sektor industry manufaktur
perkotaan tidak mampu menyerap tenaga kerja secara besar-besaran,
akibat kapasitas produksi yang terbatas juga karena tingkat pendidikan
pekerja yang relative rendah, apalagi ketersediaan lapangan kerja formal di
perkotaan pertumbuhannya sangat lambat, maka UKM di sektor agribisnis
mampu bertindak sebagai katup pengaman terjadinya pengangguran
dengan menyediakan kesempatan kerja bagi para angkatan kerja yang
menganggur.
2) Item-item tersebut digunakan dalam analisis pekerjaan. Analisis
pekerjaan dilakukan dengan (1) menentukan tugas-tugas utama, kegiatan-
kegiatan, perilaku-perilaku atau kewajiban-kewajibanyang akan
dilaksanakan dalam pekerjaan. (2) menetapkan pengetahuan (knowledge),
kemampuan-kemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan (skills), dan
beberapa karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap,
ketangkasan atau karakteristik fisik dan mental yang di perlukan bagi
pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas.
Sedangkan data yang tersaji pada kasus di atas hanya
terbatas pada pemahaman mengenai prospek pekerjaan pada UKM di
sektor agribisnis sebagai implikasi gejala demografis sehingga diperoleh
batasan kegiatan yakni pada sektor agribisnis.
3) Perkiraaan data sebaran penduduk yang tersaji pada tahun 1999 sebanyak
40% sebagai akibat urbanisasi dapat membantu memahami prospek
pekerjaan yang dihasilkan dengan menggunakan analisis ekonomi atas
proyeksi usaha yang potensial akibat adanya gejala demografis tersebut.
Analisis ini sebagai suatu proses identifikasi awal analisis pekerjaan
sehingga gambaran mengenai batasan kegiatan dapat diperoleh.
KASUS III
Jawab:
1) Strategi perencanaan SDM pada sektor agribisnis dalam menghadapi
perkembangan IPTEK, yakni ditempuh dengan (1) Memetakan Kapasitas
SDM yang Dimiliki—dengan mengenali kapasitas SDM yang sekarang
dimiliki oleh koperasi. Pemetaan ini bisa memberikan banyak informasi
mengenai kemampuan yang dimiliki karyawan dalam menghadapi
tantangan perkembangan IPTEK, jumlah karyawan yang aktif, jumlah
karyawan yang akan pensiun, jumlah karyawan yang harus menjalani
pelatihan, jumlah karyawan yang telah memiliki pencapaian, jumlah
karyawan yang perlu melakukan peningkatan kinerja, dan informasi
kepegawaian lain. Koperasi bisa melakukan pemetaan ini dengan beberapa
cara, misalnya saja dengan penyebaran kuesioner. Selanjutnya, (2)
Memperkirakan Kebutuhan SDM koperasi untuk Beberapa Waktu
Kedepan—Perkiraan kebutuhan dilakukan untuk mengetahui SDM seperti
apa yang diperlukan koperasi (penambahan jumlah ataukah peningkatan
kualitas) sedangkan perkiraan ketersediaan dilakukan untuk mengetahui
SDM yang sedang membutuhkan pekerjaan dan siap direkrut. Tentu
kemudian perkiraan SDM yang sedang dibutuhkan ini juga
mempertimbangkan keadaan SDM yang kini dimiliki koperasi. (3)
Pengembangan tenaga kerja—Yang terdiri atas tahapan-tahapan:
perekrutan, seleksi, memilih dan mempekerjakan dan pelatihan/
pengembangan. Kemudian terakhir (4) evaluasi dan monitoring—Proses
akhir ini akan memberikan gambaran jelas bagaimana SDM bekerja dan
memenuhi target koperasi. Jika kemudian ditemui ketidaksesuaian, bisa
dilakukan koreksi atau peruhanan.
2) Koperasi agribisnis sebaiknya melakukan pelatihan IPTEK,
mengikutsertakan secara proaktif dalam lokakarya serta pertemuan-
pertemuan bisnis dan IPTEK.
3) Adanya perubahan teknologi serta dalam maksud mengantisipasi implikasi
negative sebgai akibat perubahan IPTEK, maka mengakibatkan perlunya
dilakukan repositioning dalam peran sumber daya manajemen secara
strategic, dengan menekankan pada pemberdayaan karyawan sehingga
tebentuk etos kerja dan motivasi. Serta repositioning kompetensi SDM
dengan: (1) inovasi, kerjasama dan kemandirian yang bersifat jangka
panjang, serta (2) menerapkan strategi kualitas. Pengelolaan dilakukan
dengan keterlibatan kerja dan pelibatan keunggulan kompetitif.
Perubahan IPTEK merupakan dampak lingkungan eksternal, untuknya itu
tetap perlu monitoring lingkungan, dan evaluasi dampak perubahan.