Anda di halaman 1dari 6

Nama : RAKHA ANDI WIGUNA

Npm : DI181120005
Mapel : Auditing
TUGAS

1. Jelaskan Teknik-Teknik Audit yang sering digunakan dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti.
2. Beberapa Jenis bukti audit antara lain bukti kesaksian dan bukti spesialis ( Keterangan Ahli ).
Jelaskan.
3. Apa Perbedaan Compliance Test dan Subtantive Test. Jelaskan.
4. Bagaimana cara Pemilihan Sample.
JAWABAN

1. Teknik – Teknik Audit yang sering digunakan dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti yaitu;
 Bukti Fisik
 Observasi : yaitu pengamatan atas suatu objek secara berkelanjutan, yang biasanya
dilakukan dari jarak jauh dan tanpa sepengetahuan objek audit.
 Opname: pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, mengetahui kondisi dan
membandingkan dengan catatan.
 Inspeksi: meneliti secara langsung ke tempat atau On the spot inspection dengan rinci
dan teliti.
 Bukti Dokumen
 Verifikasi : pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan,
kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensi suatu dokumen.
 Cek: menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan dengan teliti.
 Uji / Test: penelitian secara mendalam terhadap hal-hal yang penting.
 Footing : menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas ke bawah
(vertical)
 Cross footing : menguji kebenaran penjumlahan sub totoal dan total dari kirir ke kanan
(horizontal).
 Vouching : menelusuri suatu informasi dalam suatu dokuemn dari pencatatan menuju
kepada adanya bukti pendukung (voucher).
 Trasir: teknik audit dengan menelusuri suatu bukti transaksi/ kejadian (Voucher)
menuju ke penyajian informasi dalam suatu dokumen
 Scanning : penelaahan secara umum dan dilakukan denan cepat tetapi teliti untuk
menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi.
 Rekonsiliasi : mencocokan dua data yang terpisah. Mengenai hal yang sama yang
dikerjakan oleh unit/ bagian/instansi yang berbeda.
 Bukti Analisis
 Analisis : memecah/ mengurai data/ informasi ke dalam unsurunsur yang lebih kecil
sehingga dapat diketahui poola hubungan antar atau hal-hal yang tersembunyi.
 Evaluasi: memeperoleh suatu kesimpulan dengan mencari pola hubungan berbagai
informasi yang telah diperoleh.
 Investigasi : upaya untuk mengupas secara intensif suatu permasalahan melalui
penjabaran, penguraian atau penelitian secara mendalam.
 Pembandingan : membandingkan data dari satu unit kerja dengan unit kerja lainnya,
atas hal yang sama dan perode yang sama atau lainnya untuk ditarik kesimpulan.
 Bukti Keterangan
 Konfirmasi : memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor dengan cara
mendapatkan/ meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan.
 Permintaan keterangan : menggali informasi tertentu dari pihak terkait untuk
mendapat informasi yang dibutuhkan.

2. Penjelasan jenis bukti audit antara lain bukti kesaksian dan bukti spesialis ( Keterangan Ahli )
yaitu;

 Bukti kesaksian adalah bukti peyakin yang didapat dari pihak lain karena diminta oleh
auditor. Peyakin maksudnya adalah untuk mendukung bukti-bukti lain yang telah
didapatkan oleh auditor. Biasanya bukti pengujian fisik, bukti dokumen, bukti analisis,
atau bukti lisan telah diperoleh, baru kemudian dilengkapi dengan bukti kesaksian.
Contoh:
 Pernyataan saldo rekening bank dari bank yang bersangkutan.
 Surat pernyataan dari petani (misalnya) sebagai pihak yang menerima
penyerahan bantuan peralatan pertanian dari dinas pertanian kabupaten.
 Surat pernyataan dari pembeli atau penjual tentang kebenaran pembelian atau
penjualan.
 Surat bukti titipan barang sehubungan adanya barang yang dititipkan.
 Surat keterangan konfirmasi mengenai harga barang dari dealer atau penjual
resmi.
 Bukti spesialis adalah bukti yang didapat dari tenaga ahli, baik seorang pribadi maupun
instansi atau institusi yang memiliki keahlian yang kompeten dalam bidangnya.
Tenaga spesialis yang dapat digunakan adalah semua profesi seperti ahli pertambangan,
dokter, ahli purbakala, ahli pertanian, ahli hukum, ahli perbankan, dan lain- lain.

3. Perbedaan Compliance Test dan Subtantive Test, yaitu ;


 Compliance Test merupakan Tes terhadap bukti pembukuan yang mendukung transaksi
yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah
diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam Compliance Test :


 Kelengkapan bukti pendukung (Supporting Documents)
 Kebenaran perhitungan mathemathis (Footing, Cross Footing, Extension)
 Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
 Kebenaran nomor perkiraan yang didebet/kredit
 Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar.

 Subtantive Test merupakan Tes terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan


keuangan (Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif).
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam Substantive Test, antara lain :
 Observasi atas stock opname
 Konfirmasi piutang, utang dan Bank
 Subsequent collection dan subsequent payment
 Kas opname
 Pemeriksaan rekonsiliasi bank dan lain-lain

4. Metode pengambilan sampel audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu pengambilan
sampel statistic dan pengambilan sampel nonstatistik. Kategori tersebut melibatan tiga fase :
 Merencanakan sampel
 Memilih sampel dan melakukan pengujian
 Pengevaluasi hasilnya

Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahasa pengujian audit dilakukan dengan
cara yang memberikan risiko pengambilan kemungkinan sampel yang diinginkan meminimalkan
kemungkinan kesalahan pengambilan sampel.

Pengambilan sampel statistik menerapkan aturan matematis, auditor dapat mengukur risiko
pengambilan sampel dalam perencanaan sampel dalam mengevaluasi hasil. Sedangkan
pengambilan sampel nonstatistik, auditor tidak mengkuantifikasikan risiko sampel. Namun audtor
memilih pos-pos sampel yang diyakimi akan memberikan informasi paling berguna dalam
kondisi dan menarik kesimpulan atas populasi berdasarkan pertimbangan profesional.

Anda mungkin juga menyukai