Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rakha andi wiguna

NPM : DI181120005
Prodi : D4-Akuntansi Pajak
Matkul : Auditing 1 (Pengendalian Internal)
TUGAS :

1. Sebutkan dan Jelaskan cara auditor dalam mengevaluasi intenal control.


2. Apabila pengendalian internal dalam perusahaan sangat buruk apakah cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut? Jelaskan.
3. Kasus Medium Term Note (MTN) PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP
Finance) yang mengalami gagal bayar sebesar Rp14 triliun terhadap 14 bank
melibatkan auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio Bing, Eny (Deloitte
Indonesia), bagaimana menurut saudara hal ini dapat di cegah dalam hubungan
nya dengan evaluasi terhadap pengendalian internal.
JAWABAN

1. Cara auditor dalam mengevaluasi internal control


 Metoda yg dilakukan auditor untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan
kedua meliputi 3 kegiatan berikut:
a. Mendapatkan pemahaman yg cukup tentang struktur pengendalian intern
yg berlaku pada perusahaan klien untuk merencanakan audit. Meliputi :
b. Memahami rancangan kebijakan dan prosedur yg berkaitan dengan
masing-masing komponen SPI.
c. Menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah dilaksanakan.

 Manyatakan bahwa pemahaman komponen-komponen SPI harus digunakan


oleh auditor untuk :
a. Mengidentifikasi jenis salah saji potensial.
b. Mempertimbangkan faktor-faktor yg mempengaruhi risiko salah sajai
material.
c. Merancang pengujian substantif guna memberikan jaminan yg layak
untuk mendeteksi salah saji yg berhubungan dengan asersi-asersi
tertentu.
1) Pengujian pengendalian bisa dilakukan atas pengendalian yg berkaitan
dengan kelompok transaksi yg utama dan/saldo rekening. Pengujian
inipun bisa dilakukan selama berlangsungnya perencanaan audit dan
selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan interim.
2) Pengujian pengendalian bebarengan : pengujian pengendalian yg
dilakukan auditor bersamaan dengan kegiatan untuk mendapatkan
pemahaman

 Pengujian pengendalian tambahan/pengujian pengendalian direncanakan :


dilakukan selama pekerjaan kapangan dan diharapkan akan menghasilkan
bukti tentang ketepatan dan konsistensi penerapan suatu kebijakan atau
prosedur pengendalian sepanjang tahun yg diperiksa. Perancangan
pengujian pengendalian
Beberapa jenis pengujian pengendalian yg dapat dipilih auditor adalah sbb:
1. Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil
perusahaan
2. Observasi pelaksanaan tugas para personil
3. Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yg menunjukkan
pelaksanaan pengendalian
4. Pengerjaan ulang(reperform) pengendalian oleh auditor.

 Saat pengujian pengendalian berhubungan dengan kapan auditor


melakukan pengujian dan dengan bagian periode akuntansi mana
pengujian itu bersangkutan. Pengujian pengendalian tambahan
dilakukan pada periode interim, yg mungkin bisa terjadi beberapa
bulan sebelum akhir tahun yg diperiksa.
 Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko
pengendalian yg direncanakan auditor. Pengujian yg lebih ekstensif
diperlukan untuk tingkat risiko pengendalian rendah dibandingkan
dengan tiingkatt risiko pengendalian moderat.

 Untuk mengevaluasi relevansi bukti tersebut terhadap audit tahun berjalan,


auditor harus mempertimbangkan :
1. Signifikan tidaknya asersi yg terkait.
2. Kebijakan dan prosedur SPI spesifik yg dievaluasi salama audit yg lalu.
3. Tingkat efektivitas dari rancangan dan pengoperasian kebijakan atau
prosedur yg dievaluasi.
4. Hasil pengujian pengendalian yg digunakan untuk membuat evaluasi.

 Program audit untuk pengujian pengendalian


Keputusan auditor tentang sifat, saat, dan luas pengujian pengendalian harus
didokumentasikan dalam suatu program audit dan kertas kerja yg
bersangkutan. Program audit berisi prosedur-prosedur yg akan digunakan
dalam melaksanakan pengujian tentang asersi-asersi tertentu, dan
menyediakan kolom untuk menunjukkan :
1. Referensi-silang ke kertas kerja yg berisi dokumentasi hasil pengujian
2. Siapa yg melakukan pengujian
3. Tanggal pengujian diselesaikan.
4. Penggunaan auditor intern dalam pengujian pengendalian
 Apabila klien memiliki fungsi audit intern, maka auditor bisa :
1. Menggkoordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern`
2. Menggunakan auditor intern untuk memberi bantuan langsung
dalam audit.

2. Cara mengatasi pengendalian internal yang lemah atau buruk

 Set tone at the top


Set tone at the top merupakan ungkapan klasik yang sering diucapkan para
ahli di bidang pengendalian intern. Ungkapan tersebut menekankan
pentingnya peranan pimpinan dalam mewarnai organisasi. Irama atau nada
yang dipilih oleh pimpinan akan berpengaruh besar terhadap lagu dan kerja
semua bawahannya. Manakala pimpinan menunjukkan irama kerja yang
baik, maka bawahan akan mengikutinya. Demikian pula sebaliknya,
pimpinan yang pola kerjanya buruk akan dicontoh oleh bawahannya. Itulah
perwujudan set tone at the top. Dalam konteks pengendalian intern,
pimpinan harus memberikan keteladanan dalam berintegritas, menerapkan
gaya kepemimpinan yang menguatkan pengendalian intern, serta
menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas.

 Internalisasi secara konsisten


Internalisasi merupakan suatu proses yang dijalankan agar pengendalian
intern menjadi bagian dari pengendalian intern sehari-hari dan ditaati oleh
semua orang. Tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya,
perlu proses yang cukup. Proses yang dapat dilakukan adalah dengan
mendorong individunya untuk belajar agar memiliki pengetahuan yang
memadai, kemudian akan menumbuhkan komitmen dan menggerakkan hati
untuk menerapkan pengendalian.
Hal tersebut sangat sulit dilakukan ketika lingkungan tidak mendukung,
maka salah satu cara adalah dengan membentuk lingkungan yang baik,
melakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
pengendalian, sharing pengalaman terkait kegagalan masa lalu sehingga bisa
menjadi pelajaran untuk kedepannya. Agar orang mau melakukan hal
tersebut, juga harus ada sedikit paksaan seperti diberikannya target,
petunjuk dan arahan yang jelas untuk mencapai tujuan dan kapan tujuan
tersebut harus tercapai.

 Penguatan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan


penguatan pemantauan dan perbaikan berkelanjutan. Penguatan pemantauan
sangat penting karena dapat menjaga kepatuhan dan efektivitas
pengendalian intern sepanjang waktu. Melalui pemantauan, setiap orang
akan merasa bahwa apa yang dikerjakannya bisa dilihat dan dicek kapan
saja, sehingga mereka berhati-hati melakukan pekerjaan serta patuh
terhadap sistem dan prosedur yang ada. Pemantauan juga menjadi sarana
untuk melakukan perbaikan terus-menerus sepanjang waktu sehingga
pengendalian intern tetap efektif dan update sesuai dengan perkembangan
lingkungan internal dan eksternal.

3. Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan


keuangan yang berlaku.Contoh standar serta hukum tersebut mencakup
peraturan mengenai lingkungan hidup, klausul perjanjian, peraturan
keselamatan kerja, dan prinsip akuntansi berterima umum (PABU)

Anda mungkin juga menyukai