Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 3

Berikan penjelasan yang mendalam tentang


perbedaan akuntansi komersial dengan akuntansi
perpajakan!
Nama : Rakha andi wiguna

NPM : DI181120005

1. METODE PENCATATAN

A. Akuntansi Komersil
Secara umum terdapat dua jenis metode pencatatan akuntansi :
Cash Basis.
Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana
uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash
Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan
untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Accrual Basis.

Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan
dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki
implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat
terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban
dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
B. Akuntansi Pajak

Pada pasal 28 ayat (5) KUP; pembukuan perpajakan diselenggarakan dengan


stelsel accrual atau stelsel kas.
 Dasar kas yang digunakan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak
adalah dasra kas campuran bahkan mendekati dasar accrual, penjelasan
Pasal 28 ayat (5) KUP :
 Penjualan meliputi seluruh penjualan baik yang tunai maupun yang bukan
tunai (kredit), hal ini sama dengan dasar accrual.
 Harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian ( tunai
atau kredit ) dan persediaan ( awal dan akhir ), hal ini sama dengan
accrual.
 Harta yang dapat disusutkan dan hak – hak yang dapat diamortisasi,
pembebanannya tidak boleh sekaligus tapi harus dilakukan melalui
penyusutan dan amortisasi; hal ini sama dengan metode accrual.
 Pasal 6 UU.PPh – 1984, dalam menentukan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto tidak dibedakan antara dasar accrual
dan dasar kas.
 KEP – 273/PJ/1998; diganti KEP.184/PJ/2002 mulai berlaku 2001.
Penghasilan bunga yang bersumber dari kredit non performing ( kurang
lancar, diragukan dan macet ) diakui sebagai penghasilan pada saat bunga
tersebut diterima bank (dasar kas) , hal ini sama dengan PSAK No. 13
butir 02.

2. METODE PERSEDIAAN
A. Akuntansi Komersil
 Metode LIFO (Last in-First out)
 Metode FIFO (First In-First Out)
 Metode Average (Rata-Rata)

B. Akuntansi Pajak
 Metode FIFO (First in-First Out)
 Metode Average (Rata-Rata)
3. PRISIP AKUNTANSI KOMERSIAL DAN AKUNTANSI PAJAK

A. Beda Tetap

Penghasilan :

 Akuntansi Komersial : Menurut akuntansi komersial merupakan


penghasilan

 Akuntansi Pajak : menurut Undang-undang PPh bukan merupakan


penghasilan
Contoh : dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik
Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan serta kepemilikan saham pada
badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (Pasal 4 ayat 3 UU PPh).

Biaya :
 Akuntansi Komersial : menurut akuntansi komersial merupakan biaya
o Akuntansi Pajak : menurut Undang-undang PPh bukan merupakan biaya
yang dapat mengurangi penghasilan bruto

Contoh :

 biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan ;

 yang bukan objek pajak;


 yang pengenaan pajaknya bersifat final;
 yang dikenakan pajak berdasarkan norma penghitungan penghasilan

 penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang


diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan
 Pajak Penghasilan
 sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
 biaya-biaya lainnya yang menurut Undang-undang PPh tidak dapat
dibebankan (Pasal 9 ayat 1 UU PPh)
B. Beda Waktu

Pengakuan penghasilan koreksi karena beda waktu :


Penerimaan penghasilan cash basis untuk lebih dari satu tahun.

 Akuntansi Komersial : Secara akuntansi komersial penghasilan tersebut


harus dialokasi sesuai dengan masa perolehannya sesuai dengan prinsip
matching cost with revenue

 Akuntansi Pajak : menurut Undang-undang PPh, penghasilan tersebut


harus diakui sekaligus pada saat diterima.

4. PENGHASILAN BIAYA
A. Akuntansi Komersial :

 Penghasilan dari usaha.

 Penghasilan dari luar usaha.


B. Akuntansi Pajak :
 Penghasilan yang menjadi objek pajak.

Adalah penghasilan, setiap tambahan kemampuan ekonomis yag


diterima/diperoleh wajib pajak, baik WNI atau WNA yang dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Contoh, Penghasilan dari pekerja bebas, penghasilan dari usaha dan
penghasilan lain-lain misal, pembebasan hutang dan hadiah.
 Penghasilan yang bukan objek pajak.

Berdasarkan pasal 4 ayat (3) UU no.36 tahun 2008, terhadap penghasilan-


penghasilan tertentu yang diterima atau diperoleh wajib pajak dikecualikan
dari pengenaan pajak penghasilan (bukan merupakan objek pajak).
Contoh:]

 Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima Badan Amil


zakat yang / lembaga Amil zakat yang dibentuk / disah kan pemerintah
dan penerima zakat yang berhak.
 Harta hibahan dengan syarat tertentu.
 Warisan.

 Penghasilan dikenakan bersifat final.


Adalah pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final (berakhir)
sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total pajak penghasilan
terutang pada akhir tahun pajak. Contoh :
 Bunga deposito/ tabungan, diskonto SBI.

 Jual Beli saham di Bursa.


 Hadiah / Undian.

 Sewa bangunan / tanah.

5. METODE PENYUSUTAN
A. Akuntansi Komersial :

 Metode garis lurus (Straight line method),


 Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (Declining/Double declining
Method),
 Metode jumlah angka tahun (Sum of years digit method),
 Metode jam jasa (Service hours method),
 Metode hasil produksi (Productive output method).

B. Akuntansi Pajak :
 Metode garis lurus (Straight line method)
 Metode saldo menurun (Declining balance method)

KESIMPULAN :
Metode pencatatan antara akuntansi dan pajak memiliki perbedaan yang
sedikit. Pada akuntansi metode pencatatan yang di gunakan menggunakan accrual
basis, sedangkan perpajakan menggunakan antara keduanya yaitu cash basis atau
accrual basis karena sesuai dengan Pasal 28 ayat (5) KUP.
Mengenai metode penilaian persediaannya antara akuntansi maupun
perpajakan memiliki perbedaan yaitu pada akuntansi metode penilaian persediaan
yang digunakan adalah Metode LIFO (Last in-First out); Metode FIFO (First In-First
Out) dan Metode Average (Rata-Rata). Sedangkan pada pajak metode penilaian
persediaan yang digunakan adalah Metode FIFO (First In-First Out) dan Metode
Average (Rata-Rata).
Perlakuan antara akuntansi dan perpajakan terhadap suatu transaksi bisnis,
dapat menimbulkan perbedaan dalam menentukan jumlah pajak yang terutang.
Jadi antara akuntansi dan perpajakan masih terdapat perbedaan – perbedaan
yang mencolok dan akan terus seperti itu dan tidak akan pernah selesai, karena
masing – masing bidang memiliki peraturan yang berbeda pula sesuai ilmu masing –
masing.

Anda mungkin juga menyukai