Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH STANDAR PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE

ETIK AKUNTAN INDONESIA.

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Auditing

Dosen Pengampu : Ahmad Winanto,M.Ak

Oleh :

Ahmad Wahfiuddin (NPM : DI181110065)

Mahatir Mohammad (NPM : DI181110034)

Rakha Andi Wiguna (NPM : DI181120005)

Tri Wahyudi Setiawan (NPM : DI181110020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BISNIS


KONSENTRASI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

INSTITUT STIAMI KAMPUS MARDANI


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “STANDAR
PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN
INDONESIA.”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Perkembangan standar profesional akuntan


public, 10 Standar auditing, Penjelasan masing-masing standar auditing, Kode etik
akuntan publik

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 11 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumus Masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar profesional akuntan publik .............................................. 3

2.2 Perkembangan Standar profesional akuntan publik ....................................... 5

2.3 10 Standar audit dan Penjelasan ..................................................................... 7

2.4 Kode etik akuntan publik ................................................................................ 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral.
Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang
menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak
bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode
etik kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan
oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan Publik juga mempunyai kode
etik yang digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika
seorang Akuntan Publik menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari
seorang Akuntan Publik tentang kode etik, akan menciptakan pribadi Akuntan
Publik yang profesional, kompeten, dan berdaya guna. Tanpa adanya pemahaman
yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan Publik akan terkesan tidak
elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling tinggi dari
profesinya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


 Pengertian standar profesional akuntan publik
 Perkembangan standar profesional akuntan publik
 10 standar audit beserta penjelasan
 Kode etik akuntan publik

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


 Mampu memaparkan dan menjelaskan pengertian standar profesional akuntan
publik
 Mampu memaparkan perkembangan standar profesional akuntan publik
 Memahami 10 standar audit beserta penjelasan
 Memahami kode etik akuntan publik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian standar profesional akuntan pubik

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan
berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973.
Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan. Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama
Norma Pemeriksaan Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan,
standar yang dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas
laporan keuangan historis. Di samping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan
organisasi profesi akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang
dihasilkan bagi masyarakat juga terus meningkat.

SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.
Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :
1.      Pernyataan Standar Auditing
2.      Pernyataan Standar Atestasi
3.      Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review
4.      Pernyataan Jasa Konsultansi
5.      Pernyataan Standar Pengendalian Mutu

3
4

Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen
Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000.
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
dalam standar auditing. . Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci
dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-
ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam
melaksanakan perikatan audit. Termasuk dalam PSA adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh
Dewan dalam PSA.
PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang terdapat
dalam standar atestasi. Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi
atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi
yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan
keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang
disepakati).
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.
Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi
dan Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa
konsultansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap
asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu
5

kesimpulan mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung


jawab pihak lain, yaitu pembuat asersi (asserter). Dalam jasa konsultansi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik
di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan
Indonesia.

2.2 Perkembangan standar profesional akuntan publik


Tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan
Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan
Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung
jawab akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain
meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan
penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan
khusus dari berkas pemeriksaan. 
Pada Kongres IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober 1982, Komisi
Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan
penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan
melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih
lanjut norma tersebut.
Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan
disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-
lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima
setelah tanggal 31 Desember 1986.
6

Dalam Kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar
Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:
1.      Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
2.      Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3.      Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.
4.      Pernyataan jasa akuntansi dan review.

Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi
judul “Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001”. Standar
Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu:
 Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
 Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
 Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
 Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
 Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima
standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh
akuntan publik.
7

2.3 10 Standar audit dan penjelasan


10 Standar audit
Standar audit dapat dikatakan sebagai aturan (kriteria) yang di tetapkan sebagai
pedoman khusus bagi auditor dalam menjalankan tugasnya yaitu menilai dan
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan.
Standar auditing adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya.
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri dari 10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA).
Standar auditing terbagi menjadi 3 bagian diantaranya Standar Umum, Standar
Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan.
Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya


sehingga bersifat pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:

 Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian
dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
 Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi.
 Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan
pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

Standar ini terdiri dari 3 point diantaranya:


8

 Sebagai tenaga professional maka seharusnya seluruh pekerjaan dapat


direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan asisten maka
harus disupervisi dengan semestinya.
 Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang memadai
atas pengendalin intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat
 Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan

Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya:

 Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Hasil Laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
 Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan yang
demikian tidak bisa diberikan.
9

Penjelasan

 STANDAR UMUM
a. Standar Umum Pertama
Berbunyi “audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.
Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya
kemampuan seseorang dalam bidang – bidang lain, termasuk dalam bidang
bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang
dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan
serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.
b. Standar umum kedua
Berbunyi “ Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Hal –
hal berikut ini dimuat dalam PSA No. 04 ( SA Seksi 220 ):
 Standar ini harus mengharuskan auditor bersikap independen, artinya
tidak mudah dipengaruhi, karna ia melaksanakan pekerjaan untuk
kepentingan umum, dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak
kepentingan siapapun.
 kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor
independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
 Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam kode etik profesi akuntan
publik
c. Standar Umum Ketiga
Berbunyi “ dalam pelaksanaan Audit dan penyusunan laporannya, auditor
 

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan


seksama.” Hal – hal berikut dimuat dalam PSA No. 04 ( SA Seksi 230 )
10

 Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan


melaksanakan pekerjaanya dengan menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan seksama.
 Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama
menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan
pekerjaanya tersebut.
 STANDAR PEKERJAA LAPANGAN
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan
di lapangan ( audit field work ), mulai dari perencanaan audit dan supervisi,
pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti – bukti audit
melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai selesainya
audit field work.
a. Standar Pekerjaan Lapangan Pertama
Berbunyi “pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik baiknya dan jika
digunakan asisten harus di supervisi dengan semestinya,”
b. Standar Pekerjaan Lapangan Kedua
Berbunyi “ pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merancanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup
pengujian yang dilakukan”.
c. Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga
Berbunyi  “ Bukti Audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi , pengamatan, pengajuan, pertanyaan, dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di
audit.”
 STANDAR PELAPORAN
Terdiri atas empat standar merupakan pedoman bagi auditor independen dalam
menyusun laporan auditnya.
11

a. Standar Pelaporan Pertama


Menyatakan “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia”. Menurut PSA No. 08 ( SA Seksi 410 ):
 Istilah standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang
digunakan dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak
hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya.
b. Standar pelaporan kedua
Standar pelaporan kedua ( Disebut sebagai standar konsistensi ) Berbunyi
“ Laporan auditor harus menunjukan, jika ada, ketidakonsistenan
penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya”. Menurut standar PSA No. 09 ( SA Seksi 420 ) :
 Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding laporan keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara
material oleh perusahaan standar akuntansi, auditor akan mengungkapkan
perubahan tersebut dalam laporannya.
 Penerapan semestinya standar konsistensi menurut auditor independen
untuk memahami hubungan antara konsistensi dengan daya banding
laporan keuangan.
c. Standar Laporan Ketiga
Berbunyi “ penunggkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor “ Menurut PSA
No. 01 ( SA Seksi 431 )
 Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi mencangkup
dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal – hal
material.
12

d. Standar pelaporan Keempat


Berbunyi “ laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberiakan, jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Tujuan standar pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir
tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya
dikaitkan dengan laporan keuangan.
 Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan
namanya dicantumkan dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi
tertulis yang berisi laporan tersebut.
 Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan yang diaudit  atau yang tidak
diaudit.

2.4 Kode etik akuntan publik


Fenomena akan keberadaan kode etik keprofesian merupakan hal yang menarik
untuk diperhatikan. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan besarnya tuntutan
publik terjadap dunia usaha yang pada umumnya mengedepankan etika dalam
menjalankan akifitas bisnisnya. Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri
memuat setidaknya ada tiga aturan yang memuat aturan atau standard – standart
dalam aturan auditing yaitu: prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan
etika. Dan dalam kesempatan ini saya akan mendeskripsikan prinsip etika yang
meliputi delapan butir dalam pernyataan  IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007 :
 Tanggung Jawab profesi
Setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit
sampai penyampaian hasil laporan audit.
13

 Kepentingan Publik
Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
 Integritas
Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam
kepentingan publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi,
dalam menjalankan tanggung jawabnya auditor harus memiliki integritas yang
tinggi, tidak mementingkan kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama
atas dasar nilai kejujuran.
 Objektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
 Kerahasiaan
Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan klien atau pihak – pihak yang terkait,
14

kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
 Perilaku Profesional
Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki
yang harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau
keadaan dalam setiap tanggung jawabnya terhadap klien.
 Standar Teknis
Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
auditor adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. 
Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi
Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar
Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses
“adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan
selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika
profesi, yaitu:
 Prinsip Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak boleh terkait
dengan laporan, komunikais atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat:
 Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;
 Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati;
 Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan
subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari
15

pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan


bisnisnya.
 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian
Profesional
Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap praktisi untuk :
 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja; dan
 Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan
jasa profesionalnya.
 Prinsip Kerahasiaanan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
 Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP
atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan
ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku; dan
 Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau
pihak ketiga.
 Prinsip Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan profesinya, seorang auditor diatur oleh suatu kode etik
akuntan. Kode Etik Akuntan adalah norma perilaku yang mengatur hubungan
antara akuntan dengan klien, antara akuntan dengan teman sejawatnya dan antara
profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000). Dalam pasal 1
(ayat2) Kode Etik Akuntan Indonesia: “Setiap anggota harus mempertahankan
integritas dan obyektifitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya”. Dengan
mempertahankan obyektifitas dia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan
atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi. Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi akuntan yang berpraktik sebagai


akuntan Publik bertanggung jawab melaksanakan pasal-pasal yang tercantum
dalam Kode Etik Akuntan Indonesia (Harahap, 1991). Etika profesi bagi praktik
akuntan di Indonesia diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatur
perilaku semua anggotanya yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor,
diantaranya auditor pemerintah, auditor intern, auditor independent dan profesi
akuntan lain yaitu akuntan manajemen, dan akuntan sebagai pendidik
(Mulyadi,1998). 

16

Anda mungkin juga menyukai