Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “STANDAR
PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN
INDONESIA.”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.
Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :
1. Pernyataan Standar Auditing
2. Pernyataan Standar Atestasi
3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review
4. Pernyataan Jasa Konsultansi
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
3
4
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen
Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000.
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
dalam standar auditing. . Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci
dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-
ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam
melaksanakan perikatan audit. Termasuk dalam PSA adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh
Dewan dalam PSA.
PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang terdapat
dalam standar atestasi. Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi
atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi
yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan
keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang
disepakati).
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.
Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi
dan Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa
konsultansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap
asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu
5
Dalam Kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar
Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:
1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi
judul “Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001”. Standar
Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu:
Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima
standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh
akuntan publik.
7
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian
dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi.
Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan
pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.
Standar Pelaporan
Penjelasan
STANDAR UMUM
a. Standar Umum Pertama
Berbunyi “audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.
Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya
kemampuan seseorang dalam bidang – bidang lain, termasuk dalam bidang
bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang
dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan
serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.
b. Standar umum kedua
Berbunyi “ Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Hal –
hal berikut ini dimuat dalam PSA No. 04 ( SA Seksi 220 ):
Standar ini harus mengharuskan auditor bersikap independen, artinya
tidak mudah dipengaruhi, karna ia melaksanakan pekerjaan untuk
kepentingan umum, dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak
kepentingan siapapun.
kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor
independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam kode etik profesi akuntan
publik
c. Standar Umum Ketiga
Berbunyi “ dalam pelaksanaan Audit dan penyusunan laporannya, auditor
Kepentingan Publik
Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Integritas
Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam
kepentingan publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi,
dalam menjalankan tanggung jawabnya auditor harus memiliki integritas yang
tinggi, tidak mementingkan kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama
atas dasar nilai kejujuran.
Objektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Kerahasiaan
Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan klien atau pihak – pihak yang terkait,
14
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
Perilaku Profesional
Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki
yang harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau
keadaan dalam setiap tanggung jawabnya terhadap klien.
Standar Teknis
Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
auditor adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi
Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar
Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses
“adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan
selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika
profesi, yaitu:
Prinsip Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak boleh terkait
dengan laporan, komunikais atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat:
Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;
Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati;
Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan
subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari
15
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan profesinya, seorang auditor diatur oleh suatu kode etik
akuntan. Kode Etik Akuntan adalah norma perilaku yang mengatur hubungan
antara akuntan dengan klien, antara akuntan dengan teman sejawatnya dan antara
profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000). Dalam pasal 1
(ayat2) Kode Etik Akuntan Indonesia: “Setiap anggota harus mempertahankan
integritas dan obyektifitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya”. Dengan
mempertahankan obyektifitas dia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan
atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi. Ikatan Akuntan
16