Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 6, No. 6, Juni 2022, hlm. 2982-2988 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Deteksi Tahu Formalin dan Non Formalin dengan Metode Naïve
Bayes
Bagaskara Oki Duwi Saputra1, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan2, Sabriansyah Rizqika
Akbar3

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1bagaskara@student.ub.ac.id, 2hanas.hanafi@ub.ac.id, 3sabrian@ub.ac.id

Abstrak
Tahu merupakan olahan makanan yang dibuat berdasarkan kacang kedelai yang dihancurkan atau
dihaluskan menjadi bubur dan didiamkan hingga beberapa waktu yang telah ditentukan hingga
menghasilkan tahu yang baik dan berkualitas. Tahu merupakan salah satu makanan yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat dan tidak sedikit oknum produsen tahu memanfaatkan hal tersebut dengan
mencurangi dalam produksi pembuatan tahu dengan menambahkan bahan yang tidak seharusnya
digunakan pada produksi seperti formalin dan bahan kimia lainnya. Jika tubuh manusia menghirup
bahkan sampai mengkonsumsi tahu yang berformalin dapat mengakibatkan hal-hal komplikasi
kesehatan yang serius seperti gangguan dalam pernafasan, gangguan dalam pencernaan, gangguan
dalam liver atau hati, bahkan jiga dikonsumsi secara terus menerus bisa mengakibatkan gagal ginjal,
penyakit jantung, penyakit kuning atau hepatitis dan penyakit kronis lainnya. Oleh sebab itu maka
diperlukan sebuah penelitian tentang mendeteksi tahu formalin atau non formalin dengan menggunakan
Arduino Uno sebagai mikrokontrollernya, sensor warna TCS3200, sensor formalin HCHO dan
menggunakan metode Naïve Bayes sebagai proses klasifikasinya. Dalam pengujian yang telah
dilakukan sebanyak 10 kali menghasilkan persentase keberhasilan sebesar 100%..
Kata kunci: Arduino Uno, Sensor TCS3200, Sensor HCHO, Naïve Bayes, Tahu, Formalin
Abstract
Tofu is a processed food made from soybeans that are crushed or mashed into porridge and left for a
predetermined time to produce good and quality tofu. Tofu is one of the foods that are often consumed
by the public and not a few unscrupulous producers of tofu take advantage of this by cheating in the
production of making tofu by adding materials that should not be used in production such as formalin
and other chemicals. If the human body inhales and even consumes tofu which is formalin, it can cause
serious health complications such as respiratory problems, digestive disorders, liver or liver disorders,
even if consumed continuously can lead to kidney failure, heart disease, jaundice. or hepatitis and other
chronic diseases. Therefore, a study is needed on detecting formalin or non-formalin tofu by using
Arduino Uno as the microcontroller, TCS3200 color sensor, HCHO formalin sensor and using the Naïve
Bayes method as the classification process. In tests that have been carried out 10 times, the percentage
of success is 100%.
Keywords: Arduino Uno, Sensor TCS3200, Sensor HCHO, Naïve Bayes, Tofu, Formalin

(kg/per) pada 2020. satu orang/tahun).


1. PENDAHULUAN (Wahyuningsih, Sri., dkk, 2019).
Tahu kaya akan asam amino esensial dan Dengan semakin banyaknya peminat
merupakan makanan tradisional masyarakat konsumsi dikalangan masyarakat, produksi tahu
Indonesia sebagai sumber makanan berprotein akan semakin banyak disebabkan karena faktor
tinggi. (Harmayani, 2009). Menurut portal kebutuhan konsumsi masyarakat. Dibalik itu
Kementerian Pertanian RI, konsumsi tahu semua, ada oknum produsen pembuatan tahu
Indonesia diperkirakan mencapai 8,67 tidak semuanya jujur dikarenakan ada beberapa
(kg/orang/tahun) pada 2021, naik dari 8,52 oknum yang sengaja memberikan bahan-bahan

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 2982
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2983

yang tidak seharusnya digunakan seperti akan ditampilkan di LCD.


penggunaan formalin untuk membuat tahu putih
tersebut semakin lama dan awet dalam 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
pembusukan.
Penambahan formalin pada tahu masih 2.1 Tinjaun Pustaka
sering dilakukan oleh produsen tahu. Ini karena 1. Pada penelitian Satriawan, D., Fitriyah,
bahan pengawet murah, mudah didapat, selain H., & Budi, A., yang diterbitkan tahun
itu dengan menambahkan bahan pengawet dapat 2020 dengan judul Sistem Klasifikasi
memiliki masa busuk atau masa expired yang Tahu Putih Murni dan Tahu Putih
sangat lama. Oleh sebab itu, banyak yang tidak Mengandung Formalin Menggunakan
sedikit produsen tahu khususnya putih/ susu Metode K-Nearest Neighbor
dapat menghemat biaya produksi dengan menjelaskan klasifikasi tahu putih yang
menambahkan cairan formain ke dalam produksi mengandung formalin dan non formalin
tahunya. (Halodoc, 2018). Formalin adalah dengan menggunakan 2 sensor yakni
larutan tidak berwarna dengan aroma yang khas sensor gas Grove-HCO dan sensor
yakni aroma yang ditimbulkan akan menyengat. warna TCS3200 sebagai sensor input
Formalin itu sendiri memiliki kandungan kurang dan LCD sebagai sensor output dan
lebih tiga puluh tujuh persen (37%). Selain itu mengaplikasikan K-Nearest
memiliki kandungan lima belas persen (15%) Neighboars. Penelitian ini mendapatkan
metanol yang terkandung menjadi satu dengan akurasi sensor sebesar 1,20% untuk
ditambah bahan formalin tadi. (Badan POM, pendeteksian warna dengan
2005). menggunakan sensor warna yakni
Mengkonsumsi tahu dengan formalin dapat TCS3200, serta mendapatkan akurasi
sangat mengiritasi tubuh dan karena sensor sebesar 4,26% untuk sensor
karsinogenisitasnya dapat menyebabkan HCHO sebagai pendeteksian aroma
perubahan sel jaringan tubuh yang dapat formalin, untuk akurasi metode KNN
menyebabkan kanker. Menghirup uap, serta mendapatkan akurasi sebesar 83,33%
konsumsi, dapat menyebabkan masalah
pernapasan. Formalin sangat merusak sehingga 2. Pada penelitian Simamora, Joshwa.,
sangat berbahaya dan dapat menyebabkan dkk., yang diterbitkan tahun 2017.,
insomnia, sakit kepala, infeksi hidung dan dengan judul Rancang Bangun Sistem
bahkan batuk kronis. (Halodoc, 2018). Pendeteksi Kesegaran Daging
Kalimat diatas adalah beberapa kalimat Berdasarkan Sensor Bau Dan Warna.
pendukung untuk penulis bisa membuat sesuatu menjelaskan tingkat kesegaran daging
penelitian yakni sebuah membangun sistem yang yang bersifat non-destructive atau tanpa
mampu deteksi apakah tahu putih tersebut dihancurkan dengan memakai atau
mengandung bahan formalin atau non formalin menggunakan beberapa sensor yang
dengan menggunakan metode Naïve Bayes tanpa akan digunakan yakni sensor gas
harus menghirup bau dari tahu putih tersebut. sebanyak 3 jenis untuk mendeteksi
Alasan penggunaan metode Naïve Bayes adalah aroma gas sekitar serta sensor warna
metode tersebut dapat mudah dipahami, tingkat yakni sensor TCS3200 untuk
akurasinya jauh lebih tinggi dari metode lainnya, mendeteksi warna yang ada di atas
serta tidak membutuhkan waktu komputasi yang permukaan sekitar daging. Dalam
besar atau lama. Pada sistem ini akan penelitian ini dapat mencapai akurasi
menggunakan sebuah data latih dan data uji sebesar 80%.
untuk mendeteksinya. Kategori pada sistem ini Berdasarkan kedua penelitian di atas maka
yakni formalin dan non-formalin. Untuk pada penelitian ini akan melakukan deteksi tahu
penelitian ini akan ada beberapa alat sensor formalin dan non formalin menggunakan metode
seperti, Arduino Uno yang akan digunakan Naïve Bayes.
sebagai mikrokontroller proses, ada juga alat
sensor formalin HCHO sebagai penunjang
pembacaan aroma formalin dengan membaca
2.2 Metode Naïve Bayes
kadar udara sekitar, dan sensor warna dengan
nama TCS3200 dengan membaca warna objek Salah satu jenis klasifikasi probabilitas
yang akan diarahkan ke sensor ini, dan nantinya mudah dipahami yang berdasarkan pada teorema

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2984

bayes disebut Naïve Bayes. Hanya butuh data sensor HCHO dan outputnya akan ditampilkan
training yang kecil sebagai parameter dalam di layar LCD I2C 16x2 I2C. Desain perangkat
proses klasifikasi. Bahwa ada atau tidaknya lunak menjelaskan penerapan metode Naïve
adanya suatu parameter/fitur di kelas tidak Bayes pada sistem Pada perancangan perangkat
bergantung pada ada atau tidak adanya lunak akan menjelaskan dalam menerapkan
parameter/fitur lain di kelas yang sama. metode Naïve Bayes pada sistem ini . Ini
(Setiawan., Ratnasari, 2014). bertujuan untuk mendeteksi data uji yang
diperoleh sebelumnya dari data latih oleh sensor
Suatu klasifikasi statistik yang dapat
yang digunakan.
memungkinkan digunakannya untuk
memprediksi probabilitas milik suatu kelas
3.1. PERANCANGAN PERANGKAT
disebut Naive Bayes. Untuk klasifikasi Bayes
KERAS
sederhana dikenal sebagai Naïve Bayesian
Classifier mengasumsikan bahwa efek dari suatu Subbab ini akan menjelaskan tentang
nilai atribut disebuah kelas tertentu tidak perancangan diagram blok sistem perangkat
tergantung pada atribut-atribut selainnya. keras. Pada diagram blok ini terdapat dua sensor
Penjelasan ini adalah class conditional yang dihubungkan dengan mikrokontroller
independence yang dibuat untuk memudahkan Arduino Uno ATMega328 yaitu sensor warna
perhitungan. (Sulaksono., Darsono, 2015). TCS3200 dan sensor HCHO. Kedua sensor ini
membantu menangkap data input yang diproses
Rumus persamaan menggunakan oleh mikrokontroler Arduino Uno ATMega328.
metode Naïve Bayes dengan menggunakan Hasil pengelohan data melewati layar LCD
16X2 I2C dan menampilkan hasil deteksi.
nilai Likelihood dari setiap fitur dihitung
menggunakan persamaan Distribusi Gambar 1. Blok Diagram Sistem
Gaussian Univariate:
(𝑥−µ𝑖 )2
1 −
𝑃(𝑋|𝐴)= 𝑒 2𝜎𝑖2
(1)
2𝜋𝜎 2
√ 𝑖

Keterangan:
P = Peluang
X = Data

A = Kelas

π = phi
3.2. PERANCANGAN SKEMATIK
σ = standar deviasi PERANGKAT KERAS
Subbab ini menjelaskan struktur skema
i = fitur ke- masing-masing sensor, mikrokontroler, dan
komponen pendukung lainnya yang saling
µ = mean terkait. Sensor yang digunakan adalah sensor
warna TCS3200, yang membaca data input
warna untuk tahu putih formalin dan non-
3. PERANCANGAN formalin, dan sensor formalin HCHO, yang
Tahap perancangan ini dibagi 3 sub bab membaca data input rasa formalin yang
yaitu perancangan perangkat keras, perancangan dihasilkan oleh tahu putih formalin dan tahu
skematik/ rangkaian perangkat keras dan putih nonformalin. Terhubung melalui
perancangan perangkat lunak. Untuk mikrokontroler Arduino Uno ATMega328.
perancangan perangkat keras akan dibahas
mengenai sistem dan perancangan sistem yang
dibangun pada penelitian ini. Skema desain
perangkat keras menggambarkan desain sensor
dalam penelitian ini. Sensor warna TCS3200,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2985

Pin SCL A5
VCC(Sumber Arus) 5V
GND(Ground) GND(Ground)

Tabel 3 di atas menjelaskan


penempatan masing-masing pin pada LCD
16x2 I2C. Modul I2C membantu meringkas
penggunaan LCD 16x2-pin, yang
Gambar 2. Skematik Perangkat Keras sebelumnya membutuhkan 16 pin, tetapi
saat menggunakan modul I2C, hanya
Pada Gambar 2 di atas, komponen masing- diperlukan 4 pin.
masing sensor dihubungkan ke mikrokontroler
atau papan proyek melalui masing-masing pin. 3.3 PERANCANGAN PERANGKAT
Di bawah ini adalah tabel pin untuk masing- LUNAK
masing komponen rangkaian di atas:
Bagian ketiga merupakan tahapan dari
Tabel 1. Pin Sensor TCS3200 merancang komponen atau perangkat lunak yang
dijelaskan dari flowchart dari mengetahui
Pin Sensor Pin Mikrokontroller
program pada sistem berjalan dari awal sistem
GND(Ground) GND (Ground) mendeteksi kadar tahu yang berformalin dengan
VCC(Sumber Arus) 5 Volt sensor input warna TCS3200, dan menggunakan
sensor HCHO hingga mendeteksi dengan
Pin S0 6
menggunakan metode Naïve Bayes dan akan
Pin S1 7 menampilkan hasil di layar output LCD 16x2
Pin S2 4 I2C.
Pin S3 3

Pin OE -
Pin OUT 5

Tabel 1. diatas menjelaskan penempatan


masing-masing pin pada sensor warna TCS3200
pada Arduino Uno ATMega328.

Tabel 2. Sensor HCHO


Pin Sensor Pin Mikrokontroller
SIG A0
NC -
GND(Ground) GND(Ground)
VCC(Sumber Arus) 5 Volt

Tabel 2. diatas menjelaskan penempatan


masing-masing pin pada sensor HCHO Arduino
Uno ATMega328.
Gambar 3. Flowchart Perancangan Data Input
Tabel 3. LCD I2C 16x2
Pin LCD Pin Mikrokontroller
Pin SDA A4

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2986

Perhitungan dengan metode Naïve Bayes


dimulai dari perhitungan nilai prob prior dari
setiap masing - masing kelas jenis tahu. Nilai
prob prior bisa didapatkan dari mencari nilai
peluang dari kelas dibagi dengan nilai
keseluruhan data. Pada sistem ini nilai peluang
kelas ada dua yakni formalin dan non formalin.
Data nilai prob prior didapatkan dari data
training/latih.

Gambar 4. Flowchart Naïve Bayes

Proses menggunakan metode Naïve Bayes Gambar 6. Flowchart Gaussian


bisa kita lihat pada flowchart gambar 4 di atas,
prosesnya dimulai dari pembacaan data sensor Proses ini akan melakukan perhitungan
terlebih dahulu setelah itu akan melakukan peluang masing - masing setiap fitur/parameter.
pembacaan data latih. Setelah pembacaan data Sistem memiliki dua karakteristik yakni nilai
latih didapat, lalu proses selanjutnya mencari Red, Green , Blue dari sensor warna TCS3200
nilai probability prior setelah sudah didapat lalu dan nilai aroma formalin ppm dari sensor
kita menghitung Gaussian lalu langkah HCHO. Untuk dapat menghitung nilai
selanjutnya mencari nilai prob posterior. Hasil karaktersitik tersebut yang ada pada sistem,
dari prob prior, Gaussian, dan prob posterior maka sangat diperlukan perhitungan mean dan
diproses hingga mendapatkan peluang tertinggi standart deviasi.
hingga hasil deteksi jenis tahu.

Gambar 5. Flowchart Prob Prior Gambar 7. Flwchart Prob Posterior

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2987

Pada langkah ini prosesnya akan Tabel 4 Pengujian Metode Naive Bayes
menghitung nilai prob posterior. Untuk Peng R G B PPM Ha Hasil Aku
mendapatkan nilai prob posterior perlu ujian e re l sil Seben rasi
mengkalikan prob prior dengan Gaussian. Prob Ke d e u Sist arnya
posterior adalah peluang jenis tahu y terhadap n e em
nilai fitur x.
1 2 2 1 0.95 NF NF S
4. IMPLEMENTASI SISTEM 0 1 9
7 0 8
Implementasi sistem ini menjelaskan
perancangan perangkat keras dan perancangan 2 2 2 2 1.35 NF NF S
lunak pada rancangan sub bab sebelumnya. 1 0 0
3 5 0
4.2 IMPLEMENTASI PERANGKAT 3 2 2 1 0.85 NF NF S
KERAS 0 1 9
Selama tahap implementasi prototype, 6 0 8
alat ini menggunakan kotak box hitam kecil 4 2 2 2 0.79 NF NF S
sebagai tempat menyimpan Arduino dan 0 0 0
komponen lainnya. Untuk sensor HCHO dan 8 5 0
sensor TCS3200 berada diluar box untuk
5 2 2 2 1.24 NF NF S
membaca data tahu serta ada LCD untuk
1 0 0
menampilkan hasil proses hasil metode Naïve
2 8 0
Bayes.
6 2 2 2 3.67 F F S
2 2 1
8 2 9
7 2 2 2 8.47 F F S
3 2 1
0 3 5
8 2 2 2 3.21 F F S
2 2 1
5 9 4
9 2 2 2 1.36 F F S
Gambar 5.8 Tampilan Perangkat Dari Luar 3 2 2
3 7 0
4.3 IMPLEMENTASI PERANGKAT
LUNAK 10 2 2 2 1.20 F F S
2 2 1
Pada bagian ini akan merancang dan 4 7 5
mengaplikasikan kode program dari setiap
komponen-komponen yang ada seperti LCD
2x16 I2C, sensor HCHO, sensor TCS3200 dan Keterangan:
implementasi metode Naïve Bayes. Penggunaan NF = Non formalin
metode Naïve Bayes akan berdasarkan nilai
parameter yang dihasilkan dari nilai red, green, F = Formalin
blue, dan ppm. S = Sudah
5. PENGUJIAN B = Belum
Hasil pada pengujian akan dilakukan oleh Berdasarkan hasil pengujian sebanyak
sistem dan berikut adalah hasilnya yang 10 kali yang telah dilakukan pada tabel 4 maka
ditunjukan pada tabel 6 : rumus untuk menentukan akurasi adlaah sebagai
berikut :

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2988

Warna. Tugas Akhir


𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎−𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
Akurasi= 𝑥 100% (2 ) Setiawan W, Ratnasari S. 2014. Sistem Pakar
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Diagnosis Penyakit Mata menggunakan
25−0
= 100% Naïve Bayes Classifier. Seminar Nasional
25
Sains dan Teknologi Universitas
100% Muhammadiyah Jakarta, 1
6. KESIMPULAN Sulaksono dan Darsono, 2015. Jurnal : “Sistem
Pakar Penentuan Penyakit Gagal Jantung
Kesimpulannya dari hasil pengujian yang
Menggunakan Metode Naïve Bayes
telah dilakukan di tabel 4. untuk mendapatkan
Classifier”, Universitas Nusantara PGRI
akurasi penggunaan metode naïve bayes maka
Kediri, Jurnal Teknologi Informasi
didapatkan akurasi yang sebesar 100% dari 10
Multimedia, Vol. 1, No. 1.
kali pengujian.

7. DAFTAR PUSTAKA
Harmayani, Eni dkk. 2009. Pemanfaatan Kultur
Pediococcus acidilactici F-11 Penghasil
Bakteriosin sebagai Penggumpal pada
Pembuatan Tahu. Jurnal Penelitian.
UGM. Vol 6 (1), 10-20.
Wahyuningsih, Sri., dkk. 2019. Buletin
Konsumsi Pangan. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Sekretariat Jendral
Kementrian Pertanian. Vol 10 (1) 2019.
Halodoc. (2018). Hati-Hati Tahu Berformalin.
Retrieved from Halodoc. [Online]
Tersedia di:
https://www.halodoc.com/artikel/hati-
hati-bahaya-tahu-berformalin [Diakses 4
Februari 2022]
Badan POM. (2005). Formalin. Retrieved from
Badan POM. [Online] Tersedia di:
https://www.pom.go.id/new/view/more/b
erita/88/FORMALIN.htm#:~:text=Forma
lin%20adalah%20larutan%20yang%20ti
dak,dan%20banyak%20digunakan%20da
lam%20industri [Diakses 4 Februari
2022].
Satriawan, D., Fitriyah, H., & Budi, A. Sistem
Klasifikasi Tahu Putih Murni dan Tahu
Putih Mengandung Formalin
Menggunakan Metode K-Nearest
Neighbor. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
vol. 3, no. 10, p. 10287-10293, jan. 2020.
ISSN 2548-964X. Tersedia pada:
<https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-
ptiik/article/view/6658>. Tanggal Akses:
04 peb. 2022
Simamora, Joshwa., dkk. (2017). Rancang
Bangun Sistem Pendeteksi Kesegaran
Daging Berdasarkan Sensor Bau Dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai