Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL

RANCANG BANGUN PENDETEKSI FORMALIN PADA DAGING AYAM


DAN IKAN MENGGUNAKAN GROVE HCHO BERBASIS
MIKROKONTROLER DAN ANDROID

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik

WA ODE LISNAWATI
E1E1 18044

JURUSAN TEKNIK INFFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan asal hewan sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia sebagai
sumber protein hewani yang utama, mengandung asam amino yang sangat
dibutuhkan manusia. Protein hewani sangat dibutuhkan sebagai sumber gizi untuk
kesehatan masyarakat, produk tersebut menjadi berbahaya bagi kesehatan masyarakat
bila tidak terjamin kesehatannya. Keamanan pangan bagi masyarakat merupakan
syarat utama yang tidak dapat di tawar-tawar lagi.
Formaldehida (CH2O) adalah derivasi aldehida yang mempunyai bau yang
menyengat. Zat kimiawi ini mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi
dimana, molekul secara individu bergabung membentuk suatu satuan dari bobot
molar yang tinggi. Aktivitas polimerisasi ini melepaskan panas yang sering terjadi
secara letupan. Formaldehida yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah
salah satu zat tambahan makanan yang dilarang.
Kasus penyalahgunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan banyak
dilakukan di Indonesia. Hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menyatakan dari 700 sampel produk makanan yang di ambil dari Jawa, Sulawesi
Selatan dan Lampung, 56% mengandung formalin .
Bahaya dari penyalahgunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan perlu
adanya perhatian khusus, karena penggunaan formalin sebagai bahan pengawet
makanan dapat menyebabkan beberapa penyakit, diantaranya efek kesehatan manusia
langsung terlihat akut seperti (iritasi, alergi, mual, muntah, sakit perut dan pusing),
dan efek kronik yaitu efek pada kesehatan manusia terlihat dalam waktu yang lama
dan berulang, seperti gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat.
Perlu adanya penanganan khusus dari kasus diatas dan perlu adanya kewaspadaan
masyarakat terhadap penyalahgunaan formalin yang terus meningkat di Indonesia.
Konsumsi bahan makanan dan minuman yang mengandung formalin dalam
jangka panjang atau melebihi ambang batas dapat mengakibatkan kanker, iritasi pada
mata dan saluran pernafasan, kerusakan sistem syaraf pusat dan kebutaan.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengecekan untuk mengetahui adanya
formalin dalam bahan makanan atau minuman, dengan cara deteksi bahan tersebut.
Deteksi untuk mengetahui kandungan formalin sudah banyak dilakukan diantaranya
dengan cara spektroskopi menggunakan spektrofotometer ultra violet 2 (UV), high
performanceliquid chromatography (HPLC) dan Gas Chromatography Metode
inirelatif selektif dan sensitif akan tetapi memerlukan waktu analisis yang lama,
membutuhkan banyak reagen, dan tidak ekonomis karena harganya yang sangat
mahal. Salah satu alternatif alami yang telah dikembangkan di Indonesia untuk
pendeteksi formalin pada bahan makanan dengan menggunakan kertas tumerik dari
cairan kunyit, cara deteksi tersebut sangat ekonomis akan tetapi kurang akurat karena
pendeteksianya hanya berfungsi sebagai kontrol positif dan negatif . Sehingga perlu
adanya inovasi deteksi formalin yang cepat dan akurat sehingga dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.
Android merupakan sistem operasi pada perangkat mobile yang sedang
berkembang pesat saat ini. Aplikasi android yang hadir semakin beragam karena
android merupakan sistem operasi yang bersifat open source. Dengan beragamnya
aplikasi yang terdapat pada android membuat ponsel menjadi salah satu media untuk
membantu kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah memonitoring pekerjaan
sebuah alat, atau sebagai display untuk menampilkan hasil perkejaan dari sebuah
alat.
Dari permasalahan diatas muncul suatu ide untuk membuat Rancang Bangun
Alat Pendeteksi Formalin Pada Dagig Ikan dan Ayam Menggunakan Grove HCHO
berbasis Mikrokontroler dan Android. Alat ini menggunakan sensor HCHO untuk
membaca adanya zat formalin. Arduino Uno sebagai kendali utama pada sistem ini,
dan hasilnya akan di tampilkan melalui smartphone serta Buzzer sebagai alarm jika
terdapat adanya formalin.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana merancang alat pendeteksi formalin pada daging ayam dan ikan
berbasis mikrokontroler menggunakan grove HCHO sensor dengan display
smartphone android?
2. Bagaimana membuat alat pendeteksi formalin pada daging ayam dan ikan
berbasis mikrokontroler menggunakan grove HCHO sensor?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Display untuk menampilkan hasil ada dan tidaknya kandungan formalin adalah
smartphone.
2. Alat pendeteksi kandungan kadar formalin pada daging ikan dan ayam tidak
akan mendeteksi formalin jika kadar formalin di bawah 10%
3. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi formalin pada daging ikan dan ayam
adalah sensor HCHO yang termaksud dalam sensor gas.
4. Parameter penelitian ini adalah daging ayam dan ikan.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas dapat di uraikan tujuan yang ingin di capai
antara lain:
1. Merancang rangkaian komponen elektronik dengan mikrokontroler.
2. Mengujian alat pendeteksi formalin pada daging ikan dan ayam dengan
menggunakan grove HCHO sensor berbasis mikrokontroler.
3. Merancang alat pendeteksi formalin pada ikan dan ayam dengan display
android.
1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :


1. Memberi kemudahan dalam pembuatan alat pendeteksi gas formalin pada
daging ayam dan ikan.
2. Memberikan tambahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa
di manfaatkan lebih lanjut demi kepentingan bersama.

1.6 Sistematika penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat


sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat RANCANG
BANGUN PENDETEKSI FORMALIN PADA DAGING AYAM DAN IKAN
MENGGUNAKAN GROVE HCHO BERBASIS MIKROKONTROLER DAN
ANDROID maka penulis menulis laporan tugas akhir ini dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan dan tinjauan pustaka.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan landasan teori yang menjelaskan tentang Bab ini
berisikan landasan teori yang atmenjelaskan tentang parameter yang akan digunakan
dalam penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang metode pengumpulan data yang terdiri dari,
metode pengembangan perangkat lunak, waktu dan tempat penelitian.
1.7 Tinjauan Pustaka

Menurut penelitian yang di lakukan oleh (Efriansyah, 2021) dengan judul


Perancangan Alat Pendeteksi Kandungan Formalin Pada Ikan Berbasis
Mikrokontroler Menunjukkan bahwa hasil pembacaan sensor HCHO memiliki
selisih yang sangat kecil dalam sepuluh kali pengujian dengan rata-rata hasil
pengujian untuk takaran 0,1 ml sebesar 62,68 dan rata-rata hasil pengujian untuk
takaran formalin 0,5 ml sebesar 118,44. Peningkatan suhu setelah 50°C menyebabkan
berkurangnya kadar gas formalin yang dideteksi oleh Sensor Grove HCHO.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Rachma, 2018) dengan judul
Pengembangan Alat Pendeteksi Formalin Pada Ayam Boiler bahwa dari hasil
pengujian alat dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsetrasi formalin yang
diberikan pada sampel uji maka semakin tinggi nilai tegangan yang diperoleh, bahwa
sampel 2 hasil uji laboratorium dan uji alat menunjukan hasil yang berbeda pada
konsentrasi 2 militer yang larut dalam air 100 mililiter, dan diperoleh nilai tegangan
0,37, sedangkan sampel 5 hasil uji laboratorium dan uji alat menunujukan hasil yang
sama pada konsentrasi formalin 5 militer, dan diperoleh nilai tegangan 0,79. di
karenakan alat pendeteksi formalin ini tidak dapat mendeteksi formalin dibawah 5
mililiter yang larut dalam air 100 mililiter. Dan alat ini hanya dapatmendeteksi
formalin di atas 4 mililiter.
Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh (Syukri & Mukhaiyar, 2021)
dengan judul Alat Pendeteksi Formalin Pada Makanan MenggunakaN IoT bahwa
Berdasarkan hasil pengujian analisa hardware dan software pada perancangan alat
pendeteksi formalin pada makanan berbasis mikrokontroller dengan menggunakan
IoT, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tegangan input berbanding lurus
dengan kadar konsentrasi HCHO yang dideteksi dan resistivitas sensor semakin
rendah. 2. Setelah dideteksi oleh sensor HCHO dan sensor DS18S20 data yang
diperoleh akan mengirmkan ke telegram menggunakan ESP8266 sebagai modul wifi.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Siska Narulita Siboro, Dkk., 2020)
yang berjudul Desain Dan Pembuatan Pendeteksi Formalin Dalam Bahan Makanan
Berbasis Arduino bahwa berdasarkan analisa dan pengujian, dengan adanya alat ini
dapat membantu kita untuk mengetahui kadar formalin pada bahan makanan.
Rangkaian tersebut menggunakan sensor HCHO untuk meneteksi formadehida pada
makanan. System perancangan dan pembuatan pendeteksi formalin pada bahan
pangan berbasis arduino telah berhasil dirakit. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam pengujian bahan makanan yang mengandung formalin, dibutuhkan
waktu 1 menit untuk menunggu reaksi kimia dengan sampel makanan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Pratmanto, 2021) yang berjudul
Alat Pendeteksi Formalin Pada Ikan Segar Menggunakan Sensor HCHO Berbasis
Arduino bahwa, alat berhasil digunakan dengan baik untuk mendeteksi kandungan
formalin dengan kondisi tanpa ikan menghasilkan nilai R0 34.28, Ikan tanpa formalin
menghasilkan nilai R0 35,75 dan Ikan dengan formalin menghasilkan nilai R0
50,34. Kemudian alat juga berhasil memberikan Output yang maksimal dengan
kondisi ikan bebas formalin LCD menampilkan pesan 0 ppm dan buzzer tidak
berbunyi, ikan berformalin LCD menampilkan pesan 60,84 dan buzzer berbunyi
menandakan alat mendetaksi adanya formalin.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan methanol hingga 15% sebagai pengawet.Formalin memiliki sejumlah
nama kimia diantaranya formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid,
oxomethane, polyoxymethylene glycols, methanol, formoform, superlysoform, formic
aldehyde, formalith, tetraoxymethylene, methyl oxide, karsan, trioxane, oxymethylene
dan methylene glycol. Formalin yang biasa ditambahkan pada makanan adalah larutan
30- 50% gas formaldehid, untuk stabilitas dalam larutan formalin biasa nya
mengandung methanol 10-15%. Formalin mempunyai bau menyengat dan dapat
menimbulkan pedih pada mata (Mustanti, 2018).

2.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit) yang dapat


menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan
program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor
yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada
aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana
mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang
mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Zidanebachtiar13, 2021).
Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip, yang di
dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat
pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada mikrokontroler lebih rendah jika
dibandingkan dengan PC. Pada PC kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini
telah mencapai orde GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada
umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada
PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler yang hanya
berkisar pada orde byte/Kbyte.(Zidanebachtiar13, 2021)
Sistem yang menggunakan mikrokontroler sering disebut sebagai embedded
system atau dedicated system. Embeded system adalah sistem pengendali yang
tertanam pada suatu produk, sedangkan dedicated system adalah sistem pengendali
yang dimaksudkan hanya untuk suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, printer adalah
suatu embedded system karena di dalamnya terdapat mikrokontroler sebagai
pengendali dan juga dedicated system karena fungsi pengendali tersebut berfungsi
hanya untuk menerima data dan mencetaknya. Hal ini berbeda dengan suatu PC yang
dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, sehingga mikroprosesor pada PC
sering disebut sebagai general purpose microprocessor (mikroprosesor serba guna).
Pada PC berbagai macam software yang disimpan pada media penyimpanan dapat
dijalankan, tidak seperti mikrokontroler hanya terdapat satu software aplikasi. Saat ini
mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler yang paling populer dan
paling banyak digunakan. Maksud dari mikrokontroler 8 bit adalah data yang dapat
diproses dalam satu waktu adalah 8 bit, jika data yang diproses lebih besar dari 8 bit
maka akan dibagi menjadi beberapa bagian data yang masing-masing terdiri dari 8
bit. Masing-masing mikrokontroler mempunyai cara dan bahasa pemrograman yang
berbeda, sehingga program untuk suatu jenis mikrokontroler tidak dapat dijalankan
pada jenis mikrokontroler lain (Zidanebachtiar13, 2021).

2.3 Bread Board

Bread board yaitu sebagai media penghantar (konduktor listrik) sekaligus


tempat kabel jumper dilekatkan Sehingga arus dari satu komponen bisa terdistribusi
dengan baik sesuai keinginan ke komponen lain tanpa harus merepotkan pengguna
untuk melakukan penyolderan atau melakukan bongkar pasang (Ardyrazor, 2020).
Secara singkat, papan breadboard bisa dideskripsikan sebagai papan yang
memiliki lubang koneksi berdasarkan pola tertentu. Untuk menghubungkan antara
satu lubang dengan lubang yang lain maka di bagian bawah lubang tersebut terdapat
logam konduktor listrik yang diposisikan secara khusus.Ini berguna untuk
memudahkan pengguna dalam membuat rangkaian (Aldy, 2021)

Gambar 2. 1 Bread board

2.4 Arduino UNO

Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source,


berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang
ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang yang tertarik dalam
membuat objek atau lingkungan yang interaktif. Arduino sebagai sebuah platform
komputasi fisik (Physical Computing) yang open source pada board input ouput
sederhana, yang dimaksud dengan platform komputasi fisik disini adalah sebuah
sistem fisik hyang interaktif dengan penggunaan software dan hardware yang dapat
mendeteksi dan merespons situasi dan kondisi (Saifuddin et al., 2015)
Gambar 2. 2 Arduino Uno

Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler yang


lain selain bersitat open source, arduino banyak digunakn dalam sistem kendali
seperti lengan robot , sistem otomasi, dan embedded system, arduino juga mempunvai
bahasa pemrogramanya sendiri yang sama seperti bahasa pemrograman C Selain itu
dalam board arduino sendiri sudah terdapat bootloader sehingga mudah ketika kita
memprogram arduino. Sedangkan pada kebanyakan board mikrokontroler yang lain
yang masih membutuhkan rangkaian terpisah untuk memasukkan program ketika kita
memprogram mikrokontroler dan selain untuk loader ketika memprogram, bisa juga
di fungsi kan sebagai port komunikasi serial. Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang
terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital I/O. untuk 6 pin analog juga dapat
difungsikan output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang
sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah
konfigurasi pin pada program (Arijaya, 2019).

2.5 Arduino IDE


IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment,
atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi yang digunakan
untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan karena melalui
software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan fungsi-fungsi
yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Bahasa pemrograman Arduino
(Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk memudahkan pemula dalam melakukan
pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual ke pasaran, IC mikrokontroler
Arduino telah ditanamkan suatu program bernama Bootlader yang berfungsi sebagai
penengah antara compiler Arduino dengan mikrokontroler. Arduino IDE dibuat dari
bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga dilengkapi dengan library C/C++
yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi input dan output menjadi lebih
mudah (Setiyawati, 2022).

Gambar 2. 3 Arduino IDE

2.6 Android

Android merupakan sistem operasi yang terbuka (open source) yang mana
berarti jika pihak Google memperbolehkan dan membebaskan bagi pihak manapun
untuk dapat mengembangkan sistem operasi tersebut. Bahkan anda sendiri pun juga
dapat mengembangkan sistem android yang memang sesuai dengan keinginan anda.
Android menyediakan platform open source bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi yang dapat digunakan oleh berbagai macam piranti bergerak.
Pengembangan aplikasi memiliki beberapa pilihan Integrated Development
Enviroment (IDE) ketika membuat aplikasi android (Setiyawati, 2022)

2.7 Dart

Dart merupakan bahasa pemrograman general-purpose yang dirancang oleh


Lars Bak dan Kasper Lund. Bahasa pemrograman ini dikembangkan sebagai bahasa
pemrograman aplikasi yang dapat dengan mudah untuk dipelajari dan disebarkan.
Dart dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi untuk dijalankan pada berbagai
macam peramban modern. Dart juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi
dari codebase tunggal menjadi aplikasi Android maupun iOS (Setiyawati, 2022).

2.8 Firebase

Firebase adalah suatu layanan BaaS (Backend as a Service) yang ditawarkan


oleh Google untuk mempercepat pekerjaan developer. Dengan menggunakan
Firebase, apps developer bisa fokus dalam mengembangkan aplikasi tanpa
memberikan effort yang besar untuk urusan backend (Adi Yulianto, 2021).
Produk utama dari Firebase yaitu suatu database yang menyediakan API untuk
memungkinkan pengembang menyimpan dan mensinkronisasi data lewat multiple
client. Bagi developer web yang membangun aplikasi dengan HTML, CSS dan JS,
Selain dari sisi server dan , firebase juga menyediakan hosting untuk static file yang
dilengkapi dengan fasilitas CDN. Beberapa contoh aplikasi yang real time saat ini
seperti bbm, whatsapp, facebook dan lain-lain dapat diaplikasikan menggunakan
firebase untuk database maupun tools lainnya yang ada pada firebase. Dalam
pembuatan suatu aplikasi yang memerlukan notifikasi secara realtime maka firebase
dapat membantu dalam mengatasi masalah tersebut melalui tools pada firebase
dimana firebase menyediakan library untuk berbagai client platform. Untuk browser
menggunakan Javascript dan untuk mobile menggunakan Objective-C atau Android
API.
Firebase memiliki banyak library yang memungkinkan untuk mengintegrasikan
layanan ini dengan Android, iOS, Javascript, Java, Objective-C dan Node.JS.
Database Firebase juga bisa diakses lewat REST API dan data binding untuk
beberapa framework Javascript seperti halnya AngularJS, ReactJS, Ember.JS, dan
Backbone.JS. REST API tersebut menggunakan protokol Server - Sent Event dengan
membuat koneksi HTTP untuk menerima push notification dari server. Pengembang
juga bisa menggunakan database ini untuk mengamankan data menggunakan server
Firebase dengan rules yang ada. Firebase mempunyai suatu cara untuk mengirim
pesan dengan menggunakan push notification sebagai solusinya. Salah satu cara
untuk bisa menggunakan push notification yaitu dengan Firebase Cloud Messaging
(Agus Gunawan, 2019).

2.9 Bahasa C

Bahasa Pemrograman C adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang


bisa digunakan untuk membuat berbagai aplikasi (general-purpose programming
language), mulai dari sistem operasi (seperti Windows atau Linux), antivirus,
software pengolah gambar (image processing), hingga compiler untuk bahasa
pemrograman, dimana C banyak digunakan untuk membuat bahasa pemrograman
lain yang salah satunya adalah PHP (Suwarno, 2019).
Meskipun termasuk general-purpose programming language, yakni bahasa
pemrograman yang bisa membuat berbagai aplikasi, bahasa pemrograman C paling
cocok merancang aplikasi yang berhubungan langsung dengan Sistem Operasi dan
hardware. Bahasa pemrograman C dibuat pertama kali oleh Dennis M. Ritchie pada
tahun 1972. Saat itu Ritchie bekerja di Bell Labs, sebuah pusat penelitian yang
berlokasi di Murray Hill, New Jersey, Amerika Serikat. Ritchie membuat bahasa
pemrograman C untuk mengembangkan sistem operasi UNIX. Sebelumnya, sistem
operasi UNIX dibuat menggunakan bahasa assembly (assembly language). Akan
tetapi bahasa assembly sendiri sangat rumit dan susah untuk dikembangkan. Dengan
tujuan mengganti bahasa assembly, peneliti di Bell Labs membuat bahasa
pemrograman B. Namun bahasa pemrograman B juga memiliki beberapa kekurangan,
yang akhirnya di lengkapi oleh bahasa pemrograman C. Dengan bahasa C inilah
sistem operasi UNIX ditulis ulang. Pada gilirannya, UNIX menjadi dasar dari banyak
sistem operasi modern saat ini, termasuk Linux, Mac OS (iOS), hingga sistem operasi
Android (Suwarno, 2019)

2.10 Flutter

Flutter adalah Mobile App SDK milik Google dimana developer dapat
membuat aplikasi untuk IOS dan Android dengan menggunakan Bahasa dan source
code yang sama . Bahasa yang digunakan pada flutter adalah Bahasa pemrograman
Dart. Pada flutter, developer dapat membuat aplikasi secara native dengan
menggunakan Bahasa pemrograman Dart. Flutter juga mempunyai widget nya
sendiri. Dengan didukung oleh Google, flutter dapat berkembang sangat cepat dan
dapat bersaing dengan Xamarin, React Native, dan framework mobile lainnya.
Berikut adalah gambar dari struktur dari flutter framework (Mustanti, 2018).

2.11 Bluetooth

Bluetooth merupakan fitur dalam perangkat elektronik yang memungkinkan


perangkat tersebut melakukan pemindahan data secara nirkabel dengan perangkat
lain. Menurut sofana (2008: 354), Bluetooth adalh salah satu alternative teknologi
wireless yang dibuat untuk peralatan mobile device.(Friansyah, 2021)
Bluetooth merupakan alat yang banyak digunakan untuk perangkat elektronik
yang digunakan untuk berkomunikasi. Bluetooth memiliki dua perangkat yaitu
pengirim data (master) dan penerima (slave). Bluetooth HC-05 merupakan serial port
protocol digunakan sebagai alat komunikasi tanpa menggunakan kabel (wireless)
(Fauzi, 2021).

Gambar 2. 4 Bluetooth

2.12 Module Bluetooth HC-05

Module Bluetooth HC-05 merupakan module komunikasi nirkabel pada


frekuensi 2.4GHz dengan pilihan koneksi bisa sebagai slave, ataupun sebagai
master. Sangat mudah digunakan dengan mikrokontroler untuk membuat
aplikasi wireless. Untuk menggunakan modul HC05, hal yang dilakukan
adalah mengkonfigurasinya dengan menghubungkan modul bluetooth ke laptop
dengan bantuan USB (Suwarno, 2019).

Gambar 2. 5 Modul Bluetooth HC-05


2.13 Sensor

Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap


fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus
listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk
menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan 9 magnet
cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk
merubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis
besarnya.
Karakteristik sensor suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin
dideteksinya. Kemampuan mendeteksi perubahan suhu meliputi:
1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap suhu yang
dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi perubahan
suhumeskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit. Sebagai gambaran sebuah
inkubator bayi yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki sensitifitas yang
tinggi.
2. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk
memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat waktu
respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.
3. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama terhadap suhu , serta seberapa lama
sensor tersebut dapat terus digunakan.(Marlin, 2008).

2.14 Sensor HCHO

HCHO (Hidrogen Carbon Hidrogen Oksigen) Sensor adalah sensor gas VOC
semikonduktor. Desainnya didasarkan pada WSP2110 yang konduktivitasnya
berubah dengan konsentrasi gas VOC di udara. Melalui rangkaian, konduktivitas
dapat dikonversi menjadi sinyal keluaran yang sesuai dengan konsentrasi gas. Sensor
ini bisa mendeteksi gas yang konsentrasinya sampai 1ppm. Ini cocok untuk
mendeteksi formaldehida, benzena, toluena dan komponen volatil lainnya. Produk
ini bisa digunakan untuk mendeteksi gas berbahaya di lingkungan rumah (Mustanti,
2018).

Gambar 2. 6 Sensor HCHO

2.15 Buzzer

Pengertian Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah


sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suaran (Darnita et al., 2021) .
Gambar 2. 7 Buzzer

2.16 Rational Unified Process (RUP)

RUP (Rational Unified Process) RUP sendiri merupakan sebuah proses


pembangunan sistem meliputi seluruh lifecycle pembangunan perangkat lunak yang
menyediakan suatu pendekatan untuk membantu tugas dan tanggung jawab suatu
pembangunan organisasi. RUP diciptakan, dikembangkan dan dikelola oleh Rational
Software sekarang IBM. Tujuannya adalah menghasilkan perangkat lunak berkualitas
tinggi yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat


lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang
terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak (Supriadi, 2019). Adapun
RUP memiliki empat fase pengembangan sistem yaitu :
1. Fase inception (analisis)
Fase inception, merupakan tahap bagi para pengembang untuk
mengidentifikasi sistem yang telah ada dan yang akan dikembangkan, termasuk
arsitektur, fitur, dan use case sistem dari hasil wawancara dan observasi yang penulis
lakukan, meliputi dari hasil penelitian atau skripsi-skripsi terdahulu.
2. Fase Elaboration (elaborasi)
Fase Elaboration merupakan tahap bagi para pengembang untuk melakukan
desain secara lengkap berdasarkan hasil analisis di tahap inception.
3. Fase construction (kontruks)
Fase Construction, menjelaskan bagaimana mengimplementasi hasil desain dan
melakukan uji coba terhadap aplikasi yang telah dibuat. Dalam tahapan implementasi
dijelaskan perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan untuk
mengimplementasi aplikasi ini. Sedangkan pada tahapan uji coba dilakukan testing.
Testing diperlukan untuk menjamin kualitas aplikasi yang telah dibuat apakah telah
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Fase Transition (transisi)
Transition merupakan tahap bagi para pengembang untuk menyerahkan sistem
aplikasi ke konsumen, Dan juga tahap dimana kita melakukan instalasi sistem agar
dapat dimengerti oleh user. Aktifitas pada tahap ini termasuk pada pelatihan user dan
pemeliharaan.

2.17 Unifed Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk


mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem. Unified Modeling
Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain
program berorientasi objek (PBO) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk
mengembangkan sistem PBO dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung
pengembangan sistem tersebut, UML mulai diperkenalkanoleh Object Management
Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar
PBO sejak tahun 1980-an (Setiyawati, 2022).
UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.
UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek
oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson, namun demikian UML dapat
digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi.
Penggunaan UML dalam industri terus meningkat (Setiyawati, 2022).

2.18 Use case Diagram

Use case diagram adalah kegiatan atau urutan interaksi yang saling berkaitan
antara sistem dan actor, Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi
antara user sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana
sebuah sistem dipakai.
Use case juga digunakan untuk membentuk perilaku (behaviour) sistem yang
akan dibuat, use case menggambarkan sebuah interkasi antara pengguna (actor)
dengan sistem yang ada dan menggambarkan sekelompok use case dan actor yang
disertai dengan hubungan diantaranya. Diagram use case ini menjelaskan dan
menerangkan kebutuhan yang diinginkan pengguna, serta sangat berguna dalam
menentukan struktur organisasi dan model dari pada sebuah sistem. Proses desain
mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimengerti
perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. Adapun komponen-komponen
use case diagram adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 1 komponen-komponen use case


Simbol Nama Keterangan
Menspesifikasikan himpunan peran yang
pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan
Actor
use case.
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada
Dependency suatu elemen mandiri (dependent) akan
mempengaruhi elemen yang bergantung padanya
elemen yang tidak mandiri (independent).

Hubungan dimana objek anak (descendent)


Generalization berbagi perilaku dan struktur data dari objek
yang ada diatasnya objek induk (ancestor).
Include Menspesifikasikan bahwa use case sumber
secara
eksplisit.
Menspesifikasikan bahwa use case target
Extend memperluas perilaku dari use case sumber pada
suatu titik yang diberikan.
Association Apa yang menghubungkan antara objek satu
dengan objek lainnya.
Menspesifikasikan paket yang menampilkan
System sistem secara terbatas.

Deskripsi dari uraian aksi-aksi yang ditampilkan


Use case sistem yang menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu actor.
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang
Collaboration bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang
lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya
(sinergi).
Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan
dan mencerminkan suatu sumber daya
Note
komputasi.
2.19 Activity diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada
perangkat lunak (Suendri, 2019).
Adapun komponen-komponen activity diagram dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2. 2 komponen-komponen pada Activity diagram

Simbol Nama Keterngan


Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas
Activity
antarmuka saling berinteraksi satu sama lain.

State dari sistem yang mencerminkan eksekusi


Action dari suatu aksi.

Bagaimana objek dibentuk atau diawali (start


Initial Node
flow).
Activity Final Bagaimana objek dibentuk dan diakhiri (end flow).
Node
Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah
Fork Node menjadi beberapa alur.

Activity Diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar


state adalah action dan sebagian besar transisi di-panggil oleh state sebelumnya
(internal processing). Oleh karena itu Activity Diagram lebih menggambarkan
proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

2.20 Class Diagram


Diagram kelas atau menggambarkan struktur sistem dari segini pendefinisian
kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun system (Suendri, 2019).
Adapun komponen-komponen class diagram dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2. 3 Komponen-komponen Class Diagram

Simbol Nama Keterangan


Relasi antar kelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
Association
multiplicity.
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang
Directed
satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi
Association
biasanya juga disertai dengan multiplicity.

Generalizatio Relasi antar kelas dengan makna

n generalisasi- spesialisasi.

Relasi antar kelas dengan


Dependency makna kebergantungan antar
kelas.
Relasi antar kelas dengan makna semua-
Aggregation bagian (whole-part).

Relasi antar kelas biasanya diikuti dengan Multiplicity atau multiplisitas,


multiplisitas menunjukkan jumlah banyaknya obyek sebuah class yang berelasi
dengan sebuah obyek lain pada class lain yang berasosiasi dengan class tersebut.

Tabel 2. 4 Tabel komponen-komponen Multiplicity

Nilai Kardinalitas Keterangan

0..1 Nol atau satu


1 Hanya satu

0..* Nol atau lebih

1..* Satu atau lebih

N Hanya dengan n (dengan n > 1 )

0..n Nol sampai n (dengan n > 1 )

1..n Satu sampai n (dengan n > 1 )

2.21 Flowchart

Flowchart merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan


urutan prosedur suatu program. Biasanya mempengaruhi penyelesaian masalah yang
khusunya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Tabel 2. 5 komponen-komponen flowchart.

N Gambar Nama Keterangan


o
1. Proses Mempresentasikan
operasi.

2. Input/ Output Mempresentasikan Input data


atau Output data yang diproses
atau informasi.
3. Keputusan Keputusan dalam program.
4. Dokumen Dokumen I/O dalam format
cetak

5. Terminal Awal / akhir flowchart


points

6. Preparation Pemberian harga awal

7. Manual input Input yang dimasukkan secara


manual dari keyboard

8. Penghubung Keluar atau masuk dari bagian


lain flowchart khususnya

9. Penghubung Keluar atau massuknya dari


bagian lain flowchart
khususnya halaman lain.

10 Display Output yang ditampilkan pada


. terminal

11 Anak panah Mempresentasikan alur kerja


.
2.22 Pengujian sistem

2.22.1 Pengujian Black Box


Pengujian Black Box merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi
fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input
dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

2.22.2 Pengujian akurasi


Akurasi adalah ukuran kedekatan hasil pengukuran dengan sebenarnya atau
nilai target. Akurasi dapat dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(%Recovery) dari nilai sebenarnya atau nilai target.
BAB III
METODE PENELITAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan dalam


perancangan sistem dengan melakukan Studi Literatur. Studi literatur dilakukan
dengan cara mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan objek penelitian yang
dilakukan dengan mencari dan mempelajari buku-buku, jurnal maupun e-book,
penelusuran internet yang berkaitan dengan cara kerja sensor HCHO sebagai
penunjang yang dapat dijadikan sebagai landasan penelitian.

3.2 Metode Pengembangan perangkat lunak

Dalam merancang atau membuat perangkat lunakdibutuhkan suatu pemodelan


dari keseluruhan proses-proses yang akan dilakukan selama pembuatan perangkat
lunak tersebut. Model yang digunakan dalam perangkat lunak ini adalah proses
Rational Unified Proses (RUP). Adapun proses dari metode/model RUP ini meliputi:
1. Inception (analisis)
Pada tahap ini dilakukan proses pengidentifikasi sistem berupa analisis
kebutuhan aplikasi dan melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan sistem pendeteksi yang menggunakan sensor HCHO.
2. Elaboration (elaborasi)
Setelah menentukan ruang lingkup sistem selanjutnya pada tahap ini penulis
melakukan analisis dan perancangan sistem menggunakan Unified Modeling
Languange (UML) yang meliputi use case, Activity Diagram dan class diagram.
3. Concstruction (konstruksi)
Proses yang dilakukan pada fase ini adalah mengimplementasikan kode sesuai
perancangan yang telah dilakukan sebelumnya sehingga menjadi sistem yang dapat
digunakan.
4. Trasition (transisi)
Pada fase ini akan dilakukan pengujian dan perpindahan pada sistem yang telah
dibangun.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian tugas akhir dilakukan mulai dari awal
bulan Mei 2022. Adapun rincian dan kegiatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3. 1 Gannt Chart Waktu Penelitian

Waktu (2022)

No Uraian Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Inception

2 Elaboration

3 Construction

4 Transtion

3.3.2 Tempat Penelitian


Adapun tempat penelitian tugas akhir dilakukan di Laboratorium Computer
System and Networking Laboratory, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
.

3.4 Analisis Rancang Alat

Analisis Rancang alat yang akan dibangun merupakan tahapan yang bertujuan
untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam sistem yang akan dibangun.
Dalam analisis sistem ini dilakukan analisis kebutuhan fungsional dan analisis
kebutuhan non fungsional.

3.4.1 Kebutuhan Fungsional


Analisis kebutuhan fungsional adalah data yang dibutuhkan agar sistem dapat
berjalan sesuai dengan prosedur. Setelah melalui tahapan analisis kemudian akan
ditetapkan kebutuhan-kebutuhan untuk membangun sistem. Pada analisis kebutuhan
fungsional terdapat beberapa kebutuhan-kebutuhan untuk membangun sistem yaitu
analisis kebutuhan input, analisis kebutuhan proses, dan analisis kebutuhan output.

3.4.2 Kebutuhan Non Fungsional


Analisis kebutuhan non fungsi1onal bertujuan untuk menganalisis sumber daya
yang dibutuhkan untuk membangun sistem. Analisis kebutuhan nonfungsional dibagi
menjadi dua tahap, yaitu analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis 29
kebutuhan perangkat lunak yang bertujuan untuk merincikan komponen-komponen
yang dibutuhkan dalam membangun system. Analisis kebutuhan Non-Fungsional
perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun rancangan alat dapat dilihat pada
tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Spesifikasi Perangkat Keras

Nama Jenis
No. Perangkat Jumla Kompone Deskripsi
h n
Digunakan sebagai pengontrol sistem dari
semua komponen dan alat penyimpanan
1. Arduino 1 Proses perangkat lunak sehingga instruksi -
UNO instruksi pada perangkat lunak dapat
berjalan serta untuk komunikasi data.

Sensor Untuk mendeteksi gas VOC yang terdapat


2. Grove 1 Input pada formalin.
HCHO
Sebagai sumber energi, berfungsi untuk
3. Baterai 9 1 Input menyimpan dan menyalurkan energy
volt listrik untuk peralatan elektronika

berperan sebagai slave atau receiver data


4. Modul 1 Input dan berperan sebagai master atau dapat
Bluetooth bertindak sebagai transceiver.
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen
5. Buzzer 1 Output elektronika yang dapat mengubah sinyal
listrik menjadi getaran suara.
Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun
sistem dapat dilihat pada tabel tabel 3.3.

Tabel 3. 3 Spesifikasi Perangkat Lunak

No. Nama Perangkat Deskripsi


1. Sistem operasi windows 10 Digunakan untuk menjalankan aplikasi-
aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan
system
2. Android studio 2.2.1 Merupakan IDE yang berjalan pada sistem
operasi windows di gunakan untuk
membangun aplikasi android
3. Untuk mempermudah pengembangan dalam
Flutter
pembangunan aplikasi android.
4. Arduino IDE Sebagai text editor untuk membuat, mengedit
dan juga memvalidasi kode program.
5. Firebase Digunakan developer untuk menyimpan data
dan synchronize ke banyak user.
6. Visual studio code Digunakan untuk teks editor dalam
pembuatan system ini.

3.5 Arsitektur system

Arsitektur sistem digunakan untuk mendefinisikan komponen – komponen


Hardware dan software yang lebih spesifik secara terstruktur. Hardware merupakan
kumpulan elemen atau komponen fisik yang menyusun sistem, sedangkan software
merupakan sebuah data yang diprogram dan disimpan secara digital yang tidak
terlihat secara fisik.

3.5.1 Hardware
Pada Hardware arsitektur sistem yang di ilustrasikan pada gambar
menunujukan komponen – komponen Hardware secara spesifik dan terstruktur.

Gambar 3. 1 Ilustrasi Hardware Arsitektur Sistem

3.5.2 Input Device


Input Device pada sistem yang dirancang yaitu Grove HCHO dimana bertugas
untuk mendeteksi bila terdapat kandungan formalin. Setelah sensor tersebut membaca
data yang dihasilkan, sensor kemudian mengirimkan data tersebut ke process device.
Yang nantinya data yang dikirim akan diolah untuk kemudian dijadikan informasi
yang diperlukan.

3.5.3 Process Device


Process device pada sistem yang dirancang adalah Arduino UNO yang
bertugas untuk mengolah data yang telah dikirim sensor. Data yang diolah
kemudian dikirim ke Output system agar data yang telah diolah dapat di
tampilkan.

3.5.4 Backing Storage


Backing storage pada sistem yang dirancang adalah firebase, firebase
digunakan untuk menyimpan data yang dikirim oleh process device secara realtime,
data yang diperbaharui secara real-time tersebut digunakan user untuk melakukan
pengecekan.

3.5.5 Output System


Output System pada sistem yang dirancang adalah android digunakan untuk
menampilkan data yang dikirim oleh process device, data yang yang di tampilkan
secara real-time tersebut akan digunakan user untuk melakukan pengecekan formalin
dengan menampilkan persentasi kadar formalin yang ada pada daging ayam dan ikan.

3.5.6 Software
Pada software arsitektur sistem yang diilustrasikan pada Gambar 3.2
menunjukkan komponen – komponen software secara spesifik dan terstruktur.

3.6 Blok diagram

Pada perancangan sistem ini disediakan blok diagram untuk menjadi ilustrasi
alur kerja alat. Adapun komponen – komponen utama dari alat ini dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 3. 2 Blok Diagram
Ketika daya baterai dihubungkan pada mikrokontroler maka sensor Grove
HCHO akan aktif. Sensor Grove HCHO mendeteksi kandungan gas formalin pada
ikan lalu datanya akan menuju ke mikrokontroler lalu data disimpan di firebase lalu
dikirmke HP Android sebagai notifikasi bagi user. Di dalam android terdapat menu
cek formalin dimana pada menu cek formalin berfungsi untuk mengecek berapa
persen kadar formalin pada daging ikan dan ayam. Dan alat selanjutnya adalah buzzer
akan bekerja sebagai output pada alat apabila kadar formalin telah mencapai level
tertentu maka buzzer akan mengeluarkan suara sebagai tanda alarm bahawa dading
ayam dan ikan tidak layak untuk di konsumsi. Alat ini didesain untuk bekerja pasar,
pelelangan ikan, dan di rumah .

3.7 Perancangan system

Perancangan sistem yang akan dibangun meliputi, perancangan flowchart


diagram, use case diagram, skenario sistem, perancangan Activity Diagram,
perancanga class diagram perancangan interface aplikasi berbasis android, dan
perancangan komponen alat.

3.7.1 Perancangan Flowchart


Flowchart digunakan untuk mengelola alur kerja karena flowchart berfungsi
dalam penetapan karakter, yakni dapat membentuk hasil yang bermutu berdasarkan
strategi. Adapun contoh flowchart untuk sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Flowchart diagram
Gambar diatas menjelaskan alur kerja sistem yang dimulai dengan mengecek
kadar formalin yang dilakukan oleh sensor Grove HCHO, kemudian data akan dicek
dan di simpan ke database setelah itu data yang telah dicek akan di tampilkan pada
layar smartphone dan alat akan mengeluarkan bunyi berupa bunyi buzzer.

3.7.2 Perancangan Use Case Diagram


Use case diagram digunakan untuk memodelkan fungsionalitas fungsionalitas
sistem yang dilihat dari pengguna yang ada diluar sistem (aktor). Adapun bentuk
usecase diagram dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Use case

Gambar 3.4 merupakan tampilan use case diagram dimana dijelaskan bahwa
user akan melakukan pengecekan kadar formalin, mengaktifkan bluetooth, dan
membaca dari sensor dan mikrokontroler mengirim data ke database lalu menjalakan
alat.

3.7.3 Skenario System


1. Skenario sistem pengecekan

Use case : Sistem

Aktor : User, sensor Grove HCHO, Buzzer, Sistem.

Deskripsi :User membuka sistem pengecekan, sistem secara otomatis akan


memeriksa apakah semua alat telah terkoneksi dengan bluetooth lalu sistem akan
menampilkan kadar formalin pada daging ikan dan ayam. Sensor grove HCHO akan
mendeteksi gas formalin kemudian akan menampilkannya melalui smartphone serta
buzzer akan berfungsi sebagai alarm jika terdapat kandungan formalin. Adapun
skenario sistem pengujian dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3. 4 Skenario System

Tindakan Aktor Reaksi system

1. User Membuka aplikasi

2. Menampilkan halaman Login

3. User memasukan username dan


Password

4. Jika benar akan menampilkan


halaman beranda. Jika salah
akan kembali ke halaman login

5. Mengecek status sensor

6. Mengirim data ke firebase

7. Mengambil data ke firebase

8. Inisialisasi data ke firebase

9. User melakukan pengecekan

10. User menutup aplikasi

3.7.4 Perancangan Activity Diagram


1. Activity Diagram
Activity Diagram atau diagram aktivitas merupakan diagram pemodelan suatu
proses yang berjalan dalam suatu sistem. Dalam diagram ini, urutan proses yang ada
pada sistem digambar secara vertical. Beberapa activity yang mengambarkan alur
aktivitas sistem.
a. Activity Diagram login
Pada tampilan activity user memasukan Username dan Password, kemudian
sistem akan melakukan validasi.

Gambar 3. 5 Activity diagram login

Adapun deskripsi activity diagram pada gambar 3.5 adalah sebagai berikut :
1. User membuka aplikasi
2. Sistem menampilkan halaman login
3. User memasukkan username dan password
4. Sistem melakukan validasi username dan password, jika username dan
password benar maka sistem menampilkan beranda, jika tidak maka sistem
akan menampilkan kembali halaman login dan user mengisi kemabali
username dan password.
b. Activity Diagram menu pengecekan
Pada Activity Diagram menu pengecekan, user memilih menu tersebut sehingga
akan ditampilkan berapa persen kadar formalin, dan pemberitahuan terdeteksinya
kandungan formalin atau tidak.
Gambar 3. 6 Activity Diagram menu pengecekan

Adapun deskripsi activity diagram pada gambar 3.6 adalah sebagai berikut :
1. User memilih menu cek formalin
2. Sistem akan meminta data formalin ke alat dan menampilkan kadar formalin
3. Alat akan mengecek berapa persen kadar formalin
4. Kemudian sistem akan menampilkan data hasil pengecekkan kadar formalin
oleh alat
5. Setelah itu, user dapat melihat kadar formalin yang telah dicek menggunakan
alat melalui sistem.

c. Activity Diagram menu tentang


Pada Activity Diagram menu tentang, user memilih menu tentang kemudian
sistem akan menampilkan halaman tentang , dan user melihat data. Adapun activity
diagram menu tentang dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3. 7 Activity menu tentang

Adapun alur kerja menu tentang adalah sebagai berikut:


1. User memilih menu tentang
2. Sistem akan menampilkan halaman tentang yang berisi deskripsi aplikasi
3. User akan melihat data deskripsi aplikasi yang ditampilkan sistem.

3.7.5 Perancangan Class Diagram


Class diagram adalah diagram yang menjelaskan tentang pemodelan sistem
berorientasi objek. Class diagram juga menujukan hubungan Class dengan sistem
yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Adapun contoh diagram Class yang akan dibangun dapat dilihat pada
Gambar.
Gambar 3. 8 Class Diagram

Gambar diatas menjelaskan jumlah class yang ada pada android yaitu terdiri
dari class user, home, cek formalin, dan tentang. Class user terdiri dari atribut Id,
username, dan password kemudian dapat melakukan fungsi login dan logout. Class
home menampilkan menu cek formalin dan tentang. Class cek formalin akan
menampilkan info formalin. Class tentang akan menampilkan penjelasan mengenai
aplikasi.

3.7.6 Perancangan Antar Muka Sistem


Perancangan desain aplikasi berbasis android Pada rancangan antar muka
sistem, terdiri atas rancangan interface sistem berbasis android. Rancangan interface
sistem berbasis android.
1. Halaman Login
Pada halaman user memasukkan username dan password sesuai agar dapat
menjalakan system

Gambar 3. 9 Halaman login

2. Halaman Beranda
Pada halaman ditampilkan beranda pilihan menu untuk melakukan pengecekan
pada alat dan terdapat menu tentang untuk penjelasan mengenai aplikasi ini.

Gambar 3. 10 Halaman Beranda


3. Halaman Pengecekan
Pada halaman ini user dapat melihat data yang dikirim dari database untuk
ditampilkan ke dashboard agar memudahkan user melakukan Pengecekan terhadap
daging ayam dan ikan, jika terdeteksi kandungan formalin maka akan muncul
tampilan berikut.

Gambar 3. 11 Halaman pengecekan

4. Halaman Pengecekan.
Menu berikut Jika tidak terdeteksi kandungan formalin maka akan muncul
tampilan berikut.

Gambar 3. 12 Halaman pengecekan


5. Halaman Tentang
Pada halaman ini akan ditampikan mengenai sistem mulai dari tujuan dan
manfaat dari alat ini.

Gambar 3. 13 Halaman Tentang

3.8 Rancangan Pengujian Sistem

3.8.1 Pengujian Black Box


Pengujian Black box dalam sistem ini adalah untuk mengecek semua fungsi
pada tampilan interface pada sistem dan memastikan fungsi berjalan sesuai dengan
yang diinginkandan bekerja dengan baik.

Tabel 3. 5 Contoh Pengujian Black Box

Input/Event Output Hasil Uji

Melakukan login dengan Menampilkan Berhasil


menginputkan username dan halaman dashboard
password yang benar

Memilih menu pengecekan Menampilkan Berhasil


menu Pengecekan

Memilih menu tentang Menampilkan Berhasil


menu tentang

Pada tabel 3.5 dapat dilihat proses pengujian sistem dengan menggunakan
metode pengujian blackbox pada tabel pengujian ini memiliki 3 komponen utama
yaitu: input/event, output dan hasil uji dimana dari ketiga komponen ini masing –
masing memiliki isi yang merupakan bentuk representasi dari alur atau tatacara
menjalankan sistem yang telah dibuat.

3.8.2 Pengujian Akurasi


Pada tahap pengujian ini dilakukan dengan menguji tingkat keakuratan Sensor
HCHO. Adapun contoh pengujian keakuratan Sensor HCHO dapat dilihat pada Tabel
3.6.
Tabel 3. 6 Contoh Pengujian Sensor HCHO

No. Kadar
Keadaan Sensor Buzzer
formalin %

1. 90% Mendeteksi Formalin Berbunyi

2. 80% Mendeteksi Formalin Berbunyi

3. 70% Mendeteksi Formalin Berbunyi

4. 60% Mendeteksi Formalin Berbunyi


5. 50% Mendeteksi Formalin Berbunyi

6. 40% Mendeteksi Formalin Berbunyi

7. 30% Mendeteksi Formalin Berbunyi

8. 20% Mendeteksi Formalin Berbunyi

9. 10 Mendeteksi Formalin Berbunyi

10 <10% Tidak terdeteksi formalin Tidak berbunyi

Pada tabel 3.8 bahwa jika kadar formalin di atas 10% maka Sensor HCHO
akanmendeteksi formalin, dan jika kadar formalin di bawah 10% sensor HCHO tidak
akan mendeteksi formali dan buzzer tidak berbunyi.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Yulianto. (2021). Firebase, Developer Android Wajib Tahu!

Aldy, R. (2021). BERANDA / ARDUINO / HARDWARE / PENDUKUNG

Breadboard Arduino: Pengertian, Prinsip Kerja, dan Jenisnya.

https://www.aldyrazor.com/2020/05/breadboard-arduino.html

Arijaya, I. M. N. (2019). RANCANG BANGUN ALAT KONVEYOR UNTUK SISTEM

SOLTIR BARANG BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO. 2(2),

126–135.

Darnita, Y., Discrise, A., & Toyib, R. (2021). Prototype Alat Pendeksi Kebakaran

Menggunakan Arduino. Jurnal Informatika Upgris, 7(1), 3–7.

https://doi.org/10.26877/jiu.v7i1.7094

Efriansyah. (2021). Perancangan Alat Pendeteksi Kandungan Formalin Pada Ikan

Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Mosfet, 1(2), 1–4.

Fauzi, M. R. (2021). Perancangan Penyalaan Engine Sepeda Motor Berbasis Arduino

Melalui Bluetooth Android. Jurnal Surya Teknika, 8(1), 265–273.

https://doi.org/10.37859/jst.v8i1.2676

Friansyah, I. G. safe’i; D. fara waidah. (2021). IMPLEMENTASI SISTEM

BLUETOOTH MENGGUNAKAN ANDROID DAN ARDUINO UNTUK

KENDALI PERALATAN ELEKTRONIK. 2(2), 121–127.


Mustanti, L. F. (2018). Rancang Bangun Pendeteksi Formalin Menggunakan Grove

Hcho Berbasis Mikrokontroler Atmega8. Universitas Sumatera Utara, 44–48.

Pratmanto, D. (2021). Alat pendeteksi formalin pada ikan segar menggunakan sensor

hcho berbasis arduino. 1(1), 1–6.

Saifuddin, M. R., Winardi, S., Komputer, S., Komputer, F. I., Surabaya, U. N., &

Source, O. (2015). Pintu pagar otomatis dengan kontrol suara berbasis

smartphone android. 22(1), 37–43.

Setiyawati, I. (2022). SKRIPSI Alat Bioremediasi Berbasis.

Suendri. (2019). Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada

Perancangan Sistem Informasi Remunerasi Dosen Dengan Database Oracle

(Studi Kasus: UIN Sumatera Utara Medan). Jurnal Ilmu Komputer Dan

Informatika, 3(1), 1–9.

Supriadi, F. (2019). PENERAPAN METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS

PADA PERANCANGAN Abstrak. 10(02), 59–64.

Suwarno, A. (2019). Pengendali Robot Arm Menggunakan Smartphone Android.

JURNAL GERBANG, VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2019 PENGENDALI, 9(2),

61–75.

Syukri, M., & Mukhaiyar, R. (2021). Alat Pendeteksi Formalin Pada Makanan

Menggunakan IoT. 56–64.

Zidanebachtiar13. (2021). MIKROKONTROLER.

Anda mungkin juga menyukai