Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Nama : Anugrah Tio Pratama

Nim : D1C222044

Prodi : TEP/R2

RANCANG BANGUN KONVEYOR PENYORTIR BUAH BELIMBING BERDASARKAN


TINGKAT KEMATANGAN DARI WARNA BERBASIS ARDUINO UNO

LATAR BELAKANG

Penelitian ini didasari oleh kebutuhan untuk mengatasi kelemahan dalam proses penyortiran buah
belimbing secara manual, yang meliputi masalah kecepatan dan konsistensi. Proses manual tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama dan rentan terhadap kesalahan. Oleh karena itu, dirancanglah alat
sortir buah belimbing secara otomatis berbasis Arduino Uno untuk mengatasi masalah tersebut. Alat ini
menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi buah belimbing dan servo sebagai penyortir
berdasarkan warna. Dengan demikian, latar belakang penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi
dan konsistensi dalam proses penyortiran buah belimbing melalui pengembangan sistem otomatis yang
dapat bekerja secara cepat dan akurat.

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem penyortiran otomatis buah
belimbing berdasarkan tingkat kematangan dari warna berbasis Arduino Uno. Sistem ini bertujuan untuk
mengatasi kelemahan dalam proses penyortiran buah belimbing secara manual, yaitu masalah kecepatan
dan konsistensi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji kinerja alat sortir buah belimbing
secara otomatis berbasis Arduino Uno dengan menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi buah
belimbing dan servo sebagai penyortir berdasarkan warna. Metode penelitian meliputi studi literatur,
perancangan alat, uji coba, analisis data, dan penulisan laporan.

METODOLOGI

Metodologi penelitian ini mengikuti alur metode penelitian yang dimulai dengan studi literatur
untuk mencari dan mengumpulkan informasi terkait topik penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu,
dilakukan perancangan alat berbasis Arduino Uno untuk penyortiran buah belimbing berdasarkan tingkat
kematangan dari warna. Proses perancangan alat meliputi pembuatan diagram perancangan sistem kendali
dan konsep pengoperasiannya, di mana Arduino Uno menjadi komponen utama atau otak prosesor pada
sistem alat ini. Setelah perancangan alat selesai, dilakukan pengujian sensor warna sebanyak 10 kali pada
setiap warna hijau, kuning, dan oren untuk memastikan sensor warna dapat mendeteksi warna dengan
baik. Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai RGB dari sensor warna pada jarak tertentu untuk setiap
warna buah belimbing. Selanjutnya, dilakukan uji coba alat sortir buah belimbing secara otomatis
berbasis Arduino Uno untuk memastikan bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
desain yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah hasil uji coba diperoleh, dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan selama
proses penelitian. Terakhir, peneliti menuliskan laporan penelitian dengan menggunakan format yang
telah ditentukan dan mengikuti standar akademik. Laporan ini berisi hasil penelitian, analisis, dan
kesimpulan yang diambil dari data yang telah dikumpulkan. Setelah laporan penelitian selesai ditulis dan
direvisi oleh dosen pembimbing, peneliti menyelesaikan prosedur penelitian dengan menyampaikan hasil
penelitian dan kesimpulan melalui publikasi ilmiah.

HASIL

Berdasarkan penelitian tersebut, hasil yang diperoleh adalah berhasilnya desain dan pembuatan
sistem penyortiran otomatis buah belimbing berdasarkan tingkat kematangan dari warna berbasis Arduino
Uno. Alat ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi buah belimbing dan servo sebagai
penyortir berdasarkan warna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor ultrasonik dapat bekerja
dengan baik dengan sedikit error, dan sensor warna mampu mendeteksi dan memilah buah belimbing
berdasarkan warna hijau, kuning, dan oren dengan tingkat keberhasilan sebesar 95%. Alat ini berfungsi
dengan baik sesuai dengan rancangan. Selain itu, penelitian ini juga mencakup informasi tentang manfaat
belimbing untuk kesehatan, produksi belimbing di Indonesia, serta rancang bangun alat berbasis sensor
warna dan mikrokontroler dalam daftar pustaka.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem penyortiran otomatis buah
belimbing berdasarkan tingkat kematangan dari warna berbasis Arduino Uno telah berhasil dirancang dan
diimplementasikan. Alat ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi buah belimbing dan servo
sebagai penyortir berdasarkan warna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor ultrasonik dan sensor
warna dapat bekerja dengan baik, dengan tingkat keberhasilan penyortiran sebesar 95%. Selain itu,
penelitian ini juga mencakup informasi tentang manfaat belimbing untuk kesehatan, produksi belimbing
di Indonesia, serta rancang bangun alat berbasis sensor warna dan mikrokontroler dalam daftar pustaka.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem otomatis untuk
meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam proses penyortiran buah belimbing.

KELEBIHAN

 Sistem penyortiran otomatis buah belimbing berdasarkan tingkat kematangan dari warna berbasis
Arduino Uno dapat meningkatkan efisiensi dalam proses penyortiran buah belimbing.
 Penggunaan sensor ultrasonik untuk mendeteksi buah belimbing dan servo sebagai penyortir
berdasarkan warna dapat mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan konsistensi dalam
penyortiran.
 Alat ini mampu bekerja dengan tingkat keberhasilan penyortiran sebesar 95%, menunjukkan
akurasi yang tinggi dalam proses penyortiran.
 Desain alat konveyor penyortir buah belimbing menggunakan komponen-komponen seperti
Arduino, motor stepper, LN29N, motor servo, sensor warna, LCD 16X2, power supply, dan
sensor ultrasonik, yang memungkinkan integrasi yang baik dan kinerja yang handal.
 Daftar pustaka mencakup informasi tentang manfaat belimbing untuk kesehatan, produksi
belimbing di Indonesia, serta rancang bangun alat berbasis sensor warna dan mikrokontroler,
memberikan landasan teoritis yang kuat untuk penelitian ini.
KEKURANGAN

 Penelitian ini tidak menyebutkan secara rinci tentang proses analisis data yang dilakukan setelah
pengujian alat, sehingga kurangnya informasi tentang metode analisis yang digunakan.
 Tidak disebutkan secara spesifik mengenai potensi kesalahan atau hambatan yang mungkin
dihadapi selama proses perancangan dan pengujian alat, sehingga kurangnya informasi tentang
evaluasi risiko dan mitigasi yang dilakukan.
 Tidak ada informasi yang disebutkan mengenai pengujian keandalan dan daya tahan alat dalam
jangka waktu yang lebih panjang, sehingga kurangnya informasi tentang performa alat dalam
kondisi penggunaan yang berkelanjutan.
 Tidak disebutkan secara rinci mengenai keterlibatan pemangku kepentingan atau pengguna
potensial dalam pengembangan alat, sehingga kurangnya informasi tentang respons dan umpan
balik dari pengguna terhadap alat yang dikembangkan.(1)

Biosensor Dalam Perspektif di Era New Normal: Ultrasonik Sebagai Deteksi Awal Inovatif Infestasi
Lalat Buah Pada Mangga Arum Manis

LATAR BELAKANG

Penelitian ini membahas penggunaan gelombang ultrasonic sebagai metode untuk mendeteksi
infestasi lalat buah pada buah mangga sweet arum. Penelitian ini mengeksplorasi karakteristik gelombang
ultrasonic dan kemampuannya untuk mendeteksi kerusakan pada buah mangga akibat larva lalat buah.
Studi ini menemukan bahwa gelombang ultrasonic dapat efektif mendeteksi infestasi lalat buah pada buah
mangga tanpa merusak buahnya. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi industri pertanian
dalam mendeteksi dan mencegah infestasi lalat buah pada buah mangga.

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi penggunaan gelombang ultrasonic sebagai
metode untuk mendeteksi infestasi lalat buah pada buah mangga sweet arum. Selain itu, penelitian ini
juga bertujuan untuk memberikan wawasan berharga bagi industri pertanian dalam mendeteksi dan
mencegah infestasi lalat buah pada buah mangga.

METODOLOGI

Metodologi penelitian ini melibatkan penggunaan gelombang ultrasonic untuk mendeteksi


kerusakan pada buah mangga akibat serangan larva lalat buah. Penelitian menggunakan nilai koefisien
atenuasi dan zero moment power untuk menduga kerusakan, sementara kecepatan gelombang ultrasonic
tidak terbukti efektif. Sensor ultrasonic HC-SR04 juga digunakan dalam penelitian ini dan terbukti efektif
dalam mendeteksi larva dalam buah mangga pada jarak 6 cm dengan indikator bunyi peringatan pada
LCD.
HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gelombang ultrasonic, khususnya sensor HC-SR04,
efektif dalam mendeteksi infestasi larva lalat buah pada buah mangga sweet arum pada jarak 6 cm. Sensor
ini memberikan indikator bunyi peringatan pada layar LCD ketika nilai tegangan output menunjukkan
adanya pelembutan buah akibat infestasi . Penelitian juga menetapkan ambang batas untuk koefisien
atenuasi, di mana nilai di atas 34.76 Np/m menunjukkan infestasi, sementara nilai di bawah atau sama
dengan 34.76 Np/m menunjukkan buah mangga dalam keadaan sehat dan utuh .

KESIMPULAN

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan gelombang ultrasonic, terutama sensor HC-
SR04, efektif dalam mendeteksi infestasi larva lalat buah pada buah mangga sweet arum pada jarak 6 cm.
Sensor ini memberikan indikator bunyi peringatan pada layar LCD ketika nilai tegangan output
menunjukkan adanya pelembutan buah akibat infestasi. Penelitian juga menetapkan ambang batas untuk
koefisien atenuasi, di mana nilai di atas 34.76 Np/m menunjukkan infestasi, sementara nilai di bawah atau
sama dengan 34.76 Np/m menunjukkan buah mangga dalam keadaan sehat dan utuh. Hal ini memberikan
wawasan berharga bagi industri pertanian dalam mendeteksi dan mencegah infestasi lalat buah pada buah
mangga.

KELEBIHAN

 Penggunaan gelombang ultrasonic efektif dalam mendeteksi infestasi lalat buah pada buah
mangga tanpa merusak buahnya.
 Sensor ultrasonic HC-SR04 terbukti efektif dalam mendeteksi larva dalam buah mangga pada
jarak 6 cm dengan indikator bunyi peringatan pada LCD.
 Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi industri pertanian dalam mendeteksi dan
mencegah infestasi lalat buah pada buah mangga.
 Fokus penelitian ini pada aplikasi praktis dan inovasi teknologi untuk meningkatkan praktik
pertanian.

KEKURANGAN

 Penelitian ini mungkin memerlukan lebih banyak uji coba lapangan untuk memvalidasi
keefektifan penggunaan gelombang ultrasonic dalam berbagai kondisi pertanian yang berbeda.
 Meskipun sensor ultrasonic HC-SR04 terbukti efektif dalam mendeteksi larva dalam buah
mangga pada jarak 6 cm, penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengevaluasi
kinerjanya dalam kondisi yang lebih kompleks atau dalam skala yang lebih luas.
 Artikel ini mungkin dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang tantangan dan
hambatan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan teknologi ultrasonic dalam manajemen
hama dan penyakit pertanian.
SORTASI TOMAT (Solanum lycopersicum L) MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA (Image
Processing)

LATAR BELAKANG

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan pengolahan citra dalam proses sortasi buah tomat.
Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan aplikasi sortasi buah tomat yang dapat mempertimbangkan
berbagai variabel mutu citra seperti lebar, ukuran, tinggi, warna, dan area cacat. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 25 buah tomat untuk kelas non-reject dan 25 buah untuk kelas mutu
reject. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel mutu citra yang dapat digunakan sebagai input
pembuatan aplikasi dalam bentuk kalimat logika yaitu lebar, area, dan area cacat. Aplikasi ini berhasil
mencapai akurasi sebesar 100%. Studi ini juga merujuk pada penelitian sebelumnya tentang pengolahan
tomat, produksi, perlakuan benih, serta aplikasi sortasi buah lainnya yang menggunakan pengolahan citra.

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan aplikasi sortasi buah tomat menggunakan pengolahan
citra, dengan mempertimbangkan variabel mutu citra seperti lebar, ukuran, tinggi, warna, dan area cacat.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan variabel mutu citra yang dapat digunakan sebagai input
pembuatan aplikasi dalam bentuk kalimat logika, serta untuk mencapai akurasi sebesar 100% dalam
aplikasi sortasi buah tomat.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode pengolahan citra untuk sortasi buah tomat. Tahapan pengambilan
citra meliputi penempatan buah tomat, pengaturan kamera, dan pengambilan citra dalam format RGB.
Selanjutnya, dilakukan ekstraksi citra dan analisis statistik untuk menentukan kualitas buah tomat.
Aplikasi sortasi buah tomat dikembangkan menggunakan program Sharp Develop 4.2.Metode Image
Acquisition digunakan untuk mengatur proses pengambilan dan pengamatan citra buah tomat. Aplikasi ini
berhasil mencapai akurasi sebesar 100% berdasarkan uji validasi. Variabel mutu citra yang digunakan
untuk sortasi adalah lebar, area, dan area cacat.Tabel menunjukkan akurasi prediksi sortasi buah
menggunakan pengolahan citra. Studi ini juga merujuk pada penelitian sebelumnya tentang pengolahan
tomat, produksi, perlakuan benih, serta aplikasi sortasi buah lainnya yang menggunakan pengolahan citra.

HASIL

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi sortasi buah tomat menggunakan pengolahan citra
berhasil mencapai akurasi sebesar 100%. Variabel mutu citra yang digunakan untuk menganalisis ukuran
buah tomat adalah lebar, area, dan tinggi. Aplikasi ini juga dapat melakukan sortasi dengan akurasi yang
cukup tinggi. Metode pengambilan citra buah tomat meliputi penempatan buah tomat pada kain warna
putih, pengaturan kamera, dan pengambilan citra dalam format RGB. Aplikasi sortasi buah tomat
dikembangkan menggunakan program Sharp Develop 4.2. Selain itu, aplikasi ini juga dapat
mengklasifikasikan kelas mutu buah tomat. Validasi aplikasi sortasi buah tomat dilakukan dengan proses
validasi menggunakan confusion matrix. Berdasarkan hasil validasi, aplikasi ini berhasil mencapai
akurasi sebesar 100%.
KESIMPULAN

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pengolahan citra dalam sortasi buah tomat telah
berhasil menciptakan aplikasi dengan akurasi 100%. Variabel mutu citra yang digunakan dalam aplikasi
ini adalah lebar, area, dan area cacat. Metode Image Acquisition digunakan untuk mengatur proses
pengambilan citra buah tomat, dan aplikasi sortasi buah tomat dikembangkan menggunakan program
Sharp Develop 4.2. Hasil validasi menunjukkan bahwa aplikasi ini berhasil mencapai akurasi sebesar
100%. Studi ini juga merujuk pada penelitian sebelumnya tentang pengolahan tomat, produksi, perlakuan
benih, serta aplikasi sortasi buah lainnya yang menggunakan pengolahan citra.

KELEBIHAN

Dari penelitian ini, beberapa kelebihan yang dapat disimpulkan adalah:

 Aplikasi sortasi buah tomat menggunakan pengolahan citra berhasil mencapai akurasi sebesar
100%.
 Metode Image Acquisition digunakan untuk mengatur proses pengambilan dan pengamatan citra
buah tomat, yang membantu dalam mendapatkan hasil yang akurat.
 Penggunaan variabel mutu citra seperti lebar, area, dan area cacat dalam aplikasi sortasi buah
tomat telah terbukti efektif dalam meningkatkan akurasi.
 Penggunaan program Sharp Develop 4.2 dalam pengembangan aplikasi sortasi buah tomat juga
memberikan hasil yang memuaskan.Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan pengolahan citra dalam sortasi buah tomat memiliki kelebihan dalam menciptakan
aplikasi yang akurat dan efektif.

KEKURANGAN

Dari penelitian ini, beberapa kekurangan yang dapat disimpulkan adalah:

 Tidak disebutkan apakah terdapat uji coba atau validasi menggunakan sampel yang lebih besar
untuk memastikan keakuratan aplikasi dalam situasi yang lebih luas.
 Tidak dijelaskan apakah terdapat perbandingan dengan metode sortasi buah tomat konvensional
untuk menunjukkan keunggulan penggunaan pengolahan citra.
 Tidak disebutkan apakah terdapat kendala teknis atau praktis dalam penggunaan aplikasi sortasi
buah tomat menggunakan pengolahan citra.Dengan demikian, penelitian ini memiliki kekurangan
dalam hal validasi yang lebih luas, perbandingan dengan metode konvensional, dan kendala
teknis atau praktis yang mungkin dihadapi dalam implementasi aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai