Anda di halaman 1dari 8

ESCAF 2nd 2023

Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

PROTOTIPE ALAT PENGUKUR TINGKAT KEMATANGAN BUAH PEPAYA


MENGGUNAKAN SENSOR WARNA TCS3200

Anugrah Pratama1, Armanto2, Satrianansyah3


1
Program Studi Rekayasa Sistem Komputer, Universitas Bina Insan, Lubuklinggau
e-mail: *11902010025@mhs.univbinainsan.ac.id, 2armanto0204@gmail.com,
3
satrianansyah@univbinainsan.ac.id
*Armanto

Abstrak
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh banyak masyarakat di
Indonesia, karena buah pepaya memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan
tubuh. Salah satu varietas buah pepaya yang saat ini digemari oleh semua kalangan masyarakat
yaitu buah pepaya California. Sekarang ini, mayoritas tingkat kematangan buah pepaya ini
biasanya dilakukan secara manual oleh petani dengan memperhatikan warna, bentuk, ukuran
dan tekstur dari buah pepaya. Prototipe ini dibangun menggunakan Sensor Warna untuk
mendeteksi warna pada kulit buah pepaya dan LCD sebagai tampilan Output. Pengujian
karakteristik sensor warna TCS3200 dilakukan dengan mendeteksi 2 tingkat kematangan yang
berbeda menggunakan jarak yang sama. Buah pepaya mentah berwarna hijau dan buah matang
yang berwara orange. Warna pada buah pepaya dapat kita gunakan untuk mengklarisifikasi
dalam kelas mentah dan matang. Buah pepaya mentah memiliki nilai R= 104, G= 149, dan B=
128. Sedangkan nilai RGB buah pepaya matang adalah R= 53, G= 99 dan B= 87.

Kata Kunci : Buah Pepaya California, Prototipe, Sensor Warna, LCD

Abstract
Papaya fruit is a fruit that is widely consumed by many people in Indonesia, because papaya
fruit contains nutrients that are good for the health of the body. One of the varieties of papaya
that is currently favored by all people is the California papaya. Currently, the majority of the
maturity level of papaya fruit is usually done manually by farmers by paying attention to the
color, shape, size and texture of the papaya fruit. This prototype was built using a Color Sensor
to detect the color on the skin of the papaya fruit and an LCD as an output display. Testing the
characteristics of the TCS3200 color sensor is carried out by detecting 2 different maturity
levels using the same distance. Unripe papaya fruit is green and ripe fruit is orange. We can use
the color of the papaya fruit to classify it into raw and ripe classes. Unripe papaya fruit has a
value of R= 104, G= 149 and B= 128. While the RGB values of ripe papaya are R= 53, G= 99
and B= 87
. Keywords : California Papaya Fruit, Prototype, Color Sensor, LCD

dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat


I. PENDAHULUAN dari banyaknya konsumen yang membeli
Indonesia dikenal sebagai negara buah pepaya untuk dikonsumsi secara
penghasil buah-buahan terbesar di ASEAN, langsung.
salah satunya adalah buah pepaya. Buah Buah pepaya merupakan salah satu
pepaya memiliki peluang yang baik untuk buah yang banyak dikonsumsi oleh banyak

1199
ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

masyarakat di Indonesia, karena buah Penelitian ini dilakukan untuk


pepaya memiliki kandungan gizi yang baik mengetahui tingkat kematangan buah
untuk kesehatan tubuh. Buah pepaya pepaya dengan membuat prototipe alat
mengandung enzim papanin yang dapat pengukur tingkat kematangan buah pepaya
mengatasi masalah gangguan pencernaan tersebut. Sensor warna TCS3200 digunakan
seperti susah buang air besar dan efektif untuk mendeteksi kematangan buah pepaya.
untuk mencegah wasir. Selain itu buah Arduino UNO digunakan sebagai pengolah
pepaya masih memiliki banyak kandungan data dan Mikrokontroller ATMega sebagai
gizi dan manfaat seperti mengandung pusat pengatur sistem kendali.
vitamin A, C dan E, kemudian buah pepaya
dapat mencegah timbulnya penyakit kanker. II. METODOLOGI PENELITIAN
Selain memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan tubuh, buah pepaya memiliki 2.1 Metode Pengumpulan Data
rasa yang manis sehingga menjadi faktor Untuk mendapatkan data yang benar-
yang sangat berpengaruh terhadap tingkat benar akurat, relavan, serta valid maka
keinginan konsumen untuk membeli buah peneliti mengumpulkan data dengan cara :
pepaya. a. Metode Pengamatan (Observasi)
Salah satu varietas buah pepaya yang Metode pengamatan adalah metode
saat ini digemari oleh semua kalangan pengumpulan data dengan cara
masyarakat yaitu buah pepaya California. melakukan pengamatan dan pencatatan
Pepaya California merupakan jenis pepaya langsung pada tempat penelitian atau
yang memiliki keunggulan antara lain, pihak-pihak yang terkait dalam
buahnya tidak terlalu besar dengan ukuran penelitian.
antara 0,8-2 kg/buah, berkulit tebal, halus
dan mengkilat, berbentuk lonjong, buah b. Metode Dokumentasi
matangnya berwarna kuning, rasanya Metode dokumentasi adalah metode
manis, dan daging buahnya kenyal, pengumpulan data dengan cara
sehingga buah pepaya ini sangat membaca buku-buku literatur atau
menjanjikan untuk dijadikan buah ekspor dokumen-dokumen yang berhubungan
mengingat Indonesia merupakan salah satu langsung dengan topik penelitian.
negara importir buah tropika.
Sekarang ini, mayoritas penentuan c. Metode Wawancara
tingkat kematangan buah pepaya ini Metode wawancara adalah metode
biasanya dilakukan secara manual oleh pengumpulan data dengan cara
petani dengan memperhatikan warna, bertanya langsung kepada responden.
bentuk, ukuran dan tekstur dari buah Keterangan-keterangan yang hendak
pepaya. Hal ini terkadang menimbulkan diperoleh melalui wawancara biasanya
ketidak konsistenan hasil yang diperoleh adalah keterangan dalam memperoleh
karena manusia memiliki keterbatasan dan memastikan fakta, memperkuat
dalam waktu pengerjaan dan pemikiran. kepercayaan, memperkuat perasaan,
Sehingga untuk meminimalisir hal mengenali standar kegiatan, dan untuk
tersebut dengan memanfaatkan teknologi mengetahui alasan seseorang.
yang canggih dapat membantu pekerjaan
dalam skala besar agar pekerjaan lebih 2.2 Metode Pengembangan Sistem
efektif dan efisien. Prototipe adalah salah satu metode
pengembangan perangkat lunak yang

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1200


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

banyak digunakan, dengan menggunakan a. Tahapan Prototyping


metode prtotyping ini pengembang dan 1. Pengumpulan kebutuhan : developer
pelanggan, dapat saling berinteraksi selama dan klien bertemu dan menentukan
proses pembuatan sistem. Sering terjadi tujuan umum, kebutuhan yang
seorang pelanggan hanya mendefinisikan diketahui dan gambar bagian-bagian
secara umum apa yang dibutuhkan. yang akan dibutuhkan berikutnya..
Pemrosesan data-data apa saja yang Detail kebutuhan mungkin tidak
dibutuhkan. Sebaliknya disisi dibicarkan disini, pada awalnya
pengembangan kurang memperhatikan pengumpulan kebutuhan.
efisiensi algoritma kemampuan sistem 2. Perancangan : perancangan dilakukan
operasi dan interface yang menghubungkan cepat dan mewakili aspek software
manusia dengan komputer. yang diketahui dan rancangan ini
Ketidaktahuan dan kurang fahamnya menjadi dasar pembuatan prototipe.
pengguna terhadap proses pengembangan 3. Evaluasi : klien mengevaluasi
sistem informasi merupakan tugas seorang prototipe yang akan dibuat dan
pengembang dalam menjembatani maksud dipergunakan untuk menjelaskan
yang dikehendaki secara bahasa umum kebutuhan software.
untuk ditidak lanjuti ke dalam bahasa teknis
sistem, walaupun terkadang pengembang b. Tahapan prototyping
kurang memperhatikan algoritma alur
sistem, perangkat bantu sistem, ataupun
model interface yang akan diwujudkan.
Untuk mendekatkan ketidak tahuan
pengguna dengan pengembang tersebut,
dibuatnya sebuah Prototyping bagi
pengembang sistem bertujuan untuk
mengumpulkan informasi dari pengguna
sehingga pengguna dapat berinteraksi
dengan model prototype yang
dikembangkan, sebab prototype Gambar 1. Model Prototyping
menggambarkan versi awal dari sistem
untuk kelanjutan sistem sesungguhnya yang 1. Communication
lebih besar. Komunikasi antara developer dan
Pada prototyping model kadang- costumer mengenai tujuan
kadang klien hanya memberikan beberapa pembuatan dari software, dan
kebutuhan umum software tanpa detail mengidentidikasi apakah kebutuhan
input, proses atau detail output dilain waktu diketahui.
mungkin tim pembangunan (developer) 2. Quick Plan
tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma Perancangan cepat setelah terjalin
yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap komunikasi.
sistem operasi atau rancangan from user 3. Modeling Quick Design
interface. Ketika situasi seperti ini model Segera membuat model, Quick
prototyping sangat membantu proses Design. Focus pada gambaran dari
pembangunan software. segi software apakah visible menurut
costumer.
4. Contruction of prototype

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1201


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

Quick Design menuntun pada


pembuatan dari prototipe.
5. Deployment, Delivery dan Feedback
Prototipe yang dikirimkan kemudian
dievaluasi oleh costumer, feedback
digunakan untuk menyaring
kebutuhan untuk software.

c. Jenis – jenis Prototyping


1. Requerment prototyping
Digunakan untuk mengetahui
kebutuhan aktivitas bisnis user.
Misalnya dalam sebuah perusahaan
terdapat user direktur, manajer, dan
karyawan. Maka penggunaan sistem Gambar 2. Flowchart Sistem Yang
dapat dibedakan berdasarkan user Berjalan
tersebut sesuai dengan kebutuhan. Dalam gambar 2 merupakan diagram
2. Fasibility prototyping alir sistem yang sedang berjalan. Sistem
Digunakan untuk menguji kelayakan diawali oleh peneliti melakukan pemilihan
dari teknologi yang akan digunakan jenis buah pepaya yang akan digunakan
untuk sistem informasi yang akan peneliti sebagai sampel penelitian. Setelah
disusun. sampel sudah teridentifikasi maka data akan
3. Design prototyping, disimpan didalam database, karena data
Digunakan untuk mendorong yang sudah diambil akan dijadikan untuk
perancangan sistem informasi yang data referensi dalam proses identifikasi data
akan digunakan. citra buah pepaya.
4. Implementasi prototyping,
Merupakan lanjutan dari perancangan 2.3 Analisis Sistem
prototipe. Prototipe ini langsung Ketika Sistem Prototype Alat
disusun sebagai suatu sistem Pengukur Tingkat Kematangan Buah
informasi yang akan digunakan. Pepaya ini bekerja mengukur kematangan
2.2. Analisis Kebutuhan buah pepaya berdasarkan warna kulit pada
buah pepaya menggunakan sensor
Untuk pengamatan dilapangan, yaitu TCS3200, sistem ini akan menimpilkan
tepatnya para petani buah pepaya dalam output yang tertampil pada LCD.
mengukur tingkat kematangan buah yang
masih dilakukan secara manual yaitu para
petani dengan memperhatikan warna,
bentuk, ukuran dan tekstur dari buah
pepaya. Tentunya hal ini terkadang
menimbulkan ketidak konsistenan hasil
yang diperoleh dan sangat membutuhkan
waktu dan tenaga dan tidak efektif.
Untuk lebih jelasnya sistem yang
berjalan sekarang, dapat dilihat pada
flowchart berikut ini:

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1202


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

Gambar 4. Rancangan Sistem

Gambar 4 menampilkan rangkai


rancangan sistem yang digunakan. Dalam
perancangan sistem yang menggunakan
mikro kontroller Arduino UNO sebagai unit
pengelolah data, , selanjutnya sensor warna
TCS3200 sebagai alat membaca data. Data
yang diambil berasar dari pengukuran pada
Gambar 3. Flowchart Sistem Alat kulit buah pepaya, kemudian data yang
Pengukur Tingkat Kematangan Buah sudah terambil akan ditampilkan pada LCD
Display 16x2. Data tersebut meliputi
Gambar 3 merupakan diagram alir keterangan bahwa buah pepaya masih
dari sistem alat pengukur tingkat mentah, mengkal atau matang.
kematangan buah. Sistem diawali dengan
sensor mengambil data yang berupa
pembacaan warna kulit buah pepaya.
Setelah data telah terambil, data akan
diteruskan dan disimpan didalam database.
Kemudian data tersebut akan diproses oleh
arduino dengan menambahkan sketch
program ke dalam arduino. Data yang telah Gambar 5. Rancangan Sistem
selesai diproses akan ditampilkan pada
LCD display 16x2. 2.5 Metode Pengujian Sistem
Dalam penelitian ini, digunakan
2.4 Rancangan Sistem metode pengujian fungsionalitas sistem,
Pada rancangan sistem ini penulis yaitu pengujian yang menitikberatkan
melakukan desain rancangan elektronika, setiap fungsi dari masing-masing blok
dimana beberapa alat yang dirancang akan sistem. Berikut pengujiannya antara lain:
saling berhubungan satu sama lain sesuai a. Pengujian Catu Daya
dengan perangkat yang dirancang. Hasil catu daya Prototipe Alat
Pengukur Tingkat Kematangan Buah
Pepaya Menggunakan Sensor Warna
TCS3200 yaitu perancangan catu daya yang
digunakan pada sistem yang digunakan
berupa baterai 9 V. Sebagaimana dijelaskan
pada gambar 6.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1203


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

Pin s0, s1 sebagai saklar pemilih


pada frekuensi yang dihubungkan pada pin
digital pada arduino. Pin s2, s3 sebagai
pemilih jenis photodiode (warna) yang
dihubungkan dengan pin digital arduino.
Kemudian pin OUT sebagai output
frekuensi.

Gambar 6. Pengujian Catu Daya c. Pengujian LCD 16x2


Pengujian ini meliputi pengujian
terhadap LCD apakah hasil Output yang
b. Pengujian Sensor Warna TCS3200
menampilkan presentase warna buah
Pengujian sensor warna TCS3200 ini
(matang/tidak) tertampil pada LCD.
dilakukan untuk menguji apakah sensor
Pengujian ini dapat dilihat pada gambar 8
dapat mendeteksi warna pada buah pepaya
atau tidak. Sensor Warna TCS 3200 diuji
dengan menjalankan program yang di –
upload ke dalam chip mikrokontroller yang
ada pada board arduino UNO. Pengujian
Sensor warna dapat dilihat pada gambar 7

Gambar 8. Pengujian LCD 16x2.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 7. Kalibrasi Sensor Warna
3.1 Pengujian Alat Di Dalam Ruangan
Pada gambar 7 merupakan proses 1. Pengujian Alat Dengan Objek Buah
pengujian fungsionalitas dari sensor warna. Pepaya Mentah.
Pengujian dilakukan dengan melakukan Pengujian ini dilakukan dengan
proses kalibrasi pada sensor dengan meletakkan objek penelitian yakni
memasukkan program dari arduino. buah pepaya mentah didepan sensor
Kemudian sensor akan diuji dengan sehingga sensor dapat membaca
menggunakan dengan objek warna yang frekuensi warna dari buah pepaya.
terdiri dari warna merah, hijau dan biru. Penguian ini dapat dilihat pada gambar
Ketika objek diletakkan di atas 9.
sensor warna TCS3200, maka sensor warna
akan membaca data dengan mendeteksi
warna kulit pada buah pepaya.
Pada sensor warna TCS3200 pin VCC akan
dihubungkan pada pin 5v pada arduino Gambar 9. Pengujian Alat Dengan
untuk menerima supplay daya dari arduino. Objek Buah Pepaya Mentah
Kemudian pin GND terhubung dengan pin
GND arduino. Dari gambar 9 diatas hasil
pengukuran buah pepaya memiliki

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1204


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

nilai RGB yang terdiri ari R= 104, G= Dari gambar 11 diatas hasil
149 dan B= 128. pengukuran buah pepaya memiliki nilai
RGB yang terdiri dari R= 113, G= 140 dan
2. Pengujian Alat Dengan Objek Buah B= 120.
Pepaya Matang.
Pengujian ini dilakukan dengan 2. Pengujian Buah Pepaya Dengan
meletakkan objek penelitian yakni Objek Buah Pepaya Matang.
buah pepaya matang didepan sensor Pengujian ini dilakukan dengan
sehingga sensor dapat membaca meletakkan objek penelitian yakni buah
frekuensi warna dari buah pepaya. pepaya matang didepan sensor sehingga
Penguian ini dapat dilihat pada gambar sensor dapat membaca frekuensi warna
9. dari buah pepaya. Penguian ini dapat
dilihat pada gambar 12.

Gambar 10. Pengujian Alat Dengan


Objek Buah Pepaya Matang Gambar 12. Pengujian Alat Dengan
Objek Buah Pepaya Matang
Dari gambar 10 diatas hasil
pengukuran buah pepaya matang
Dari Gambar 12 di atas hasil
memiliki nilai RGB yang terdiri dari
pengukuran buah pepaya matang
R= 53, G= 99, dan B= 87.
memiliki nilai RGB yang terdiri dari R=
56, G= 102, dan B= 89.
b. Pengujian Alat Di Luar Ruangan
IV. KESIMPULAN
1. Pengujian Alat Dengan Objek Buah
Pepaya Mentah
Dari pembahasan dan pengujian
Pengujian ini dilakukan dengan
pada penelitian maka dari itu dapat
meletakkan objek penelitian yakni buah
disimpulkan dari Prototipe Alat
pepaya mentah didepan sensor sehingga
Pengukur Tingkat Kematangan Buah
sensor dapat membaca frekuensi warna
Pepaya Menggunakan Sensor Warna
dari buah pepaya. Penguian ini dapat
TCS3200 yaitu sebagai berikut :
dilihat pada gambar 11.
1. Pengujian karakteristik sensor
warna TCS3200 dilakukan
dengan mendeteksi 2 tingkat
kematangan yang berbeda
menggunakan jarak yang sama.
Buah pepaya mentah dengan
berwarna hijau dan buah matang
yang berwara orange.
Gambar 11. Pengujian Alat Dengan Objek 2. Warna pada buah pepaya dapat
Buah Pepaya Mentah kita gunakan untuk

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1205


ESCAF 2nd 2023
Anugrah Pratama, Armanto, Satrianansyah p-ISSN : 2962-7710

mengklarisifikasi dalam kelas Carica papaya L .)],” vol. 1, no. 2,


mentah dan matang. Pengujian 2015.
dilakukan di dalam dan di luar Prototyping, “PROTOTYPING
ruangan. Buah pepaya matang STRATEGIES”
memiliki nilai R= 53, G= 99, dan https://sis.binus.ac.id/2019/04/09/pr
B= 87. Sedangkan nilai RGB ototyping-strategies/ (Online,
buah pepaya mentah adalah R= diakses tanggal 17 Oktober 2022).
104, G= 149 dan B= 128. R. D. Kusumanto and A. N. Tompunu,
3. Data hasil pengukuran dari “PENGOLAHAN CITRA
Prototipe Alat Pengukur Tingkat DIGITAL UNTUK MENDETEKSI
Kematangan Buah Pepaya OBYEK MENGGUNAKAN
Menggunakan Sensor Warna PENGOLAHAN WARNA MODEL
TCS3200 akan tertampil pada NORMALISASI RGB,” vol. 2011,
layar LCD yang terdiri dari no. Semantik, 2011.
keterangan kondisi buah
matang/tidak. D. Purnomo, “Model Prototyping Pada
Pengembangan Sistem Informasi,”
V. SARAN vol. 2, no. 2, pp. 54–61, 2017.
D. A. Nano, “Alat Pendeteksi Warna
Saran yang dapat diberikan penulis Menggunakan Sensor Warna
pada penelitian ini untuk selanjutnya adalah Tcs3200,” no. November, 2018.
karena penelitian ini masih berupa prototipe
dan pengembangan dasar, diharapkan untuk
penelitian selanjutnya bisa diimplimentasi
di kehidupan sehari – hari dan bisa lebih
detail lagi.

VI. DAFTAR PUSTAKA


M. L. Firdhaus, F. Romadlon, and F. M.
Wibowo, “Akurasi Estimasi Kadar
Sukrosa pada Penentuan Tingkat
Kematangan Pepaya Menggunakan
Nilai RGB Berbasis Aplikasi Mobile
Accuracy of Sucrose Level
Estimation on Papaya Ripeness
Degree Determination using RGB
Value Based on Mobile
Application,” vol. 8, pp. 79–86,
2019.
F. Quality and I. P. B. S. Papaya, “Studi
Karakter Mutu Buah Pepaya IPB,”
vol. 1, no. April, pp. 17–26, 2010.
S. N. Usmayani et al., “[ The Use of
Potassium Permanganate ( KMnO 4
2Q 6KHOI / LIH RI &
DOLIRUQLD ¶ V 3DSD \ D (

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1206

Anda mungkin juga menyukai