Oleh:
RAHMAWINDA AMMELDA
1510941019
Dosen Pembimbing:
Dr.Eng Shinta Silvia
Tivany Edwin, M.Eng
Data industri IKM Pangan (Dinas TKP) tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat 1121
usaha kecil menengah di Kota Padang sektor pangan. Usaha-usaha ini meliputi usaha
kue, roti, keripik, saus, kecap, kacang dan minuman kemasan. Dari total ini tercatat
baru 5 usaha yang memproduksi susu kedelai. Masih minimnya jumlah produsen susu
kedelai membuat usaha ini sangat berpotensi untuk berkembang.
Susu kedelai merupakan salah satu produk pertanian hasil ekstraksi dari kedelai.
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama kandungan
proteinnya yang setara dengan susu sapi yaitu sekitar 3,5 g/100g. Selain itu susu
kedelai bebas laktosa dengan kandungan lemak yang lebih rendah (2,5g/ 100 g)
baik digunakan bagi mereka yang menjalani diet rendah. Susu kedelai dinilai lebih
unggul dikarenakan harganya yang terjangkau, cocok dikonsumsi oleh penderita
laktose intolerant, disarankan untuk penderita diabetes mellitus, serta mudah dalam
pembuatannya (Koswara, 2006).
Kandungan gizi yang tinggi pada susu menyebabkan susu menjadi media yang
sangat disukai oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Susu yang
tidak diolah secara benar maka kualitas dari susu olahan menjadi rendah dan tidak
layak untuk dikosumsi (Abduh dkk, 2013). Pendistribusian dan proses pengolahan
susu kedelai yang tidak dilakukan secara hiegenis juga meningkatkan kontaminasi
produk susu kedelai oleh bakteri patogen. Bakteri patogen yang kemungkinan
terdapat pada produk susu kedelai diantaranya adalah Salmonella sp. dan
Escherrichia coli. Bakteri Escherichia coli bersama dengan bakteri-bakteri
Serratia, Citrobacter, Hafnia, Klebssiella, Enterobacter, termasuk kelompok
bakteri Coliform yang merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator kualitas air, makanan maupun minuman produk susu yang tercemar
(Chaudhari dkk, 2017). Bakteri Coliform dengan jumlah yang berlebih pada susu
kedelai jika dikosumsi dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Pratiwi, 2015).
Hirmani (2019) melakukan pengujian 3 sampel susu kedelai dengan hasil semua
sampel positif mengandung Coliform dan Eschericia coli. Helpida (2009)
menyatakan 3 dari 5 sampel susu kedelai yang diteliti positif tercemar bakteri
Coliform dan Escherichia coli.
Hadirnya bakteri patogen ini dalam bahan pangan memiliki peranan yang bersifat
merugikan khususnya pada olahan susu kedelai. Peranan yang bersifat merugikan
ini seperti terjadinya proses pembusukkan dan juga dapat menyebabkan keracunan
makanan yang disebabkan oleh bakteri patogen yang memproduksi toksin selama
masa pertumbuhan di bahan pangan (Irianto, 2013). Bakteri-bakteri patogen dapat
diidentifikasi melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut
dapat menghasilkan warna merah dan wana ungu. Bakteri gram positif ditandai
dengan pewarnaan merah sedangkan yang negatif berwarna ungu. Hal ini bertujuan
memberikan warna pada bakteri untuk dapat diidentifikasi (Jawetz,2005).
Selain faktor keberadaan bakteri pada susu kedelai yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, ancaman residu pestisida yang tertinggal saat penanaman
kedelai juga menjadi ancaman yang bisa membahayakan kesehatan manusia.
Sebagaimana yang disampaikan, Djojosumarto (2008) bahwa residu pestisida
berdampak bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsi sehingga harus
diwaspadai. Residu pestisida- pestisida tersebut harus dikontrol agar tidak
berdampak ada kesehatan manusia dengan mengikuti SNI 7313:2008 dan Surat
keputusan bersama 881/MENKES/SKB/VIII/1996.711/Kpts/TP.270/8/1996 tentang
batas maksimum residu pestisida dalam produk pertanian.
Dari uraian di atas maka penelitian ini akan menguji minuman susu kedelai yang
dijual di kota Padang. Pengujian yang akan dilakukan untuk menganalisis
keberadaan bakteri Coliform dan Simonella sp. Pengujian residu pestisida juga akan
melengkapi hasil penelitian untuk melihat penggunaan pestisida.
Maksud dari tugas akhir ini adalah menganalisis kandungan total Coliform, uji
Salmonella sp dan uji pestisida pada susu kedelai olahan rumah tangga di kota
Padang.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
METODOLOGI
Mulai
Studi Literatur
Pengukuran Uji Bakteriologis (Coliform dan Salmonella sp) dan Uji Pestisida
Selesai
DesainTerpli
h
Studi literatur bertujuan untuk mempelajari dasar teori yang berkaitan dan
berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas akhir ini. Literatur digunakan
adalah aspek teoritis dan kinerja terkait dengan Uji Coliform, Salmonella sp dan
Pestisida pada susu kedelai. Sumber literatur yang digunakan adalah dari undang-
undang, perturan menteri, buku, jurnal dan internet.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil pemeriksaan
laboratorium sampel susu kedelai, meliputi jumlah bakteri Coliform, Salmonella sp
dan pestisida pada susu kedelai di kota Padang. Observasi secara langsung ke lokasi
penjual susu kedelai .
Bakteri Coliform pada sampel susu kedelai dihitung dengan mengunakan teknik
Most Probable Number (MPN). Persyaratan batas maksimm Coliform mengacu pada
SNI 7388:2009. Untuk mengetahui jumlah Total Coliform pada sampel, dilakukan
tiga uji yang berbeda yaitu uji duga (Presumtive Test), uji penetapan (Comfirmed
Test), uji lengkap (Completed Test). Cara kerja yang dilakukan pada pengujian Total
Coliform (Benson, 2001) yaitu:
Pengerjaan Tugas Akhir ini direncanakan berlangsung lebih kurang selama 5 bulan.
Pengumpulan data-data, baik data primer maupun data sekunder, analisis data, serta
perancangan desain direncanakan selama 2 bulan.
Adapun rencana kerja dari pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur digunakan untuk mengetahui cara pengolahan serta hal-hal yang
berkaitan dengan tugas akhir.
2. Seminar proposal
Seminar untuk persetujuan judul dan masukan tentang metodologi penelitian.
3. Analisis data
Menganalisis data yang telah didapat untuk dilakukan perhitungan.
6. Seminar hasil
Mempresentasikan hasil desain di hadapan pembimbing dan mahasiswa.