Anda di halaman 1dari 8

BAHAYA FORMALIN DAN CARA PENDETEKSIANNYA

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 21 November 2023

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.

Disusun Oleh:
Ahmad Faisol
Mahasiswa Semester V
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
November 2023
A. Pendahuluan

Kemajuan ilmu teknologi di bidang pangan mengakibatkan banyak jenis


bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi masyarakat dalam bentuk
yang lebih awet dan lebih praktis. Hal ini tentu saja disebabkan karena semakin
tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yaitu formalin.
Inilah yang paling sering digunakan dalam industri makanan pembuatan mie basah,
lontong, ketupat, bakso, sosis dan kecap menjadi contoh nyata penggunaan bahan
formalin. Padahal zat-zat kimia ini merupakan bahan yang beracun dan bahan yang
berbahaya bagi tubuh manusia sehingga sangat dilarang untuk digunakan sebagai
bahan baku makanan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui cara untuk mendeteksi
formalin agar dapat menghindari dari memakan makanan yang berbahaya yang dapat
mengincar kesehatan kita. Namun sebelum kita membahas mengenai cara untuk
mendeteksi formalin tersebut terlebih dahulu mari kita bahas apa yang dimaksud
dengan formalin, serta dampak negatif apa yang disebabkan oleh bahan formalin ini.

Semoga dengan penjelasan penulis dalam halaqoh ilmiah ini dapat


menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memberi manfaat bagi santriwan
santriwati Pesantren Luhur Malang untuk menguasai berbagai disiplin ilmu selain
bidang ilmu yang ditekuni sekarang.
B. Pembahasan
1. Pengertian Formalin
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin)
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau
cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai
paraformaldehyde atau trioxane. Penggunaan formalin sebenarnya bukanlah
untuk makanan, melainkan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan
pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin mempunyai
bau yang sangat menyengat dan mudah larut dalam air dan alkohol.
2. Kandungan Dalam Formalin
Secara teknis, formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air.
Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Di pasaran,
formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan.1
3. Penggunaan Formalin
Formalin adalah nama umum, yang secara kimia dikenal sebagai
formaldehida, dan biasanya digunakan sebagai bahan pembersih lantai, kapal,
gudang, dan pakaian. Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian
besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan pengawet.
Formaldehida juga digunakan sebagai pengawet dalam vaksinasi.
Kegunaan formalin dalam dunia medis dan industri, antara lain: pengawet
mayat; pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya; bahan pembuatan sutra
sintetis, zat pewarna, cermin, kaca; pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam
dunia Fotografi; bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea; bahan untuk
pembuatan produk parfum; bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras
kuku; pencegah korosi untuk sumur minyak; dan dalam konsentrasi yang sangat
kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai
barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.2

1
“MAKALAH PERALATAN INDUSTRI KIMIA " FORMALDEHID DAN ETILEN OKSIDA ",” n.d.
2
Agus Budianto, “FORMALIN IN HEALTH, FOOD AND CONSUMER PROTECTION LAWS STUDIES,” n.d.
4. Bahaya Formalin
Penggunaan formalin perlu diwaspadai karena formalin merupakan bahan
beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia Jika kandungannya dalam tubuh
tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kemahan sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh
juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker) dan juga bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan),
serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing
bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran
darah.
Berdasarkan kajian teori dan berbagai penelitian, terbukti bahwa
formaldehida (formalin) merupakan bahan kimia yang dilarang undang-undang
sebagai bahan tambahan pangan. Namun kenyataannya, formaldehida telah
terdeteksi sebagai bahan tambahan makanan. Berdasarkan temuan BPOM,
beberapa makanan yang tersedia secara komersial (mie mentah, pempek, ikan
asin, dan bakso) mengandung bahan yang tidak layak dikonsumsi manusia.
Meskipun formalin memiliki efek positif bila digunakan sesuai petunjuk, bahan
ini sangat berbahaya karena berdampak pada kesehatan dan tidak boleh
digunakan sebagai pengawet makanan. Masih banyak produsen makanan yang
tetap menggunakan formaldehida demi meningkatkan keuntungan tanpa
mempertimbangkan bahayanya. Produsen umumnya menggunakan
formaldehida sebagai pengawet makanan karena bahan kimia ini mudah
digunakan, tersedia, dan relatif murah dibandingkan bahan pengawet lain yang
tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Formalin merupakan senyawa
yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga Banyak anak yang tertarik
membeli formalin karena dapat memperbaiki tekstur dan tampilan makanan.
Mengonsumsi formaldehida dalam makanan tidak menimbulkan akibat yang
buruk secara langsung, formaldehida secara bertahap terakumulasi di hati, otak,
dan testis. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, terkena kulit, atau tertelan.
Dampaknya bisa berupa kulit terbakar, iritasi saluran pernapasan, reaksi alergi,
hingga risiko kanker pada manusia. Tingginya kadar formalin dalam tubuh
secara kimia berinteraksi dengan hampir setiap zat dalam sel, menghambat
fungsi sel dan menyebabkan kematian sel sehingga mengakibatkan kerusakan
pada organ tubuh.3
5. Cara Mendeteksi Formalin
a. Cara mendeteksi formalin dengan metode LSI (LASER SPECKEL
IMAGING)
Deteksi untuk mengukur kandungan formaldehida pada tomat dapat
dilakukan secara non-invasif dan non-destruktif dengan menggunakan
metode LSI (Laser Speckle Imaging). Perubahan nilai kontras pola bercak
tomat dapat digunakan untuk membedakan tomat yang mengandung
formalin dan yang tidak mengandung formalin. Pemindaian pola spekel
menggunakan metode LSI mendeteksi perubahan intensitas laser spekel yang
tersebar dari sampel dan menganalisisnya sebagai kontras spekel. Secara
umum korelasi kontras spekel dengan formalin pada tomat, menunjukkan
bahwa formalin terdeteksi dengan perubahan kontras spekel pada buah tomat
Semakin tinggi konsentrasi formalin dan waktu perendaman nilai kontras
spekel semakin kecil.4
b. Cara mendeteksi formalin dengan Teknologi Electronic Nose
Penelitian menggunakan uji coba dengan alat ini pada tahu. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hidung elektronik sistem terbuka yang
dikembangkan oleh Iswanto (2014) dengan menggunakan lima sensor gas
TGS (TGS 2610, TGS 2620, TGS 2611, TGS 2602, dan TGS 2600).
Formaldehida merupakan bahan kimia yang mudah teroksidasi dan termasuk
dalam kelompok senyawa yang mudah menguap, sehingga digunakan
rangkaian sensor gas yang peka terhadap gugus OH, CO, dan hidrokarbon
untuk mendeteksi bau formaldehida pada tahu.5
c. Cara mendeteksi formalin menggunakan Kamera CCD (CHARGE
COUPLE DEVICE)
Sistem ini dibuat dengan menggunakan pemrograman Microsoft Visual
Studio NET 2003, perpustakaan OpenCV, dan mikroskop digital sebagai alat

3
Rita Dwi Eryani, “BAHAYA BORAKS DAN FORMALIN DALAM MAKANAN BAGI KESEHATAN DAN UPAYA
PENCEGAHANYA,” n.d.
4
Neneng Fitrya, “DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL
IMAGING),” MARET, vol. 5, 2013.
5
Wida Astuti and Danang Lelono, “Identifikasi Tahu Berformalin Dengan Electronic Nose Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation,” IJEIS 6, no. 2 (2016): 211–20.
pengambilan gambar. Metode pendeteksiannya menggunakan metode
pengolahan citra. Cara ini akan membantu Anda mengetahui mana tahu yang
mengandung formaldehida dan mana yang tidak.6
d. Cara mendeteksi formalin menggunakan FMR Tester (FORMALIN
MAIN REAGENT)
Alat ini dditemukan oleh Profesor Dr. Chanif MS yaitu dosen Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UB). Proses pengujian
formalin dengan FMR sangat sederhana dan hanya membutuhkan waktu
sekitar 10 menit untuk mendeteksi makanan yang mengandung formalin.
Pertama, potong makanan yang terdeteksi menjadi potongan-potongan kecil
dan yang kedua tambahkan ke dalam larutan FMR sambil dikocok. Jika
warna larutan berubah dari merah menjadi ungu berarti mengandung
formaldehida. Semakin gelap warnanya, semakin tinggi kandungan
formaldehidanya.7
e. Cara mendeteksi formalin melalui ciri-ciri fisiknya
Makanan yang mengandung formalin mempunyai khasiat yang hampir sama
dengan makanan yang tidak mengandung formalin. Namun jika dicermati,
Anda bisa melihat perbedaan antara makanan yang formalin dan tanpa
formalin. Contoh: Bakso yang mengandung formalin warnanya terlihat lebih
putih pucat dibandingkan dengan bakso yang tidak mengandung formalin
namun jika dibelah didalamnya terlihat berwarna lebih merah. Hal ini
disebakan karena senyawa formalin memiliki kandungan zat pemutih Aroma
dagingnya juga tidak terlalu kuat seperti bakso yang tidak mengandung
formalin dan jika bakso yang mengandung formalin dilemparkan dia akan
memantul, berbeda dengan bakso yang tidak mengandung formalin.8

6
Anton Hidayat et al., Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) Aplikasi
Pengolahan Citra Mikroskopis Untuk Pendeteksi Kandungan Formalin Pada Tahu Menggunakan Kamera CCD
(Charge Couple Device), n.d.
7
“Garuda617914,” n.d.
8
Identifikasi Formalin dan Boraks Pada Produk Bakso di Kecamatan Banywuangi Jurnal Teknologi Pangan Dan et
al., “IDENTIFIKASI FORMALIN DAN BORAKS PADA PRODUK BAKSO DI KECAMATAN BANYUWANGI Identification
Of Formalin And Borax On Meatball In Banyuwangi District,” vol. 2, 2020.
C. Penutup
Kesimpulan
Penggunaan formalin perlu diwaspadai karena formalin merupakan bahan
beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia Jika kandungannya dalam tubuh
tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga
menekan fungsi sel dan menyebabkan kemahan sel yang menyebabkan keracunan
pada tubuh. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga
menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
dan juga bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang
yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur
darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah.
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi formalin yaitu dengan metode LSI
(Laser Speckel Imaging), dengan menggunakan FMR tester (Formalin Main
Reagent), menggunakan Kamera CCD (Charge Couple Device), menggunakan FMR
tester (Formalin Main Reagent), dan mendeteksi melalui ciri-ciri fisiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Wida, and Danang Lelono. “Identifikasi Tahu Berformalin Dengan Electronic Nose
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation.” IJEIS 6, no. 2 (2016): 211–20.
Budianto, Agus. “FORMALIN IN HEALTH, FOOD AND CONSUMER PROTECTION
LAWS STUDIES,” n.d.
Eryani, Rita Dwi. “BAHAYA BORAKS DAN FORMALIN DALAM MAKANAN BAGI
KESEHATAN DAN UPAYA PENCEGAHANYA,” n.d.
Fitrya, Neneng. “DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING).” MARET. Vol. 5, 2013.
Formalin dan Boraks Pada Produk Bakso di Kecamatan Banywuangi Jurnal Teknologi
Pangan Dan, Identifikasi, Irvan Hadi Putra, Bagus Setyawan, Rosiana Ulfa, Mahasiswa
Teknologi Hasil Pertanian, and Dosen Teknologi Hasil Pertanian Universitas PGRI
Banyuwangi Jalan Ikan Tongkol No. “IDENTIFIKASI FORMALIN DAN BORAKS
PADA PRODUK BAKSO DI KECAMATAN BANYUWANGI Identification Of
Formalin And Borax On Meatball In Banyuwangi District.” Vol. 2, 2020.
“Garuda617914,” n.d.
Hidayat, Anton, Nadia Alfitri, dan Budhi Bahktiar, and Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang. Seminar Nasional Teknologi
Informasi Dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) Aplikasi Pengolahan Citra Mikroskopis
Untuk Pendeteksi Kandungan Formalin Pada Tahu Menggunakan Kamera CCD
(Charge Couple Device), n.d.
“MAKALAH PERALATAN INDUSTRI KIMIA " FORMALDEHID DAN ETILEN
OKSIDA ",” n.d.

Anda mungkin juga menyukai