Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

“DETEKSI DNA BABI PADA PRODUK MIE INSTAN IMPORT


DENGAN METODE REAL TIME-POLYMERASE CHAIN
REACTION (RT-PCR)”

Oleh :
TRI MARYANTI
NO BP : 1801123

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


(STIFARM)
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara terbesar dengan penduduk mayoritas muslim
di dunia yakni 272,23 juta jiwa (kemendagri 2021), dengan sekitar 86,88%
beragama islam. Muslim membutuhkan jaminan kehalalan produk pangan untuk
dikonsumsi. MUI berusaha memberikan ketenagan kepada masyarakat muslim
Indonesia dalam hal konsumsi pangan dengan menerapkan adanya sertifikasi
halal MUI. Tingginya jumlah penduduk muslim di Indonesia berpengaruh pada
gaya hidup halal yang menjadi landasan dalam pemilihan produk. Sehingga
pemerintah menerbitkan peraturan Undang - Undang Nomor 33 tahun 2014
tentang jaminan Produk Halal (UUJPH) yang dapat melindungi dalam pemilihan
produk hingga ke tangan konsumen.
Namun nyatanya masih ada beberapa makanan yang tidak halal dan sudah
beredar di masyarakat. Pada pertengahan juni 2017 lalu, Beredar info 4 (empat)
produk mie instan dari korea selatan dinyatakan positif mengandung lemak babi.
Pada produk mie instan import yang tidak memiliki sertifikasi dan logo halal tetap
diperjual belikan dengan bebas. Hal ini terjadi karena tidak semua Negara di
dunia menggunakan standarisasi halal dalam proses jual beli pangan.
Industri mie instan di dunia telah berkembang pesat, terdapat beberapa
Negara asia yang ikut menjadi konsumen terbesar di dunia. Berdasarkan WINA
(World Instant Noodle Assosiation ) menyatakan terdapat empat Negara Asia
yang menjadi negara konsumen mie instan terbesar di dunia, dan Indonesia
menjadi urutan kedua. Jika diurutkan dari yang pertama adalah Cina, Indonesia,
Jepang, dan Vietnam. Dengan ditempatkannya Indonesia di urutan kedua tersebut
berarti Indonesia termasuk dalam negara dengan konsumsi mi instan tertinggi.
Pada 2013, konsumsi mie instan masyarakat Indonesia sudah mencapai 14,9
miliar bungkus, atau mengalami peningkatan sebesar 1 miliar bungkus bila
dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009. Hal tersebut menandakan
bahwa rata-rata setiap orang Indonesia mengkonsumsi sekitar 60 bungkus per
tahun mie instan pada tahun 2013 (Ruslan, 2015).
Mie instan di Indonesia telah menjelma menjadi bahan pangan alternatif
yang sangat populer dan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat di kota
padang. Mie Instan sangat mudah ditemukan, baik di supermarket maupun di
warung kecil terdekat dengan harga yang relatif stabil. Mie instan tersedia di
pasar dengan berbagai merek, rasa, bentuk, dan ukuran yang beragam. Pilihan
produk yang beraneka ragam tersebut memberi kesempatan kepada konsumen
untuk memilih mie instan yang sesuai dengan keinginan masing-masing.
Indonesia saat ini telah menerapkan MEA (masyarakat ekonomi asean)
atau yang biasa disebut dengan perdagangan bebas tingkat regional, internasional
dan global. Hal tersebut dapat membuat MEA ini dapat memudahkan produk
import masuk ke dalam pasar domestik dengan berbagai jenis kemasan yang
menarik. Produk import tersebut terjual bebas dipasaran dan konsumenpun
dengan mudah mendapatkannya. Adanya persaingan mie yang ketat di Indonesia
mengakibatkan banyaknya minat dari mancanegara untuk ikut meramaikan
industri mie instan. Beberapa negara yang memasukkan produkya ke Indonesia
adalah Korea Selatan, China, Thailand, Singapura, Jepang, Uni Emirat Arab dan
Taiwan. Disamping itu, terdapat beberapa merek mie instan asal korea yang
ditarik peredarannya karena terbukti mengandung DNA babi diantaranya
Samyang U-Dong, Samyang Kimchi, Nongshim rasa Shin Ramyun Black, dan
Ottogi rasa Yeul Ramen (Idris, 2017).
mengkonsumsi daging ini dapat menimbulkan banyak sekali penyakit,
seperti penyakit – penyakit ditimbulkan dari cacing pita terdapat pada DNA babi,
salah satunya cacing Schistosoma japonicum yang dapat menyebabkan
kelumpuhan dan kematiaan, selain itu juga dapat menyebabkan pengerasan pada
urat pectoris. Pada Penelitian ilmiah modern di dua Negara timur dan barat, yaitu
cina dan swedia, menyatakan bahwa daging babi merupakan penyebab utama
kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di Negara-negara yang
penduduknya memakan babi, meningkat secara drastic.
Analisis kandungan DNA babi dalam suatu produk dapat dilakukan
dengan berbagai metode seperti, Teknik analisis kimia instrument dengan
menggunakan FTIR telah digunakan dalam analisis lemak babi pada bakso
(Millen et al.,2019), identifikasi penambahan daging babi menggunakan ELISA
dan qPCR (Diyah,2019). disamping itu, simulasi dan analisis pengenalan citra
daging babi dengan metode GLCM (Satrio,2016) sistem ini dapat membedakan
daging sapi dengan daging babi.
Metode lainnya adalah dengan menggunakan teknik Real Time-
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) (Tuti et al.,2020; Zilhadia, 2017; Zilhadia,
2020) jenis metode ini dapat mendeteksi komponen babi dengan tingkat
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk mendeteksi DNA pada sampel
produk dibandingkan dengan mengunakan metode lain. DNA adalah molekul
yang memiliki mempunyai kestabilan yang tinggi, hal tersebut membuat analisis
menggunakan DNA dengan Real time PCR dapat dilakukan pada produk olahan.
Selain itu, metode ini memiliki kemampuan mendeteksi campuran gelatin pada
babi dengan level kontaminasi 1% (zilhadia, 2017).
Laporan penelitian sebelumnya menunjukan dari hasil pengujian
mengunakan Polymerase Chain Reaction pada 18 (delapan belas) sampel mie
instan lokal di temukan 1 (satu) sampel yang positif mengandung fragmen DNA
cytb babi. (Winarsi, 2017). Hasil penemuan tersebut ternyata tidak cukup hanya
dengan meneliti kandungan DNA babi pada sampel mie instan lokal. Dimana
dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai mie instan import yang berasal dari
beberapa Negara yang beredar luas. terutama pada mie instan import Negara
korea selatan.
Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan gen sitokrom b (cyt b )
yang digunakan untuk membedakan dari material yang berasal dari jenis hewan
yang berbeda. Adanya variasi urutan pada cytb menyebabkan gen ini banyak di
gunakan sebagai penanda untuk pengelompokan jenis hewan. Dari cyt b ini
memiliki kekhasan diantaranya yaitu adanya daerah yang hampir sama untuk
semua jenis hewan tetapi juga terdapat daerah yang spesifik untuk setiap jenis
hewan.hal tersebut berada dalam satu gen sehingga pada penggunaannya dapat
digunakan untuk membedakan beberapa jenis hewan relative lebih akurat
(Primasari, 2011).
Berdasarkan latar penelitian diatas, maka penulis akan meneliti DNA babi
yang diduga terdapat pada mie instan import yang beredar luar di kota padang
dengan judul penelitian “ Deteksi DNA Babi Pada Mie Instan Import
Menggunakan Real Time – Polymerase Chain Reaction (RT- PCR)”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kondisi optimal isolasi DNA pada mie instan import ?
2. Bagaimanakah kondisi optimal untuk amplifikasi primer spesifik DNA babi
sehingga menghasilkan produk PCR ?
3. Apakah reaksi PCR dengan menggunakan primer spesifik DNA babi dapat
mengamplifikasi DNA pada mie instan import ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menentukan kondisi optimal dalam proses isolasi DNA pada mie instan
import.
2. Menentukan kondisi optimal dalam proses PCR untuk menghasilkan produk
PCR yang dapat digunakan sebagai dasar analisis cemaran kandungan babi
pada produk pangan mie instan import.
3. Mendeteksi adanya kandungan daging babi dalam mie instan yang dijual di
kota Padang dengan menggunakan teknik PCR.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada


masyarakat tentang keamanan dan kehalalan produk makanan yang beredar di Kota
Padang, khususnya produk mie instan, dalam hal ini adalah mie instan import,
sehingga masyarakat lebih berhati-hati dan bijaksana dalam mengkonsumsi produk
olahan mie.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memperoleh gambaran yang mudah dimengerti dan komprehensif
mengenai isi dalam penulisan skripsi ini, secara global dapat dilihat dari
sistematika pembahasan skripsi di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan tinjauan umum dan teori-teori dan penggunaan DNA yang berkaitan pada

penelitian ini, dan metode PCR untuk mendeteksi.

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB IV METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, alat dan bahan yang akan

di gunakan, tahapan pada penelitian, dan prosedur kerja.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi hasil dari hasil produk PCR dengan menggunakan DNA yang

diteliti.

BAB VI PENUTUP

Pada bagian penutup akan diisi dengan kesimpulan dari penelitian dan saran yang bisa

membangun baik untuk penulisan maupun untuk pembaca sehingga bisa memperbaiki

skripsi – skripsi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literature maupun buku yang

digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai