BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahaya seperti aspek fisik, kimia dan biologi halal bagi konsumen muslim.
seperti keledai, binatang liar, anjing, dan tikus, untuk memotong harga
Chain Reaction (PCR). Selain itu, teknik PCR ini dapat dilakukan meski
sapi, domba dewasa dan kuda pada pangan maupun produk pangan
B. Rumusan Masalah
1. Maksud
DNA tikus pada bakso daging sapi yang beredar di wilayah Makassar
2. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
atau tidak kontaminasi DNA tikus pada bakso daging sapi di wilayah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Kerangka pikir
Data Ilmiah
Kesimpulan
Masyarakat
F. Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tikus
Armitage, 2004).
kehidupan manusia. Keberadaan tikus di muka bumi sudah jauh lebih tua
2004, h. 54).
h.96).
lemak dari asal yang berbeda adalah illegal. Pemalsuaan jenis ini adalah
cara umum sebagian besar negara. Pemalsuan dengan daging yang tidak
pasti atau pelabelan produk ‘halal’ yang tidak tepat yang berisi bangkai
h. 225).
MUI, Depag dan BPOM Depkes) telah mencangkan sistem jaminan halal
B. Bakso Sapi
Bakso yang dijumpai di pasar dan supermarket dibuat dari berbagai jenis
daging antara lain daging sapi ayam, dan ikan (Suryanto, 2000).
lemak , dan abu komponen bahan kering yang terbesar dati daging
esensial dan senyawa nitrogen non protein yang lengkap dan seimbang
berbentuk bulatan atau behtuk lain yang diperoleh dari campuran daging
temak (kadar daging tidak < kurang dari 50%) dan pati atau serealia
(Italia) (Huda et al., 2009). Harga daging sapi di pasaran yang relatif lebih
Tabel 1. Kandungan Air, Protein, Lemak, dan Kalori dalam Daging per 100 gram
Kalori
Produk Air (%) Protein (%) Lemak (%) Mineral (%)
(Kilojoule)
Daging sapi
75.0 22.3 1.8 1.2 116
(Kurus)
Daging sapi 54.7 16.5 28.0 0.8 323
Daging sapi
berlemak 4.0 1.5 94.0 0.1 854
(subkutan)
Sumber : (Heinz & Hautzinger, 2007, h. 2)
terdapat dalam DNA dicopy menjadi RNA dan kemudiaan dirubah menjadi
protein oleh mesin molekul yang disebut ribosom. Pada tingkat molekul
h. 10).
DNA lain yang terdapat didalam sel dan diluar nukleus yaitu DNA
5-10 kali lebih tinggi daripada DNA inti, mempunyai ukuran yang relatif
dari merupakan DNA non inti yang membawa pengaruh genetik. Variasi
adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan urasil (U). A dan G disebut purin
yang sama dan bergabung satu dengan yang lainnya melalui ikatan
basa guanin dan basa cytosin terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedang
antara basa adenin dan tymin terbentuk dua ikatan hidrogen. Sehingga
dalam molekul DNA jumlah basa G akan selalu sama dengan jumlah basa
sama dengan jumlah basa pyrimidin (C + T). Kedua untai DNA saling
keduanya terdapat pada jenis gula dan basa pada monomernya serta
jumlah untai penyusunnya. Pada DNA, tidak terdapat gugus hidroksil pada
sifat kimia yang serba canggih dimiliki oleh setiap protein, dan ini diduga
DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun pada
akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri DNA, RNA dan substansi dasar
tahapan, yaitu: (1) Isolasi sel; (2) Lisis dinding dan membran sel; (3)
tinggi, dapat dilihat dari penampakan hasil elektroforesis yang baik (Faatih
2009, h. 62).
eukariotik yang nampak pada saat sel mulai membelah. Pada organisme
menetralkan sifat asam dari DNA. Gen adalah unit hereditas suatu
organisme hidup, gen ini di kode dalam materi genetis organisme yang
kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus
Primer Sekuens
Forward 5'- CGG CAT CCT ATT ACA ACC TGC-3 '
Reverse 5'- CGG CTC CTC GTA AAG CGA A-3'
(Primer didesain oleh Tri Swasono, 2014)
amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh
Karry Mullis pada tahun 1985. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)
mana pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA. Proses PCR secara
melibatkan beberapa tahap yang berulang (siklus) dan pada setiap siklus
terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Untai ganda DNA templat
pada primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu dari target
primers) dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer
materi genetik dari berbagai sel, serta dapat dilakukan pada sampel yang
bahwa buffer lysis dan proteinase-K dipakai sebagai reagen pelisis supaya
komponen DNA dalam sitoplasma sel bisa keluar dan diisolasi. Phenol
2009, h. 64)
titik ujung yang memiliki jarak yang jauh satu sama lain dengan
gen.
lalu reaksi PCR kedua dilakukan dengan inner primer atau nested
genom.
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari
Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi
dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasi dari
a. DNA cetakan, yaitu fragmen DNA yang akan dilipat gandakan. DNA
sintesis rantai DNA. Enzim ini diperoleh dari Eubacterium yang disebut
ulang yang akan membantu melepaskan ikatan primer yang tidak tepat
sebanyak 0,01% atau dapat diganti dengan Triton X-100 sebanyak 0,1%;
dengan listrik. Hasilnya untai DNA kecil pindah dengan cepat dan untai
BAB III
METODE PENELITIAN
utama dalam pembuatan bakso dan sampel yang digunakan adalah bakso
C. Metode Kerja
USA), translaminator (IVA), neraca analitik (Kern ABT 220 5DM), PCR
waterbath (Memert).
TNE, dapar pemuat, dapar TE, dapar TBE (Roche), 1 Kb DNA ladder
5'-CGG CAT CCT ATT ACA ACC TGC-3 ') (reverse primer 5'- CGG CTC
oven pada suhu 1800C selama 2 jam, sedangkan alat yang tidak tahan
selama 15 menit
bersih dengan air mengalir, ditiriskan lalu dicincang hingga halus dan
dan satu bakso babi yang dikumpulkan di wilayah kota Makassar. Tiap
sampel sebanyak 0,2 g diambil dari 5 titik yang tersebar pada sampel.
pasaran diberi label dan disimpan pada suhu -20 0C hingga digunakan
suhu 37o C selama 1 jam. Lalu disimpan pada suhu -20 oC sampai
siap digunakan.
suhu 37o C selama 1 jam. Lalu disimpan pada suhu -20 oC sampai
siap digunakan.
5. Analisis DNA
bromide (untuk 1 L larutan dapar terdiri dari 10,8 g Tris base, 5,5 g
1989)
masing primer forward dan reverse (500 nm), dan 6 µL aqua bebas
F. Analisis data
BAB IV
-akhir ini tidak jarang ditayangkan di media masa elektronik akan adanya
tercampur dengan daging dari jenis (spesies) lain selain bahan utamanya
tikus.
kontrol positif dan bakso sapi sebagai kontrol negatif serta menggunakan
5 jenis bakso sapi yang berada di kota Makassar dengan merek yang
berbeda yaitu bakso dewi sinta, bakso mba nur, bakso tanpa nama, bakso
daging tikus pada produk makanan bakso dan sampel daging telah
chain reaction) juga adalah salah satu tekhnik yang sangat popular dan
terlebih dahulu ada dua tahap yang harus dilakukan yaitu tahap isolasi
sel (lisis), pemusnahan protein dan RNA, dan pemanenan DNA. Ada
beberapa tahapan dalam isolasi DNA (1) isolasi sel; (2) lisis dinding; (3)
ekstraksi dalam larutan; (4) purifikasi; dan (5) presipitasi. Metode isolasi
dilakukan untuk memisahkan DNA dari komponen sel yang lain (Ilhak dan
Arslan, 2007).
bahan lysis buffer terdiri dari Tris HCl pH 8, EDTA pH 8, NaCl dan SDS,
yaitu protein, lipid, karbohidrat, DNA dan RNA , detergen yang biasa
yang mempunyai muatan negatif yang sangat besar sehingga SDS akan
2+¿
stabil karena mengandung ion pengkelat yang di kombinasi
Mg¿
dengan enzim pendegradasi membrane sel yaitu enzim lisozim, dan NaCl
salting-out.
di peroleh DNA dengan kemurnian yang cukup tinggi dan dapat dilihat dari
tunggal RNA. RNase memotong rantai fosfodiester antara 5’- ribosa pada
nukleotida dan kelompok fosfat pada 3’- ribosa pirimidin yang saling
sehingga pita fragmen DNA akan kelihatan dibawah lampu UV. Gel
elekftroforesis gel agarosa, terdapat pita DNA yang timbul pada sampel,
namun smear pada pita yang dihasilkan kurang terang atau jelas.
2 I9 550 1,69
4 F9 100 2,0
5 H6 3675 1,4
Keterangan: (1) Bakso Nikmat (E6), (2) Bakso Tanpa Nama (I9) , (3) Bakso Joko (G10),
(4) Bakso Mba Nur (F 9), (5) Bakso Dewi Sinta (H6).
tinggi dari pada DNA inti, mempunyai ukuran yang relative kecil dan
pada paroduksi daging dan susu. Selain itu, MtDNA mempunyai jumlah
sebanyak 20 µL yang terdiri dari ddH 2 O 6 µL, enzim dream Taq green
PCR master mix 10 µL, masing – masing 1 µL primer forward dan reverse,
menghasilkan amplicon yang lebih jelas dan tebal. Ada tiga tahapan
penting dalam proses PCR yang selalu terulang dalam 30 siklus yang
selama 3 menit pada suhu 95ºC, adapun waktu denaturasi yang terlalu
lama dapat mengurangi aktifitas enzim Taq green polymerase. Enzim DNA
bergantung pada buffer, pH, konsentrasi garam dan molekul DNA target.
Dengan demikian untuk produk PCR dengan panjang 2000 pasang basa,
waktu 1 menit sudah lebih dari cukup untuk tahap perpanjangan primer ini.
Biasanya di akhir siklus PCR waktu yang digunakan untuk tahap ini
DAFTAR PUSTAKA
Faatih, M 2009, ‘Isolasi dan digesti DNA kromosom’, vol. 10, no. 1, hh. 61
– 67.
Priyani, N 2004, ‘Sifat Fisik dan Kimia DNA’, Skripsi, Fakultas MIPA,
Program Studi Biologi FMIPA USU, Medan.
LAMPIRAN
Isolasi DNA
PCR (Polymerase
Elektroforesis gel Cek konsentrasi DNA
Chain Reaction)
Supernatan
Lanjutan
Endapan kering
- Ditambahkan 20 µL dapar TE
- Disimpan pada suhu 4OC, semalam
- Ditambahkan 3 µL Rnase
- Diinkubasi dalam waterbath suhu 37oC
selama 1 jam.
- Disimpan pada suhu -20o C sampai siap
digunakan.
- Campuran reaksi 20 µL
- Terdiri dari 2 µL (50 ng) isolat
DNA
- 1µL masing-masing primer
forward dan reverse (500 nm)
- 6 µL aqua bebas nuclease
Kondisi suhu 95°C untuk aktivitas enzim/
denaturasi awal 30 siklus
Isolat DNA
Gambar di dokumentasikan
2 µL DNA
1. Buffer lysis
Komposisi :
- Tris HCl pH 8
- EDTA pH 8
- NaCl
- SDS
2. Fenol
overnight.
3. Buffer TE
Komposisi:
- EDTA 50 mM pH 8 1,6 mL
MW = 7697,0 g/mol
TM = 56,0⁰
(100µM)
Pengenceran :
V. 100µM = 1000µM
V = 100µL
P. cyt b forward
MW = 9493,2 g/mol
TM = 56,2ºC
(100µM)
Pengenceran :
V = 100 µL