Anda di halaman 1dari 25

BAB II

SISTEM BIAYA STANDAR

1.1.Pengertian Biaya standar

Istilah standar adalah istilah yang tidak asing lagi. Standar bisa digunakan dalam setiap

keadaan, apapun bisa dibuatkan standar. Walaupun demikian yang paling penting adalah

makna standar tersebut dan apa yang bisa dipelajari dari standar.

Dalam akuntansi biaya standar terutama digunakan dalam hubungannya dengan

menghitung harga pokok produksi produk yang dihasilkan, seperti harga pokok produksi

yang terdiri dari biaya primer dan biaya konversi ( Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,

dan biaya over head pabrik/BOP).

Biaya standar adalah biaya yang dihitung dimuka untuk mengolah produk atau jasa

tertentu dengan cara menentukan biaya standar bahan baku, tenaga kerja dan overhead

pabrik untuk mengolah produk atau jasa tersebut.

Biaya standar berbeda dengan biaya taksiran. Dalam biaya standar, biaya yang

telah ditentukan dimuka merupakan pedoman dalam mengeluarkan biaya yang

sesungguhnya. Biaya standar merupakan biaya yang seharusnya terjadi. Jika biaya yang

sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya

standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuanya tidak berubah. Untuk

biaya taksiran, bila terjadi penyimpangan maka yang dianggap benar adalah biaya yang

sesungguhnya.

1
Karena biaya standar dijadikan pedoman, berarti biaya standar digunakan oleh

manajemen sebagai alat mengevaluasi yakni mengukur dan menilai prestasi suatu

pekerjaan. Oleh sebab itu biaya standar ditentukan dengan seteliti mungkin melalui

penelitian teknis, penilaian prestasi, penelitian laboratorium, penelitian gerak dan waktu,

penentuan standar kualitas dan kuantitas dan lain sebagainya.

Biaya standar bila dihubungkan dengan sistem akuntansi maka dapat disebut

dengan sistem akuntansi biaya standar. Sistem biaya akuntansi standar merupakan suatu

sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga

manajemen dapat mendeteksi kegiatan – kegiatan perusahaan yang biayanya

menyimpang dari biaya standar yang telah ditentukan. Dengan demikian sistem akuntansi

biaya standar mencatat biaya yang seharusnya terjadi disamping biaya yang

sesungguhnya. Dalam sistem akuntansi biaya standar juga dicari perbedaan antara biaya

yang seharusnya dengan biaya yang sesungguhnya kemudian dianalisis yang

menghasilkan analisis penyimpangan.

1.2.Aktivitas – aktivitas dalam biaya standar.

Pada dasarnya ada tiga aktivas dalam sistem biaya standar yaitu:

1. Penentuan standar.

2. Pengumpulan biaya sesungguhnya yang terjadi dan

3. Analisis biaya standar dengan yang sesungguhnya.

PENENTUAN BIAYA STANDAR.

Langkah pertama dalam penentuan harga pokok standar adalah menentukan

standar yang digunakan untuk menilai hasil pelaksanaan atau kinerja. Keberhasilan harga

2
pokok standar tergantung kepada keandalan, ketepatan dan dapat diterimanya standar

yang telah ditentukan. Standar yang ditentukan hendaknya tidak terlalu tinggi dan terlalu

rendah. Standar yang terlalu tinggi menyebabkan karyawan menjadi frustasi karena tidak

akan pernah tercapai, sedangkan standar terlalu rendah cendrung menurunkan

produktivitas karena cendrung karyawan menetapkan sasaran yang lebih rendah dari apa

yang seharusnya dicapai dalam kondisi kerja yang normal, sehingga mampu memotivasi

karyawan untuk mencapai produktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada perusahaan besar biasanya dibentuk badan komite dalam penetapan standar

yang biasanya diukur atas kinerja yang telah dilakukan serta komite ini

bertanggungjawab atas penetapan standar untuk seluruh bagian perusahaan, dan

mengadakan perubahan-perubahan bila diperlukan.

PENGUMPULAN BIAYA SESUNGGUHNYA

Pengumpulan biaya sesungguhnya merupakan fungsi utama dari akuntansi biaya,

pengumpulan biaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan

atau harga pokok proses.

ANALISIS SELISIH BIAYA

Analisis selisih biaya merupakan proses yang sistematis untuk menentukan

besarnya selisih biaya dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan biaya

standar, dan menginterpretasi penyebabnya. Dengan mengadakan analisis selisish biaya,

manajemen akan lebih mudah mengetahui elemen biaya apa yang menyimpang , pada

departemen mana, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta bagaimana

3
pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Dengan demikian manajemen dapat menentukan

tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dengan adanya penyimpangan

biaya tersebut.

Secara umum manfaat analisis selisih biaya adalah untuk:

1. Pengendalian biaya

2. Menilai prestasi pelaksanaan, dengan menentukan besarnya penyimpangan biaya

yang berada dibawah pengendaliannya.

3. Mengukur pengaruh penyimpangan biaya terhadap laba perusahaan.

MANFAAT HARGA POKOK STANDAR

Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan

untuk

1. Perencanaan dan penyusunan anggaran

2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk,

dan lain sebagainya.

3. Pengendalian biaya, menilai hasil pelaksanaan, serta meningkatkan kesadaran akan

pentingnya penghematan biaya

4. mengembangkan manajemen by obyektive (MBO)

5. Membebaskan biaya yang telah dikeluarkan ke produk selesai, persediaan produk

dalam proses dan lain sebagainya.

6. Menekan biaya administrasi dengan menyederhanakan prosedur akuntansi dan dapat

menyajikan laporan biaya denbgan cepat.

PENENTUAN HARGA POKOK STANDAR

4
Harga pokok standar umumnya menyangkut biaya produksi, karena hubungan

input (masukan) dan output ( keluaran) lebih jelas. Sebagai biaya teknik (engenereed

expences), maka dalam pengendalian biaya produksi bisa diukur tingkat efisiensinya.

Efisiensi dapat diukur jika hubungan antara input dengan output sangat jelas.

Contohnya: sebuah perusahaan meubel membuat sebuah kursi dengan biaya standar

bahan baku berupa kayu dengan harga Rp 15.000,- ongkos mengerjakannya Rp10.000,-

dan BOPnya 40% dari biaya bahan baku yaitu ( 40% x Rp 15.000 ) Rp 6.000,- jadi

harga total standar sebuah kursi Rp 31.000,-.Jika setelah dilakukan produksi ternyata total

biaya untuk menyelesaikan sebuah kursi ternyata lebih besar atau lebih kecil dari standar

tersebut maka akan diperoleh efisien dan tidak efisien.

PENENTUAN STANDAR BAHAN BAKU DAN ANALISIS SELISIH

( VARIANCE ANALYSIS)

Biaya bahan baku sering disebut biaya utama (prime cost) karena biaya bahan

baku adalah unsur biaya yang terbesar dalam harga pokok pada setiap produk serta

dengan mudah dapat ditelusuri ( traceable cost). Secara umum informasi yang diperlukan

dalam membuat standar bahan baku adalah:

SELISIH BAHAN BAKU


Gambar1. : Selisish Bahan Baku

ANALISIS metode SATU SELISIH (A)

SELISIH BIAYA BAHAN BAKU /SB(Selisih gabungan antara kuantitas dengan harga
SELISIH HARGA SELISIH KUANTITAS
bahan baku)

SELISIH HARGA SELISIH CAMPURAN SELISIH KUANTITAS 5


SB = (Hg Std x K.Std) – ( Hg.SS x K.SS)
ANALISIS DUA SELISIH
(Hg.Std (B) ) > ( Hg.SS x K.SS )  laba
x K.Std
( Hg.Std x K.Std ) < ( Hg.SS x K.SS )  rugi
(A) SELISIH HARGA BAHAN BAKU:

Keterangan :Std > SS  menguntungkan dan sebaliknya


SHB = (H.SS – H.Std ) x K.SSB
SHB  Selisih Harga Beli
SHP = ( H.SS – H.Std ) x K.SSP
SHP  Selisih Harga Pemakaian

H.SS  Harga Sesungguhnya

H.Std  Harga standar

K.SSB  kuantitas sesungguhnya yang dibeli

K.SSP  kuantitas sesungguhnya yang dipakai

(B) SELISIH KUANTITAS BAHAN BAKU(SK)

SK = (K.SS – K.Std ) X H.Std

Keterangan: SS > Std  merugikan dan sebaliknya

SK  selisih kuantitas

K.SS  kuantitas sesungguhnya yang dipakai

K.Std  kuantitas standar

Jadi Total Selisih Bahan Baku = SK + SH

ANALISIS TIGA SELISIH(C)

SH = (H.SS – H.Std) X K.Std

SK = (K.SS – K.Std) X H.Std

S.HK= (H.SS – H.Std) X (K.SS- K.Std)


6
Jadi Total Biaya Bahan Baku = SH + SK + S.HK

KETERANGAN :

SH  Selisih haraga bahan baku

SK  selisih kuantitas bahan baku

SHK  Selisih harga bahan baku (campuran)

Contoh 1 :

Sebuah perusahaan memproduksi kemeja ukuran L membutuhkan standar bahan baku

(kain) sebagai berikut : kain jenis cotton sebanyak 2 meter @Rp 7500 total Rp 15000.

Dalam tahun 2016 data produksi sebagai berikut : jumlah baju ukuran L yang diproduksi

sebanyak 4925 unit sedangkan kapasitas produksi terpasang perusahaan adalah 7500

potong dan yang dibeli sebanyak 12.500 meter dengan harga rata-rata per meter Rp 7600

per meter. Tidak ada persediaan awal sedangkan persediaan akhir adalah 2.000 meter.

Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung selisih biaya bahan baku sebagai berikut :

Model satu selisih:

1. Selisih biaya bahan baku = ( H.Std x K.Std) – ( H.SS x K.SS )

= ( 7.500 x 9.850 ) – (7600 x 10.500)

= 73.875.000 – 79.800.000

= Rp 5.925.000 ( R)

7
Metode Dua selisih :

a. Selisih harga Pemakaian(SHP) = (H.SS – H.Std) x K.SS

= ( 7.600 – 7.500 ) x 10.500

= 100 x 10.500 = Rp1.050.000 (R)

b. Selisih kuantitas (SK) = ( K.SS – K.Std ) x H.Std

= ( 10.500 – 9.850 ) x 7.500

= 650 x 7.500 = Rp 4.875.000( R )

Jadi total selisih bahan baku = 1.050.000 ( R ) + 4.875.000 ( R )

= Rp 5.925.000 ( R )

MetodeTiga selisih :

a. Selisih harga (SH ) = ( H.SS- H.Std ) x K.Std

= (7.600 -7.500 ) x 9.850

= 100 x 9.850 =Rp 985.000 ( R )

b. Selisih harga kuantitas(SHK) = (H.SS – H.Std ) x (K.SS – K.Std)

= ( 7.600 -7.500 ) x ( 10.500 – 9.850)

= 100 x 650 = Rp65.000 ( R )

c. Selisish kuantitas (SK ) = (K.SS – K.Std ) x H.Std

= ( 10.500 – 9.850 ) x 7.500

= 650 x 7.500 = Rp 4.875.000 ( R )

8
Jadi total selisih bahan baku = SH + SHK + SK

= 985.000 ( R ) + 65.000 ( R ) + 4.875.000 ( R )

= Rp 5.925.000 ( R )

STANDAR UPAH LANGSUNG DAN ANALISIS SELISIH.

Dalam membuat standar upah langsung ada dua faktor yang harus diperhatikan

adalah : jam kerja yang digunakan dan tarif per jam kerja.

1. Satu selisish :

Selisih Upah Langsung(SUL) =

Keterangan
= (Tarif: UpahJK.SS > JK.Std
Langsung ( merugi ) dan sebaliknya.
Sesungguhnya)
– (Tarif Upah Langsung Standar)
SUL  Selisih Upah Langsung
= (T.SS x JK.SS) – ( T.Std x JK.Std )
T.SS  Tarif sesungguhnya

JK.SS  Jam Kerja Sesungguhnya

T.Std  Tarif Standar

JK.Std  Jam Kerja Standar

2. Dua Selisish;

a. Selisih Tarif Upah Langsung ( STU )

STU = (T.SS x JK.SS) – (T.Std x JK.SS )


= ( T.SS – T.Std ) x JK.SS
( T.SS .> T.Std  merugi dan sebaliknya )

b. Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEU )

SEU = ( JK.SS x T.Std ) – ( JK.Std x T.Std )

= ( JK.SS – JK.Std ) x T.Std


9
Jadi total selisih biaya tK = STU + SEU

MetodeTiga Selisih:

a. Selisih Tarif (ST) = (T.SS- T.Std) x JK.Std


Jadi total selisih biaya TK = ST + SE + STE
b. Selisih Efisiensi (SEF) = ( JK.SS – JK.Std ) x T.Std

c. Selisih Tarif Efisiensi ( STE ) = ( T.SS – T.Std ) x ( JK.SS – JK.Std )

Selisih Biaya TKL

SE Upah Langsung Selisih Tarif Upah Langsung

Selisih Efisiensi Upah Langsung Selisih Tarif Upah Langsung Selisih T.Efisiensi U.Langsung

Gambar : Hubungan analisis Upah Tenaga Kerja.

Contoh 2

Contoh kedua berikut ini merupakan lanjutan dari contoh 1.

Untuk standar biaya upah langsung informasi yang tersedia adalah sebagai berikut:

Lama waktu untuk mengerjakan satu potongan hem (kemeja), mulai dari pemotongan,

penjaritan dan proses penyelesaiannya adalah 8 jam dengan upah karyawan per jam

10
adalah Rp. 650,00. Jadi standar biaya upah langsung adalah Rp. 5.200,00 per potong

baju. Upah sesungguhnya yang dibayarkan kepada karyawan adalah Rp. 675,00 dengan

jam kerja sesungguhnya adalah 39.850 jam kerja langsung, dengan total upah langsung

yang dibayarkan sebanyak Rp. 26.898.750,00 (675 x 39.850). Sedangkan jam kerja

langsung standar adalah 40.000 jam kerja langsung.

Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut :

1. Model satu selisish:

SUL = (T.SS x JK.SS ) – ( T.Std x JK.Std )

= ( 675 x 39.850 ) – ( 650 x 40.000 ) 8 X 4.925 = 39.400

= 26.898.750 – 26.000.000

= Rp 898.750 ( R )  L/R

2. Model Dua Selisish:

a. Selisih Tarif Upah Langsung ( STU ) = ( T.SS – T.Std ) x JK.SS

= ( 675 – 650 ) x 39.850

= 25 x 39.850

= Rp 996.250 ( R )

b. Selisih Efisiensi Upah Langsung ( SEU ) = ( JK.SS – JK.Std ) x T.Std

= ( 39.850 – 40.000 ) x 650

= 150 x 650

= Rp 97.500 ( L )

Jadi total tarif Upah Langsung = STU + SEU

11
= Rp996.250 ( R ) +Rp 97.500 ( L

= Rp 898.750 ( R ) L/R

3. Model tiga selisih :

a. Selisih Tarif Upah Langsung (ST)

= ( T.SS – T.Std ) x JK.Std

= ( 675 – 650 ) x 40.000

= 25 x 40.000

= Rp 1.000.000( R )

b. Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEU)

= ( JK.SS – JK.Std ) x T.Std

= (39.850 – 40.000 ) x 650

= 150 x 650

= Rp 97.500 ( L )

c. Selisish Tarif Efisiensi Upah L ( STE )

= ( T.SS – T.Std) x ( JK.SS – JK.Std )

= ( 650 – 675 ) x ( 39.850 – 40.000 )

= 25 x 150 =Rp 3.750 ( L )

Jadi Total selisih Upah langsung

= ST + SEF + STE

12
= Rp1.000.000 ( R ) + Rp97.500 ( L ) +

Rp3.750 ( L )

=Rp 898.750 ( R )  L/R

Standar Biaya Overhead Pabrik (BOP ) dan Analisis Selisih.

Prosudur dalam menentukan dan menggunakan tarif standar BOP telah dijelaskan

dimuka. Walaupun demikian untuk lebih memantapkan pemahaman terhadap biaya

overhead pabrik yang ditetapkan dimuka maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

jam mesin, bahan

1. Anggaran BOP harus dibuat untuk masing-masing departemen atau pusat-pusat

biaya. Proses ini meliputi penentuan masing-masing item BOP yang diperkirakan

terjadi di masing-masing departemen pada kapasitas yang ditentukan.

2. Anggaran biaya departemen pembantu harus dialokasikan ke departemen

produksi. Setelah seluruh BOP doalokasikan ke departemen produksi, maka

masing-masing departemen produksi menentukan tariff BOP dengan

menjumlahkan anggaran BOP langsung dan tak langsung dibagi dengan taksiran

aktivitas yang digunakan antara lain; jam kerja langsung, total upah langsung,

jam mesin, bahan baku langsung dan unit yang diproduksi.

3. Ukuran aktivitas yang digunakan untuk mengalokasikan BOP antara departemen

yang satu dengan departemen yang lainnya sering berbeda, tergantung dengan

sifat proses produksi dari masing-masng departemen. Ada dua pertimbangan yang

perlu diperhatikan yaitu :

13
 Untuk membebankan biaya ke barang yang dihasilkan secara akurat, dasar

aktivitas yang dipilih harus berkaitan dengan unsur biaya yang utama yang

terjadi di departemen yang bersangkutan. Padat modal  jam kerja mesin,

padat karya  jam kerja karyawan.

 Aktivitas yang dipilih harus yang masuk akal dan secara tepat dapat dimonitor

dalam suatu barang yang dihasilkan atau pekerjaan yang dilaksanakan,

berdasarkan sistem pengupulan data yang ada atau jika dilakukan suatu

modifikasi sistem tidak menimbulkan biaya tambahan.

Langkah selanjutnya membebankan BOP kebarang yang dihasilkan, oleh karena

itu BOP dibebankan berdasarkan tarif yang telah ditentukan, maka biaya tersebut

bukan BOP yang sesungguhnya terjadi. Jadi ada dua rekening BOP dalam suatu

perusahaan yaitu : BOP yang sesungguhnya dan BOP yang dibebankan. Antara

BOP yang dibebankan dengan yang sesungguhnya sering terjadi selisih. Ada

empat model selisih BOP yaitu :

1. BOP satu selisih ;

SBOP = BOP ss – BOP std

= BOP ss – ( Kp std x T.std )

Keterangan:

SBOP = Selisih BOP Total

BOPss = BOP sesungguhnya

Kpstd = Kapasitas standar

14
Tstd = Trif standar BOP ( T,Tetap Stndar + T.Variabel standar)

Jika BOP ss > BOP std  merugi dan sebaliknya.

2. BOP dua selisih

A. Selisih terkendali.

Adalah adanya selisih antara BOP sesungguhnya terjadi dengan BOP

yang dianggarkan pada kapasitas standar ( anggaran fleksibel pada

kapasitas standar ).

ST = BOP ss – BOP K.std

= BOPss – { BTA + ( Kp std x TV std )}

= BOPss - { ( KN x TTstd) + (Kpstd x TV std ) }

B. Selisih Volume.

Adalah selisih yang terjadi antara BOP yang dianggarkan pada

kapasitas standar dengan BOP yang dibebankan kepada produk. Ini terjadi

akibat kapasitas standar lebih besar atau lebih kecil dari kapasitasnormal.

SV = BOPK std – BOP std

= {(KN x TTstd) + ( KPstd x TVstd) } – ( KPstd x Tstd)

= {(KN x TTstd) + ( KPstd x TVstd) }- {( KPstd x TT.std)+ ( KP.std x TV.std) }

= (KN x TTstd) – ( KPstd x TTstd )

= ( KN – KPstd) x TTstd.

15
Keterangan:

SV = Selisih Volume

BOPK std = BOP dianggarkan pada kapasitas standar

BOPstd = BOP dibebankan pada produk melalui rekening WIP

KN =Kapasitas Normal

Tstd = Tarif total standar

3. BOP Tiga selisih.

A.Selisih Anggarn (SA)

Terjadi akibat adanya perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP

pada kapasitas sesungguhnya.

SA = BOPss – BOPKss

= BOPss – { BTA + ( KPss x TVstd)}

= BOPss – { (KN x TTstd) + (KPss x TVstd)}

BOPss > BOPKss  merugi dan sebaliknya

B.Selisih Kapasitas (SK)

16
Terjadi akibat adanya perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan

BOP yang dibebankan, dimana kapasitas sesungguhnya lebih kecil atau lebih

besar dengan kapasitas normal.(dalam pembebanan biaya tetap).

SK = BOPKss – BOPB
= {(KN x TTstd)+ ( KPss x TVstd)} - (KPss x Tstd)
= {(KN x TTstd)+ ( KPss x TVstd)} – {(KPssxTTstd) + (KPssxTVstd)}td)
Keterangan:
= {(KN x TTs) – (KPss x TTstd)}
= (KN – KPss) x TTstd
SK = Selisih Kapasitas

BOPKss = BOP pada kapasitas Sesungguhnya

BOPB = BOP yang dibebankan

C. Selisih Efisiensi ( SE)

Terjadi dengan adanya perbedaan BOP yang dibebankan dengan BOP

Stsndar.

SE = BOPB – BOPstd

= ( KPss x Tstd) – ( KPstd x Tstd )

= (KPss- KPstd) Tstd

Keterangan:

SE = Selisih Efisiensi

BOPB = BOP dibebankan

17
BOP std = BOP Standar

4. BOP Empat selisih

SA = BOPss – {(KN x TTstd) + (KP ss x TV std )}

SK = ( KN x KPss) TTSTD

SEV = ( KPss – KPstd ) TVstd

SET = ( KPss – KPstd ) TTstd

Contoh 3.

Sesuai dengan contoh no 2 disebutkan bahwa kapasitas normal perusahaan

konveksi tersebut adalah 40.000 jam kerja langsung. Kapasitas normal yang dimaksudkan

adalah kapasitas yang pernah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan kapasitas

terpasang perusahaan adalah sebanyak 50.000 jam kerja langsung. Dengan kapasitas

produksi 6.250 unit. Sedangkan kapasitas terpasang perusahaan adalah sebanyak 50.000

jam kerja langsung. Dengan kapasitas produksi 6.250 unit. Yang dimaksudkan dengan

kapasitas terpasang adalah kapasitas perusahaan jika perusahaan tersebut tidak pernah

berhenti selama setahun. Sedangkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai perusahaan

adalah sebanyak 39.850 jam kerja langsung dengan total biaya overhead pabrik sebesar

Rp 64.500.000,00. Pada contoh no 1 sebelumnya disebutkan baju yang berhasil

dikerjakan selama tahun 1996 adalah sebanyak 4.925 potong dengan lama pengerjaan

selama 8 jam. Berdasarkan jenjang kapasitas tersebut maka fleksibel budget dari PT Budi

Harapan Kita dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

18
PT ANU

FLEKSIBEL BUDGET BOP

TAHUN..............

KAPASISTAS 70% 80% 90% 100%

Produksi standar (unit) 4.375 5;000 5.625 6.350

Jam kerja langsung(jam) 35.000 40.000 45.000 50.000

Biaya – biaya (Rp)

Biaya Variabel

- By Tng. kerja Tak Langsung 8.750.000 10.000.000 11.250.000 12.500.000

- By material tak langsung 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000

- By Perlengkapan Pabrik 4.375.000 5.000.000 5.625.000 6.250.000

- By Pemeliharaan Pabrik 3.850.000 4.400.000 4.950.000 5.500.000

- By listrik dan energi 4.025.000 4.600.000 5.175.000 5.750.000

- Biaya lembur 2.625.000 3.000.000 3.375.000 3.750.000

Jumlah Biaya Variabel 27.125.000 31.000.000 34.875.000 38.750.000

Biaya Tetap

- Biaya Supevisor 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000

- Biaya penyusutan mesin 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000

- Biaya asuransi 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000

- Pajak Bumi dan Bangunan 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

- By Listri dan anergi 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

- By kesehatan karyawan 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000

Jumlah biaya tetap 31.750.000 31.750.000 31.750.000 31.750.000

19
Total biaya Overhead Pabrik 58.875.000 62.750.000 66.625.000 70.500.000

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dihitung besrnya tarif biaya Overhead Pabrik

(BOP) pada kapasitas normal 80% adalah sebagai berikut:

TarifBOP
TarifBOP 
jam ker jalangsung

62.750.000
 xRp  Rp1.568,75 perjam ker jalangsung
40.000

Tarif BOP sebesar Rp 1.568,75 dapat dirinci sebagai berikut:

31.000.000
 xRp1  Rp775,00
Tarif BOP Variabel = 40.000 / jam kerja langsung

31.750.000
xRp1  Rp793,75
Tarif BOP Tetap = 40.000 /jam tenaga kerja langsung

Setelah mengetahui standar biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP, maka setiap ada

pesanan yang masuk bagaimanapun bentuknya dapat segera di hitung harga pkokoknya

tanpa harus menunggu selesainya proses produksi. Agar dapat diketahui apakah standar

tesebut ada penyimpangan atau tidak dengan biaya yang sasesunguhnya maka setiap

produk baik bulanan maupun semesteran maupun tahunnan harus diadakan analisis.

Kembali soal diatas bahwa jam kerja sesungguhnyayang dicapai adalah sebanyak

39.850 jam kerjadengan total BOP Rp64.500.000 sedangkan standar BOP yang

sesungguhnya adalah Rp 61.808.750 ( 39.400 x 1.586,75 ). 39400 bersal dari JK.std x

kapasitas sesungguhnya ( 4.925 baju yang diproduksi x 8 dari lama pengerjaan per

potong baju).Sehingga ada perbedaan antara BOP sesungguhnya > dari pada Bop Standar

sebesar Rp2.691.250 ( 64.500.000 – 61.808.750).  merugi..

20
Jadi untuk menjawab persoalan diatas dapat dihitung sebagai berikut:

1. Satu selisih : Rp 2.691.250 ( R )

2. Dua selisih:

a. Selisih terkendali ( ST )

ST = BOP ss – BOPKstd

= Rp 64.500.000 –{31.750.000 + ( 39.400 x 775) }

= Rp 64.500.000 – (31.750.000+ Rp 50.535.000)

= Rp 64.500.000 – Rp 62.285.000 = Rp 2.215.000( R ) (BOP

variabel ss dengan BOP variabel std)

b. Selisih Volume (SV)

SV = BOPKstd – BOP std

= [(40.000 x 793,75) + ( 39.400 x 775)}- ( 39.400 x 1.568,75)

= ( 31.750.000 + 30.535.000) – 61.808.750

= 62.285.000 – 61.808.750

= Rp 476.250 ( R ).  perbedaan kapasitas ( KN > Kss)

Jadi Selisih Total Biaya BOP = ST + SV = Rp 2.215.000(R ) + Rp

476.250 ( R) = Rp 2.691.250 ( R)  L/R

3. Tiga selisih:

a. Selisih Anggaran(SA)

SA = BOPss – BOPKss

= BOPss – {BTA – ( KPss x TV std )}

= BOPss – {( KN x TTstd) + ( KN x TV std)}

= 64.500.000 – { ( 40.000 x 793,75) + (39.850 x 775)}

21
= 64.500.000 – { 31.750.000 + 30.883.750 }

= Rp 64.500.000 –Rp 62.633.750

= Rp 1.866.250 (merugi)

b. Selisih Kapasitas (SK)

SK = BOPKss – BOPB

= { (KN x TTstd) + ( KPss x TVstd)}- { (KPss x Tstd)}

= { (KN x TTstd) – ( KPss x TTstd ) }

= { KN – KPss} TTstd

= { (40.000 x 793,75) + (39.850 x 775) } – { (39.850 x 1.568.75 )}

= { 31.750.000 + 30.883.750 } – { 62.514.687,50}

= Rp 62.633.750 – Rp 62.514.687,50

= Rp 119.062,50 ( merugi )

c. Selisih Efisiensi (SE)

SE = BOPB – BOP std

= ( KPss x Tstd ) – (KPstd x Tstd)

= ( KPss – KPstd ) Tstd

= (39.850 – 39.400 ) x Rp 1.568,75

= 450 x Rp 1.568,75

= Rp 705.937,5 ( merugi)

Jika selisih sebesar Rp 2.691.250 dianalisis dengan metode tiga selisih maka

dapat dirinci sebsgai berikut:

Selisih anggaran Rp 1.866.250 ( R )

22
Selisih kapasitas Rp 119.062,50 ( R )

Selisih efisiensi Rp 705.937,50 ( R )

Jumlah Rp 2.691.250 (merugi )

4. Analisis Empat Selisih

a. SA = BOPss – {(KN x TTstd) + (KPss x TVstd)}

b. SK = (KN – KPss) x TTstd

c. Selisih efisiensi Variabel (SEV)

= (KPss – KPstd) x TVstd

= ( 39.850 – 39.400) x 775

= 450 x 775

= Rp 348.750 ( merugi)

d. Seleisih efisiensi Tetap ( SET)

= ( KPss – KPstd) x TTstd

= ( 39.850 – 39.400 ) x 793,75

= 450 x 793,75

= Rp 357.750 (merugi)

Berdasarkan analisis empat selisih maka selisih sebesar Rp 2.691.250 dapat dirinci

sebagai berikut:

- Selisih anggaran Rp 1.866.250

- Selisih kapasitas Rp 119.062,50

- Selisih efisiensi Variabel Rp 348.750

23
- Selisih efisiensi Tetap Rp 357.187,50

Jumlah................................. Rp 2.691.250 ( merugi)

Gambar

Hubungan masing – masing variance

Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik


sesungguhnya yang dibebankan Rp
Rp 64.500.000 61.808.750

Selisih BOP yang


merugikan Rp 2.691.250

SELISIH TERKENDALI SELISIH VOLUME


MERUGIKAN Rp 2.215.000 MERUGIKAN Rp 476.250

Selisih Selisih efisiensi Selisih efisiensi Selisih kapasitas merugikan


anggaran variable tetap Rp 357.187,5 Rp 119.062,5
merugikan merugikan merugikan
Rp1.866.250 Rp 348.750

Selisih
anggaran Selisih efisiensi Selisish kapasitas
merugikan merugikan Rp merugikan Rp 119.062,5
LATIHAN
Rp 2.116.250 SOAL 1. 705.937,50
Pt Gandi menggunakan harga pokok standar dalam memproduksi unit baju pada
tahun 2006 ditentukan besar biaya standar per unit baju sebagai berikut :
 Bahan baku 1,5 meter @ Rp 1.000
 Biaya tenaga kerja langsung 2 jam @ Rp 250
 BOP tetap 2 jam @ Rp 100
 BOP Variabel 2 jam @ Rp 150

24
Tarif BOP tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas normal satu tahun yaitu 750.000
jam kerja atau sebanyak 360.000 baju. Data produksi dan biaya untuk bulan April 2007
adalah sebagai berikut:
- Persediaan barang produk dalam proses 1 April 2007 sebanyak 5.000 baju
dengan tingkat penyelesaian 100% bahan Baku dan 70 % biaya konversi
- Jumlah baju yang selesai dalam bulan April 2007 adalah sebanyak 28.000
baju ( terjual)
- Persediaan Produk dalam proses 30 April 2007 sebanyak 8.000 baju dengan
tingkat penyelesaian 80 % bahan baku dan 50 % konversi
- Bahan baku yang dibeli sebanyak 45.000 meter kain dengan harga Rp
1.010 per meter sedangkan yang terpakai sebanyak 44.050. meter. Selanjutnya
upah langsung yang dibayar sebesar Rp14.210.000 atau sebanyak 58.000 jam
kerja . Dan BOP sesungguhnya sebesar Rp 14.400.000 dan harga jual per baju
Rp 6.000 Sedangkan biaya penjualan sebesar Rp 540.000 dan biaya
administrasi umum Rp 250.000 serta pajak 10 % .
Hitunglah :
A. Selisih bahan baku saat dipakai dan dibeli, tenaga kerja dan BOP
dengan menggunakan metode 2 selisih.
B. Buatlah laporan laba/rugi.

25

Anda mungkin juga menyukai