Anda di halaman 1dari 14

VARIABLE COSTING

Mata Kuliah:
Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu:
Imam Abrori, S.E., M.M

Disusun oleh:
Rafi Maajid Fadhlurrahman (220124058)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS WIDYA GAMA
LUMAJANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Variable Costing” pada mata
kuliah Akuntansi Manajemen dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah ini dibuat
dengan maksud untuk memenuhi tugas pada mata Manajemen Pemasaran 1 di Program Studi
Manajemen ITB Widya Gama Lumajang.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan kesempatan diberikan
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ketua ITB Widya Gama Lumajang, Ketua Prodi
Manajemen ITB Widya Gama Lumajang, Dosen Wali Kelas 3MA3 ITB Widya Gama
Lumajang, Dosen Manajemen Pemasaran 1 ITB Widya Gama Lumajang dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
berharap saran maupun kritik demi penyempurnaan makalah ini. Walaupun masih jauh dari
sempurna penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca Aamiin
Yarobbal Alaamiin.

Lumajang, 07 Maret 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
6.1. Pengertian Variable Costing........................................................................................5
6.2. Perbedaan Full Costing Dan Variable Costing............................................................8
6.3. Penyusunan Laporan keuangan Metode Variable Costing........................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................................13
A. KRSIMPULAN.........................................................................................................13
B. SARAN.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Variable costing suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Di pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai
harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-
sama dengan biaya tetap non produksi. Pendekatan Variable costing di kenal sebagai
Contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang
mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan
menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-
fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya
berubah sejalan dengan perubahan output yang diperlakukan sebagai elemen harga
pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

B. Rumusan Masalah
1) Mendefinisi variable costing.
2) Perbedaan antara variable costing dan full costing.
3) Penyusunan laporan keuangan metode variable costing.

C. Tujuan
1) Mengetahui Mendefinisi variable costing.
2) Mengetahui Perbedaan antara variable costing dan full costing.
3) Mengetahui Penyusunan laporan keuangan metode variable costing.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
6.1. PENGERTIAN VARIABLE COSTING
Variable costing yaitu harga pokok produksi variabel yang merupakan salah
satu cara penentuan harga pokok produksi yang dapat membebankan setiap elemen
biaya produksi seperti biaya overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja.
Menurut Mulyadi (2012:18) metode Variabel Costing bahwa sebagai
berikut:
“Variable Costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrikvariabel.”
Dengan cara menentukan harga pokok produk ciri ini akan menentukan syarat apa
saja yang termasuk ke dalam metode variable costing yaitu sebagai berikut :

• Biaya bahan baku langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat
secara khusus dan konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan
produk, urutan pekerjaan tertentu, atau penyediaan

• Biaya komisi
Dalam suatu perusahaan, biaya komisi bisa merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk membayar marketing/pemasaran yang dilakukan oleh
manajemen. Pada umumnya, besaran biaya komisi dihitung berdasarkan harga beli
barang dan jasa yang berhasil dijual.

• Biaya upah lembur


Upah yang wajib dibayarkan oleh pengusaha yang mempekerjakan pekerja
melebihi waktu kerja 7 jam sehari untuk 6 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu
atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu (pasal 27 ayat (1)
Peraturan Pemerintah No 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja.

• Biaya kebutuhan alat-alat produksi


Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan
jasa guna dijual kembali dan menghasilkam keuntungan. Kegiatan tersebut tentu
membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah
perusahaan.

Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada


proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik
dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh
pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

5
Variable cost adalah biaya perusahaan yang berubah sebanding dengan
hasil produksi. Variable cost naik atau turun tergantung pada volume produksi
perusahaan; mereka naik seiring dengan peningkatan dan penurunan produksi
seiring dengan penurunan produksi. Contoh variable cost termasuk biaya bahan
baku dan pengemasan. Variable cost dapat dibandingkan dengan fixed cost.

Total biaya yang dikeluarkan oleh bisnis apapun terdiri dari fixed cost dan
variable cost. variable cost tergantung pada hasil produksi. Biaya produksi variabel
adalah jumlah konstan per unit yang diproduksi. Ketika volume produksi dan
output meningkat, variable cost juga akan meningkat. Sebaliknya, ketika lebih
sedikit produk yang diproduksi, variable cost yang terkait dengan produksi akan
menurun.

Contoh variable cost adalah komisi penjualan, biaya tenaga kerja


langsung, biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi, dan biaya utilitas.
variable cost total hanyalah jumlah output dikalikan dengan variable cost per unit
output. variable cost biasanya dipandang sebagai biaya jangka pendek karena dapat
disesuaikan dengan cepat.

Biaya variabel atau variable cost adalah biaya yang besarnya tergantung
pada tingkat produksi. Biaya variabel sifatnya berubah-ubah (bervariasi) sesuai
kondisi perusahaan. Definisi tersebut dikutip dari buku Pengantar Ilmu Ekonomi.
Merujuk buku Akuntansi Biaya, biaya variabel akan berubah secara proporsional
terhadap volume dalam satu rentang relevan. Semakin besar volume kegiatan,
semakin besar pula jumlah total biaya variabel. Contoh variable cost adalah biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

6.1.1. Tujuan Variable Costing


Penentuan variabel costing ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan
keputusan jangka pendek, yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution
margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa
hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk
pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan
kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi
operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam
perusahaan.

Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka

6
variabel costing bertujuan sebagai berikut:
Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:
1. Perencanaan laba
a. Penentuan harga jual produk
b. Pengambilan keputusan oleh manajemen
c. Pengendalian biaya
2. Untuk pihak eksternal

Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat
pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
a. Penentuan harga pokok persediaan
b. Penentuan laba

Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang


disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu,
menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full
costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

6.1.2. Kelebihan dan variable costing


Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari metode variable costing yang
bisa di jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode mana yang
hendak di gunakan untuk perusahaan.

a. Perencanaan laba jangka pendek


Dalam kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen
memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam hal ini
biaya tetap tidak berubah karena adanya perubahan volume kegiatan,
sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh
manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode
variable costing menghasilkan laporan laba rugi yang menyajikan
informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya dan tetap
dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka
pendek.

b. Pengendalian biaya
Variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk
mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh
full costing. Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap
diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan

sebagai unsur biaya produksi sehingga manajemen kehilangan

7
perhatian terhadap period costs (biaya overhead pabrik tetap) tertentu
yang dapat dikendalikan. Di dalam variable costing, period cost yang
terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara
terpisah dalam laporan rugi-laba sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Biaya

tetap ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan: discretionary


fixed costs dan committed fixed costs. Discretionary fixed costs
merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen
sehingga dapat dikendalikan oleh manajemen. Contohnya

biaya iklan. Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul


dari pemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok. Biaya ini
merupakan semua biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat
dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Dalam jangka pendek
committed fixed

costs tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Contohnya biaya


depresiasi, sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dengan dipisahkannya
biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi-laba variable
costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs
terpisah dari committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap
dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.

c. Pengambilan keputusan
Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka
pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period
costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan
harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan
pokok antara full costing dan variable costing adalah terletak pada konsep
penutupan biaya (concept of cost recovery). Menurut metode full costing,
harga jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap
didalamnya. Di dalam metode variable costing, apabila harga jual tersebut
telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih
baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama
sekali.

6.1.3. Kelemahan variable costing


Suatu metode pasti tidak akan lepas dari kelemahan. Berikut ini kelemahan variable
costing adalah sebagai berikut

8
1) Pemisahan biaya menjadi biaya variabel dan tetap sulit dilakukan karena suatu
biaya sangat jarang benar-benar 2.variabel atau benar-benar tetap.
2) Metode ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.
3) Naik-turun laba dikaitkan dengan perubahan dalam penjualan
4) Karena biaya overhead pabrik dalam persediaan dan harga pokok persediaan tidak
diperhitungkan, maka mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah. Hal ini akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk keperluan analisa keuangan.
5) Discretionary fixed cost dan committed fixed cost sebenarnya sulit digunakan pada
metode ini
6) Dapat menyebabkan naik dan turun laba. Hal ini terjadi dikarenakan adanya
perubahan volume penjualan produk.
7) Apabila perusahaan Anda merupakan perusahaan musiman metode ini tidak cocok
untuk digunakan..

6.2. PERBEDAAN FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING


Dalam perusahaan dagang, jasa maupun industri penentuan harga pokok
sanggatlah penting. Melalui penetapan harga pokok ini anda bisa menentukan
keuntungan yang diinginkan. Harga pokok dibedakan menjadi dua jenis yakni
harga pokok penjualan dan harga pokok produksi. Dalam penentuan harga pokok
produksi terdapat dua metode penentuan yakni metode full costing dan variable
costing. Harga pokok produksi sendiri merupakan total beban produksi yang
digunakan untuk membuat produk hingga barang tersebut siap untuk dijual. Beban
yang melekat ini termasuk bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja langsung
sehingga produk jadi dan setengah jadi pun bisa dihitung.

Metode full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang


memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilakuvariabel maupun tetap. Sedangkan, metode variable costing metode
penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga langsung,
dan biaya overheadpabrik variabe

Kedua metode penentuan ini dipakai untuk menentukan harga pokok


produksi. Tentu ada perbedaan mendasar dari  kedua metode ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda

Menurut perhitungannya kedua metode ini sama-sama mengikut


sertakan bahan baku, beban tenaga kerja langsung dan beban overhead

9
pabrik. Perbedaannya untuk metode full costing menggunakan beban
overhead pabrik tetap dan variable sedangkan variable costing hanya
mengikut sertakan beban overhead variable saja.  Beban overhead
pabrik sendiri merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam
bahan baku dan beban tenaga kerja langsung.

Menurut perilakunya ada dua golongan beban overhead pabrik


yakni overhead pabrik tetap dan variable. Beban overhead pabrik tetap
ialah biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam
volume produksi. Contoh dari beban overhead pabrik tetap ini ialah
beban depresiasi mesin. Beban overhead pabrik variable ialah biaya
overhead pabrik  yang berubah sebanding dengan volume kegiatannya.
Salah satu contoh beban overhead pabrik variable ialah  beban untuk
packaging produk, bahan yang melekat langsung pada produk namun
hanya sekian persen saja digunakan dalam produk.

B. Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi

Dari segi pelaporannya juga berbeda antara metode full costing


dan variable costing. Jika menggunakan metode full costing biaya
overhead akan dilaporkan jika produk sudah terjual. Untuk metode
variable costing baik produk terjual atau tidak maka biaya overhead
akan tetap dilaporkan sehingga pos pendapatan perusahaan akan
berkurang.

C. Perlakukan Biaya Periode

Dalam metode full costing biaya periode dianggap sebagai biaya


yang tidak berhubungan dengan biaya produksi namun tetap
mengurangi laba perusahaan. Biaya periode menurut metode variable
costing ikut dibebankan dalam produksi.

6.3. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN METODE VARIABLE COSTING

6.3.1. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah sebuah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan dalam satu periode tertentu yang dapat digunakan untuk
menggambarkan situasi kinerja perusahaan tersebut. Di dalamnya berisi
pencatatan transaksi dan juga pencatatan uang yang terjadi dalam sebuah bisnis.

10
6.3.2. Laporan keuangan metode variabel costing
Untuk menyusun laporan keuangan dalam metode variabel costing
diperlukan terlebih dahulu untuk mencari harga pokok produksi (HPP). Yaitu
dengan cara berikut :
Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variable yang dijumlahkan maka hasilnya merupakan HPP.

Selanjutnya setelah HPP sudah ditentukan maka penyusunan laporan keuangan


metode variable bisa dilakukan dengan teknik berikut :

PT. X
Laporan laba rugi
Periode X

Penjualan Rp xxxxx
Biaya variabel :
Harga pokok produksi Rpxxxxx
Beban adm & penjualan Rp xxxxx
Total biaya variabel (Rp xxxxx)
Margin kontribusi Rp xxxxx
Biaya tetap :
Overhead pabrik tetap Rp xxxxx
Beban adm & penjualan Rp xxxxx
Total biaya tetap Rp xxxxx
Laba Netto Rp xxxxx

 Contoh soal
PT. XYZ periode 31 Januari 2020 memproduksi dan menjual alat tenun
dari bahan kayu. Adapun data operasional sbb :
Harga jual per unit = Rp 500.000
Biaya produksi :
- Biaya variabel per unit :
Bahan langsung Rp 110.000
Tenaga kerja langsung Rp 60.000
Overhead pabrik variabel Rp 30.000
- Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000

Persediaan barang jadi :


- Unit persediaan awal 0
- Unit yang diproduksi 100 unit

11
- Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp 50.000 x 80 unit = Rp 4.000.000

 Jawab :
Harga pokok produksi (HPP) variabel costing :
= bahan baku langsung + tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 = Rp 200.000

PT. XYZ
Laporan laba rugi
Periode 31 Januari 2020

Penjualan (80 x 500.000) Rp 40.000.000


Biaya variabel :
Harga pokok produksi (80x200.000) Rp16.000.000
Beban adm & penjualan (80x50.000) Rp 4.000.000
Total biaya variabel (Rp 20.000.000)
Margin kontribusi Rp 20.000.000
Biaya tetap :
Overhead pabrik tetap Rp 12.000.000
Beban adm & penjualan Rp 7.000.000
Total biaya tetap Rp 19.000.000
Laba Netto Rp 1.000.000

12
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

Variable costing yaitu harga pokok produksi variabel yang merupakan


salah satu cara penentuan harga pokok produksi yang dapat membebankan setiap
elemen biaya produksi seperti biaya overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga
kerja.
Dengan syarat :
 Biaya bahan baku langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya komisi
 Biaya upah lembur
 Biaya kebutuhan alat-alat produksi

Tujuan dari variable costing atau penentuan harga pokok adalah untuk
memenuhi kepada pihak manajemen dalam mendapatkan informasi yang memiliki
orientasi dalam pengambilan keputusan jangka pendek. Juga terdapat kelebihan dan
kekurangan dalam metode variable costing.
Perbedaan dari full costing dan variable costing diantaranya yaitu :
 Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda
 Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi
 Perlakuan Biaya Periode
Dalam menyusun laporan keuangan metode diperlukan untuk mengetahui HPP
terlebih dahulu.

B. SARAN

Perusahaan sebaiknya mengelompokkan seluruh biaya yang terjadi didalam


perusahaan berdasarkan metode biaya (Variable Costing dan Full Costing). Dalam
penetapan menggunakan metode biaya, biaya dikelompokkan menurut biaya yang
bersifat Variable dan Fixed (tetap). Sehingga memudahkan dalam penetapan harga
pokok produk.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ryan, (2018). Perbedaan Full Costing Dan Variable Costing.


https://ukirama.com/blogs/perbedaan-full-costing-dan-variable-costing (Di
akses pada tanggal 06 Maret 2022)
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-tujuan-penggunaan-variabel-costing-beserta-kelebihan-
dan-kekurangannya-dalam-bisnis/
Haryanto, Agni. (2021). Full Costing dan Variable Costing – Pengertian, Perbedaan,
Kelemahan dan Kelebihannya. https://www.jojonomic.com/blog/full-costing-
dan-variable-costing/ (Di akses pada tanggal 07 Maret 2022)
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Variable Cost Beserta
Ciri-Ciri, Jenis, dan
Contohnya" , https://katadata.co.id/intan/finansial/620f4f90a1fc4/pengertian-
variable-cost-beserta-ciri-ciri-jenis-dan-contohnya Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Intan
https://zahiraccounting.com/id/blog/kelemahan-dan-keunggulan-metode-variabel-costing/ (Di
akses pada tanggal 06 Maret 2022)
http://repository.untag-sby.ac.id/935/2/BAB%20II.pdf
https://accurate.id/akuntansi/full-costing/KelebihanMetodeVariableCosting.
https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/
RSXyjZzwQqp45CVrb6tGEJYWn2PdFemul73AOaBI10HMKfDigx.pdf
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2266/8/UNIKOM_ERGAT%20AZIZ
%20ARIPIN_10.BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai