Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Thomas W. Zimmerer (1996)
“Entreprenuership is the result of a disciplined, systematic process of applying
creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace.”
Kewirausahaan adalah hasil-hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Dahulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui


pengalaman langusng di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir
(entrepreneurship are born not made), sehingga kewirausahaan tidak dapat
dipelajari dan diajarkan. Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan,
tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan di ajarkan.
“Entrepreneurship not only born but olso made”, artinya kewirausahn tidak
hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga
dapat dipelajari dan diajarkan.

Kewirausahaan terdiri dari 2 kata yaitu, wira yang berarti kesatria,


pahlawan, pejuang, unggul, gagah berani, dan usaha yang berarti bekerja,
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pengertian wirausaha ditinjau dari segi arti
kata adalah orang tangguh yang melakukan sesuatu. Sejalan dengan definisi
secara umum tersebut, definisi wirausaha berdasarkan Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pegusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
disebutkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku,


dan kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah

1
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberi pelayanan yang lebih baik dana tau memperoleh
keuntungan yang lebih besar,

Dalam konteks manajemen, pengertian kewirausahaan adalah seseorang


yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti financial
(money), bahan mentah (material), dan tenaga kerja, untuk menghasilkan suatu
produk baru, bisnis baru, proses produksi, atau pengembangan organisasi usaha.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1.2.1. Apa saja konsep dasar dari kewirausahaan?
1.2.2. Apa saja konteks kewirausahaan?
1.2.3. Bagaimana hakikat kewirausahaan?
1.3. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuannya yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui konsep dasar dari kewirausaahan
1.3.2. Untuk mengetahui konteks kewirausahaan
1.3.3. Untuk mengetahui hakikat kewirausahaan
1.4. MANFAAT
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka manfaatnya adalah :
1.4.1. Agar pembaca dapat mengetahui konsep dasar dari
kewirausaahan.
1.4.2. Agar pembaca dapat mengetahui konteks kewirausahaan.
1.4.3. Agar pembaca dapat mengetahui hakikat kewirausahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan kata entrepreneurship


sebenarnya dari kata entrepreneur.1 Kewirausahaan merupakan sikap mental dan
sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam

1
I Nyoman Putra Yasa dan Igede Nendra, Kewirausahaan (Undiksha), hlm 01

2
rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut Peggy A.
Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Sedangkan
Menurut Peter F. Drucker (1994) “Kewirausahaan merujuk pada sifat,watak,dan
ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk
mewujudkan gagasan yang inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya”. Dan Drucker juga berpendapat bahwa kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W.Zimmer (1996)
“Enterpreneurship is the result of a disciplined, systematic process of applying
creativity and innovation to needs and opportunities in the marketplace ”.
Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.2

Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20 kewirausahaan


sudah diperkenalkan di beberapa negara. Misalnya, di Belanda di kenal dengan
“ondernemer”, di Jerman di kenal dengan “unternehmer”. Di beberapa negara,
kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain dalam tanggung
jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis,
kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan
penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasangan iklan, dan lain-lain.
Kemudian pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di
beberapa negara seperti di Eropa, Amerika dan Kanada. Bahkan sejak tahun 1970-
an banyak universitas yang mengajarkan “enterpreneurshif” atau “small business
management” atau “new venture management”. Pada tahun 1980-an hampir 500

2
Suryana, Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Salemba:Salemba
Empat, 2003), hlm 07

3
sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja.3

Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma


pertumbuhan yang wajar (growth equity paradigm shift) dan perubahan ke arah
globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan maka
dewasa sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Menurut Soeharto
Prawirokusumo (1997:4) pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu
disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena;

1. Kewirausahaan berisi body of knowledg yang utuh dan nyata, yaitu ada
teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi veture start-up dan
venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek
tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create new and different things).
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan
berusaha dan pemerataan pendapatan atau kesejahtraan rakyat yang
adil dan makmur.
Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di negara
industry, kemudian berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka
disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang
pesat. Pada mulanya kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan,
namun kemudian diterapkan di berbagai bidang lain seperti industry, perdagangan,
pendidikan, kesehatan, dan institusi-institusi lain seperti lembaga pemerintah,
perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. Dalam bidang-bidang tertentu,
kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan,
pembaharuan dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai
kiat-kiat bisnis jangka pendek tetapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum
dalam jangka panjang untuk menciptakan peluang. Di bidang bisnis misalnya,

3
Ibid, hlm 08

4
perusahaan sukses dan memperoleh peluang besar karena memiliki kreativitas dan
inovasi. Melalui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah
atas barang dan jasa. Nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui proses
kreatif dan inovatif banyak menciptakan berbagai keunggulan termasuk
keunggulan bersaing. Demikian juga di bidang pendidikan, kesehatan, dan
pemerintah, kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang yang
memiliki semangat, jiwa kreatif dan inovatif. David Osborne & Ted Gaebler
(1992) dalam bukunya “Reinventing Goverment” mengemukakan bahwa dalam
perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang berjiwa kewirausahaan.
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki
motivasi, optimism, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih
efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.4
Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability)
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparma
Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek
kewirausahaan meliputi:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup atau usaha. Dalam


merumuskan tujuan hidup atau usaha perlu perenungan, koneksi yang
kemudian berulang-ulang dibaca dan diamati sampai memahami apa
yang menjadi kemauannya.

2. Kemampuan memotivasi diri. Untuk melahirkan suatu tekad kemauan


yang menyala-nyala.
3. Kemampuan untuk berinisiatif. Mengerjakan sesuatu yang baik tanpa
menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif.
4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas setelah
dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.
5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal.
6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu
tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak
menunda pekerjaan.
7. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.

4
Ibid, hlm 08

5
8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari
pengalaman yang baik maupun menyakitkan.5

2.2 Konteks Kewirausahaan

Secara kontekstual kewirausahaan dapat di definisikan, sebagai berikut:

 Kewirausahaan dipandang dalam konteks pendidikan


Kewirausahaan merupakan bidang dharma kehidupan yang menuntut
adanya kejujuran dan semangat juang tinggi untuk memakmurkan
kehidupan, agar tanda-tanda kebesaran sang maha pencipta terpancar di
dalamnya. Landasan filosofis yang mendorong semua gerak dan dinamika
perjalanan wirausahawan adalah asas kerja sama yang saling
menguntungkan, melalui penggabungan orang, tenaga, dan modal
sedemikian rupa sehingga semua pihak yang terlibat didalamnya dapat
mengambil manfaat yang sewajarnya. Konsekuensi logis dari asa tersebut
adalah, bahwa kerja sama perlu dibangun atas dasar cinta kasih antar
sesama mahluk ciptaan Tuhan. Dibalik semua aktivitas kerja
kewirausahaan itu terkandung tujuan yang luhur, yaitu adanya semangat
untuk terus hidup dan saling tolong-menolong atau saling memberikan
dukungan terhadap upaya pelestarian, dan manfaat ilmu pengetahuan yang
ada pada setiap insan pribadi.6
 Kewirausahaan dipandang dalam konteks ekonomi
Kewirausahaan adalah aktivitas menambah usaha baru, produk baru, dan
jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta
dengan teknologi berbeda. Misalnya, usaha jasa angkutan kota diperluas
dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan
usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus.7 Kewirausahaan juga dipandang
sebgai kemampuan dalam menciptakan nilai tambah dipasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda
melalui pengembangan teknologi baru, penemuan pengetahuan ilmiah
baru, perbaikan produk barang dan jasa yang ada, dan penemuan cara-cara

5
Ibid, hlm 09
6
Naswan Suharsono, Pendidikan Kewirausahaan (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 14
7
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Salemba:Salemba
Empat, 2003), hlm 120

6
baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang
lebih efesien guna memberikan pelayanan yang lebih baik atau
memperoleh keuntungan.8

2.3 Hakikat Kewirausahaan

Pada Hakekatnya, manusia lahir ke dunia ini mengemban tugas dan misis
suci untuk mengelola dan memuliakan dunia ciptaan Sang Maha Pencipta.
Sebagai pengelola alam semesta, manusia harus bekerja keras sebaik-baiknya agar
sumber-sumber daya alam dan sumber daya hayati yang ada dibumi bisa
diusahakan sebagai suatu yang berguna bagi kesejahteraan para penghuninya.
Untuk mengukur ketaatan manusia pada jalan dharma itu, maka pada diri masing-
masing manusia juga dibekali tiga potensi modal dasar untuk menjalani
kodratnya, tiga potensi dasar itu adalah cipta, rasa, dan karsa. 9

 Pada dasarnya hakikat kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-
ciri yang melekat pada seseorangyang mempunyai kemauan keras untuk
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh. Jadi inti kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dalam
konteks manajemen wirausah adalah seseorang yang memiliki kemampuan
dalam menggunakan sumberdaya (money, materials, man, teknologi
/machine, untuk menghasilkan suatu bisnis baru, produk baru, proses
produksi ataupun pengembangan organisasi usaha. Sekaligus mempunyai
kombinasi elemen-elemen (unsur-unsur) internal yang mencakup
kombinasi visi, motivasi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan
kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.

8
I Nyoman Putra Yasa dan Igede Nendra, Kewirausahaan (Undiksha), hlm 01
9
Naswan Suharsono, Pendidikan Kewirausahaan (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 12

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (material),
dan tenaga kerja, untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses
produksi, atau pengembangan organisasi usaha. Dalam konteks bisnis, menurut
Thomas W.Zimmer (1996) “Enterpreneurship is the result of a disciplined,
systematic process of applying creativity and innovation to needs and
opportunities in the marketplace”. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,
proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan
dan peluang di pasar. Secara kontekstual kewirausahaan dapat di definisikan
sebagai kewirausahaan dipandang dalam konteks pendidikan, dimana
kewirausahaan merupakan bidang dharma kehidupan yang menuntut adanya
kejujuran dan semangat juang tinggi untuk memakmurkan kehidupan, agar tanda-

8
tanda kebesaran sang maha pencipta terpancar di dalamnya. Dibalik semua
aktivitas kerja kewirausahaan itu terkandung tujuan yang luhur, yaitu adanya
semangat untuk terus hidup dan saling tolong-menolong. Kewirausahaan
dipandang dalam konteks ekonomi, dimana kewirausahaan adalah aktivitas
menambah usaha baru, produk baru, dan jasa baru yang berbeda dari yang
sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda.

3.2. Saran
Demikianlan makalah yang bisa kami buat mudah-mudahan apa yang sudah
kami paparkan diatas bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal dunia kewirausahaan. Kami menyadari apa yang kami paparkan
dalam makalah ini tentu belum sesuai dengan yang diharapkan oleh para
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai