PENDAHULUAN
1
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberi pelayanan yang lebih baik dana tau memperoleh
keuntungan yang lebih besar,
BAB II
PEMBAHASAN
1
I Nyoman Putra Yasa dan Igede Nendra, Kewirausahaan (Undiksha), hlm 01
2
rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut Peggy A.
Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Sedangkan
Menurut Peter F. Drucker (1994) Kewirausahaan merujuk pada sifat,watak,dan
ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk
mewujudkan gagasan yang inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya. Dan Drucker juga berpendapat bahwa kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
2
Suryana, Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Salemba:Salemba
Empat, 2003), hlm 07
3
sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja.3
1. Kewirausahaan berisi body of knowledg yang utuh dan nyata, yaitu ada
teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi veture start-up dan
venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek
tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create new and different things).
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan
berusaha dan pemerataan pendapatan atau kesejahtraan rakyat yang
adil dan makmur.
Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di negara
industry, kemudian berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka
disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang
pesat. Pada mulanya kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan,
namun kemudian diterapkan di berbagai bidang lain seperti industry, perdagangan,
pendidikan, kesehatan, dan institusi-institusi lain seperti lembaga pemerintah,
perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. Dalam bidang-bidang tertentu,
kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan,
pembaharuan dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai
kiat-kiat bisnis jangka pendek tetapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum
dalam jangka panjang untuk menciptakan peluang. Di bidang bisnis misalnya,
3
Ibid, hlm 08
4
perusahaan sukses dan memperoleh peluang besar karena memiliki kreativitas dan
inovasi. Melalui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah
atas barang dan jasa. Nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui proses
kreatif dan inovatif banyak menciptakan berbagai keunggulan termasuk
keunggulan bersaing. Demikian juga di bidang pendidikan, kesehatan, dan
pemerintah, kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang yang
memiliki semangat, jiwa kreatif dan inovatif. David Osborne & Ted Gaebler
(1992) dalam bukunya Reinventing Goverment mengemukakan bahwa dalam
perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang berjiwa kewirausahaan.
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki
motivasi, optimism, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih
efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.4
Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability)
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparma
Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek
kewirausahaan meliputi:
4
Ibid, hlm 08
5
8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari
pengalaman yang baik maupun menyakitkan.5
5
Ibid, hlm 09
6
Naswan Suharsono, Pendidikan Kewirausahaan (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 14
7
Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Salemba:Salemba
Empat, 2003), hlm 120
6
baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang
lebih efesien guna memberikan pelayanan yang lebih baik atau
memperoleh keuntungan.8
Pada Hakekatnya, manusia lahir ke dunia ini mengemban tugas dan misis
suci untuk mengelola dan memuliakan dunia ciptaan Sang Maha Pencipta.
Sebagai pengelola alam semesta, manusia harus bekerja keras sebaik-baiknya agar
sumber-sumber daya alam dan sumber daya hayati yang ada dibumi bisa
diusahakan sebagai suatu yang berguna bagi kesejahteraan para penghuninya.
Untuk mengukur ketaatan manusia pada jalan dharma itu, maka pada diri masing-
masing manusia juga dibekali tiga potensi modal dasar untuk menjalani
kodratnya, tiga potensi dasar itu adalah cipta, rasa, dan karsa. 9
Pada dasarnya hakikat kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-
ciri yang melekat pada seseorangyang mempunyai kemauan keras untuk
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh. Jadi inti kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dalam
konteks manajemen wirausah adalah seseorang yang memiliki kemampuan
dalam menggunakan sumberdaya (money, materials, man, teknologi
/machine, untuk menghasilkan suatu bisnis baru, produk baru, proses
produksi ataupun pengembangan organisasi usaha. Sekaligus mempunyai
kombinasi elemen-elemen (unsur-unsur) internal yang mencakup
kombinasi visi, motivasi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan
kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.
8
I Nyoman Putra Yasa dan Igede Nendra, Kewirausahaan (Undiksha), hlm 01
9
Naswan Suharsono, Pendidikan Kewirausahaan (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm 12
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (material),
dan tenaga kerja, untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses
produksi, atau pengembangan organisasi usaha. Dalam konteks bisnis, menurut
Thomas W.Zimmer (1996) Enterpreneurship is the result of a disciplined,
systematic process of applying creativity and innovation to needs and
opportunities in the marketplace. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,
proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan
dan peluang di pasar. Secara kontekstual kewirausahaan dapat di definisikan
sebagai kewirausahaan dipandang dalam konteks pendidikan, dimana
kewirausahaan merupakan bidang dharma kehidupan yang menuntut adanya
kejujuran dan semangat juang tinggi untuk memakmurkan kehidupan, agar tanda-
8
tanda kebesaran sang maha pencipta terpancar di dalamnya. Dibalik semua
aktivitas kerja kewirausahaan itu terkandung tujuan yang luhur, yaitu adanya
semangat untuk terus hidup dan saling tolong-menolong. Kewirausahaan
dipandang dalam konteks ekonomi, dimana kewirausahaan adalah aktivitas
menambah usaha baru, produk baru, dan jasa baru yang berbeda dari yang
sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda.
3.2. Saran
Demikianlan makalah yang bisa kami buat mudah-mudahan apa yang sudah
kami paparkan diatas bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal dunia kewirausahaan. Kami menyadari apa yang kami paparkan
dalam makalah ini tentu belum sesuai dengan yang diharapkan oleh para
pembaca.