Anda di halaman 1dari 9

PPh Pasal 22

Pertemuan Ke 9

PURWITA SARI, S.Pd, M.Ak

PERPAJAKAN
PENGERTIAN
Pajak Penghasilan Pasal 22 atau
biasa disebut PPh Pasal 22 adalah
pajak penghasilan yang dikenakan
pada badan usaha tertentu, baik milik
pemerintah maupun swasta yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor
serta re-impor.
PEMUNGUT PAJAK PPh PASAL 22

Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna


Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada
Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi
Bea dan Cukai (DJBC) atas objek atau Lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga
PPh Pasal 22 impor barang negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran
atas pembelian barang

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat


Bendahara pengeluaran berkenaan
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberikan
dengan pembayaran atas pembelian
delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
barang yang dilakukan dengan
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian
mekanisme uang persediaan (UP)
barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran langsung (LS);

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu


Bank-bank Badan Usaha Milik Negara,
badan usaha yang seluruh atau sebagian
berkenaan dengan pembayaran atas
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
pembelian barang dan/atau bahan-bahan
penyertaan secara langsung yang berasal
untuk keperluan kegiatan usahanya.
dari kekayaan negara yang dipisahkan
Click here to add content of the text , and
briefly explain your point of view
LANJUTAN

Industri dan eksportir yang bergerak dalam Industri atau badan usaha yang melakukan
sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, pembelian komoditas tambang batubara,
peternakan, dan perikanan, atas pembelian mineral logam, dan mineral bukan logam, dari
bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk badan atau orang pribadi pemegang izin usaha
keperluan industrinya atau ekspornya. pertambangan.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

3. Pembayaran atas pembelian


1. Impor barang dan ekspor
barang

2. Pembayaran atas pembelian


4. Pembayaran atas pembelian
barang
barang kepada pihak ketiga

5. Pembayaran atas pembelian 7,8. Penjualan kendaraan bermotor,


barang untuk BUMN Penjualan Migas.

9,10. Pembelian bahan-bahan dari


6. Penjualan hasil produksi kepada
pedagang pengumpul, Penjualan barang
distributor
yang tergolong sangat mewah
TARIF PPh PASAL 22

Atas Impor
• Yang menggunakan Angka Pengenal mportir (API), 2,5% (dua
setengah persen) dari nilai impor;
• Yang tidak menggunakan API, 7,5% (tujuh setengah persen)
dari nilai impor;
• Yang tidak dikuasai, 7,5% (tujuh setengah persen) dari harga
jual lelang.

Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPb, Bendahara


Pemerintah, BUMN/BUMD (angka II butir 2,3, dan 4) sebesar
1,5% (satu setengah persen) dari harga pembelian tidak
termasuk PPN dan tidak final.

Atas penjualan hasil produksi (angka II butir 5)


•Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
•Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
•Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)
•Rokok = 0.15% x Harga Bandrol (Final)
•Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)
LANJUTAN

Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen


atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas

Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari


pedagang pengumpul (angka II butir 7) ditetapkan sebesar 2,5 % dari
harga pembelian tidak termasuk PPN.

Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
menggunakan API sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a sebesar
0,5% (setengah persen) dari nilai impor.

Atas Penjualan
• Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp20.000.000.000,00
• Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari
Rp10.000.000.000,00
• Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih
dari Rp10.000.000.000,00 dan luas bangunan lebih dari 500 m2.
• Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp10.000.000.000,00 dan/atau luas bangunan lebih
dari 400 m2.
• Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang
berupa sedan, jeep, sport utility vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv),
minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
• Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.
• Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100%lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22
PERHITUNGAN PPH PASAL 22

PT. AAA mengimpor barang dari Kanada dengan harga faktur senilai
US$500.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk Perhitungan PPh Pasal 22 jika memiliki API
dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam PMK No.
16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 3%
dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 5% dari harga faktur. Jika PT. AAA memiliki Angka Pengenal Impor, maka
Bea Masuk (BM) sebesar 10% dan Bea Masuk Tambahan sebesar 6%. Kurs hitungan PPh Pasal 22 dari impor barang tersebut
pajak saat itu sebesar Rp14.550 per dolar Amerika Serikat. Maka, perhitungan sebagai berikut:

63% 59%
PPh Pasal 22 yang dipungut Ditjen Bea Cukai adalah: = (Tarif PPh Pasal 22 memiliki API x Nilai Impor)
= 2,5% x Rp9.114.120.000
= Rp.227.853.000

No Diketahui Perhitungan Nilai


Enter text
a. Harga Faktur (cost) US$500.000

b. Biaya Asuransi (Insurance) (3% x US$500.000) US$15.000 Perhitungan PPh Pasal 22 jika tidak memiliki API

c. Biaya Angkut (Freight) (5% x US$500.000) US$25.000


Ketika PT. AAA tidak memiliki angka pengenal impor,
CIF (Cost, Insurance, Freight)

d. CIF (dalam rupiah


84% (a + b + c)
91%
(Rp.540.000 + Rp.14.550)
US$40.000

Rp.7.857.000.000
hitungan PPh Pasal 22 dari impor barang tersebut
adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 tidak punya API x Nilai Impor)
= 7,5% x 9.114.120.000
e. Bea Masuk Enter text Enter text
(10% x Rp.7.857.000.000) Rp.785.700.000 = Rp.683.559.000
f. Bea Masuk Tambahan (6% x Rp.7.857.000.000) Rp.471.420.000

Nilai Impor (d + e + f) Rp.9.114.120.000


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai