Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN

PENGELOLAAN PERSEDIAAN

Dosen Pengampu

Dr. Gregorius Paulus Tahu, Amd, SE, SKM., MM

Nama Kelompok 2

07. Ida Ayu Desy Franciska Dewi (2002612010939)

12. Ni Putu Arista Rahayu (2002612010944)

14. Ni Putu Febri Yudiantari (2002612010946)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2021/2022

1
PENGELOLAAN PERSEDIAAN

2.1 Pengertian Persediaan

Pengelolaan persediaan adalah bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk


mengatur persediaan barang yang dimiliki. Mulai dari cara memperoleh persediaan,
penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan. Perusahaan
memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Apabila persediaan
yang tersedia jumlahnya berlebihan, maka persediaan akan menimbulkan pengeluaran yang
tinggi. Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan
yang mendadak, tapi persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan harus menyediakan
dana untuk modal kerja yang besar. Sedangkan apabila persediaan yang tersedia kurang, maka
akan menghambat kegiatan produksi yang dapat beresiko kehilangan penjualan dan konsumen.

Pengertian Persediaan Menurut Para Ahli, yaitu :

 Pengertian Persediaan /Inventory Menurut Koher, Eric L.A adalah bahan baku dan
penolong, barang jadi dan barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia, yang
dimiliki dalam perjalanan, dalam tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada pihak
lain pada akhir periode.
 Pengertian Persediaan/Inventory Menurut Ristono (2009) adalah suatu teknik untuk
manajemen material yang berkaitan dengan persediaan.
 Pengertian Persediaan/Inventory Menurut Lalu Sumayang (2003) Adalah simpanan
material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
 Pengertian Persediaan/Inventory Menurut Hani Handoko (2000) adalah suatu istilah
umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

Apabila dilihat dari tipe persediaan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap tipe
persediaan, seperti:

1. Bahan Mentah
Bahan mentah atau bahan baku bias dipengaruhi oleh sifat bahan baku tersebut,
musiman atau tidak, dan cepat rusak atau tidak. Selain itu perkiraan produksi,
ketersediaan barang pemasok, penjadwalan produksi, dan pembelian juga
mempengaruhi persediaan bahan mentah.

2
2. Barang Dalam Proses
Barang dalam proses atau barang setengah jadi adalah barang hasil produksi bahan
baku namun masih belum layak dijual. Barang dalam proses ini dipengaruhi oleh
lamanya waktu produksi sejak bahan mentah mulai diproses hingga menjadi barang jadi.

3. Barang Jadi
Barang jadi adalah barang dalam proses yang telah selesai difinising dan siap dijual.
Barang jadi ini bias dipengaruhi oleh penjualan. Semakin banyak penjualan semakin
sedikit barang jadi yang disimpan.

Fungsi produksi suatu perusahaan tidak dapat berjalan lancar tanpaadanya persediaan yang
mencukupi. Persediaan timbul karena penawarandan permintaan berada dalam tingkat yang
berbeda sehingga material yang disediakan berbeda. Secara umum inventory berfungsi untuk
mengelola persediaan barang dagangan yang selalu mengalami perubahan jumlah dannilai
melalui transaksi-transaksi pembelian dan penjualan.

Tujuan Persediaan, yaitu menghilangkan pengaruh ketidakpastian, mempersiapkan stok


apabila ada keperluan mendadak, mengantisipasi perbuhan harga pada pasar produksi, memberi
waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian, dan untuk mengantisipasi perubahan
pada permintaan dan penawaran.

2.2 Biaya Persediaan

Berdasarkan buku dari Handoko (1999: 336) yang didalamnya menyatakan bahwa
pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan, biaya-
biaya variabel berikut dibawah ini harus dipertimbangkan. Adapun biaya variabel tersebut yang
dimaksud adalah antara lain sebagai berikut :

1. Ordering cost ( biaya pemesanan )

Yang termasuk didalam biaya ini adalah antara lain meliputi sebagai berikut :

 Pemrosesan pesanan dan ekspedisi.


 Biaya telepon.
 Pengeluaran surat menyurat.
 Biaya pengepakan dan penimbangan.
 Biaya pengiriman ke-gudang dan lain sebagainya.

3
2. Storage or Holding ( biaya penyimpanan ), or carrying cost.

Biaya penyimpanan adalah biaya yang terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan. Adapun yang termasuk biaya penyimpanan adalah antara
lain sebagai berikut :

 Biaya fasilitas
 Biaya asuransi persediaan.
 Biaya pajak persediaan.
 Biaya pencurian, pengrusakan (perampokan) dan lain sebagainya.

3. Setup costs manufacturing (biaya penyiapan pabrik)

Dalam hal ini terjadi jika bahan-bahan tidak dibeli, namun diproduksi sendiri dalam
pabrik perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) guna memproduksi
komponen tertentu. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam hal ini adalah antara lain sebagai
berikut :
 Biaya mesin-mesin menganggur.
 Biaya penyiapan tenaga kerja langsung.
 Biaya penjadwalan.
 Biaya ekspedisi dan lain sebagainya.

4. Shortage costs (Biaya kehabisan / kekurangan bahan)

Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah biaya yang timbul jika persediaan tidak
mencukupi adanya permintaan bahan. Adapun biaya-biaya yang termasuk didalam hal ini adalah
antara lain sebagai berikut:
 Kehilangan penjualan.
 Kehilangan pelanggan.
 Biaya pemesanan khusus.
 Biaya ekspedisi.
 Selisih harga.
 Terganggunya operasi.
 Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan lain sebagainya.

4
2.3 Economic Order Quantity

Perusahaan tentu akan berusaha menekan biaya seminimal mungkin agar keuntungan yang
diperoleh menjadi lebih besar, demikian pula dengan manajemen persediaan, selalu
mengupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal. Metode untuk menentukan persediaan
yang paling optimal adalah Economical Order Quantity (EOQ).

Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas bahan yang dibeli pada setiap
kali pembelian dengan biaya yang paling minimal. EOQ tercapai pada saat biaya pesan sama
dengan biaya simpan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan bahwa pembelian berdasarkan EOQ
hanya dibenarkan jika syarat-syaratnya dipenuhi, syaratnya adalah : harga pembelian bahan
perunitnya konstan, setiap kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia dipasar dan
kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.

Dalam teori, konsep EOQ (kadang -kadang disebut model fixed-order-quantity)


adalah sederhana. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan
persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan
kebalikannya biaya pemesanan persediaan.
Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut :

 Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.


 Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).
 Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau
 tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah ( tak
terhingga )
 Ancang-ancang (lead time) bersifat konstan.
 Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.
 Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage).
 Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount).

Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada system manufaktur sperti
penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem non manufaktur seperti pada penentuan
jumlah bola lampu pada suatu bangunan; penggunaan perlengkapan habis pakai (office suppliesi)
seperti kertas, buku nota dan pensil ; konsumsi bahan-bahan makanan sperti beras, jagung dan
lain-lain. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan
(EOQ) sehingga meminimasi biaya total persediaan dimana :
5
Biaya Total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost

Berikut Rumus yang digunakan :

Keterangan :

EOQ = Kuantitas pemesanan yang paling ekonomis

O = Biaya pemesanan setiap kali pesan

R = Kebutuhan bahan tahunan

C = Presentase biaya simpan

P = Harga beli per unit persediaan

a. Biaya pesan Biaya yang diperlukan dari pemesanan sampai barang itu tiba di
gudang dan siap untuk digunakan

b. Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu yang ada
umumnya akan meningkat dengan meningkatnya persediaan yang disimpan

c. Stockout Cost yaitu biaya yang timbul karena tidak tersedianya bahan yang cukup.

Formula tersebut dapat diterapkan jika dipenuhi empat asumsi dasar sebagai berikut :

a) Tingkat penjualan dapat diperkirakan

b) Penggunaan bahan yang konstan

c) Pemesanan dapat dilakukan seketika, dan

d) Pengiriman dapat dilakukan dengan cepat.

Dalam kondisi kepastian, asumsi bahwa pemesanan dapat dilakukan seketika juga
pengiriman bahan, maka reorder pointnya akan sama dengan nol. Tetapi apabila pemesanan
tidak dapat dilakukan seketika maka dapat ditentukan reorder pointnya :

1. Tentukan tingkat penggunaan harian

2. Lead time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan sampai
barang diterima

6
3. Reorder point

Secara grafis, model dasar persediaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Titik saat pesanan diterima (order point)


Tingkat Persediaan

Rata-rata
persediaan =
Q/2

Waktu (t)
Q
t
D
Gambar 1.1. Model dasar persediaan EOQ

Gambar 1.1 diatas dapat membantu kita memahami pembentukan model


matematisnya.Sejumlah Q unit barang dipesan secara periodic. Order point merupakansaat siklus
persediaan (inventory cycle) yang baru dimulai dan yang lama berakhir, karena pesanan diterima.
Setiap siklus persediaan berlangsung selama siklus waktu t, artinya setiap t hari (atau mingguan,
bulanan dsb) dilakukan pemesanan kembali. Lamanya t sama dengan proporsi kebutuhan satu
periode (D) yang dapat dipenuhi oleh Q, sehingga dapat ditulis t = Q/D. Gradien negatif Dt (-Dt)
dapat dipakai untuk menunjukkan jumlah persediaan dari waktu ke waktu. Karena barang yang
dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously), maka setiap siklus persediaan dapat
dilukiskan dalam bentuk segitiga dengan alas t dan tinggi Q.

7
Biaya

Total biaya = ( Q/2 ) C + ( S

Biaya penyimpanan = [Q
/2]C

Biaya pemesanan = [ S / Q ] O

EOQ Ukuran pemesanan (unit)

Maka, total biaya persediaan: TC=Co. D/Q + Q/2.Cc + Ss, dimana Ss adalah Safety Stock.

8
CONTOH KASUS
 Model Economic Order Quantity

Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar Rp 150,-/order. Biaya
simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/u/tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu
(lead time) untuk pengiriman bahan tersebut selama 10 hari.

Pertanyaan:
 Hitunglah EOQ
 Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
 Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
 Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan

Jawab :

 EOQ = 2x150x10.000 = 2000 unit

0.75

 TC = HxQ/2 + S.D/Q = (0.75 x 2000/2) + (150 x 10000/2000)

= Rp 750,- + Rp 750,- = Rp 1500,-

 Jumlah pemesanan/th = D/Q

= 10000/2000 = 5 kali

 Durasi habisnya EOQ = 350/5 = 70 hari

2.4 Reorder Point

Reorder Point adalah jumlah unit yang dipicu yang memicu pembelian sejumlah
persediaan pengisian ulang yang telah ditentukan . Jika proses pembelian dan pemenuhan
pemasok berjalan sesuai rencana, titik pemesanan ulang harus menghasilkan persediaan
pengisian yang tiba tepat saat persediaan terakhir yang ada habis. Hasilnya adalah tidak
ada gangguan dalam kegiatan produksi dan pemenuhan, sambil meminimalkan jumlah
total persediaan yang ada.

9
Rumus ROP :

ROP = (Lead Time × Kebutuhan Selama Lead Time) + Safety Stock

CONTOH SOAL :

Kebutuhan bahan PT. “ BARITA “ selama 1 tahun 480.000 unit dengan harga per unit Rp
10, Biaya pesan setiap kali pesan Rp Rp 60.000, Biaya simpan 40% dari nilai rata-rata
persediaan. Kebutuhan selama lead time 10.000 unit per minggu .Safety Stock 5.000 unit per
minggu dan waktu tunggu (lead time) selama 3 minggu.

Hitunglah :

1. Hitung EOQ

2. Hitung ROP.

Penyelesaian :

1. Perhitungan EOQ

EOQ = √

EOQ = √

EOQ = √

EOQ = 120.000 unit

2. Perhitungan ROP

ROP = (Lead Time × Kebutuhan Selama Lead Time) + Safety Stock

ROP = (3 × 10.000) + 5.000

ROP = 30.000 + 5.000

ROP = 35.000 unit

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, Hani.202.Manajemen Produksi dan Operasi.BPFE.Yogyakarta


2. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31003-9-393883995184.doc
3. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31005-4-111196241976.doc
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20970/4/Chapter%20II.pdf
6. Yamit Drs, Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Ekonisia. Yogyakarta
7. https://lifeblogid.com/2015/07/27/pengertian-persediaan-inventory/

8. https://www.scribd.com/doc/253564158/PENGELOLAAN-PERSEDIAAN-pdf

9. http://eprints.dinus.ac.id/6420/1/MANAJEMEN_PERSEDIAAN.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai