Anda di halaman 1dari 79

STUDI KELAYAKAN BISNIS

RESUME MATERI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun oleh :
Hartina Sudibyo
Nim : 17.10.089.530.152

Dosen Pembimbing :

Tomy Fitrio,SE.MM
Gerhana Adjie,SE.MM

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Indragiri ( STIE-I )

RENGAT

T.A 2020 / 2021


DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan Studi Kelayakan Bisnis

1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis .............................................. 1


1.2 Pentingnya Invenstasi.................................................................. 1
1.3 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis ................................................... 3
1.4 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis.................................................. 4
1.5 Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis ................................ 5
1.6 Desain Studi Kelayakan Bisnis .................................................... 6

BAB II Pasar dan Pemasaran

2.1 Pasar dan Pemasaran ................................................................... 9


2.2 Segmentasi Pasar, Pasar sasaran, dan Posisi Pasar ..................... 11
2.3 Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................ 13
2.4 Menganalisis Kondisi Persaingan Dalam Industri ...................... 17
2.5 Pangsa Pasar ............................................................................. 19
2.6 Meramalkan Jumlah Permintaan ............................................... 23

BAB III Nilai Konsumen

3.1 Makna Nilai Konsumen ............................................................ 34


3.2 Tingkatan Produk...................................................................... 40

BAB IV Mengukur Permintaan

4.1 Mengukur Besarnya Permintaan ............................................... 42


4.2 Menghitung Perkiraan Permintaan Untuk Masa Yang Akan Datang
................................................................................................. 45

i
BAB V Perencanaan Produksi

5.1 Merencanakan Kapasitas Produksi Suatu Barang ...................... 48


5.2 Merencanakan Konsep Pemilihan Teknologi Dan Peralatan ...... 51
5.3 Menentukan Contoh Lokasi Dan Distribusi .............................. 53
5.4 Menentukan Contoh Tata Letak Fasilitas ................................... 57
5.5 Menghitung Luas Produksi Yang Optimal ................................ 59

BAB VI Penentuan Lokasi Pabrik

6.1 Menentukan Lokasi Pabrik Berdasarkan Analisis Metode Transportasi


................................................................................................. 68
6.2 Menganalisis Proses Produksi ................................................... 69

ii
BAB I

Pendahuluan Studi Kelayakan Bisnis

1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Berikut ini terdapat beberapa pengertian studi kelayakan bisnis menurut
para ahli, terdiri atas:
A. Menurut Ahmad Subagyo (2007:7) Studi Kelayakan Bisnis adalah
Penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau
tidaknya ide tersebut dilaksanakan.
B. Menurut Yaqob Ibrahim (2003:1) Sudi Kelayakan Bisnis adalah feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang
direncanakan.
C. Menurut Kasmir dan Jakfar Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek
baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi
kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.

1.2 Pentingnya Invenstasi


Untuk definisi dari investasi sendiri memiliki banyak makna tetapi intinya
tetap sama. Sebagai contoh jika seseorang memiliki uang atau penghasilan
yang besar dan memberikan uang tersebut kepada orang lain dan berharap
uang yang diberikan itu akan menghasilkan keuntungan lainnya dalam kurun
tertentu disebut investasi.

1
Secara sederhana investasi memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang di
dalamnya ada seorang pemodal yang memberi modalnya kepada orang lain
untuk dikembangkan dan mendatangkan keuntungan dalam waktu yang sudah
ditentukan. Bedanya di sini adalah investasi dapat dilakukan oleh siapa saja
baik kepada perorangan atau kelompok serta ke perusahaan sekalipun.
Hanya saja istilah investasi ini sering sekali digunakan dalam kegiatan
bisnis di mana seorang investor yaitu si penanam modal meminjamkan
dananya ke perusahaan yang mampu untuk mengolahnya.
Beberapa alasan di bawah ini akan menunjukkan bahwa berinvestasi itu
memang perlu :
A. Mendapatkan penghasilan tetap
Kalau anda berinvestasi, tidak menutup kemungkinan dan pasti sekali
anda akan mendapatkan penghasilan tetap misalnya penghasilan tiap
bulan. Itu dikarenakan modal yang anda tanam ke seseorang atau ke suatu
perusahaan akan mendapat keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang
telah kedua pihak sepakati.
Biasanya pada saat pertama kali memulai investasi, anda dan pihak
lainnya akan membuat kesepakatan apa-apa saja yang akan anda dapatkan
termasuk penghasilan tetap dalam waktu tertentu.
B. Usaha anda akan semakin besar
Anda sudah dan sedang menikmati hasil dari investasi yang anda
lakukan, saatnya anda menyisihkan sebagian keuntungan yang anda
dapatkan untuk memperbesar usaha anda yang tadinya hanya usaha kecil-
kecilan saja.
Karena sama saja jika anda tidak mengembangkan usaha yang sudah
dimiliki, karena berinvestasi adalah bukanlah kegiatan yang terus menerus
dilakukan. Jadi tidak ada salahnya anda juga memikirkan masa depan
dengan hasil investasi yang akan anda miliki.
C. Mendapat jaminan bisnis
Bisnis yang sedang anda lakukan, akan terus terjamin sehingga anda
tidak perlu khawatir karena di dalam perjanjian yang dibuat antara anda

2
dan orang atau perusahaan yang anda pinjami modal sudah termasuk
keamanan dan jaminan investasi yang anda berikan.
Hal-hal yang seperti itu, akan tertuang pada kontrak kerja antara anda
sebagai investor dan perusahan. Dalam hal ini tetap harus memperhatikan
apa-apa saja yang akan anda dapatkan selama investasi masih berlangsung.

1.3 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis


Pada umumnya tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk
menghindari resiko kegagalan besar, dari kegiatan yang tak menguntungkan.
Studi kelayakan bisnis ini dibuat untuk beragam pihak, baik untuk pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) ada
lima tujuan mengapa studi kelayakan bisnis harus dilakukan sebelum
menjalankan sebuah proyek/usaha. Diantaranya yaitu :
A. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk meminimalkan resiko yang bisa dikendalikan atau yang tak bisa
dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang yang tak bisa diprediksi.
Sehingga dibutuhkan analisis studi kelayakan bisnis untuk meminimalisir
resiko.
B. Mempermudah Perencanaan
Dengan adanya ramalan yang akan datang maka hal itu dapat
memudahkan perencanaan. Perencanaan yang meliputi umlah modal,
waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta
bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.
C. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun bisa memudahkan penerapannya, proses bisnis
juga bisa dilakukan dengan tersusun sehingga para karyawan bisa
memiliki pedoman serta tetap fokus pada tujuannya. Sehingga rencana
bisnis bisa dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
D. Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang sudah disusun,
maka pengawasan di dalam proses bisnis akan menjadi lebih mudah.

3
Pengawasan ini dilakukan, supaya jalannya usaha tetap di jalur dan sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan.
E. Memudahkan Pengendalian
Jika terjadi penyimpangan, akan mudah untuk memperbaikinya dan bisa
langsung dikendalikan sehingga tak akan terlalu jauh penyimpangan yang
terjadinya.

1.4 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis


1. Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan
investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah
dibuat, karena investor memiliki kepentingan langsung tentang
keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang akan
ditanamkan.
2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan
bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang
dimilliki.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan
bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan
dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu
oleh pemerintah.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian
nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-
tujuan nasional.

4
1.5 Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan
Bisnis, yaitu:
A. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan
yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
1) Izin lokasi
2) Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya.
3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4) Surat tanda daftar perusahaan
5) Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
6) Surat tanda rekanan dari pemda setempat
7) SIUP setempat
B. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena
adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
1) Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap
kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
2) Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru
mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
3) Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi
semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi,
penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan
untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner,
dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau
tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak
yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

5
C. Aspek pasar dan pemasaran
Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan
oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
1) Potensi pasar
2) Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan
atau hasrat untuk membeli.
3) Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
4) Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,
kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
5) Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar
pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
D. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
E. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
F. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang
bersangkutan.

1.6 Desain Studi Kelayakan Bisnis


A. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk
laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang
terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika
ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
1) Ide proyek sesuai dengan kata hatinya
2) Pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang
sifatnya teknis

6
3) Keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.
B. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan metode ilmiah:
1) Mengumpulkan data
2) Mengolah data
3) Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
4) Menyimpulkan hasil
5) Membuat laporan hasil
C. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam
evaluasi:
1) Mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
2) Mengevaluasi proyek yang akan dibangun
3) Mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos
yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang
akan diperkirakan akan diperoleh.
D. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap
layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor
tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah
ditentukan.
E. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan
pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta
kesiapan manajemen.
F. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek.
Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan

7
operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan
efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional
perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan,
pemasaran, produksi dan operasi.

8
BAB II
Pasar dan Pemasaran

2.1 Pasar dan Pemasaran


Setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan
pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Pengertian pasar
secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian ini mengandung arti pasar
memiliki tempat atau lokasi tertentu. Namun dalam praktiknya pengertian
pasar dapat lebih luas lagi. Artinya pembeli dan penjual tidak harus bertemu
disuatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi cukup melalui sarana
elektronik seperti, faksimili atau melalui internet.
Pasar juga dapat diartikan pula sebagai mekanisme yang terjadi antara
pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan
penawaran. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah :
A. Harga barang itu sendiri.
B. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau
barang pelengkap).
C. Pendapatan
D. Selera
E. Jumlah penduduk.
F. Faktor khusus (akses)
Selanjutnya pengertian penawaran adalah jumlah barang dan atau jasa
yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu
tertentu.Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa
adalah :
A. Harga barang itu sendiri.
B. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau
barang pelengkap).

9
C. Teknologi.
D. Harga input (ongko.s produksi)
E. Tujuan perusahaan.
F. Faktor khusus (akses).
Jumlah permintaan dan penawaran serta jenis barang yang ada di pasar
saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk
atau jasa tersebut. Adapun struktur pasar yang ada bisa dikelompokkan ke
dalam :
A. Pasar persaingan sempurna
Suatu pasar di mana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli,
sehingga tindakan penjual secara individu tidak mempengaruhi hargan
barang dipasar. Produk yang dihasilkan produsen relatif sama
(homogen). Dalam pasar ini setiap produsen adalah pengambil harga
(price taker). Promosi tidak begitu diperlukan dan untuk mencari
keuntungan perusahaan harus mampu menentukan berapa tingkat
produksi yang akan dihasilkan.
B. Pasar persaingan monopolistic
Suatu pasar di mana terdapat banyak penjual atau perusahaan dan
memiliki ukuran-ukuran yang relatif sama besarnya. Produk yang
dihasilka berbeda corak. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam
menentukan dan mempengaruhin tingkat harga, sehingga untuk
memperoleh penjualan yang tinggi memerlukan promosi yang sangat
besar.
C. Pasar oligopoly
Sebuah struktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Barang yang
dihasilkan adalah barang standar dan barang berbeda corak. Hambatan
untuk memasuki industri ini sangat sulit, hal ini disebabkan modal yang
diperlukan relatif besar. Peran iklan sangat dominan untuk meningkatkan
penjualannya. Perusahaan dalam pasar ini jarang bersaing mengenai
harga, tetapi bersaing pada faktor lain seperti kualitas atau desain.
D. Pasar monopoli

10
Struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual saja. Barang yang
dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Sangat sulit
memasuki industri ini karna ada nya hambatan penguasaan bahan mentah
yang strategis oleh pihak-pihak tertentu, terdapat skala ekonomi, dan
peraturan pemerintah. Untuk memperoleh kentungan yang maksimal
perusahaan harus mampu menentukan tingkat harga dan jumlah produk
yang harus dijual secara bersamaan.
Kemudian pengertian Pemasaran seperti yang dikemukakan oleh Philip
Kotler adalah :
“ Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana Individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.”
Pemasaran dapat pula diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan
menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran
berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa
kepada konsumen di pasar. Kelompok pasar terdiri dari :
A. Pasar konsumen
B. Pasar industrial
C. Pasar resseler dan
D. Pasar pemerintah

2.2 Segmentasi Pasar, Pasar sasaran, dan Posisi Pasar


A. Segmentasi pasar (Market Segmentation)
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok
pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing
mix yang berbeda pula. Untuk melakukan segmentasi pasar terdiri dari
beberapa variabel yang harus diperhatikan agar segmentasi yang telah
dilakukan tepat sasaran.
Variabel untuk melakukan segmentasi terdiri dari segmentasi pasar
konsumen dan segmentasi pasar industrial. Variabel utama untuk
melakukan segmentasi menurut philip Kotler, antara lain :

11
1) Segmentasi berdasarkan geografis (bangsa, provinsi, kabupaten,
kecamatan, iklim).
2) Segmentasi berdasarkan demografis (umur, jenis kelamin, ukuran
keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras).
3) Segmentasi berdasarkan psikografis (kelas sosial, gaya hidup,
karakteristik kepribadian).
4) Segmentasi berdasarkan perilaku (pengetahuaan, sikap, kegunaan,
tanggap terhadap suatu produk).
B. Pasar Sasaran (Market Targeting)
Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah
mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari
segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Kegiatan menetapkan pasar
meliputi :
1) Evaluasi segmen pasar
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data penjualan terakhir,
proyeksi laju pertumbuhan, dan margin laba dari setiap segmen.
b. Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas.
c. Sasaran dan sumber daya perusahaan.
2) Memilih segmen
yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang memilki nilai tinggi
bagi perusahaan, menentukan segmen mana dan berapa banyak yang
dapat dilayani.
a. Pemasaran serbasama. Melayani semua pasar dan tawaran pasar
dalam arti tidak ada perbedaan.
b. Pemasaran serbaaneka, merancang tawaran untuk semua
pendapatan, tujuan atau kepribadian. Seperti beda desain untuk
industri mobil.
c. Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang
terbatas.
C. Posisi Pasar (Market Positioning)

12
Menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atas suatu pasar.
Tujuan penetapan posisi pasar (martket positioning) adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
dihasilkan ke dalam benak konsumen.

2.3 Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Menurut Kotler dan Amstrong, Marketing Mix adalah sekumpulan
variabel – variabel marketing, yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengejar target penjualan yang diinginkan.
Jadi, dari pendapat Kotler dan Amstrong dapat kita simpulkan bahwa
marketing mix merupakan strategi pemasaran yang dilaksanakan secara
terpadu atau strategi pemasaran yang dilakukan secara bersamaan. Strategi
tersebut digunakan dengan menerapkan elemen strategi yang ada dalam
marketing mix itu sendiri.
Marketing mix memiliki beberapa elemen, yang dikenal dengan sebutan
4P. 4P adalah Product, Price, Promotion, Place. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman strategi mix marketing 4P ini sudah bertambah menjadi
7P.Yaitu sebagai berikut :
A. Product (Produk)
Pihak perusahaan terlebih dahulu harus mendefenisikan, memilih, dan
mendesain suatu produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen yang akan dilayani. Produk dapat berupa barang (benda
berwujud) dan jasa (tidak berwujud). Strategi produk yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut :
1) Penentuan logo dan moto.
2) Menciptakan merek.
3) Menciptakan kemasan.
4) Keputusan label.

B. Price (Harga)
Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk

13
yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal
terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk
tersebut dipasar. Ada tiga yaitu :
1) Skimming pricing, harga awal produk yang ditetapkan setinggi-
tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas
tinggi.
2) Penetration pricing, dengan menetapkan harga yang serendah-
rendahnya mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
3) Status quo pricing, harga ditetapkan sesuai dengan harga pesaing.
C. Saluran Distribusi (Place)
Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana
pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen
mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang
dan jasa. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan
lokasi adalah dengan pertimbangan sebagai berikut :
1) Dekat dengan kawasan industri.
2) Dekat dengan lokasi perkantoran.
3) Dekat dengan lokasi pasar.
4) Dekat dengan pusar pemerintahan.
5) Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat.
6) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
7) Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik dan lain-lain).
D. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Dalam
kegiatan ini perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk
atau jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Paling
tidak ada empat macam sarana promosi yang digunakan oleh setiap
perusahaan dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat
macam sarana promosi itu adalah :
1) Periklanan (advertising)
2) Promosi penjualan (sales promotion)
3) Publisitas (publicity)

14
4) Penjualan pribadi (personal selling)
E. People (SDM)
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju tidaknya
sebuah perusahaan. Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan
penting dalam membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari
suatu perusahaan. Inilah mengapa berbagai perusahaan berlomba-lomba
untuk mencari kandidat pekerja terbaik, mereka bahkan rela membayar
lebih untuk menyewa pihak pencari kerja independen yang sudah ahli
dalam mencarikan kandidat pekerja bagi perusahaan.
Berikut adalah perlakuan yang diterapkan oleh perusahaan yang
berkultur kerja baik. Anda mungkin juga ingin menerapkannya di
perusahaan Anda agar pekerja Anda lebih loyal dan maksimal dalam
bekerja bagi perusahaan:
1) Perusahaan menyediakan sarana dan pimpinan-pimpinan tim yang
mampu meningkatkan atau mengembangkan kemampuan kerja
karyawannya, tidak hanya memacu karyawan untuk memenuhi target
2) Perusahaan berlaku adil terhadap setiap karyawan tanpa kecuali
3) Perusahaan melakukan kewajibannya dan menghargai hak karyawannya
4) Perusahaan memberikan apresiasi bagi karyawan yang telah bekerja
dengan baik

Hasil yang akan didapatkan oleh setiap perusahaan dengan


menjadikan para karyawannya sebagai aset berharga adalah mendapatkan
performa yang baik maupun loyalitas tanpa batas dari karyawannya. Hal
ini yang akan menjadikan suatu perusahaan kokoh (kuat teamwork-nya)
dan mendapatkan citra baik pula di masyarakat. Selain itu, kultur kerja
yang baik juga dapat jadi daya tarik tersendiri bagi calon pekerja potensial
lainnya.

F. Process (Proses)
Proses yang dimaksud adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang
saling terkait yang kemudian bersama-sama mengubah masukan menjadi

15
keluaran. Pada perusahaan produsen, pelaksanaan ini dapat dilaksanakan
oleh manusia atau mesin dengan menggunakan berbagai sumber daya yang
ada. Apa yang perlu diperhatikan dari proses adalah kesabaran,
konsistensi, dan kontinuitas Anda dalam mengelola atau mengembangkan
bisnis Anda. Selain itu, ada satu elemen penting dalam pengembangan
bisnis Anda yang tak kalah penting, yaitu pembuatan SOP yang jelas bagi
sistem kerja di perusahaan Anda dan Anda perlu mengkomunikasikannya
dengan baik pada seluruh pegawai Anda agar mereka dapat melaksanakan
seluruh SOP-nya dengan baik tanpa kendala.
G. Packaging (Kemasan)
Unsur berikutnya dalam marketing mix adalah packaging. Coba tinjau
kembali secara kritis semua aspek visual dari perusahaan Anda. Ingat,
orang membentuk kesan pertama mereka tentang Anda dalam 30 detik
pertama melihat Anda atau dengan melihat beberapa elemen dari
perusahaan Anda. Perbaikan kecil dalam kemasan atau tampilan eksternal
dari produk maupun layanan Anda seringkali dapat menyebabkan reaksi
yang sama sekali berbeda dari pelanggan Anda. Reaksi tersebut bisa jadi
penentu.
Sehubungan dengan kemasan perusahaan Anda, produk atau layanan
Anda, Anda harus memikirkan segala hal yang dilihat pelanggan sejak
kontak pertama yang mungkin terjadi dengan perusahaan Anda hingga
sepanjang jalan dan proses pembeliannya.
Kemasan mengacu pada cara produk atau layanan Anda muncul dari
luar. Kemasan juga mengacu pada orang-orang di perusahaan Anda dan
bagaimana mereka berpakaian dan berperilaku saat berinteraksi dengan
pihak luar. Ini juga bisa mengacu pada kantor Anda, ruang tunggu Anda,
brosur Anda, korespondensi Anda dan setiap elemen visual tentang
perusahaan Anda. Semuanya penting. Semuanya bisa menentukan
kesuksesan marketing Anda. Semuanya itu dapat memengaruhi tingkat
kepercayaan pelanggan Anda kepada brand Anda

16
2.4 Menganalisis Kondisi Persaingan Dalam Industri
Anilisa persaingan adalah usaha mengidentifikasi ancaman, kesempatan
atau permasalahan strategis (strategy question) yang terjadi akibat perubahan
persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Analisa berguna
untuk mendasari keputusan tentang produk yang dipasarkan agar kemudian
diperoleh laba yang optimal.
Analisa persaingan dimulai dengan pesaing umum dan selanjutnya
pesaing potensial. Ada dua cara untuk mengidentifikasi pesaing umum. Yang
pertama menguji perspekstif pelanggan dalam membuat pilihan diantara
para pesaing. Tipe kedua adalah identifikasi dengan pendekatan yang
berusaha menempatkan para pesaing kedalam kelompok-kelompok strategi
dari dasar strategi persaingannya. Setelah para pesaing diidentifikasi, fokusnya
adalah berusaha memahami mereka dan strateginya. Dari uraian tersebut
dapat ditarik analisa dari kekuatan dan kelemahan dari masing-masing
pesaing atau kelompok strategi dari pesaing
Menurut Porter, hakikat persaingan suatu industry dapat dilihat sebagai
kombinasi atas lima kekuatan:
A. Perseteruan Diantara Perusahaan Yang Saling Bersaing
Strategi yang dijalankan oleh suatu peerusahaan dapat berhasil jika
strategi itu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi
yangdijalankan oleh perusahaan pesaing.
Perubahan strategi di sebuah perusahaan dapat diimbangi dengan
serangan balasan :
1) Menurunkan harga
2) Meningkatkan mutu
3) Menambah feature
4) Menyediakan pelayanan
5) Memperpanjang garansi
6) Meningkatkan iklan
B. Potensi Masuknya Pesaing Baru
Hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru berupa :
1) Pentingnya memperoleh skala ekonomi denga cepat

17
2) Pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus
3) Kurangnya pengalaman
4) Kuatnya loyalitas pelanggan
5) Fanatisme terhadap merek tertentu
6) Persyaratan modal yang besar
7) Kurangnya saluran distribusi yang memadai
8) Lokasi yang tidak menguntungkan
9) Serangan balik oleh perusahaan yang bertahan.
Oleh karena itu, tuga speencanaan strategi adalah mengidentifikasi
perusahaan baru yang berpotensi masuk pasar, memonitor strategi
perusahaan baru yang menjadi pesaing, melakukan “serangan balasan”
jiaka diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki.
C. Potensi Pengembangan Produk Baru
Dalam berbagai industry, perusahaan bersaing ketat dengan produsen
produk pengganti. Contohnya, produsen tempat dari plastic bersaing
dengan produsen tempat dari gelas, karton dan alumunium. Tekanan
persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah ketika
harga produk pengganti relative murah dan biaya konsumen untuk beralih
ke produk pun rendah.
1) Strategi Kompetitif Porter
a. Diferensiasi (Differentiation), adalah salah satu tipe strategi
kompetitif di mana organisasi berupaya membuat produk atau jasa
yang ditawarkannya berbeda dengan pesaing. Organisasi dapat
menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda, pelayanan
atau teknologi baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap
unik.
b. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership), merupakan salah satu tipe
strategi kompetitif di mana organisasi secara agresif berupaya
menjadi lebih efisien (melakukan reduksi biaya) dari pesaing-
pesaingnya dengan memotong biaya produksi dan pengawasan
biaya yang sangat ketat.

18
c. Fokus (Focus), adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang
menekankan pada kondentrasi terhadap suatu segmen pasar atau
kelompok pembeli tertentu.
D. Kekuatan Menawar dari Pemasok
Kekuatan menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam suatu industri, terutama jiaka jumlah pemasok banyak, lalu bahan
baku pengganti yang baik hanya sedikit, atau jika biaya bahan baku amat
tinggi. Sering demi kepentingan pemasok dan produsen untuk saling
membantu dengan harga yang wajar, mutu yang diperbaiki, pengembangan
pelayanan yang baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi
biaya sediaan, jadi meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang
bagi semua pihak yang terkait.
Perusahaan mungkin menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk
memperoleh kendali atau kepemilikan pemasok. Strategi ini terutama
efektif jikalau pemasok tidak dapat diandalkan, biayanya yang terlalu
tinggi ataupun tidak mampu memenuhi keperluan perusahaan secara
konsisten. Biayasanya perusahaan hanya dapat melakukan negosiasi
persyaratan yang lebih menguntungkan dengan pemasok kalau integrasi ke
belakang strategi merupakan strategi yang banyak dipakai di antara
perusahaan pesaing dalam industry.
E. Kekuatan Menawar dari Konsumen
Jika jumlah pelanggan besar atau membeli dalam jumlah banyak,
kekuatan menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi
intensitas persaingan dalam suatu industry. Kekuatan menawar konsumen
juga lebih besar kalau produk yang dibeli standar atau tidak berbeda. Jika
seperti itu, maka konsumen sering dapat melakukan negoisasi harga jual,
jaminan, dan asesori kemasan sampai tingkat tertentu.

2.5 Pangsa Pasar


Pengertian Pangsa Pasar adalah proporsi total penjualan barang atau jasa
suatu perusahaan dari berbagai sumber dibandingkan dengan total penjualan

19
barang atau jasa pada industri tertentu selama periode waktu tertentu. Pangsa
pasar biasanya dinyatakan dalam persentase.
Definisi lain pangsa pasar adalah bagian pasar yang dikuasai oleh suatu
perusahaan dan seluruh potensi jualnya, yang mencerminkan golongan
konsumen tertentu menurut ciri khasnya (market segment), seperti tingkat
pendapatan, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status sosial.
Pangsa pasar dihitung berdasarkan total penjualan barang atau jasa
perusahaan selama periode tertentu dan membaginya dengan total penjualan
barang atau jasa dalam industri tersebut selama periode yang sama.Berikut ini
adalah cara menghitung pangsa pasar suatu perusahaan :
A. Tentukan Pasar
Tentukan pasar perusahaan sebelum dapat menentukan bagiannya, yang
mencakup area geografis, jenis produk yang dijual dan demografi
pelanggan yang dilayani. Semakin spesifik pasar, semakin menunjukkan
daya saing pada pangsa pasar perusahaan tersebut.
B. Tentukan Periodenya
Tentukan periode penjualannya sehingga perbandingan yang akan
dilakukan lebih valid. Penentuan periode penjualan bisa kuartal, satu
tahun, atau beberapa tahun.
C. Pilih Metode Pengukurannya
Metode menghitung pangsa pasar bisa dilakukan dengan dua cara. Cara
pertama dengan menghitung berdasarkan jumlah unit yang dijual oleh
perusahaan (total sales) sebagai persentase dari total unit yang dijual oleh
perusahaan lain di industri tersebut. Cara kedua dalam menghitung pangsa
pasar adalah dengan membandingkan pendapatan perusahaan (total
revenue) dengan total pendapatan pada industri tersebut.
D. Hitung Penjualan Perusahaan
Pada perhitungan penjualan perusahaan sesuai dengan metode yang
telah ditetapkan, yaitu berdasarkan pendapatan total (total revenue) atau
penjualan total (total sales) selama periode tertentu.
E. Hitung Total Penjualan Di Pasar (Total Market Sales)

20
Angka total penjualan di pasar atau ukuran pasar menunjukkan
seberapa besar penjualan dari seluruh perusahaan pada industri tersebut.
Banyak informasi yang diperlukan untuk menghitung total penjualan di
pasar. Informasi tersebut dapat ditemukan melalui laporan publik dari
Asosiasi Perdagangan Industri yang terkait.
Atau dapat juga ditemukan secara online melalui sumber-sumber
penelitian sekunder seperti situs riset pasar, statistik pemerintah, dan
berita. Penelitian secara langsung di lapangan juga dapat membantu.
Intinya carilah data total penjualan di pasar dari berbagai sumber yang
kredibel, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan Data yang paling
akurat.
F. Hitung Pangsa Pasar
Rumus pangsa pasar adalah hasil pembagian total penjualan
perusahaan dengan total penjualan pada industri tersebut dalam periode
yang sudah ditetapkan merupakan pangsa pasar dari perusahaan.
Misalnya total penjualan produk tertentu dari suatu perusahaan adalah Rp
15 juta. Sedangkan total penjualan semua produk tersebut dari semua
perusahaan adalah Rp 100 juta. Maka pangsa pasar perusahaan tersebut
adalah Rp 15 juta / Rp 100 juta, atau sebesar 15 %.

Pangsa pasar merupakan indikator keberhasilan suatu perusahaan


dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan analisis pangsa pasar maka
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan pangsa pasar. Pangsa pasar juga
dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan serupa dalam industri
keseluruhan yang sama. Dengan menggunakan analisis pangsa pasar selama
beberapa periode juga bisa untuk melihat seberapa baik kinerja perusahaan
terhadap para pesaingnya dan apakah perusahaan mengalami pertumbuhan.

Perusahaan yang bisa meningkatkan pangsa pasarnya untuk beberapa


periode secara berturut-turut, maka bisa dikatakan bahwa perusahaan tersebut
telah mampu membuat dan memasarkan produk yang diminati pasarnya.

Untuk secara efektif meningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan harus


memiliki gambaran estimasi pangsa pasar yang akurat tentang seberapa besar

21
pasar dari produknya dan berapa pangsa pasarnya. Mengenali dan
mempelajari pesaing terdekat atau yang paling sukses untuk mengetahui
bagaimana perusahaan akan mendapatkan pangsa pasar. Semakin baik
perusahaan memahami pesaingnya, semakin mudah untuk mengambil
pelanggan dari mereka.

Maka dari itu perusahan harus memiliki strategi dalam mingingkatkan


pangsa pasar. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan sebuah perusahaan
untuk meningkatkan pangsa pasar, antara lain :

A. Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan


Kita harus mengenal pelanggan kita dan memenuhi keinginan serta
kebutuhan pelanggan. Termasuk di dalamnya mengetahui apa yang
mereka beli, mengapa mereka membeli, bagaimana mereka membeli,
kapan mereka membeli produk kita. Semakin kita mengenal pelanggan
semakin kita tahu potensi pada pelanggan itu untuk menjadi mitra
perusahaan. Ketika kita berhasil menjadikan pelanggan sebagai mitra,
maka mereka akan selalu ingat dan mencari produk kita.
Kombinasi kebijakan strategi harga yang kompetitif, didukung dengan
promosi dan pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan agar tidak beralih ke produk merek lain.
B. Menambah Produk Baru
Untuk itu perlu dilakukan riset pasar untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan dan diinginkan pasar serta berapa jumlahnya. Dengan
mengetahui produk yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan, maka
kita bisa menambah produk baru untuk memenuhi permintaan sekaligus
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian maka pangsa
pasar proyek produk baru kita bisa meningkat
C. Meningkatkan Jumlah Penjualan Produk Kepada Pelanggan Yang Sudah
Ada
Diperlukan sebuah analisis segmentasi pasar untuk mengidentifikasi
segmen pelanggan yang membeli paling banyak. Kita harus bisa
meningkatkan penjualan pada pelanggan lama serta fokus pada strategi
pemasaran di segmen ini.

22
D. Menargetkan Pasar dan Pelanggan Baru
Dalam rangka meningkatkan penjualan, perusahaan harus meluaskan
pasar dan menambah pelanggan baru. Lakukan riset pasar untuk
menentukan wilayah yang akan menjadi target pasar baru.
Untuk mendukung strategi ini perusahaan harus menambah atau
memperluas jalur distribusi dengan sistem pendistribusian barang yang
lebih efektif dan efisien agar lebih mudah menjangkau seluruh segmen
pelanggan dengan cepat dan tepat waktu dan selalu ready stock di pasar.
E. Memanfaatkan Teknologi dan Sistem Pemasaran Online
Banyak perusahaan yang bisa meningkatkan penjualannya karena
menggabungkan kombinasi pemasaran offline dan online. Memanfaatkan
teknologi dan sistem pemasaran online merupakan strategi yang tepat
untuk meningkatkan penjualan tanpa batasan ruang dan waktu. Selain
itu, dengan strategi marketing online yang tepat kita bisa memperluas
pasar dan mendapatkan pelanggan baru.
F. Mengambil Alih Bisnis Lain
Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar yang satu ini bisa kita
lakukan saat bisnis utama kita sudah eksis, karena membutuhkan modal
besar. Facebook menggunakan strategi ini untuk menjangkau pasar yang
lebih luas dan mengurangi pesaingnya dengan mengakuisisi Instagram
dan WhatsApp.

2.6 Meramalkan Jumlah Permintaan


Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan
adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan
dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa
depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah
produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu
set kondisi tertentu.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan
tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur
permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha

23
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara
keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang
menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas
peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar,
disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan
pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara
garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa
dilakukan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan permintaan
adalah sebagai berikut:
A. Metode Kualitatif
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh
intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu,
hasil peramalan dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda.
Meskipun
demikian, peramalan dengan metode kualitatif tidak berarti hanya
menggunakan intuisi, tetapi juga bisa mengikutsertakan model –
model statistik sebagai bahan masukan dalam melakukan judgement
(keputusan), dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan
data-data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu
produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lain-lain. Forecasting
kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik
seperti akan dijelaskan berikut ini.

1) Teknik Survey ( riset pasar/ market research)


Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup
penting khususnya untuk memprediksi kejadian-kejadian atau
kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini.
Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan

24
yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju.
Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran
pasar yang dituju oleh perusahaan. Survey ini dilakukan untuk
meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau
pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini
misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga
yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya
terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja
yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan faktor-
faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli
mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat
peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi
perusahaan atas hasil-hasil survey ini untuk memprediksi dan
memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan.
2) Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools).
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari
survey. Jajak pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat
umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini lebih bersifat
pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya,
sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan
jajak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik
pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon,
koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner
atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan
perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau
pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna
meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus
dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.

25
3) Metode Delphi,
Pada metode ini
sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator
menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kues
ioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian
seterusnya. Hal ini merupakan proses pembelajaran (learning process)
dari kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu.
4) Analogi historis (Historical Analogy),
Merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari
produk-produk yang dapat disamakan secara Analogi.
Misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televise multi
system menggunakan model permintaan televise hitam putih atau
televise berwarna biasa. Analogi historis cenderung akanmenjadi
terbaik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat
hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar itu.
5) Dugaan manajemen ( management estimate ) atau Panel Consensus
Dimana peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan
manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok
dalam situasi yang sangat sensitive terhadap intuisi dari suatu atau
sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu
memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan dipergunakan
dalam situasi dimana tidak ada situas ,dimana tidak ada laternatif lain
dari model peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode
ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan
dengan metode peramalan yang lain.
B. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kualitatif dapat diterapkan jika tersedia data masa lalu,
informasi dapat dikuatifikasi (diwujudkan dalam bentuk angka), dan
asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlangsung (assumption
of community). Adapun jenis peramalan kuantitif meliputi.
1) Time Series

26
Metode Time Series berhubungan dengan nilai-nilai suatu variabel
yang diatur secara periodesasi sepanjang periode waktu dimana
prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya mingguan, bulanan,
kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak-pihak yang
melakukan prakiraan permintaan ini. Metode ini semata-mata
mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di
masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak
perubahan yang berarti dengan keadaan masa lampau, metode ini
dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
Dengan analisis deret waktu dapat ditunjukkan bagaimana
permintaan terhadap suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu.
Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk
meramalkan penjualan pada masa yang akan datang.
Metoda peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan variable
waktu, yang merupakan deret waktu atau “time – series”. Berikut
adalah :
a. Metode Moving Average,
Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual
permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan
untuk permintaan di masa yang akan datang. metode rata-rata
bergerak akan efektif diterapkan apabila permintaan pasar
terhadap produk diasumsikan stabil sepanjang waktu. Metode
rata-rata bergerak terdapat dua jenis, rata-rata bergerak tidak
berbobot (Unweight Moving Averages) dan rata-rata bobot
bergerak (Weight Moving Averages). Model rata-rata bobot
bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data dari
periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus
rata-rata bobot bergerak yaitu sebagai berikut.

27
b. Single Exponential Smoothing (SES)
Pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan
bergejolak umumnya menggunakan model pemulusan
eksponensial (Exponential Smoothing Models). Metode Single
Exponential Smoothing lebih cocok digunakan untuk
meramalkan hal-hal yang fluktuasinya secara acak (tidak
teratur). Peramalan menggunakan model pemulusan
eksponensial rumusnya adalah sebagai berikut.

Permasalahan umum yang dihadapi apabila menggunakan


model pemulusan eksponensial adalah memilih konstanta
pemulusan (α) yang diperirakan tepat. Nilai konstanta
pemulusan dipilih di antara 0 dan 1 karena berlaku 0 < α < 1.
Apabila pola historis dari data aktual permintaan sangat
bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu, nilai α yang
dipilih adalah yang mendekati 1. Pola historis dari data aktual
permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke
waktu, α yang dipilih adalah yang nilainya mendekati nol
(Gaspersz, 1998).
c. Proyeksi Tren,
Metode peramalan time-series yang mnyesuaikan sebuah garis
tren pada sekumpulan data masa lalu, dan kemudian
diproyeksikan dalam garis untuk meramalkan masa depan.
d. Analisis Regresi Linier,
Model matematis garis lurus yang menjelaskan hubungan
fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. persamaan
regresi menunjukkan bagaimana satu variabel berhubungan
pada nilai dan perubahan pada variabel lain.
2) Metode Trend Least Square
Adalah suatu metode peramalan serangkaian waktu yg sesuai
dengan garis tren terhadap serangkaian titik-titik data masa lalu,

28
kemudian diproyeksikan ke dalam peramalan masa depan untuk
peramalan jangka menengah dan jangka panjang.
Trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang. Jika hal
yang diteliti menunjukkan gejala pertambahan, maka trend yang
dimiliki disebut sebagai trend positif. Jika hal yang diteliti
menunjukkan gejala semakin berkurang, maka trend yang dimiliki
disebut sebagai trend negative. Salah satu metode trend yang
digunakan adalah metode least squares. Persamaan trend dengan
metode least square adalah:
Ŷ = a + bX
Y’ = a + bx
Σx = na + bΣx
Σxy = x + b Σx2
Dimana:
a& b = konstanta persamaan
n = Jumlah data
x = periode waktu
3) Metode Causal
Causal mengasumsikan factor yang diperkirakan menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel
bebas (independen). Sebagai contoh, jumlah pendapatan berhubungan
dengan faktor-faktor seperti jumlah penjualan, harga jual, dan tingkat
promosi.
Kegunaan dari metode kausal adalah untuk menemukan bentuk
hubungan antara variabel-variabel tersebut dan menggunakannya
untuk meramalkan nilai dari variable tidak bebas (dependen). Pada
model ini untuk meramalkan permintaan tidak hanya memperhatikan
waktu, tetapi juga memperhatikan factor yang mempengaruhi, antara
lain :
a. Harga produk, jika harga produk naik maka permintaan naik
b. Saluran distribusi, jika banyak saluran distribusi maka
permintaan naik.

29
Metode kausal terdiri atas beberapa metode, antara lain :

a. Metode regresi dan korelasi


Metoda regresi dan korelasi pada penetapan suatu persamaan
estimasi menggunakan teknik “least squares”. Hubungan yang
ada pertama – tama dianalisis secara statistik. Ketepatan
peramalan dengan menggunakan metoda ini sangat baik untuk
peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka
panjang ternyata ketepatannya kurang begitu baik.
b. Metode Ekonometrik
Metoda ini didasarkan atas peramalan system persamaan regresi
yang diestimasikan secara simultan. Baik untuk peramalan
jangka pendek maupun peramalan jangka panjang, ketepatan
peramalan dengan metoda ini sangat baik.Terdapat empat
tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model
ekonometrika ini.
a) Membangun suatu model teori
b) Mengumpulkan data
c) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
d) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
C. Ukuran Akurasi Peramalan
Model-model peramalan yang dilakukan kemudian divalidasi
menggunakan sejumlah indikator. Indikator-indikator yang umum
digunakan adalah rata-rata penyimpangan absolut (Mean Absolute
Deviation), rata-rata kuadrat terkecil (Mean Square Error), rata-rata
persentase kesalahan absolut (Mean Absolute Percentage Error), validasi
peramalan (Tracking Signal), dan pengujian kestabilan (Moving Range).
1) Mean Absolute Deviation (MAD)
Metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan
jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. Mean Absolute
Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata
kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD
berguna ketika mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama

30
sebagai deret asli. Nilai MAD dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebegai berikut.

2) Mean Square Error (MSE)


Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk
mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa
dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan ditambahkan dengan
jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang
besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Metode itu
menghasilkan kesalahan-kesalahan sedang yang kemungkinan lebih
baik untuk kesalahan kecil, tetapi kadang menghasilkan perbedaan
yang besar.

3) Mean Absolute Percentage Error (MAPE)


Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan
menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai
observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata
kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika
ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi
ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan
dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata.

4) Tracking Signal
Validasi peramalan dilakukan dengan Tracking Signal. Tracking
Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu peramalan
memperkirakan nilai-nilai aktual. Nilai Tracking Signal dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebegai berikut.

31
Tracking signal yang positif menunjukan bahwa nilai aktual
permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan tracking
signal yang negatif berarti nilai aktual permintaan lebih kecil daripada
ramalan. Tracking signal disebut baik apabila memiliki RSFE yang
rendah, dan mempunyai positive error yang sama banyak atau
seimbang dengan negative error, sehingga pusat dari tracking
signal mendekati nol. Tracking signal yang telah dihitung dapat dibuat
peta kontrol untuk melihat kelayakkan data di dalam batas kontrol atas
dan batas kontrol bawah.
5) Moving Range (MR)
Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai
permintaan aktual dengan nilai peramalan. Data permintaan aktual
dibandingkan dengan nilai peramal pada periode yang sama. Peta
tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga dapat
dibandingkan data peramalan dengan permintaan aktual. Peta Moving
Range digunakan untuk pengujian kestabilan sistem sebab-akibat yang
mempengaruhi permintaan. Rumus perhitungan peta Moving
Range adalah sebagai berikut.

Jika ditemukan satu titik yang berada diluar batas kendali pada
saat peramalan diverifikasi maka harus ditentukan apakah data harus
diabaikan atau mencari peramal baru. Jika ditemukan sebuah titik
berada diluar batas kendali maka harus diselidiki penyebabnya.
Penemuan itu mungkin saja membutuhkan penyelidikan yang
ekstensif. Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan
bahwa peramalan permintaan yang dihasilkan telah cukup baik. Jika
terdapat titik yang berada di luar batas kendali, jelas bahwa peramalan
yang didapat kurang baik dan harus direvisi (Gaspersz, 1998).

32
Kegunaan peta Moving Range ialah untuk melakukan verifikasi
hasil peramalan least square terdahulu. Jika peta Moving
Range menunjukkan keadaan diluar kriteria kendali. Hal ini berarti
terdapat data yang tidak berasal dari sistem sebab-akibat yang sama
dan harus dibuang maka peramalan pun harus diulangi lagi.

33
BAB III

Nilai Konsumen

3.1 Makna Nilai Konsumen


Pengertian nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara manfaat
yang diperoleh customer/pelanggan dari suatu produk atau jasa dengan upaya
dan pengorbanan yang dilakukannya untuk mendapatkan dan menggunakan
produk itu.
Definisi nilai pelanggan adalah ikatan emosional yang muncul antara
pelanggan dengan produsen berupa manfaat ekonomi, fungsional dan
psikologis dari konsekuensi pelanggan menggunakan produk dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan tertentu.
Nilai pelanggan juga diartikan sebagai penilaian keseluruhan konsumen
terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang
diterima dan apa yang diberikan.
Nilai pelanggan juga bisa diartikan sebagai total nilai yang ditawarkan
pada pelanggan dikurangi total biaya yang telah dikeluarkan pelanggan. Nilai
total pelanggan mencakup nilai fungsional dari produk, pelayanan, emosional,
sosial dan nilai kondisional. Sedangkan biaya total mencakup harga moneter,
waktu, upaya belanja, energi dan psikologi.
Nilai pelanggan ditentukan oleh dua hal yaitu biaya (cost) dan manfaat
(benefit). Biaya meliputi biaya uang, waktu, energi dan psikologi; sedangkan
manfaat meliputi produk, jasa, pribadi dan image.
A. Manfaat Nilai Pelanggan (Customer Value)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), manfaat menciptakan nilai
pelanggan diantaranya yaitu:
1) Menciptakan Kesetiaan dan Retensi Pelanggan
Manajemen hubungan pelanggan yang baik akan menciptakan
kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas akan tetap setia dan
menceritakan hal baik mengenai perusahaan dan produknya pada
orang lain. Tidak hanya menciptakan kepuasan pelanggan, tujuan

34
manajemen hubungan pelanggan adalah untuk mendapatkan nilai
seumur hidup pelanggan.
2) Menumbuhkan Pangsa Pasar
Manajemen hubungan pelanggan yang bagus bisa membantu
pemasar pangsa pelanggan. Untuk meningkatkan pangsa pelanggan,
perusahaan bisa menawarkan ragam yang lebih banyak pada
pelanggan lama atau mereka bisa melatih karyawan untuk melakukan
lintas penjualan dan penjualan produk lanjutan untuk memasarkan
lebih banyak produk dan jasa pada pelanggan lama.
3) Membantu Ekuitas Pelanggan
Selain itu, tujuan akhir manajemen hubungan pelanggan adalah
menghasilkan ekuitas pelanggan yang tinggi. Pengertian ekuitas
pelanggan (customer equity) adalah gabungan nilai seumur hidup
pelanggan dari semua pelanggan perusahaan. Ekuitas pelanggan dapat
menjadi tolak ukur kinerja perusahaan yang lebih baik daripada
penjualan terbaru atau pangsa pasar.
4) Membangun Hubungan yang Benar dengan Pelanggan yang Tepat
Perusahaan harus menata ekuitas pelanggan dengan cermat,
perusahaan harus mampu menentukan pelanggan mana yang harus
diraih dan dipertahankan. Perusahaan bisa mengelompokkan
pelanggan menurut profitabilitas potensial mereka dan menata
hubungan dengan pelanggan berdasarkan kelompoknya. Jenis
pelanggan yang berbeda membutuhkan strategi manajemen yang
berbeda. Tujuannya untuk membangun hubungan pelanggan yang
benar dengan pelanggan yang tepat.
B. Dimensi Nilai Pelanggan (Customer Value)
Menurut Kotler dan Keller (2009), ada beberapa dimensi nilai
pelanggan, diantaranya yaitu:
1) Nilai Produk (product value), yaitu evaluasi mengenai seberapa besar
keuntungan yang dapat dinikmati oleh pelanggan terhadap produk
yang ditawarkan oleh produsen. Perusahaan bisa memberikan

35
keuntungan pada pelanggan melalui fitur, tingkat keandalan,
ketahanan, model dan desain produk.
2) Nilai Pelayanan (service value), yaitu nilai yang membedakan suatu
produk dengan produk pesaingnya. Nilai pelayanan bisa dilihat dari
bentuk atau proses pelayanan yang diterima pelanggan, apakah
pelayanannya cepat dan tepat.
3) Nilai Personil (personal value), yaitu ukuran kemampuan dan keahlian
karyawan. Nilai personil bisa dilihat dari kemampuan berkomunikasi,
kecepatan dan ketelitian, serta kesopanan dan keramahan karyawan
terhadap pelanggan.
4) Nilai Citra (image value), yaitu nilai yang diperoleh dari persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan komponen yang menghasilkan
reputasi perusahaan. Nilai citra bisa dilihat melalui produk, merek,
lokasi, dan lain sebagainya.
5) Harga Moneter, yaitu uang yang dikeluarkan pelanggan untuk
melakukan pembelian terhadap suatu produk.
6) Biaya Waktu, yaitu besarnya waktu yang dihabiskan oleh pelanggan
ketika berbelanja suatu produk. Biaya waktu dapat dilihat dari
kecepatan transaksi.
7) Biaya Fisik, yaitu besarnya tenaga yang dihabiskan oleh pelanggan
ketika berbelanja suatu produk.
8) Biaya Psikis, yaitu biaya berupa rasa kesal atau senang selama proses
memperoleh pelayanan atau mengkonsumsi produk

Sedangkan menurut Tjiptono (2005), ada empat dimensi yang


membentuk nilai pelanggan, yaitu:

1) Emotional value, yaitu utilitas yang berasal dari perasaan atau


afektif/emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2) Social value, yaitu utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk
meningkatkan konsep diri sosial konsumen.
3) Quality/Performance value, yaitu utilitas yang didapatkan dari produk
karena reduksi biaya jangka pendek dan jangka panjang.

36
4) Price/Value of money, yaitu utilitas yang diperoleh dari persepsi
terhadap kinerja yang diharapkan dari produk atau jasa.
C. Tingkatan Nilai Pelanggan (Customer Value)
Menurut Woodruff (1997), hierarki atau tingkatan nilai pelanggan
terdiri dari:
1) Atribut produk atau jasa (product atributes)
Dasar hierarki yaitu pelanggan berfikir mengenai produk atau jasa
sebagai rangkaian dari atribut dan kinerja atribut.
2) Konsekuensi produk dan jasa (product consequences)
Konsekuensi yang diinginkan oleh pelanggan saat informan membeli
dan menggunakan produk dan jasa.
3) Maksud dan tujuan pelanggan (customer’s goal and purposes)
Maksud dan tujuan pelanggan yang dicapai melalui konsekuensi
tertentu dari penggunaan produk jasa.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009), ada tiga nilai pelanggan
dalam memilih produk atau jasa, diantaranya yaitu:
1) Nilai yang dipikirkan pelanggan (customer perceived value), yaitu
selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat dan semua
biaya tawaran tertentu dan alternatif lain yang dipikirkan.
2) Nilai pelanggan total (total customer value), yaitu nilai moneter yang
dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional dan
psikologi yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar tertentu.
3) Biaya pelanggan total (total customer cost), yaitu sekumpulan biaya
yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mengevaluasi, mendapatkan,
menggunakan, dan membuang tawaran pasar tertentu termasuk biaya
moneter, biaya waktu, biaya energi dan biaya psikologi.
D. Faktor Penentu Nilai Pelanggan (Customer Value)
Menurut Scott Robinette dan Claire Brand (2001), faktor penentu nilai
pelanggan atau customer value diantaranya yaitu
1) Rational Value
Rational value didasarkan pada kualitas produk dengan harga yang
sesuai. Rational value dapat dilihat melalui elemen-elemen, seperti:

37
a. Product/Quality, yaitu persepsi dari manfaat yang dirasakan
pelanggan terhadap kualitas produk atau jasa, apakah sesuai
dengan harapan pelanggan. Dalam hal ini diperlukan kejelian dan
intelejen manajemen untuk mencari dan menangkap kebutuhan
dan keinginan yang tersembunyi di hati pelanggan.
b. Money/Price. Ini menyangkut masalah harga yang dirasakan oleh
pelanggan dibandingkan dengan nilai yang ia nikmati. Misalnya
harga beli suatu produk atau jasa, tarif dari suatu layanan. Product
dan price bukan hanya merupakan syarat untuk memasuki pasar
namun juga agar produk tersebut tetap bertahan di pasar.
Sayangnya, apabila konsumen hanya membeli berdasarkan harga,
maka ia hanya loyal terhadap harga, oleh karena itu diperlukan
perusahaan perlu menumbuhkan ikatan emosional dengan
pelanggan melalui emotional value.
2) Emotional Value
Perusahaan harus memberikan nilai emosional untuk mengubah
perilaku konsumen. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
kepercayaan, kenyamanan juga pengalaman berharga yang
mengesankan pada pelanggan. Nilai emosional menjadi ciri khas bagi
suatu perusahaan yang sulit ditiru perusahaan lain. Nilai emosional
bisa dijelaskan melalui elemen-elemen seperti:
a. Equity/Trust, yaitu segala sesuatu yang diterima oleh pelanggan
atas dasar kepercayaan dari perusahaan, di mana perusahaan dapat
memenuhi janjinya atas brand promises yang dibuatnya, sehingga
konsumen merasa enfapatkan keberuntungan dan keadilan dari
perusahaan.
b. Experience/Relationship, yaitu sekumpulan hasil interaksi antara
lembaga dan konsumen pada saat sebelum, sedang, maupun setelah
transaksi yang dapat memberikan pengalaman bagi konsumen atas
dasar kegiatan servis yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan
dapat menciptakan pengalaman pelanggan dengan menambahkan
hiburan pada penawaran pelayanan atau perusahaan bisa

38
melakukannya dengan mengubah pengalaman pelayanan menjadi
pengalaman tidak terlupakan dengan menciptakan pengalaman
pelayanan yang menyenangkan dan memberikan pelayanan
istimewa yang tidak dilupakan pelanggan.
c. Energy (Convenience), ini berhubungan dengan pengorbanan
konsumen sehubungan dengan daya dan tenaga yang dihabiskan
dalam ukuran waktu untuk mendapatkan jasa. Ukuran waktu bisa
menyangkut waktu dalam perjalanan, waktu tunggu dan waktu
menikmati servis. Perusahaan provider harus mempertimbangkan
segi energi dan waktu dalam pelayanan servisnya agar bisa
memberikan kenyamanan bagi pelanggan dalam menggunakan
produk dan jasa dari perusahaan.

Sedangkan menurut Kotler (2005:68), faktor penentu customer value


terdiri dari:

1) Product Value, yaitu evaluasi pelanggan mengenai seberapa besar


keuntungan yang dapat dinikmati oleh pelanggan terhadap produk
yang ditawarkan oleh produsen. Perusahaan dapat memberikan
keuntungan bagi pelanggan melalui fitur, performasi, konformasi,
durabilitas atau masa pakai, tingkat keandalan, kemudahan dalam
perbaikan, model, dan desain.
2) Service Value, yaitu penilaian atau value yang membedakan suatu
produk dengan produk pesaingnya yang dirasakan pembeli dalam
pelayanan yang menyertai pembelian suatu produk atau jasa. Service
value bisa dilihat dalam bentuk proses pelayanan yang diterima
pelanggan, apakah cepat, tepat, memuaskan.
3) Personnel Value, yaitu ukuran kemampuan, pengetahuan, dan
keahlian karyawan dalam menangani pelanggan. Personnel Value bisa
dilihat dari kemampuan berkomunikasi, kecepatan dan ketelitian
karyawan menangani pelanggan, serta kesopanan dan keramahan dari
karyawan terhadap pelanggan.
4) Image Value, yaitu value yang diperoleh dari persepsi terhadap
keseluruhan komponen yang menghasilkan jasa atau reputasi

39
perusahaan di mata konsumen. Citra bisa dip[erolmelalui produk,
merek, gedung, lokasi, langganan, dan sebagainya.
5) Cost Value, yaitu biaya yang dibayar pelanggan untuk mendapatkan
produk atau jasa. Cost Value ini meliputi:
a. Biaya moneter, yaitu uang yang dikeluarkan untuk melakukan
pembelian terhadap suatu produk (harga beli).
b. Biaya waktu, yaitu besarnya waktu yang harus dikeluarkan
pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Misalnya waktu yang
dihabiskan untuk mencapai lokasi, kecepatan transaksi.
c. Biaya energi, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan
untuk menggunakan produk. Misalnya ongkos perawatan,
konsumsi bahan bakar.
d. Biaya fisik, berupa rasa kesal, tidak sabar, atau senagn selama
proses
3.2 Tingkatan Produk
Secara umum definisi Produk adalah hasil jadi dari sebuah proses yang
dilakukan oleh pembuat atau produsen yang kemudian akan didistribusikan
kepada pembeli atau konsumen sesuai yang dibutuhkannya. Dalam kehidupan
sehari-hari sebagian masyarakat juga akan memilih, membeli produk yang
harganya relatif murah dan bisa dijangkau sesuai kemampuannya. Dalam hal
ini tentu pilihan produk-produk yang menyebar dimasyarakat luas sangatlah
banyak dan sebagian besar diantaranya merupakan produk-produk yang riil.
Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus
memperhatikan tiga tingkat produk. Setiap tingkatan produk menambah nilai
pelanggan yang lebih besar dan merupakan bagian dari hierarki nilai
pelanggan (costumer-value hierarchy).
A. Core Product
Core Product adalah manfaat yang paling dasar dari suatu produk.
Produk yang memposisikan tingkatan produknya dalam core benefit biasa
memiliki segmen harga yang kompetitif.

40
Contohnya adalah Mobil diciptakan oleh manusia dalam rangka
membantu kegiatan perpindahan seseorang atau kelompok orang dari satu
tempat ke tempat lainnya atau dalam kata lain disebut mobilisasi.
B. Physical Product
Physical Product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat
dirasakan oleh panca indra. Customer dalam hal ini sudah bisa
membandingkan produk mana yang dirasa lebih meyakinkan.
Contohnya adalah Produk dasar dari mobil yaitu adanya kemudi di
bagian depan, kursi mobil, mesin-mesin yang berguna agar mobil dapat
bekerja dengan baik.
C. Augmented product
Augmented product adalah expected produk yang ditambah value lain
untuk membuat customer lebih tertarik. Augmented product ini adalah
positioning yang paling sering untuk produk yang inovatif. Produk yang
inovatif dianggap memiliki nilai lebih dibanding produk yang sudah
umum dipasar karena menawarkan suatu yang lebih fresh atau up to date.
Contohnya adalah alat pemutar vcd atau dvd, sabuk pengaman,
garansi mesin.

41
BAB IV
Mengukur Permintaan

4.1 Mengukur Besarnya Permintaan


Pengukuran permintaan pasar adalah usaha untuk mengetahui permintaan
atas suatu produk atau sekelompok produk di masa yang lalu dan di masa yng
sekarang dalam kendala satu asset kondisi tertentu. Peramalan permintaan
merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk
di masa yang akan datang dalam kendala satu asat kondisi tertentu. Hasil
maksimal dari suatu kegiatan peramalan adalah melakukan minimisasi
ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
A. Mengestimasi Permintaan Terkini
Dalam mengkaji sejumlah metode praktis untuk mengestimasi
permintaan pasar terkini. Para eksekutif pemasaran ingin mengestimasi
potensi pasar total, potensi pasar wilayah, dan penjualan industri total
serta pangsa pasar.
1) Mengestimasi Potensi Pasar Total
Potensi pasar total adalah jumlah penjualan maksimum yang
mungkin tersedia bagi seluruh perusahaan pada industri tertentu
selama periode yang sudah tertentu, bila sudah diketahui level usaha
pemasaran industri dan kondisi lingkungannya. Cara umum untuk
mengestimasi potensi pasar total adalah estimasikan jumlah potensi
pembeli dan kalikan dengan jumlah rata-rata yang dibeli seorang
pembeli serta kalikan dengan harganya :

Q = n.q.p

Dimana:
Q = Potensi pasar total (total permintaan pasar)
n = Jumlah pembeli produk atau pasar tertentu
berdasarkan asumsi yangditetapkan
q = Jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli
pertahun

42
p = Harga rata-rata satuan
2) Mengestimasi Potensi Pasar Wilayah
Perusahaan-perusahaan menghadapi masalah dalam memilih
wilayah terbaik dan mengalokasikan anggaran pemasaran mereka
secara optimal ke berbagai wilayah tersebut. Ada dua metode yang
digunakan untuk menilai potensi pasar wilayah: metode pembentukan
pasar (the market-buildup method) yang digunakan khususnya oleh
para pemasar bisnis/perusahaan dan metode indeks berbagai faktor
(the multiple-factor index method) yang digunakan khususnya oleh
para pemasar konsumen/barang konsumsi.
a. Metode Pembentukan Pasar (Market-Buildup Method) yaitu:
metode yang memerlukan identifikasi seluruh pembeli potensial
dalam masing-masing pasar dan estimasi potensi pembelian
mereka. Ia dapat langsung diterapkan apabila kita mempunyai
daftar pembeli potensial dan perkiraan yang tepat mengenai apa
yang akan mereka beli. Sayangnya, biasanya salah satu atau
keduanya tidak ada. Di Amerika Serikat, Biro Sensus mereka
mengembangkan SIC (Standard Industrial Classification) untuk
mengestimasi potensi wilayah pasar secara efisien. SIC
menggolongkan semua manufaktur menjadi 20 kelompok industri
utama, masing-masing mempunyai : kode 2 digit.
b. Metode Indeks Banyak – Faktor (Multiple-Factor Index Method)
Karena pelanggan sangat banyak, suatu perusahaan tidak dapat
membuat daftar mereka. Model yang paling umum digunakan
dalam metode ini adalah model indeks langsung (straight forward
index method). Contoh: perusahaan farmasi, mengasumsikan
potensi pasar obat-obatan berhubungan dengan ukuran organisasi.
Jika negara bagian Virginia merupakan 2,28% dari populasi
Amerika Serikat, perusahaan dapat mengasumsikan bahwa virginia
akan merupakan pasar bagi 2,28% penjualan total obat-obatan.
Namun, faktor tunggal jarang menjadi indikator yang lengkap bagi
kesempatan penjualan. Penjualan obat-obatan regional juga

43
dipengaruhi oleh pendapatan per kapita dan jumlah dokter per 1000
penduduk. Hal ini mengharuskan pengembangan indeks banyak-
faktor, di mana masing-masing faktor diberikan bobot tertentu.
Salah satu indeks banyak faktor untuk permintaan wilayah, yang
cukup terkenal, adalah “Annual Survey of Buying Power” yang
diterbitkan oleh Sales and Marketing Management. Index tersebut
menunjukkan daya beli relatif konsumen dalam wilayah, negara
bagian, atau kota besar yang berbeda-beda. Indeks daya beli relatif
suatu wilayah Sales and Marketing Management adalah sebagai
berikut:

B1 = 0,5 y1 + 0,3 r1 + 0,2 p1

Dimana :
B1 = persentase daya beli nasional total yang ditemukan di
wilayah i
y1 = persentase nastional personal income yang dihasilkan dalam
wilayah i
r1 = persentase penjualan eceran nasional dalam wilayah i
p1= persentase populasi nasional yang berada di wilayah i
B. Mengestimasi penjualan aktual dan pangsa pasar
Selain mengestimasi potensi total dan potensi wilayah, perusahaan
perlumengetahui penjualan aktual industri yang terjadi di pasar. Hal ini
berartimengidentifikasi pesaing-pesaing perusahaan dan mengestimasi
penjualanmereka.Asosiasi perdagangan, yang dimiliki industri, sering
mengumpulkan danmenerbitkan penjualan industri total, meskipun tidak
merinci penjualan individualperusahaan. Dengan cara ini, masing-masing
perusahaan dapat mengevaluasikinerjanya terhadap industri secara
keseluruhan.Cara lain untuk mengestimasi penjualan adalah dengan
membeli laporandari perusahaan riset pemasaran yang mengaudit
penjualan total dan penjualan

44
4.2 Menghitung Perkiraan Permintaan Untuk Masa Yang Akan Datang
Perusahaan umumnya menggunakan prosedur tida tingkat untuk
mempersiapkanramalan penjualan. Mereka mempersiapkan ramalan ekonomi
makro, diikuti olehramalan industri, diikuti oleh ramalan penjualan
perusahaan. Semua ramalan dibangun atas satu dari tiga dasar informasi: apa
yang dikatakan orang, apa yangdilakukan orang, atau apa yang telah
dilakukan orang.
A. Menghitung Perkiraan Permintaan Untuk Masa Yang Akan Datang
Secara Manual
1) Survei Minat Pembeli
Meramal adalah seni mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan
pembeli dalamkondisi-kondisi tertentu. Ini menunjukkan bahwa
pembeli harus disurvei. Surveiakan berharga terutama bila pembeli
mempunyai minat yang telah dirumuskandengan jelas,
melaksanakannya, dan akan menggambarkannya padapewawancara
dengan Menanyakan kepada pembeli secara langsung untuk
mendapatkan jawaban yang objektif
2) Gabungan Pendapat Tenaga Penjual
Jika wawancara pembeli tidak praktis, perusahaan akan
memintaPramuniaganya (tenaga penjual)mengestimasi penjualan
produk untuk daerah masing-masing, kemudian estimasi individu
dijumlahkan untuk ramalan penjualan keseluruhan.
3) Pendapat Ahli
Perusahaan juga dapat memperoleh ramalan dari para ahli. Para
ahli tersebutmeliputi dealer, distributor, pemasok, konsultan
pemasaran, dan asosiasiperdagangan.Pendapat yang dihasilkan
berdasar data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik dari para
akademisi maupun para praktisi.
4) Metode Uji Pasar
Saat pembeli tidak merencanakan pembelian mereka dengan hati-
hati atau paraahli tidak ada atau tidak dapat diandalkan, pengujian

45
pasar secara langsungharus dilakukan. Pengujian pasar langsung
terutama diperlukan dalam meramalpenjualan produk baru.
5) Analisis Deret Waktu
Banyak perusahaan menyiapkan ramalan mereka berdasarkan
penjualan dimasa lalu. Analisis yang memakai data kuantitatif masa
lalu di mana data dirinci menjadi komponen – komponen trend,
suklus, musim dan residu yang prosesnya dapat menggunakan
prosedur statistika.Salah satunya memakai metode Kuadrat Terkecil
(Least Square), dengan persamaan :

Yt = a + bt

Harga – harga a dan b ditentukan dengan rumus:

a = dan b =
di mana:

Y = nilai- nilai data hasil ramalan


n = jumlah data deret waktu
t = waktu tertentu dalam bentuk kode
B. Menghitung Perkiraan Permintaan Untuk Masa Yang Akan Datang
Secara Statistik (Analisis Regresi )
Analisis permintaan secara statistik adalah sekumpulan prosedur
statistik yang dirancang untuk menemukan factorreal yang paling penting
yang mempengaruhi penjualan dan pengaruh relativemereka.
Seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata
yang paling penting mempengaruhi penjual. Kita lakukan jika terdapat 2
variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas dan mana
variabel terikat.
Y = a + b.x

Dimana:
Y = variabel tidak bebas
x = variabel bebas
a = nilai intercept (konstan)

46
b = koefisien arah regresi

Harga a dapat dihitung dengan rumus:

∑Y (∑X2) - ∑X - ∑XY
a= —————————
n∑X2 – (∑X)2

Harga b dapat dihitung dengan rumus:

n∑XY – ∑X ∑Y
b= ———————
n∑X2 – (∑X)2

47
BAB V

Perencanaan Produksi

5.1 Merencanakan Kapasitas Produksi Suatu Barang


Perencanaan Kapasitas Produksi atau Production Capacity
Planning merupakan salah satu proses yang penting dalam suatu sistem
produksi. Kapasitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai,
menyimpan atau menghasilkan sedangkan yang dimaksud dengan Kapasitas
Produksi adalah jumlah unit maksimal yang dapat dihasilkan dalam jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Dalam
Manajemen Operasi dan Produksi, Kapasitas Produksi perlu ditentukan dan
direncanakan dengan baik sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan.
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
1) Permintaan
Jumlah kebutuhan konsumen akan barang yang dihasilkan
perusahaan biasanya jumlahnya terbatas, sehingga permintaan
merupakan salah satu kendala atau batasan dalam merencanakan
jumlah produksi perusahaan. Jumlah permintaan konsumen dapat
diperkirakan atau diforecast dengan menggunakan metode dan data
sesuai dengan keadaan produk.
2) Kapasitas pabrik
Kapasitas maksimum yang dimiliki oleh pabrik atau mesin-mesin
perusahaan juga merupakan kendala dalam merencanakan jumlah
produksi perusahaan, sebab perusahaan tidak dapat menghasilkan
barang melebihi kapasitas maksimumnya.
3) Kapasitas SDM, khususnya yang memiliki keahlian khusus
Karyawan atau sumberdaya manusia yang memiliki keahlian khusus
merupakan kendala juga. Karena jumlah orang yang memiliki
keahlian itu jarang, sehingga tidak mudah ditambah kapasitasnya.
Sebagai contoh misalnya ahli kimia yang dimiliki oleh perusahaan

48
obat-obatan, pencampur tembakau dengan saus dan ramuan lain
dalam pabrik rokok
4) Suplai bahan baku
Biasanya jumlah bahan baku yang tersedia terbatas. Batasan ini tidak
hanya jumlahnya saja, tetapi juga kontinyuitas penyediaan, usia
bahan baku dan fluktuasi harganya.
5) Modal kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari
perusahaan. Kemampuan modal kerja membiayai kegiatan produksi
sebesar jumlah modal kerja dikalikan dengan tingkat perputarannya.
Sehingga kemampuan modal kerja dalam membiayai kegiatan
produksi (dalam unit produk) sebanyak jumlah modal kerja dibagi
dengan rata-rata biaya operasi dikurangi depresiasi setiap unit.
6) Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah kadang-kadang juga merupakan kendala
produksi. Misalnya dengan adanya larangan terhadap produksi
tertentu, ketentuan jumlah produk maksimum, campur tangan
pemerintah dalam mengendalikan harga dan sebagainya.
7) Ketentuan teknis
Ketentuan teknis produksi juga dapat menjadi kendala. Contoh dari
ketentuan teknis ini misalnya komposisi masukan yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu macam produk,serta komposisi keluaran
yang dihasilkan pada suatu proses produksi. Misalnya untuk
melakukan pemrosesan bahan bakar minyak akan menghasilkan
minyak tanah, bensin kerosene dan lain-lain dengan persentase hasil
tertentu.
B. Metode-Metode Perencanaan Jumlah Produksi
1) Metode Break Even
titik break even adalahtitik atau jumlah produksi yang tidak
menimbulkan kerugian tapi juga tidak mengakibatkan keuntungan.
Dengan kata lain labanya sebesar 0. Jumlah produksi perusahaan
sebaiknya sejauh mungkin diatas titik break even, tetapi tidak boleh

49
melanggar kendala-kendala yang ada. Oleh karena itu biasanya
rencana produksi dilakukan diatas titik break even, pada kendala
paling rendah.
Dalam berproduksi, perusahaan menanggung biaya tetap dan
biaya varabel. Biaya tetap ada dua macam, yaitu (1) yang masih
mungkin dihindari serta (2) biaya tetap yang tidak dapat dihindari.
Biaya tetap yang dapat dihindari yaitu yang tidak harus dibayar bila
perusahaan tidak bekerja (tutup), misalnya langganan Koran.
Langganan listrik, biaya bahan bakar. Sedang biaya tetap yang tidak
dapat dihindari, misalnya sewa gedung secara kontrak, penyusutan
bila dengan metode straight line, pajak bumi dan bangunan, pajak
bumi dan bangunan serta pembayaran bunga utang.
Kalau terpaksa ada kendala yang ada dibawah break even point
maka perusahaan tidak dapat bekerja secara menguntungkan. Dalam
jangka pendek produksi masih dilaksanakan, selama kelebihan harga
jual di atas biaya variable masih lebih besar daripada biaya tetap
yang dapat dihindarkan kalau perusahaan tutup tatapi dalam jangka
panjang (lebih dari satu tahun) kalau keadaan rugi ini berjalan terus,
maka sebaiknya perusahaan tutup atau ganti industry.

BEP dalam unit = Biaya tetap


Harga jual/barang – biaya variable/barang

2) Pendekatan Jangka Panjang


Dengan menggambarkan hubungan antara jumlah penjualan
dengan biaya total. Dicari profit maksimum. Caranya dengan
menghitung turunan pertama dari fungsi profit, disamakan dengan 0
dan dengan syarat turunan keduanya negative.
Dapat juga dilakukan dengan menggambarkan garis biaya dan
penjualan dalam bentuk rata-rata dan marginal. Pada pertemuan
antara marginal cost dengan marginal revenue ditemukan jumlah
produksi yang memaksimumkan laba.Kalau ada kendala yang
membatasi harus digambarkan pada diagram yang telah dibuat. Cara
menghitungnya dapat dengan lagrange multipler.

50
3) Metode Linear Programming
Metode ini digunakan untuk merencanakan jumlah produksi
apabila macam produk yang dihasilkan lebih dari satu. Metode yang
digunakan bias metode grafik atau metode simplex. Metode grafik
relative sederhana, tetapi hanya dapat digunakan untuk dua macam
produk saja, kalau lebih harus menggunakan metode simplex.

5.2 Merencanakan Konsep Pemilihan Teknologi Dan Peralatan


A. Pemilihan Teknologi untuk Produksi
Teknologi untuk memproduksi barang maupun jasa telah dan terus
berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Kemajuan teknologi
hendaknya berdampak efisiensi yang tinggi dalam proses produksi
sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Namun, selain
terdapat keuntungan-keuntungan adapula kelemahan-kelemahan dalam
hal perkembangan teknologi ini. Misalnya, perkembangan teknologi
belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaan maupun
lingkungan exsternalnya.
Pemilihan teknologi proses produksi berarti memilih proses
menghasilkan produk atau pelayanan, termasuk jenis teknologi dan
segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Setelah keputusan pemilihan
dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah menentukan denah, jenis
peralatan, fasilitas penunjang, dan desain engineering yang diperlukan.
Pada dasarnya dikenal dua jenis teknologi proses produksi, yaitu :
1) Proses Kontinu
Proses ini umumnya dimaksudkan untuk menghasilkan volume
output yang besar. Karena sifat operasinya yang berulang-ulang,
maka dapat dicapai optimasi dan efisiensi yang tinggi dalam
peggunaan sumber daya, baik peralatan maupun tenaga kerja.
Contoh : pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan
keperluan sehari-hari, seperti pesawat televisi, mesin cuci dan lain-
lain. Industri-industri seperti kilang minyak, pupuk juga
menerapkan proses kontinu

51
2) Proses Intermitten atau Batch
Proses ini digunakan bila pabrik menangani bermacam-macam
proses yang berbeda. Misalya satu set rangkaian peralatan tertentu
disusun untuk memroses satu agregat atau batch produk tertentu,
kemudian dihentikan dan di set kembali untuk memroses jenis
produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri dari mesin-mesin
yang berfungsi multipurpose sehingga lebih fleksibel, yaitu dapat
memenuhi lebih dari satu variasi produk.

Ada berbagai macam faktor perlu dipertimbangkan dalam memilih


jenis teknologi, yaitu

1) Pertama, jenis teknologi yang diajukan harus dapat menghasilkan


mutu produksi yang dikehendaki pasar.
2) Kedua, teknologi tersebut harus cocok dengan persyaratan yang
diperlukan untuk mencapai kapasitas produksi ekonomis yang
telah ditentukan.

Pilihan jenis teknologi juga akan dipengaruhi oleh kemungkinan


pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan pembantu yang diperlukan untuk
penerapannya. Dalam studi kelayakan proyek hendaknya diperhatikan
pula jenis dan jumlah tenaga ahli, bahan baku dan pembantu tersebut
serta kemungkinan pengadaan dan biayanya, baik untuk jangka pendek
maupun panjang.

B. Pemilihan Peralatan untuk Produksi


Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin
dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus
dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah
produksi barang atau jasa yang dihasilkan. Faktor-faktor yang
mempenngaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah:
1) Kapasitas mesin
2) Kecocokan (compatibility)
3) Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
4) Keterandalan dan purna jual

52
5) Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan
6) Keamanan
7) Penyerahan
8) Keadaan pengembangan
9) Pengaruh terhadap organisasi yang ada.

Faktor-faktor tersebut menjadi hahan pertimbangan manajer operasi


sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau
kekurangan beban dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat
produksi yang dihasilkan.

Selain faktor pemilihan mesin, juga dipertimbangkan penentuan


jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia
yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain didasarkan
pada ternis dan ekonomis. Dalam pembelian jumlah mesin, perlu
dipertimbangkan:

1) Jumlah produksi yang direncanakan


2) Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi
3) Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Mesin yang bersifat umum atau serbaguna


Mesin-mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai
macam pekerjaan.
2) Mesin yang bersifat khusus
Mesin bersifat khusus yaitu mesin-mesin yang
penggunaannya hanya satu macam pekerjaan saja.

5.3 Menentukan Contoh Lokasi Dan Distribusi


A. Lokasi Usaha
Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu Lokasi usaha adalah hal
utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu
faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam

53
memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan
faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha akan berdampak pada
kesuksesan usaha itu sendiri.
Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan
investasi yang memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah
akses kepada pelanggan.Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis
merupakan suatu tugas penting bagi pemilik usaha, karena keputusan
yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai.
Menurut Fandy Tjiptono pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan
pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:
1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana
transfortasi umum.
2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas
dari jarak pandang normal.
3) Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang
besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian
yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa
melalui usaha-usaha khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.
Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.

4) Expansi yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada


perluasan di kemudian hari.
5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan
dengan daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah,
perkantoran, dan sebagainya.

54
B. Distribusi
Distribusi merupakan suatu aktivitas dalam mendistribusikan sebuah
produk, baik hal itu berupa barang maupun jasa, yang berasal dari
produsen ke konsumen sehingga produk itu dapat tersebar luas.
Namun ada juga yang mengartikan definisi dari distribusi ialah
aktivitas pemasaran dengan tujuan guna memudahkan proses untuk
pengiriman produk dari produsen menuju konsumen.
Dalam saluran distribusi ini, terdapat faktor -faktor penentu tertentu
yang menjadi pendorong dari kegiatan dalam pendistribusian ini. Berikut
adalah faktor -faktor penentu saluran distribusi :
1) Para produsen atau perusahaan kecil yang hanya memiliki sumber
keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi
penjualan langsung.
2) Para distributor merasa lebih efektif dalam penjualan partai besar
dikarenakan menyesuaikan skala operasi terhadap pada pengecer dan
keahlian khususnya.
3) Para pengusaha atau pabrik dengan cukup modal lebih senang
menggunakan dananya untuk melakukan ekspansi daripada
melakukan kegiatan promosi.
4) Pengecer yang menjual banyak seringkali lebih senang membeli
macam-macam barang dari pedagang grosir daripada membeli
langsung dari masing-masing pabrik.
Saluran distribusi juga terdapat berbagai jenis. Jenis -jenis saluran
distribusi barang konsumsi yang ada meliputi :
1) Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi produsen – konsumen adalah jenis saluran
distribusi yang paling pendek dan sederhana karena tanpa
menggunakan perantara. Pada saluran distribusi jenis ini, produsen
menjual barang yang dihasilkannya dengan perantara pos atau
langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah).
Karenanya, saluran ini juga disebut saluran distribusi langsung.
2) Produsen – Pengecer – Konsumen

55
Pada jenis ini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar yang dilakukan untuk para pedagang pengecer, dan tidak
melyanani penjualan kepada konsumen. Selanjutnya, pembelian
yang dilakukan oleh konsumen dilayani oleh para pengecer saja.
3) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi jenis ini banyak digunakan para produsen, dan
dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Dalam hal ini,
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar yang
dilakukan untuk para pedagang besar saja, dan tidak menjual kepada
pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani hanya oleh pengecer saja.
4) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Pada jenis saluran distribusi ini, produsen memilih agen tertentu
sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar
dalam saluran distribusi yang ada, yakni kepada para agennya saja.
Kemudian, sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para
pengecer besar.
5) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi jenis ini, produsen sering menggunakan
agen sebagai perantara dalam menyalurkan barang produksinya
kepada pedagang besar. Kemudian, para pedagang besar ini
menjualnya kepada toko -toko kecil. Agen yang berperan dalam
saluran distribusi ini terutama adalah agen penjualan (Swastha dan
Irawan, 1997, p.295-297)

Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal atau lebih besar,


maka diperlukan adanya strategi distribusi yang tepat. Strategi distribusi
ini berperan penting dalam misi menyalurkan barang atau jasa
dagangannya ke tangan konsumen.

Berikut terdapat beberapa metode distribusi atau strategi distribusi


yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis sehingga dapat lebih
memaksimalkan laba yang diperoleh.

56
1) Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah bentuk strategi distribusi yang
menempatkan produk dagangannya di banyak retailer atau pengecer
serta distributor yang ada di berbagai tempat. Tehnik strategi
distribusi ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang
kebutuhan pokok sehari-hari terutama yang mempunyai permintaan
dan tingkat konsumsi tinggi.
2) Strategi Distribusi Selektif
Strategi distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang
dilakukan dengan menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah
pemasaran tertentu saja dan dilakukan dengan memilih beberapa
distributor atau pengecer saja di suatu daerah.Di antara para
distributor atau pengecer ini, umumnya akan terjadi suatu persaingan
untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strateginya masing
-masing.
3) Strategi Distribusi Eksklusif
Strategi distribusi eksklusif adalah strategi distribusi yang dilakukan
dengan memberikan hak distribusi suatu produk pada satu atau dua
distributor atau pengecer saja yang ada pada suatu area daerah
tertentu.Barang atau jasa yang ditawarkan pada jenis distribusi
eksklusif ini umumnya adalah barang-barang yang memiliki kualitas
dan harga yang tinggi dan dengan jumlah konsumen yang terbatas.

5.4 Menentukan Contoh Tata Letak Fasilitas


Tata letak fasilitas adalah suatu perencanaan yang terintegrasi dari aliran
atau arus komponen-komponen suatu produk (barang dan atau jasa) di dalam
sebuah sistem operasi (manufaktur dan atau non manufaktur) guna
memperoleh interelasi yang paling efektif dan efesien antara pekerja, bahan,
mesin dan peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan, barang
setengah jadi, dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya.
A. Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas

57
Menurut Apple (1990, p3), perancangan tata letak fasilitas berperan
penting sebagai berikut :
1) Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat
untuk mendapatkan produksi yang ekonomis.
2) Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas
fisik yang efektif.
3) Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu
kenyataan yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang
dipindahkan.
4) Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat
menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya
produksi.
5) Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
a. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas
Menurut Sritomo (1992, p53), secara garis besar tujuan utama dari tata
letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga
akan dapat digunakan untuk menaikkan moral kerja dan performansi
kerja dari operator. Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan
memberikan beberapa keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi,
yaitu antara lain sebagai berikut:
1) Menaikkan Output Produksi.
Biasanya tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output)
yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man
hour yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin.
2) Mengurangi Waktu Tunggu (Delay).
Mengatur keseimbangan antara waktu untuk operasi produksi dan
beban dari masing-masing departemen atau mesin sehingga akan
mengurangi delay yang berlebihan.
3) Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling).
Tata letak yang baik akan lebih menekankan untuk meminimalkan
aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi

58
berlangsung. Hal ini akan mendapatkan penghematan akan biaya
perpindahan bahan, pendayagunaan yang lebih baik akan pemakaian
mesin, tenaga kerja atau fasilitas produksi, mengurangi work in
process, menyingkatkan proses manufaktur, mengurangi kemacetan
dan lainnya.
b. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik
Dalam perencanaan tata letak pabrik ada enam prinsip dasar yang bisa
dipakai, yaitu :
1) Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi factor
produksi.
2) Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin.
3) Aliran kerja berlangsung secara normal.
4) Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
5) Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya.
6) Pengaturan tata letak harus fleksibel.
c. Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik
adalah sebagai berikut :
1) Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan
jumlah produk yang harus dibuat.
2) Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan
urutan proses pengerjaan produk.komponen.
3) Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang
dibutuhkan.
4) Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.

5.5 Menghitung Luas Produksi Yang Optimal


Luas Produksi dapat diartikan sebagai besarnya jumlah dan ragam
produk yang dihasilkan untuk suatu periode tertentu. Luas Produksi juga
diartikan sebagai kapasitas yang digunakan (kapasitas terpakai) oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas produksi dapat
berubah-ubah dari suatu periode ke periode.

59
Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau terpasang
dalam suatu perusahaan tertentu. Luas perusahaan cenderung relatif tetap
dari periode ke periode. Luas perusahaan ini dapat diukur berdasarkan:
A. Penyerapan bahan baku baik dalam hal jumlah maupun macam
B. Produk yang dihasilkan baik dalam hal jumlah maupun ragam
C. Peralatan dan mesin yang digunakan.
D. Jumlah karyawan yang dipekerjakan.

Setidaknya ada tiga cara untuk menentukan Luas Produksi yakni:

A. Metode Linier Programming


Ada dua teknik dalam Metode Linier Programming yang dapat
digunakan untuk menentukan Luas Produksi, yaitu:
1) Metode Grafik, yang hanya dapat digunakan untuk menentukan luas
produksi optimal dengan kombinasi produk tidak lebih dari dua
macam.
2) Metode Simplek, metode penentuan luas produksi optimal yang dapat
digunakan untuk kombinasi produk dua macam atau lebih.

Asumsi dasar yang dipakai dalam metode Linier Programming adalah

1) Divisibility, yakni bahwa besaran volume kegiatan yang menjadi


variabel keputusan dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau
desimal atau dapat dibagi dalam satuan yang berbentuk desimal atau
pecahan.
2) Linierity, yakni bahwa fungsi tujuan dan fungsi kendala merupakan
fungsi matematis yang bersifat linier.
3) Additivity, yakni adanya kemungkinan penambahan volume kegiatan.
4) Proportionality, yakni setiap perubahan volume kegiatan tertentu
dimana volume kegiatan yang lain tetap akan menyebabkan perubahan
yang proporsional pada nilai fungsi tujuan.
5) Deterministic, yakni bahwa setiap nilai besaran dalam fungsi tujuan
dan kendala merupakan nilai besaran tertentu dan pasti

60
B. Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis Break-Even sering disebut juga analisis Cost-Profit-Volume.
Pengertian Break-Even yaitu suatu keadaan dimana penerimaan atau
penghasilan (Total Revenue) dari penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya total (Total Cost). Dengan demikian Break-Event menunjukkan
keadaan dimana tidak terjadi surplus penerimaan terhadap biaya atau laba
sama dengan NOL.
Asumsi yang digunakan dalam analisis Break-Even adalah sebagai
berikut:
1) Biaya pada berbagai tingkat volume kegiatan dapat diperkirakan
secara tepat, dan setiap perubahan volume kegiatan dapat dijabarkan
menjadi perubahan tingkat biaya.
2) Biaya-biaya yang terjadi atau diperkirakan terjadi dapat dipisahkan
menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
3) Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi
4) Harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dianggap tidak berubah
selama periode analisis.
5) Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam barang dan bila
dalam kenyataannya lebih dari satu macam maka sales mix dianggap
tetap.

Ada tiga cara atau pendekatan yang dapat digunakan


untuk menentukan tingkat Break Even, yakni:

1) Pendekatan Tabularis, yaitu dengan cara menghitung penghasilan dan


biaya pada berbagai tingkat volume penjualan/produksi.
2) Pendekatan Grafis, yaitu dengan menggambar kurva Penghasilan
(TR), biaya tetap (FC), biaya variabel (VC), dan biaya total (TC) pada
berbagai tingkat penjualan/produksi
3) Pendekatan Aritmatik, yaitu dengan menggunakan rumus-rumus
matematik sebagai berikut:
i. BE dalam satuan unit moneter
ii. Break Even dalam satuan unit barang

61
1. Bila perusahaan menghasilkan dan menjual lebih dari satu macam
barang, maka langkah penghitungan Break Even adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung Break Even keseluruhan.
b. Menghitung Break Even untuk masing-masing jenis produk
C. Metode Forecasting
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi forecasting didefinisikan
sebagai proses meramalkan permintaan produk yang harus diproduksi di
masa yang akan datang baik dalam hal kuantitas, kualitas, timing maupun
lokasi untuk periode tertentu.
Forecasting diperlukan untuk planning decision bagi top management
dan semua fungsi dalam organisasi. Berikut ini disajikan tipe-tipe
keputusan yang dipengaruhi oleh tipe-tipe forecast. Sistem forecasting
terdiri dari enam komponen utama, yaitu:
1) Out-put Sistem Peramalan
Macam atau jenis output yang dihasilkan oleh sistem peramalan
tergantung pada kebutuhan pengguna informasi peramalan. Bila
kebutuhan yang dimaksud menyangkut kepentingan
penyusunanStrategi Pemasaran maka output forecast perlu
diterjemahkan ke dalam satuan unit moneter. Namun apabila
kebutuhan tersebut menyangkut kepentingan produksi maka output
forecast diterjemahkan ke dalam satuan unit barang, selanjutnya
dijabarkan lagi ke dalam bentuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dll.
Bila menyangkut kepentingan pembelanjaan maka forecast
diterjemahkan ke bentuk-bentuk seperti kebutuhan modal, dan dana-
dana lain. Sedangkan yang berkaitan dengan horison waktu
peramalan, ditentukan dengan mempertimbangkan lead time dan
review time.
2) Input Sistem Peramalan
Input dari sistem peramalan dalam manajemen operasi/produksi
adalah data yang dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:

62
a. Sumber Internal, misalnya data historis dalam bentuk time series
mengenai penjualan, dan produksi, opini dari para ahli yang
dimiliki oleh perusahaan, survey khusus di dalam perusahaan.
b. Sumber Eksternal, misalnya informasi kondisi sosial, ekonomi,
politik, teknologi dan sumber-sumber lain seperti agen-agen
pemerintah, perusahaan-perusahaan konsultan, majalah dan
publikasi lain.
3) Kendala-Kendala dalam Sistem Peramalan
Pemilihan metode forecasting dan "nilai" dari hasil peramalan
sangat bergantung pada kendala-kendala yang ada dalam sistem
forecasting. Kendala-kendala tersebut antara lain:
a. Waktu yang diperlukan untuk melakukan persiapan melakukan
peramalan.
b. Kurangnya data yang relevan, baik dari sumber internal maupun
eksternal.
c. Kualitas data-data yang tersedia
d. Fasilitas pengolahan data dan tenaga ahli

Jenis kendala yang disebut pertama, kedua dan ketiga akan


berpengaruh pada kualitas data, sedang kendala yang disebut terakhir
lebih banyak bergantung pada kebijakan pengalokasian dana untuk
kepentingan forecasting.

4) Keputusan dalam Sistem Peramalan


Berkaitan dengan peramalan, manajemen harus mengambil
keputusan mengenai data dan metode yang akan digunakan untuk
mengembangkan forecasting. Data yang diperlukan ada kemungkinan
dalam bentuk aggregate sehingga masih harus disesuaikan. Sementara
perihal pilihan metode tergantung pada (i) jumlah dan kualitas data
yang tersedia, (ii) waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
processing, (iii) fasilitas dan tenaga ahli yang tersedia.
5) Kriteria Kinerja Sistem Peramalan
Efektivitas sistem peramalan dalam membantu organisasi dapat
dievaluasi berdasarkan empat kriteria berikut:

63
a. Accuracy. Ini merupakan aspek terpenting dari forecast, karena
perbedaan antara aktual dan forecast berarti biaya. Lebih jauh,
forecast error dapat menjadi sumber terjadinya kesulitan-kesulitan
yang serius, misalnya bila forecast lebih besar dari aktual maka
akan terjadi kapasitas menganggur dan surplus persediaan, dan
bila forecast lebih kecil dari aktual maka dapat terjadi stockout
atau opportunity loss.
b. Stability vs Responsiveness. Artinya forecast harus mampu
mengkover kompleksitas dan ketidakpastian lingkungan baik
yang disebabkan oleh long term growth trend maupun seasonal
influences
c. Objectivity. Kadang-kadang kondisi yang diramalkan tidak dapat
atau tidak ada kaitannya dengan data historis yang digunakan
dalam forecasting. Bila demikian maka pertama, data tetap diolah
secara obyektif apa adanya, kedua baru kemudian hasil
forecasting pada pengolahan data secara obyektif disesuaikan
dengan memperhitungkan perkembangan terakhir situasi dan
kondisi.
d. Timing. Agar sistem forecasting dapat efektif, maka forecast
harus tersedia tepat waktu.
e. Benefit to Cost Ratio. Merupakan perbandingan antara manfaat
yang berupa perbaikan kualitas keputusan sehubungan dengan
adanya sistem peramalan yang diukur dengan cost saving dan
biaya untuk membangun dan memelihara sistem peramalan. Rasio
yang dapat dijadikan sebagai kriteria tunggal bagi perlu tidaknya
sistem forecasting dalam perusahaan.
6) Metode Peramalan
Pilihan metode peramalan untuk kepentingan perencanaan
tergantung pada setidaknya dua hal:
a. Jenis kegiatan yang direncanakan
b. Panjang horison waktu perencanaan

64
Ada beberapa metode forecasting yang dapat digunakan. Metode-
metode forecasting tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

a. Metode Peramalan Subyekti. Merupakan metode atau teknik


peramalan yang didasarkan pada pengalaman, dan opini orang-
orang dalam maupun luar organisasi. Metode ini cocok bila (i)
waktu yang tersedia sangat terbatas, (ii) tidak tersedia data-data
historis yang relevan, dan (iii) data relevan yang tersedia tidak
memadai untuk mengembangkan suatu peramalan jangka
panjang.
b. Causal Forecasting Method'. Merupakan teknik forecasting yang
mencoba menghubungkan suatu variabel tak bebas dengan
variabel bebas yang diyakini menjadi sebab perubahan variabel
tak bebas. Teknik ini biasanya digunakan untuk peramalan
dengan horison waktu jangka pendek dan jangka menengah.
Teknik peramalan jenis ini cocok digunakan untuk kondisi yang
relatif stabil dan tersedia data historis relevan yang memadai.
c. Time Series Forecasting Method. Komponen-komponen dalam
time series adalah :Trend (T). Menunjukkan pertumbuhan jangka
panjang atau penurunan tingkat permintaan rata-rata. Cycle (C).
Menunjukkan penyimpangan yang besar antara aktual, dan
harapan yang berbasis trend yang disebabkan oleh berbagai
pengaruh lingkungan. Seasonal (S). Menunjukkan fluktuasi yang
repetitif secara berkala yang disebabkan oleh iklim, cuaca, tradisi,
dll. Random (R). Menunjukkan residu yang tak teratur yang
disebabkan oleh berbagai faktor random dalam lingkungan.
Prinsipnya metode peramalan ataupun perkiraan yang digunakan
untuk mengestimasi jumlah produksi dapat menggunakan metode
permalan yang dibahas dalam forecasting yang meminjam konsep
statistik untuk kepentingan menyusun anggaran diantaranya:
a. Metode Trend Bebas,
b. Metode Trend Semi Average;
c. Metode Moment;

65
d. Metode Least Square;
e. Metode Regresi;
7) Pengawasan Peramalan
Pengawasan peramalan diperlukan karena tidak selamanya teknik
peramalan yang digunakan akan selalu tepat. Ada kalanya hasil
peramalan menyimpang dari batas-batas yang dapat diterima. Jika
terjadi misalnya penyimpangan yang melampaui batas-batas yang bisa
diterima, maka ada dua hal yang bisa dilakukan:
a. Mengganti teknik peramalan yang digunakan dengan teknik yang
lain.
b. Melakukan perubahan terhadap batas toleransi hasil peramalan.

Berikut ini disajikan beberapa alat yang dapat digunakan untuk


melakukan pengawasan peramalan:

a. Mean Squared Error (MSE) Yakni jumlah semua kuadrat


kesalahan peramalan (forecast error), yakni selisih nilai riil
dengan nilai peramalan ( Yt - Ft) dibagi banyaknya data.
b. Mean Absolute Deviation (MAD) Yakni rata-rata penyimpangan
absolut untuk semua kesalahan peramalan
c. Kesalahan Absolut Rata-Rata (Average Absolute Error) Yakni
rata-rata absolut semua kesalahan peramalan. Dicari dengan cara
menjumlahkan semua nilai mutlak kesalahan peramalan dibagi
dengan banyaknya data waktu peramalan.
d. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared
Error) Dihitung dengan jalan menjumlahkan semua kuadrat
kesalahan peramalan. Kemudian, membagi jumlah tersebut
dengan banyaknya data waktu peramalan. Selanjutnya menarik
akarnya.
e. Tes Korelasi Dihitung dengan cara mengurangi angka satu
dengan hasil bagi penjumlahan semua kuadrat kesalahan
peramalan dengan penjumlahan semua kuadrat selisih nilai riil
dengan rata-ratanya.kemudian hasilnya diakar.

66
f. Metode Control Limit. Yakni pengawasan peramalan dengan
menetapkan batas atas (upper control limits) dan batas bawah
(lower control limits). Jika selisih antara nilai riil dan nilai
peramalan pada masing-masing waktu berada dalam range atas
dan bawah, maka teknik peramalan tersebut dapat dikatakan baik.
(Hendra Poerwanto G).

67
BAB VI

Penentuan Lokasi Pabrik

6.1 Menentukan Lokasi Pabrik Berdasarkan Analisis Metode Transportasi


Metode ini menjelaskan penentuan lokasi usaha dengan memanfaatkan
alokasi pengiriman yang paling optimal dari lokasi usaha yang akan didirikan,
menuju pasar yang di tuju, dengan bantuan transportasi.
Aplikasi pada metode transportasi ini akan meliputi pemecahan dalam
permasalahanpermasalahan sebagai berikut :
A. Penetapan suplai yang cukup untuk beberapa lokasi tujuan dari
beberapa lokasi sumbersumber tertentu pada tingkat biaya yang
seminimal mungkin (Distribution Problem),
B. Pemilihan lokasi untuk fasilitas-fasilitas baru (Plant atau
Warehouse) untuk memenuhi Kebutuhan pasar yang akan datang
(Location Problem),
C. Penetapan berbagai macam bentuk atau sumber produksi guna
memenuhi kapasitas Produksi sesuai dengan demand yang akan
datang dan biaya produksi yang seminimal Mungkin. Khususnya
yang berkaitan erat secara langsung maupun tidak langsung
Dengan proses sub-kontrak (Aggregate Planning Problem).

Dalam metode analisa transportasi programa linier ini terdapat


beberapa metode, Seperti berikut :

A. Metode North-west Corner Rules (NCR) atau disebut juga metode


pojok kiri atas
B. Metode Heuristic atau Least Cost dapat juga disebut dengan metode
ongkos terkecil
C. Metode Vogel’s Approximation Method (VAM)

68
6.2 Menganalisis Proses Produksi
A. Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana
produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
dana menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari
(2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti
tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
Maka dari itu, Proses Produksi merupakan kegiatan menambah faedah
(kegunaan) dari suatu benda atau menciptakan suatu benda baru (hasil)
sehingga lebih bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan.
Sedangkan menurut V.Gaspersz, 2004 Proses Produksi yakni suatu
kegiatan perbaikan terusmenerus yang dimulai dari sederet siklus sejak
adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembanga produk,
proses produksi hingga distribusi kepada konsumen.
B. Tujuan Produksi
Kita dapat melihat bahwa tanpa kegiatan produksi, kebutuhan manusia
yang banyak ragamnya itu tidak dapat dipenuhi. Kemajuan dalam hal
melakukan produksi ada hubungannya dengan standar hidup. Jadi, secara
umum tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk
mencapai kemakmuran.
Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan produksi ada pihak yang
terkait. Pihak Pertama adalah pihak yang menghasilkan barang dan jasa

69
yang kita sebut sebagai produsen. Sedangkan pihak kedua adalah pihak
yang mengkonsumsi barang dan jasa yaitu konsumen.Karenanya, tujuan
produksi juga dapat dilihat secara khusus dari sudut kepentingan pihakpihak
tersebut. Bagi pihak produsen, tujuan produksi adalah untuk meningkatkan
keuntungan serta menjaga kesinambungan perusahaan. Sementara bagi
masyarakat atau konsumen, tujuan produksi adalah untuk menyediakan
berbagai benda pemuas kebutuhan.
C. Jenis-Jenis Proses Produksi
1) Jenis proses produksi di tinjau dari segi wujud proses produksi
a. Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang
menitikberatkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta
senyawa kimia.
b. Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam
pelaksanaannya menitikberatkan pada perubahan masukan (input)
menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan manfaat
atau faedah dari barang tersebut.
c. Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang
dalam pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses
penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan
yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari
perusahaan lain
d. Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi
dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang
ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka
barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai
kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat
e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi

70
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses
produksi yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-
perusahaan yang lain atau lembagalembaga yang memerlukannya.
Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data
serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan
yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan semacam ini.
2) Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi
a. Proses produksi terus menerus (Continous processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang
mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan
proses produksi di dalam perusahaan. Proses produksi secara
kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi.
Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem
yang terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic
Controller) atau pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi
akibat kecerobohan manusia dapat dikurangi sehingga proses
produksi dapat berlangsung terus menerus dengan kondisi yang
stabil atau bahkan mendekati tunak (semua keadaan konstan dan
tidak berubah).
Ciri-ciri :
i. Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan
sudah distandarisir.
ii. Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
iii. Mesin bersifat khusus.
iv. Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
v. Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses
produksi terhenti.
vi. Tenaga kerja sedikit.
vii. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
viii. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan
pengalaman yang banyak.

71
Kebaikan:
i. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan
distandardisir.
ii. Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga
mesin.
iii. Biaya tenaga kerja rendah.
iv. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih
pendek.
Kekurangan:
i. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
ii. Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan
seluruh proses produksi.
iii. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi
dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala
produksi kecil atau menengah dan industri manufaktur.
Ciri-ciri:
i. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat
besar.
ii. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
iii. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
iv. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi
kerusakan di salah satu mesin.
v. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
vi. Persediaan bahan mentah tinggi.
vii. Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang
berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan
menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam

72
investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak
mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Kekurangan:
i. Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk
berbeda tergantung pemesanan.
ii. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
iii. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
iv. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena
menggunakan banyak tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.
c. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses
produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini
digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha
untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3) Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi
Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan
pemisahan jenis proses produksi dalam perusahaan atas dasar
keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu
proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.
a. Proses produksi utama
merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai
dengan tujuan didirikannya perusahaan yang bersangkutan. Jadi
merupakan kegiatan inti perusahaan . Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain:
i. Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana
terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak
berubah-ubah dari waktu ke waktu
ii. Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana
terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola
pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat
mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan

73
proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan
datang.
iii. Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana
pelaksanaan pengolahan baha baku sampai dengan barang jadi
akan melalui suatu proses persenyawaan atau pemecahan.
dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat
bergantung pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan.
iv. Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses
produksi dimana terdapat beberapa pekerjaan serta urutan yang
sama dalam proses produksi meski produk yang dihasilkan
berbeda-beda.
v. Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses
produksi yang dilaksanakan katrena adanya beberapa program
khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila proses
produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai,
maka proses produksi juga akan berakhir.
vi. Proses Produksi I ndustri Berat, yaitu proses produksi dimana
terdapat berbagai macam aktivitas sehubungan dengan
penyelesaian produksi yang sangat komplek. Sedemikian
kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi
subprosessubproses.
b. Proses Produksi Bukan Utama
merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan
adanya kepentingan khusus. Proses produksi bukan utama ini hanya
merupakan kegiatan penunjang dalam perusahaan yang
bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
i. Penelitian
ii. Model
iii. Prototype
iv. Percobaan
v. Demonstrasi

74
D. Faktor-Faktor Produksi
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi meliputi :
1) Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam ialah semua kekayaan yang terdapat di alam
semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi
alam sering pula disebut faktor produksi asli. Faktor produksi alam terdiri
atas tanah, air, sinar matahari, udara, dan barang tambang.
2) Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja (labor) ialah faktor produksi insani secara
langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor
produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli.
Meskipun mesin-mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai
pelaksana proses produksi, namun keberadaan manusia mutlak
diperlukan.
3) Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal adalah faktor penunjang dalam mempercepat atau
menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi modal
dapat berup a mesin-mesin, alat pengangkutan, sarana pengangkutan,
atau bangunan.
4) Faktor Produksi Keahlian
Faktor produksi keahlian adalah keahlian atau keterampilan yang
digunakan seseorang dalam mengkoordinasikan dan mengelola faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

75
DAFTAR PUSTAKA

https://andyyjr20.blogspot.com/2017/03/makalah-studi-kelayakan-bisnis.html

http://apaajaadadisinii.blogspot.com/2014/01/perencanaan-kapasitas-produksi.html

https://blog.ub.ac.id/vincentiabnevayesiana/2013/05/06/lima-tingkatan-produk/

http://dodi84indaryana.blogspot.com/2012/09/perancangan-tata-letak-fasilitas.html

https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/06/28/forecasting-peramalan/

http://go-phelz.blogspot.com/2011/01/peramalan-permintaan-barang-manajemen.html

http://hasnah921.blogspot.com/2015/10/studi-kelayakan-bisnis-aspek-teknik-dan.html

https://ilmumanajemenindustri.com/perencanaan-kapasitas-produksi-production-
capacity-planning/

http://mala-only.blogspot.com/2012/01/analisis-persaingan.html

https://pdfslide.net/download/link/penentuan-lokasi-pabrik-metode-transportasi

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7553/5/BAB%20II.pdf

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi

https://veriyenpaone.blogspot.com/2012/11/makalah-studi-kelayakan-bisnis.html

https://www.modalrakyat.id/blog/inilah-jawabannya-mengapa-berinvestasi-itu-penting-

https://www.pelajaran.co.id/2020/20/pengertian-nilai-pelanggan.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/mesin-dan-peralatan.html

https://www.ruangguru.co.id/studi-kelayakan-bisnis-tujuan-manfaat-dan-tahapan-
serta-contohnya-lengkap/

https://www.taupasar.com/2019/07/tingkatan-produk-product-level-dalam.html

76

Anda mungkin juga menyukai