Anda di halaman 1dari 15

PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliyah Entrepreneurship

DOSEN PENGAMPUH : Uswatun Hasanah, M.E

Disusun oleh :

1. Eva Rosalina (1830301027)


2. Gustyn Ningrum (1830301030)
3. Mega Zua Ilzanah Dahmayan (1830301038)

JURUSAN STUDI AGAMA- AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG 2020
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH


Segala puji bagi allah yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW..Makalah ini memuat materi tentang
“PENILAIAN KELAYAKAN USAHA” walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaiakan tetapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan
makalah. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberikan konstibusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna
terciptanya makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang.Terimakasih.
WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU.

Palembang, 25 Desember 2020


Penyusun

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi (penilaian) kelayakan usaha atau sering disebut kelayakan proyek


adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Istilah “Proyek” mempunyai
arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa)
yang baru ke dalam suatu produk yang sudah ada selama ini.
Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan apakah
sebuah usaha layak dijalan dijalankan atau tidak layak dijalankan. Jika layak,
landasan apa saja yang menjadikan layak, dan begitu juga jika tidak layak,
faktor apa saja yang menjadikan layak dan begitu juga jika tidak layak, faktor
apa saja yang menyebabkan ketidak layakan tersebut. Studi kelayakan tidak
hanya perlu dijalankan oleh perusahaan. Studi kelayakan tidak hanya untuk
usaha baru saja tetapi termasuk juga dalam pengembangan anak perusahaan
atau unit usaha baru termasuk dalam akuisisi perusahaan lainnya. Pengusaha
yang berhasil adalah mereka yang pandai menyesuaikan diri dengan
perubahan. Penyesuaian dengan perubahan kondisi konsumen dan persaingan
akan memudahkan pengusaha untuk menyusun strategi memenangkan
persaingan dalam perebutan konsumen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kelayakan usaha ?
2. Apa saja Tujuan dari kelayakan usaha itu ?
3. Apa saja aspek-aspek dalam penilaian Kelayakan Usaha ?
4. Siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian kelayakan
usaha ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelayakan usaha
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari kelayakan usaha
3. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam penilaian Kelayakan Usaha

3
4. Untuk mengetahui siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dalam
penilaian kelayakan usaha

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelayakan Usaha

Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai


sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan
dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan
manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis
kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam memasarkan produk dapat
dihindari.

Bagi sebagian orang awam atau pebisnis, studi kelayakan bisnis


mungkin terdengar asing. Padahal, studi ini berperan penting dalam
menentukan keberhasilan suatu usaha. Karenanya, ada baiknya jika pebisnis
pemula memahami terlebih dahulu seluk-beluk kegiatan ini.

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


menentukan apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini
meliputi identifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan
bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat yang dihasilkan.
Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa digunakan untuk membantu
pengusaha mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi seorang pemula,
studi ini sangat penting dilakukan karena dapat menghindarkan pebisnis dari
kerugian.

Ketika akan melakukan studi ini, ada Lima bidang yang akan diteliti dan
dianalisis. Kelima bidang tersebut yakni:

1. Deskripsi pasar,

4
2. Deskripsi bisnis,
3. Teknologi yang diperlukan,
4. Detail mengenai finansial dan struktur organisasi bisnis tersebut,
5. Kesimpulan bagaimana bisnis yang dirintis bisa maju

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7),” Studi kelayakan usaha atau


bisnis adalah suatu aktivitas yang mendalami tentang sebuah usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka memutuskan layak atau tidak
usaha tersebut diaplikasikan.”

Namun menurut Umar H (2007:5), “Studi kelayakan bisnis merupakan


penelitian suatu rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya sebuah bisnis yang akan dijalankan, namun juga mengatur aktivitas
operasional secara berkesinambungan dalam rangka pencapaian tujuan serta
keuntungan yang maksimal.”

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa


Studi kelayakan usaha atau bisnis merupakan sebuah  pertimbangan awal
yang harus dilakukan sebelum menjalankan usaha atau bisnis dan
mengetahui positioning dalam bisnis1 tersebut, dan untuk mengontrol
aktivitas operasional agar mendapatkan profit yang maksimal.

Pengertian studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian bisnis yang


menyangkut beberapa aspek bisnis, diantaranya sebagai berikut:

B. Tujuan dari Kelayakan Usaha

Seperti yang telah diketahui, studi kelayakan bisnis memiliki peranan yang
vital dalam menentukan keberhasilan sebuah bisnis. Namun, apa sebenarnya
tujuan dari kegiatan ini? Pada dasarnya, tujuan utama seorang pebisnis
melakukan studi kelayakan adalah untuk mengukur apakah sebuah bisnis
berpeluang memiliki kelanjutan atau akan berhenti pada titik waktu tertentu.
1
Achmad. 2004.Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

5
berhenti pada titik waktu tertentu.Dalam merintis sebuah bisnis, setiap
pebisnis pasti ingin usahanya sukses dan berhasil. Namun, tanpa melakukan
studi ini, seorang pengusaha layaknya menerobos medan yang tidak diketahui
tanpa petunjuk apa pun.

Hal ini tentunya sangat merugikan bagi pebisnis karena bisa


mengakibatkan bisnis yang didirikan gagal. Sebaliknya, dengan melakukan
studi ini pebisnis bisa mengetahui terlebih dahulu apakah bisnis yang didirikan
kedepannya dapat berlanjut atau tidak, sehingga membantu pebisnis
mengambil keputusan. Tujuan studi kelayakan bisnis tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Memperlancar Sebuah Perencanaan


Dengan adanya prediksi untuk masa kedepannya, maka dapat
mempermudah perencanaan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal,
waktu pelaksanaan, lokasi, tata cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta
bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.

2. Agar Terhindar Dari Resiko Kerugian


Tujuan yang kedua adalah agar terhindar dari resiko kerugian yang
dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan, sehingga
menyebabkan stagnansi dalam berbisnis.

3. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan


Perencanaan yang diatur dapat mempermudah pengaplikasiannya,
proses bisnis dapat dilakukan secara tersusun sehingga para karyawan dapat
memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat
tercapai sesuai dengan apa yang di rencanakan.

4. Mempermudah Pengawasan
Dengan pengaplikasian yang sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun, maka pengawasan dalam proses bisnis akan lebih mudah.

6
Pengawasan dilakukan agar proses usaha sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.

5. Mempermudah Pengendalian
Bila terjadi penyalahgunaan dan penyimpangan, akan mudah untuk
diperbaiki dan langsung dapat dikendalikan sehingga penyimpangan yang
terjadi dapat diminimalisir. Contoh dalam kasus adalah pada keuangan
bisnis Anda, untuk mempermudah pengendalian keuangan bisnisnya, bisa
memanfaatkan kemudahan menggunakan software akuntansi.

C. Aspek-aspek dalam Penilaian Kelayakan Usaha

Setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur, dan
dinilai sesuai dengan ketentuan. Ada beberapa aspek yang perlu dikaji
untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan jika satu aspek tidak terpenuhi, maka
perlu dilakukan perbaikan atau tambahan. Urutan penilaian aspek mana
yang harus didahulukan tergantung pada persiapan Penilai dan kelengkapan
data yang ada. Dalam hal ini dengan pertimbangan prioritas mana yang
harus didahulukan dan mana yang berikutnya.

Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi


kelayakan adalah sebagai berikut :

a) Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan
keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai
surat izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat
penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila
di kemudian timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat
diperoleh dari pihak-pihak yang akan menerbitkan atau mengeluarkan
dokumen tersebut.

7
Dokumen yang diperlukan meliputi :
 Bentuk badan usaha serta keabsahannya dan untuk badan tertentu, seperti
Perseroan Terbatas atau Yayasan harus disahkan oleh Departemen
Kehakiman;
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Di samping dokumen di atas, perusahaan juga harus memiliki izin-izin


tertentu sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan. Izin-izin tersebut antara
lain :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI);
3. Izin Usaha Tambang;
4. Izin Usaha Perhotelan dan Pariwisata;
5. Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit;
6. Izin Usaha Peternakan dan Pertanian;
7. Izin Usaha Domisili, di mana perusahaan/lokasi proyek berbeda;
8. Izin Gangguan;
9. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
10. Izin Tenaga Kerja Asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja
asing.

Di samping keabsahan dokumen di atas, yang tidak kalah pentingnya


adalah penelitian dokumen lainnya, yaitu sebagai berikut :
1) Bukti dari pemilik (KTP dan SIM);
2) Sertifikat tanah;
3) Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB);
4) Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang dianggap perlu.

b) Aspek Pasar dan Pemasaran

8
Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas.
Faktor ada tidaknya konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar
yang ada perlu diketahui terlebih dahulu. Di samping itu, perusahaan juga
harus mengetahui perilaku konsumen sebagai calon pembeli dan
persaingan yang ada, baik saat ini maupun yang akan datang. Setelah itu,
perusahaan mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk meraup
konsumen.

Dalam aspek pasar dan pemasaran hal-hal yang perlu dijabarkan adalah :
1. Ada tidaknya pasar ( konsumen calon pembeli )
2. Jika ada, seberapa besar pasar yang ada ( pasar nyata dan pasar potensial )
3. Bagaimana peta kondisi pesaing terutama untuk produk sejenis yang
sekarang;
4. Bagaimana perilaku konsumen ( terkait selera dan kebiasaan )
5. Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan
merebut pasar yang ada sekarang dan yang akan datang.

Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar baik
pasar nyata, potensi pasar yang ada, maupun perilaku konsumen, maka
perlu dilakukan riset pasar. Riset pasar dilakukan dengan cara :
1) Survei langsung ke lapangan melalui observasi, wawancara, maupun
memberikan kuisioner.
2) Mengumpulkan data dari berbagai sumber.

Setelah diketahui data pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah
kemudian disusun strategi pemasaran yang meliputi :
 Strategi produk;
 Strategi harga;
 Strategi lokasi dan distribusi;
 Strategi promosi.

9
c) Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah
investasi, biaya-biaya, dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya
investasi berarti jumlah dana yang akan dibutuhkan, baik untuk modal
investasi pembelian aktiva tetap maupun modal kerja. Selain itu, juga ada
biaya-biaya yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan. Semua
ini pada akhirnya dibuat seperti dalam bab sebelumnya, yaitu menilai
jumlah kebutuhan investasi dan pembuatan cash flow. Setelah itu baru
dinilai kelayakan usaha melalui metode penilaian investasi. Metode
penilaian yang akan digunakan antara lain :
1. Payback Period;
2. Average Rate of Return;
3. Net Present Value;
4. Internal Rate of Return;
5. Profitability Index;
6. Break Event Point;
7. Serta rasio-rasio keuangan.

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap


jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.
Artinya, seberapa lama uang yang diinvestasikan itu akan kembali.
Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata-
rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba
sebelum pajak dengan rata-rata investasi.
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi
(capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV
tersebut dikenal dengan Net Present Value (NPV).
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil intern.

10
d) Aspek Teknik / Operasi
Dalam aspek teknis atau operasi yang akan digambarkan secara lengkap
adalah mengenai :
1) Lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gedung (penelitian
mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat
dengan pasar, bahan baku, tenaga kerja, pemerintahan, lembaga keuangan,
pelabuhan, atau pertimbangan lainnya);
2) Penentuan layout gedung, mesin dan peralatan, serta layout ruangan
sampai pada usaha perluasan selanjutnya;
3) Teknologi yang digunakan (jika menggunakan teknologi padat karya,
maka akan memberi banyak kesempatan kerja, namun jika menggunakan
padat modal, maka justru sebaliknya).

e) Aspek Manajemen / Organisasi


Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu diteliti dan dinilai
adalah :
1) Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal);
2) Pengolahan usaha (manajemen) dengan jumlah serta kualifikasi
(pendidikan yang berpengalaman);
3) Struktur organisasi yang ada sekarang, serta gambaran mengenai jabatan;
4) Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan.

f) Aspek Ekonomi Sosial


Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan apabila proyek tersebut dijalankan. Pengaruh
tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya
terhadap masyarakat secara kesuluruhan.

Dampak ekonomi menjelaskan :


a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik ataupun
masyarakat di luar lokasi pabrik;

11
b. Peningkatan pendapatan masyarakat.

Demikian pula perusahaan perlu untuk mencantumkan dampak sosial


yang ada dalam hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya
usaha berupa tersedianya sarana dan prasarana, antara lain :
a. Pembangunan jalan;
b. Pembangunan jembatan;
c. Penerangan;
d. Sarana telepon;
e. Sarana air minum;
f. Sarana kesehatan;
g. Sarana pendidikan;
h. Sarana olahraga;
i. Sarana ibadah;
j. Sarana-sarana lainnya.

g) Aspek Dampak Lingkungan


Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling
dibutuhkan pada saat ini karena setiap proyek yang dijalankan akan
memiliki dampak sangat besar terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak
lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Terhadap tanah;
b. Terhadap air;
c. Terhadap udara;
d. Terhadap kesehatan manusia.

Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik,


flora, dan fauna yang ada di sekitar usaha secara keseluruhan.2
D. Pihak – pihak yang Berkepentingan dalam Penilaian Kelayakan
Usaha

2
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), hlm283-293

12
Adapun pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan
penilaian kelayakan usaha, diantaranya adalah :

1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)


Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu ada di hadapkan
pada ketidak pastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan bisnis sangat
penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan
dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi
penyandang dana yang memerlukan persyaratan tertentu seperti banker,
investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan,
pedoman dan sebagai bahan pertimbangan untuk merintis usaha, untuk
mengembangkan usaha atau untuk melakukan investasi baru, sehingga
bisnis yang akan dilakukan meyakinkan baik bagi wirausaha itu sendiri
maupun bagi semua pihak yang berkepentingan.

2. Pihak Investor dan Penyandang Dana


Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat
penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan
sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkannya. Apakah
investasi yang di lakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi
(return on investment) yang memadai atau tidak. Oleh investor studi
kelayakan usaha sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau
tidaknya investasi dilakukan .

3. Pihak Masyarakat dan Pemerintah


Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutamaa bagi
bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan. Bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Demikian juga bagi

13
pemerintah sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau
penyediaan fasilitas lainnya.3

PENUTUP

Kesimpulan

Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai


sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini
meliputi identifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan
bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat yang dihasilkan.

Pengertian studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian bisnis yang


menyangkut beberapa aspek bisnis, diantaranya sebagai berikut:

1. Aspek Hukum
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
3. Aspek Keuangan
4. Aspek Teknik / Operasi
5. Aspek Manajemen / Organisasi
6. Aspek Ekonomi Sosial
7. Aspek Dampak Lingkungan

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian kelayakan usaha,


yakni : pihak wirausaha, pihak investor dan penyandang dana, pihak
masyarakat dan pemerintah.

3
Dr. Suryana, M.Si, Kewirausahaan. (Jakarta : Salemba Empat, 2003), hal. 142

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2004.Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Dr. Suryana, M.Si, Kewirausahaan. (Jakarta : Salemba Empat, 2003)

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014)

15

Anda mungkin juga menyukai