Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELUARAN PEMERINTAH
Diajuakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Fiskal
dan Moneter dalam Islam

OLEH :

Oleh:
Kelompok: V
Elvina Isabela : 3317235
Leli Dayati : 3317226
Ririn Feby Yasfi : 3317229

Dosen Pembimbing
Rika Widianita, SEI., ME

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITINGGI
2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan,
kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Kebijakan Fiskal. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW yang Islamiyah
seperti yang dapat kita rasakan pada saat sekarang ini. Makalah ini penulis susun dalam rangka
memenuhi salah tugas tersturktur dalam mata kuliah Kebijakan Fiskal dan Moneter Islam yang
berjudul “Pengeluaran Pemerintah”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing Ibuk Rika Widianita yang
telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini, serta semua pihak yang telah
membantu dan juga berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan juga jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
meningkatkan kesempurnaan makalah ini.Atas saran dan masukan yang telah diberikan penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
penulis.

Bukittinggi, 28 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisa.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Manfaat Penulisan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis Pengeluaran Pemerintah.......................................................................5
B. Prinsip Pengeluaran Pemerintah.....................................................................7
C. Pengeluaran Negara di Zaman Rasulullah dan Khulafarrasyidin...................10
BAB III PENITUP
A. Kesimpulan............................................................................................................….15
B. Saran......................................................................................................................…..15
` DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan
suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, penegeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang
harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.   Pada tahap awal
perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya
untuk menyediakan infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll. Pada tahap menengah
pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan
investasi sektor swasta sudah mulai berkembang. Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran
pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya
peningkatan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial dsb.  Berdasarkan pengamatan dari negara-negara
maju, disimpulkan bahwa dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan meningkat
sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara tersebut. Di negara-negara maju, kegagalan
pasar bisa saja terjadi, menimpa industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu
industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini diperlukan peran pemerintah
untuk mengatur hubungan antara masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja jenis pengeluaran pemerintah?
2. Apa saja prinsip pengeluaran?
3. Apa saja pengeluaran Negara di zaman rasulullah dan khulafaurrasidin?
C. Mamfaat Penulisan
Agar pemakalah serta pembaca bisa memahami bagaimana serta apa saja pengeluaran Negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Pengeluaran Pemerintah


1. Belanja pemerintah pusat
Belanja Negara dan daerah dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan
pusat dan daerah serta pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja

4
Negara dan daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian Negara atau lembaga
pemerintahan pusat. Belanja pemerintah pusat menurut jenis belanja, meliputi:
1) Belanja pegawai
Belanja Pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan
kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
PNS dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Contoh : gaji, tunjangan, honorarium, lembur, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan dengan
pegawai.
2) Belanja barang
Belanja barang adalah pengeluran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja
perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan.
Belanja barang ini terdiri dari belanja pengadaan barang dan jasa, belanja pemeliharaandan belanja
perjalanan. Belanja barang dikelompokan menjadi tiga ketegori:
1. Belanja pengadaan barang dan jasa
pengadaan barang yang habis pakai seperti Alat Tulis Kantor (ATK), pengadaan/penggantian
peralatan kantor, langganan daya dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang
bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok fungsi Kementerian/Lembaga,
pengadaan kantor yang nilainya tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur
Pemerintah Pusat dan pengeluaran jasa nonfisik (contoh biaya pelatihan dan penelitian).
2. Belanja pemerintah
Adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan asset tetap atau asset lainnya
yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja. Contoh
: pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor
dinas, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintah.
3. Belanja pengeluaran
Merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas pemerintah.
3) Belanja modal
belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang dugunakan dalam rangka memperoleh
atau menambah aset tetap dam aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta
melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap
tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
4) Pembayaran utang

5
belanja Pemerintah Pusat yang digunakan untuk membayar kewajiban atas penggunaan pokok
utang baik utang dalam negeri maupun luar negeri, yang dihitung berdasarkan ketentuan dan persyaratan
dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang baru, termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan
utang.
5) Subsidi
Subsidi adalah sebuah pembayaran oleh pemerintah untuk produsen , distributor dan konsumen
bahkan masyarakat dalam bidang tertentu. Contohnya adalah subsidi untuk mendorong penjualan ekspor,
subsidi di beberapa bahan pangan untuk mempertahankan biaya hidup, khususnya di wilayah perkotaan;
dan subsidi untuk mendorong perluasan produksi pertanian dan mencapai swasembada produksi pangan.
Subsidi dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau penghalang perdagangan dengan
memproduksi barang dan jasa domestik yang kompetitif terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat
mengganggu pasar dan memakan biaya ekonomi yang besar. Bantuan keuangan dalam bentuk subsidi bisa
datang dari suatu pemerintahan, namun istilah subsidi juga bisa mengarah pada bantuan yang diberikan
oleh pihak lain, seperti perorangan atau lembaga non-pemerintah.

6) Belanja hibah
belanja Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, atau jasa dari Pemerintah kepada BUMN,
pemerintah negara lain, lembaga/organisasi internasional, pemerintah daerah khususnya pinjaman
dan/atau hibah luar negeri yang diterushibahkan ke daerah yang tidak perlu dibayar kembali, bersifat tidak
wajib dan tidak mengikat, tidak secara terus-menerus, bersifat sukarela dengan pengalihan hak dan
dilakukan dengan naskah perjanjian antara pemberi hibah dan penerima hibah.
7) Bantuan social
Bantuan Sosial yaitu transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada
anggota masyarakat atau lembaga kemasyarakatan di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, dan
pangan.
2. Pengeluaran Pemerintahan Negara
Tiga macam pengeluaran pemerintahan Negara adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran rutin
yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-waktu Pembelanjaan yang termasuk dalam posisi,
di antaranya:
a) Belanja pegawai
b) Belanja barang dan jasa
c) Belanja pemeliharaan
d) Belanja perjalanan dinas
e) Belanja pinjaman
f) Subsidi

6
g) Hibah
h) Belanja bantuan social
b.Belanja modal terdiri atas belanja aset tetap dan belanja asset lainnya.
c. belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya.
B. Prinsip Pengeluaran Pemerintah
Keuangan negara menyangkut aspek penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Aspek pengeluaran
pemerintah termasuk salah satu aspek dari penggunaan sumberdaya ekonomi secara langsung yang dimiliki dan
atau dikuasai oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat dalam arti seluas-luasnya.
Pengeluaran negara dapat juga diartikan sebagai penggunaan uang dan sumberdaya suatu negara untuk membiayai
suatau kegiatan negara atau pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan kesejahteraan.

Apabila setiap orang menginginkan kemakmuran material dan spiritual dalam arti dapat terpenuhi
keinginan atau kebutuhannya yang selalu berkembang, maka bagi masyarakat sebagai keseluruhan
menghendaki keamanan (termasuk kestabilan), keadilan dan kemakmuran. Agar setiap anggota
masyarakat dapat memenuhinya maka pemerintah dalam kegiatannya ditujukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam pelaksanaannya digunakan barang-barang dan jasa dengan berbagai bentuk termasuk
berupa uang. Penggunaann uang untuk melaksanakan fungsi pemerintah inilah yang dimaksudkan dengan
pengeluaran pemerintah. Lebih luas lagi ditekankan bahwa dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya
digunakan uang saja, tetapi juga meliputi seluruh sumberdaya ekonomi termasuk penggunaan
sumberdaya manusia, alam, peralatan modal serta barang-barang dan jasa lainnya.
Prinsip pokok dalam pengeluaran pemerintah. Adam Smith mengemukakan prinsip pokok dalam
pengeluaran pemerintah yang disebut dengan Canon or Government Expenditure. Prinsip atau asas
pengeluaran pemerintah tersebut adalah :
1.    Asas moralita
Asas yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah harus sesuai dengan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh suatu bangsa yaitu agama.
2.    Asas nasionalita
Asas nasionalita menyatakan pengeluaran pemerintah harus memperhatikan kepentingan
rakyat banyak dan bersifat nasional.
3.    Asas kerakyatan
Asas dimana pengeluaran pemerintah harus memperhatikan kepentingan rakyat banyak dan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
4.    Asas fungsionalita
Pengeluaran pemerintah harus berdasarkan pada fungsi yang telah ditentukan
5.    Asas rasionalita

7
Yaitu pengeluaran pemerintah harus bersifat rasional dengan memperhatikan efisiensi dan
efektifitas pengeluaran.
6.    Asas perkembangan
pemerintah harus sesuai dengan perkembangan negara dan dunia
7.    Asas keseimbangan dan keadilan
Harus ada keseimbangan antara pengeluaran pemerintah antara kegiatan fisik dengan non
fisik agar tercipta keselarasan dan keserasian.

Prinsip yang membatasi pengeluaran pemerintah jika dilihat dari kemampuan negara dalam
mendapatkan penerimaan negara, yaitu :

1.    Pay as you go principle


Setiap pengeluaran pemerintah dibatasi oleh kemampuan untuk pembiayaannya yang berasal
dari penerimaan rutin dan pembangunan
2.    Take rate limitation
Setiap pengeluaran pemerintah harus dilihat dari penerimaan negara yang didapat dari
sumber pajak

3.    Debt rate limitation


Pengeluaran pemerintah dibatasi oleh jumlah penerimaan yang diterima oleh pemerintah.
Dari aspek yang diharapkan maka pengeluaran pemerintah harus berprinsip:
1.    Liquidity
Yaitu pengeluaran pemerintah diharapkan di masa mendatang akan memberikan hasil, yang
nantinya dapat membiayai negara dalam rangka kelangsungan pembangunan yang dilaksanakan.
2.    Productive
Maksudnya pengeluaran pemerintah bersifat produktif dalam arti terus menghasilkan terus-
menerus
3.    Reproductive
Pengeluaran pemerintah di masa mendatang akan memiliki kemampuan yang lebih baik sehingga
mengurangi beban pemerintah untuk pengeluarannya. Contoh, untuk pengeluaran pendidikan yang
terus mendapatkan subsidi pada tahap awal pelaksanaannya, namun di masa mendatang dapat mandiri
dan berperan nyata dalam pembangunan.
Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai, maka pengeluaran pemerintah harus memenuhi prinsip:
1.    Economizing Principle

8
Yang berarti pengeluaran pemerintah hendaknya dilakukan seekonomis mungkin, sehingga
pengerahan dana yang dikeluarkan tepat pda sasarannya.
2.    Better Selection of Alternative Principle
Setiap pengeluaran pemerintah hendaknya berupa hasil dari keputusan yang didasarkan pada
pilihan dari berbagai alternatif yang diajukan.
3.    More Performance Eat Money Expensed
Setiap pengeluaran pemerintah diharapkan meningkatkan pertambahan penghasilan
masyarakat yang selanjutnya akan menumbuhkan perekonomian negara.
Pengeluaran negara diklasifikasikan menjadi:
1.    Routine Actual and Development Expenditure
Pengeluaran/belanja rutin dan pengeluaran/ belanja pembangunan. Pengeluaran rutin
adalah pengeluaran untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari, yang
meliputi belanja pegawai (gaji, upah, tunjangan). Barang-barang untuk keperluan
penyelenggaraan kegiatan pemerintah sehari-hari, belanja pemerliharaan\fasilitas umum milik
negara, belanja transport bagi keperluan kegiatan pemerintah seperti kendaraan, tiket, bensin dll.
Pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran untuk pembangunan fisik dan non fisik.
2.    Current Expenditure and Capital Expenditure.
Current expenditure hampir sama dengan belanja rutin yaitu anggaran untuk
penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari termasuk belanja pegawai, sedangkan Capital
Expenditure yaitu rencana biaya untuk pembelian kapital tetap, seperti pembangunan gedung.
3.    Obligatory and Optional Expenditure.
Obligatory expenditure adalah pengeluaran wajib dan harus sifatnya untuk dilakukan agar
efektifitas pelaksanaan pemerintahan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, termasuk belanja
rutin sedangkan Optional expenditure adalah pengeluaran apabila keadaan memerlukan dapat
tidak dilaksanakan (variable expenditure)
4.    Real and Transfer Expenditure.
Real expenditure adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang dan jasa sedangkan
transfer expenditure adalah pengeluaran yang tidak ada kaitannya dengan mendapatkan barang
dan jasa.
5.    Consolidated and Unconsolidated Expenditure.
Consolidated expenditure diartikan sebagai pengeluaran yang sudah terkonsolidasi atau
tidak perlu diteliti secara mendalam lagi sehingga tidak perlu persetujuan DPR terlebih dahulu,
sedangkan unconsolidated expenditure adalah pengeluaran yang harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari DPR, misalnya peningkatan anggaran.

9
6.    Liquidated and Cash Expenditure.
Liquidated expenditure adalah pengeluaran sebagaimana yang sudah diajukan dan
disetujui DPR, sedangkan Cash expenditure yaitu pengeluran yang sungguh-sungguh
dilaksanakan berupa pembayaran konkrit.
C. Pengeluaran Negara dizaman Rasullullah dan Khulafaurrasidin
1. Pengeluaran Pemerintah Dimasa Rasulullah
Masa kepemimpinan rasulullah saw merupakan pembaharuan yang dilakukan oleh
masyarakat arab pada saat itu dimana masyarakatnya hidup bersuku-suku, dan hidup pada
tatanan masyarakat yang terkontak-kontak dan berkelas-kelas. Kebijakan rasulullah yang
menyamaratakan manusia dihadapan maha pencitpa inilah yang membuat tatanan sosial
masyarakat semakin rapidan cenderung mudah diatur oleh pemerintah. Pada masa rasulullah
pengeluaran negara tidaklah sekompeks pemerintah dizaman khalifah, tetapi permasalahan yang
ada secara historis tidaklah banyak jauh berbeda, berikut adalah pengeluaran pada masa
rasulullah:
a. Pengeluaran Primer
1) Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta dan persediaan
2) Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya menurut ketentuan al-qur ’an
termasuk para pemungut zakat
3) Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, mu’adzin dan pejabat negara lainnya
4) Pembayaran utang negara
5) Bantuan untuk musafir (dari daerah fadak)
b. Pengeluaran sekunder
1) Bantuan untuk orang yang belajar agama di madinah
2) Hiburan untuk para delegasi keagamaan
3) Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya perjalanan mereka
4) Hadiah untuk pemerintah negara lain
5) Pembayaraan untuk pembebasan kaum muslimin yang menjadi budak
6) Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara tidak sengaja oleh pasukan kaum
muslimin
7) Pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin
8) Tunjangan untuk sanak saudara rasulullah
9) Penggeluaran rumah tangga rasulullah(hanya sejumlah kecil, 80 butir kurma, dan 80 butir
gandum untuk setiap istrinya)

10
Jika dilihat dari pengeluaran diatas maka dapat diperkirakan bahwa pengeluaran
negara tidaklah begitu banyak di zaman pemerintahan rasulullah SAW. Pemisalan lain
yang dapat dilihat dalam pengalokasian penggeluaran negara perkasus sebagai contoh
ketika rasulullah menerima wahyu dari surat al-anfal pada tahun kedua hijriyah,
rasulullah memformulasikan pendapatan negara dari ghanimah yaitu seperlima
(khums)bagian untuk Allah dan rasulnya seperti untuk negara yang dialokasikan bagi
kesejahteraan umum dan untuk para kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, dan para
musafir. Rasulullah membagi khums menjadi 3 bagian yaitu pertama untuk dirinya dan
keluarga, kedua untuk kerabatnya, dan ketiga untuk anak-anak yatim, orang –orang
miskin serta para musyafir. Sisa dari khums atau empatperlima bagian lainnya dibagikan
kepada para anggota pasukanyang terlibat dalam peperangan (pada kasus tertentu
beberapa orang tidak terlibat juga mendapatkan bagian) penunggang kuda mendapatkan
dua bagian untuk dirinya dan kudanya.
Pada masa pemerintahan ini Rasulullah SAW mengeluarkan kebijakan fiskal
pemerintah membantu proses pemenuhan hak dan kebutuhan sektor publik secara
seksama, adapun instrumen pemenihan kebijakan fiskal Rasulullah ialah peningkatan
pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja.
Selain meningkatkan pendapatan dan mengatur pajak Rasulullah juga mengatur APBN
secara cermat, efektif, dan efesien sehingga tidak pernah terjadi defisit.
2. Pengeluaran pemerintah dimasa Abu Bakar As-Shiddiq
Memasuki tahun kesebelas hijriyah setelah wafatnya Rasulullah, Abu Bakar menjadi
khalifah, pengganti Rasulullah sebagai kepala pemerintahan islam pada saat itu. Abu Bakar
meneruskan apa yang telah dilakukan Rasulullah. Sebagai sahabat yang paling dicitai oleh
Rasulullah., Abu Bakar merupakan sosok yang sangat kuat pendiriannya dan teguh dalam
menjalankan pemerintahan yang dipegangnya. Konsistensinya pada pemerintahan dilakukannya
ketika menghadapi permasalahan dari para murtaddin atau orang-orang yang keluar dari islam
dan enggan membayar Zakat. Abu Bakar sedikitpun tidak bergeming dan ikut berperang
melawan para pembelot tersebut dengan kemaslahatan negara islam. Abu Bakar sebagai kepala
negara pada saat itu hanya mendapat tunjangan haya sekitar 6000 dirham per tahun, seekor unta
pembawa air, sehelai pakaian biasa, seseorang budak yang bertugas memelihara anak-anaknya
dan mengurusi pedang-pedang kaum mislimin. Pengeluaran lainnya dari pemerintahan khalifah
tidak jauh berbeda dengan masa Rasulullah karena kebutuhan umat islam yang sangat tinggi
dengan berkurangnya jumlah zakat yang diterima karena peristiwa perang melawan murtaddin
dibeberapa tempat. Abu Bakar memiliki prinsip kesamarataan yakni memberikan jumlah yang

11
sama dalam membagi harta negara. Abu Bakar tidak membeda-bedakan antara sahabat yang
dulu masuk islam ataupun yang baru, ataupun bahkan hamba sahaya dan merdeka, pria dan
wanita, ataupun status sosial lainnya. Menurutnya adapun kebaikan atau keutamaan yang
mereka lakukan adalah kebaikan Allah sebagai balasannya. Dengan prinsip demikian, harta
yang ada pada baitul mal tidaklah pernah menumpuk. Hingga akhir masa Kepemimpinannya,
abu Bakar mensisakan hanya satu dirham saja, tapi seluruh muslim dapat memperoleh
kemanfaatan yang adil. Apabila pendapatan negara bertambah, maka masyarakat juga yang
mendapat manfaat yang sama. Kebijakan ini berdampak pada aggregate demand dan aggregate
supply yang pada akhirnya menaikkan pendapatan nasionalserta memperkecil timbulnya
kesenjangan sosial antara kaya dengan miskin.
3. Pengeluaran Pemerintah Dimasa Umar Bin Khatab
Pemerintahan Umar Bin Khatab berlangsung selama 10 tahun lamanya. Umar sebagai
engganti setelah khalifah Abu Bakar merupakan pemerintahan ketiga sejak berdirinya negara
islam.
Pada suatu kerika Umar menakhlukkan Irak serta Syam dalam berperangdan ditandai
oleh sahabat dan mendapatkan harta rampasan perang, hingga umar berkata bahwa harta ini
akan aku bagikan dahulu kepada keluarga Rasulullah, istinya aiysah, dan istri-istrinya yang lain
berturut-turut mulai dari yang tertinggi. Kebijakan yang diambil Umar adalah tidak
menghabiskan seluruh pendapatan negara secara sekaligus, melainkan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan, sebagian diantaranya digunakan untuk dana cadangan .
Dalam melaksanakan anggaran pengeluaran negara, khalifah umar bin khatab
menekankan prinsip keutamaan dalam mendistribusikan kekayaan yang berhasil dikumpulkan
dalam baitul mal. Dana pada baitul mal adalah milik kaum muslimin, sehingga tanggung jawab
negara menjamin kesejahteraan rakyatnya. Pengeluaran non zakat pada masa umar adalah :
a) Khums dan sedekah, didisrtibusikan pada kaum miskin tanpa diskriminasi
apakah dia muslim atau non-muslim.
b) Kharaj, disimpan untuk cadangan darurat, membiayai angkatan perang dan
kebutuhan umat
c) Fai, jizyah,usyr(pajak percadangan) digunakan untuk membayar dana pensiun,
dana bantuan, serta menutupi biaya administrasi dan lain sebagainya.
Dari pemaparan diatas kemudian ditindak lanjut oleh Khalifah Umar
Bin Khatab kemudian membentuk sistem diwan yang menurut pendapat terkuat
mulai dipraktekkan untuk prtama kalinya pada tahun 20 H.
4. Pengeluaran pemerintah dimasa Usman Bin Affan

12
Ada beberapa kebijakan pengeluaran kontroversial yang dilakukan khalifah yang
menimbulkan kericuhan dikalangan umat islam, yaitu:
a) Kebijakan untuk memberikan kepada kerabatnya harta dari baitul maal.
b) Menggunakan dana zakat untuk pembiayaan perang atau biaya lainnya
c) Kebijakan usman untuk memberikan tambahan gaji bagi para pejabat negara, beberapa
diantaranya memiliki hubungan dengan kekerabatan dengannya.
Pada sistem pengendalian pemerintahan dalam menanggulangi permasalahan
publik, usman cenderung tidak melakukan perombakan besar terhadap sistem, ia hanya
melakukan inovasi-inovasi tambahan seperti membagikan tanah negara dengan tujuan
reklamasi sehingga berdampak kepada naiknya pendapatan negara hingga 41 juta
dirham dari pemerintahan sebelumnya.
Usman menaikkan dana pensiun sebesar 100 dirham. Tindakan usman ini pada
dasarnya adalah dikarenakan naiknya pendapatan negara seperti naiknya penghasilan
kharaj yang besasal dari mesir setelah penggantian Amr kepada Abdullah bin Sa ’ad dari
2 juta dinar menjadi 4 juta dinar.
Pemerintahan Usman yang diwarnai cibiran beberapa petinggi yang telah
dicopotnya dan difitnahnya umar lebih mementingkan pihak keluarga dari pada non
keluarganya maka beberapa dari pihak yang tidak suka melakukan beberapa upaya
untuk melakukan penggantian terhadap Usman, hingga akumulasi dari peristiwa-
peristiwa yang mengancam disekitar Usman berakibat terhadap wafatnya khalifah
karena dibunuh.
5. Pengeluaran Pemerintah Dimasa Ali Bin Abi Thalib

Naiknya ali bin abi thalib sebagai pengganti usman bin affan berakibat terhadap pebaikan
beberapa sistem yang telah dilaksanakan oleh usman yang di asumsikan lebih mementingkan
keluarga usman. Ali menghentikan beberapa pejabat yang korup, membuka kembali tanah
perkebunan yang sebelumnya diberikan kepada kerabat usman sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan oleh Umar. Seperti pada masa khalifah sebelumnya tidak ada pengeluaran yang
signifikan berubah dibandingkan dengan masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Keadaan cenderung
sama dengan masa Umar bin Khatab. Pengeluaran untuk angkatan laut yang dimiliki oleh umat islam
pada masa ali tidak lagi dalam kekuasaannya karena dibawah kekuasaan muawwiyah, penentang
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Dengan tidak adanya pengeluaran yang besar untuk angkatan laut,
Ali bin Abi Thalib menggantinya dengan Patroli penjaga malam untuk menjaga garis pantai syiria,
palestin, dan mesir. Mereka dibentuk dengan nama syurthah dan di biayai oleh baitul maal.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belanja Negara dan daerah dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan pusat dan daerah serta pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah. Belanja Negara dan daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan
kementerian Negara atau lembaga pemerintahan pusat.
Keuangan negara menyangkut aspek penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Aspek
pengeluaran pemerintah termasuk salah satu aspek dari penggunaan sumberdaya ekonomi secara
langsung yang dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki
oleh masyarakat dalam arti seluas-luasnya. Pengeluaran negara dapat juga diartikan sebagai
penggunaan uang dan sumberdaya suatu negara untuk membiayai suatau kegiatan negara atau
pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan kesejahteraan.
Masa kepemimpinan rasulullah saw merupakan pembaharuan yang dilakukan oleh
masyarakat arab pada saat itu dimana masyarakatnya hidup bersuku-suku, dan hidup pada
tatanan masyarakat yang terkontak-kontak dan berkelas-kelas. Kebijakan rasulullah yang
menyamaratakan manusia dihadapan maha pencitpa inilah yang membuat tatanan sosial
masyarakat semakin rapidan cenderung mudah diatur oleh pemerintah. Pada masa rasulullah
pengeluaran negara tidaklah sekompeks pemerintah dizaman khalifah, tetapi permasalahan yang
ada secara historis tidaklah banyak jauh berbeda.
B. Saran
Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun tulisan guna
penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Barata, A.A. dan Trihartanto, B., 2004, Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah, Elex
Media Komputindo, Jakarta
Hyman, D. N., 1996, Public Finance, A Cotemporary Application of Theory to Policy, Fifth
edition, The Driden Press, New York
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah: Serial Otonomi Daerah, Penerbit
Andi, Yogyakarta
Mangkusubroto, G, 2000, Ekonomi Publik, Edisi Kesembilan, BPFE-UGM, Yogyakarta
Suparmoko, M, 2002, Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, Penerbit
Andi, Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai