Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah risalah samawi yang universal, artinya islam tidak hanya
membahas aspek spritual seperti shalat, zakat dan puasa. Selain membahas
aspek spritual islam juga membahas aspek material lainnya, artinya disini
islam tidak hanya sekedar akidah tetapi juga membahas aspek politik,
ekonomi dan sosial. Seluruh aspek ajaran ini, menuntut untuk dipelajari dan
dipahami melalui prosedur yang tepat, sehingga hadirlah suatu kajian ilmu
yang dinamakan Metodologi Studi Islam yang tujuannya untuk mengetahui
dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk yang
berhubungan dengan agama islam, baik ajaran-ajarannya. Sejarahnya,
maunpun praktek-praktek pelaksanaannya.
Masalah politik termasuk salah satu bidang studi yang menarik
perhatian masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan karena politik
sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat yang
tentram tidak terlepas dari sistem politik yang diterapkannya pentingnya
aspek ini menyebabkan banyak ahli mempelajarinya. Untuk itu diperlukanlah
Metodologi Studi Islam untuk menunjang aspek ini.
Untuk itu, selain pemenuhan tugas pada mata kuliah Metodologi Studi
Islam di IAIN Bukittinggi, hal itulah yang melatar belakangi penulis untuk
menulis masalah yang berjudul “ Islam Ditinjau Dari Aspek Politik”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis menyusun
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimakasud dengan studi Islam dan Politik ?
2. Bagaimana hubungan Politik dan Islam ?
3. Bagaimana norma Politik dalam Islam ?
4. Bagaimana kedudukan Politik dalam Islam ?
5. Bagaimana prinsip Politik dalam Islam ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Apa yang dimaksud dengan studi Islam dan Politik ?
2. Bagaimana hubungan Politik dan Islam ?
3. Bagaimana Norma Politik dalam Islam ?
4. Bagaimana kedudukan Politik dalam Islam ?
5. Bagaimana prinsip Politik dalam Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam dan Politik


1. Pengertian Studi Islam
Studi berasal dari bahasa inggris yaitu study, yang berarti
mempelajari dan mengkaji. Sedangkan islam berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata salima atau aslama. Salima atau aslama berarti selamat, tunduk,
dan berserah. Secara istilah studi Islam atau yang dikenal dengan Islamic
Studies adalah usaha mendasar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami seluk beluk yang berhubungan dengan Islam, baik ajarannya,
sejarahnya, maupun praktek-praktek pelaksanaannya. Studi Islam
mengarah pada tiga hal :1
1. Islam yang bermuara pada ketundukan.
2. Islam yang mengarah pada keselamatan dunia dan akhirat, sebab
ajaran Islam pada hakikatnya menunjukkan jalan yang lurus.
3. Islam bermuara pada kedamaian.
Adapun tujuan studi Islam :
1. Untuk mempelajari secara mendalam ajaran-ajaran islam.
2. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip Agama
Islam.2
2. Pengertian Politik
Kata politik dikenal dalam bahasa Arab dengan sebutan siyasah.
Politik atau siyasah mempunyai makna mengatur urusan umat, baik
berhubungan dalam maupun luar Negeri, baik oleh Negara maupun umat.

1
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm 19.
2
Ibid.,
Secara istilah, kata siyasah berasal dari kata sasa-yasusu-siyasatan, yang
berarti mengurus kepentingan seseorang.3

Abdul Mu’in Salim menjelaskan bahwa kata Politik berasal dari


kata Politics (inggris) yang menunjukkan sifat pribadi atau perbuatan.
Secara leksikal, kata asal tersebut berarti acting or judging wisely
(mengatur dengan bijak), well judged ( perilaku yang baik), prudent
(bijaksana). Kata ini terambil dari kata latin politicus dan bahasa Yunani
(greek) politicos yang berarti berhubungan dengan rakyat. Dari pengertian
diatas, segala urusan diserap kedalam Bahasa Indonesia dengan tiga arti.
Pertama, segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan suatu negara
atau terhadap negara lain. Kedua, tipu muslihat atau kelicikan. Ketiga,
juga dipergunakan sebagai nama dari sebuah disiplin ilmu, yakni Ilmu
Politik.4
B. Hubungan Politik dan Islam
Hubungan Islam dan Politik terlihat jelas, contohnya pada masa Nabi
Muhammad SAW. Nabi Muhammad bukan hanya berstatus sebagai
Rasulullah melainkan juga sebagai pemimpin bagi umat Islam. Hubungan
antara Islam dan Politik terlihat pada kedudukan dan fungsi Politik dalam
masyarakat Islam. Bagaimana cara pengangkatan pemimpin, semua itu diatur
dalam Politik. Pada hakikatnya Politik adalah perilaku manusia, baik berupa
aktifitas maupun sikap yang bertujuan memengaruhi ataupun
mempertahankan keputusan dalam masyarakat dengan menggunakan
kekuasaan. Namun apabila tidak dihubungkan dengan Agama yakni Islam,
Politik suatu negara akan kacau dan pecah.5

3
Hasan Baharun dkk, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Ar-Russ Media, 2011), hlm 293.
4
Ibid., hlm 293-294.
5
Ibid, hlm 297.
Contohnya saja terjadinya korupsi dikalangan pejabat, hal itu terjadi
karena pekerjaannya tidak disertai dengan iman yang kuat.
C. Norma Politik dalam Islam
Dalam pelaksanaan politik, Islam memiliki norma atau aturan yang
harus diperhatikan. Norma-norma ini akan menjadi pembeda antara Politik
Islam dengan Politik-politik lainnya. Diantara norma-norma itu adalah :
1. Politik merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Politk Islam berhubungan dengan kesanggupan umatnya.
3. Kekuasaan yan hikiki hanyalah untuk Allah SWT.
4. Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai Khalifah yang mengatur
alam secara baik.

“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka
bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
:sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”6.
5. Pengangkatan pemimipin didasarkan prinsip musyawarah dan diakhiri
dengan mendapatkan kata mufakat. Islam tidak memaksakan kehendak
kepada siapapun, maka dari itu dalam musyawarah akan tampak siapa
yang pantas dan patut untuk di angkat sebagai pemimipin suatu rakyat.

6
Digital Qur’an ver 2.1
Sebagaimana dijelaskan dalam surah Ali-Imran ayat 159 yang
berbunyi :

“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya”. 7
6. Ketaatan kepada pemimpin setelah kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pemimpin merupakan orang yang dihormati dan disegani dalam suatu
masyarakat tertentu. Namun, seorang pemimpin harus mempunyai
sikap dan perilaku yang baik untuk mewujudkan masyarakat adil,
makmur dan sejahtera.
7. Islam tidak menetukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
D. Kedudukan Politik dalam Islam
Ada tiga pendapat tentang kedudukan Politik dalam Islam:
1. Islam dinyatakan suatu Agama yang lengkap, didalamnya terdapat sistem
ketatanegaraan atau Politik. Maka lahirlah istilah yang disebut dengan fiqih
siasah ( sistem ketatanegaraan dalam Islam). Pendapat ini diperkuat dengan

7
Digital Al-Qur’an ver 2.1
sistem yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin
yang dikenal dengan sistem Khilafah.
2. Pendapat yang menyatakan bahwa Islam Agama dalam pengertian barat.
Maksudnya Agama tidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut
pendapat ini Nabi Muhammad SAW hanya seorang Rasul yang bertugas
kepada umatnya dan Nabi tidak dianggap sebagai pemimpin Negara.

3. Pendapat yang menolak bahwa Islam Agama yang lengkap yang didalanya
terdapat segala sistem ketatanegaraan. Akan tetapi, banyak yang menolak
bahwa Islam mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Pendapat ini
berpendirian bahwa Islam tidak memiliki sistem ketatanegaraan, tetapi
memiliki tata nilai, etika, bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

E. Prinsip Politik Islam


Adapun prinsip-prinsip Politik Islam
1. Risalah
Dalam sistem politik islam, Allah telah memerintahkan agar
manusia menerima segala perintah dan larangan Rasulullah SAW.
Manusia diwajibkan untuk tunduk kepada Rasulullah. Firman Allah surah
Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:

“ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang bersal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,supaya harta itu jangan
beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.8
2. Khalifah
Khalifah diartikan sebagai pemimpin atau perwakilan Allah
Khalifah hendaknya mampu menjalankan kekuasaan yang telah
diamanatkan Allah sesuai dengan ketentuan-nya. Seorang Khalifah hanya
akan menjadi Khalifah yang sah apabila mengikuti hukum Allah.
Khalifah memenuhi syarat :
a. Orang-orang yang benar agar bisa melaksankan tugas da tanggung
jawabnya dengan baik.
b. Bukan orang yang zalim.
c. Orang berilmu.
d. Orang yang amanah sehingga dapat memikul tanggung jawab
tanpa keraguan.
F. Tujuan Politik Menurut Islam
Adapun tujan politik menurut islam adalah untuk membangunkan
sebuah kenegaraan atau pemerintahan sesuai dengan syariat Islam. Dengan
adanya pemerintahan sesuai dengan syariat Islam maka pemerintahan suatu
negara akan terjamin sebagaimana semestinya. Menurut ulama tujuan Politik
menurut Islam :
1. Memelihara keimanan menurut yang telah disepakati umat Islam.
2. Melaksanakan proses pengadilan di kalangan umat Islam dan
menyelesaikan masalh orang-orang yang berselisih.
3. Menjaga keamanan daerah-daerah Islam.
4. Melantik pegawai-pegawai yang cakap dan tangguh.

8
Digital Al-Qur’an ver 2.1
Tujuan aspek politik dalam Islam adalah untuk membangun dan
kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk melaksanakan seluruh hukum
syariat islam. Tujuan utama nya ialah menegakkan sebuah negara islam atau
darul islam. Dengan adanya pemerintahan yang mendukung syariat, maka
akan tertegaklah ad-Din dan berterusanlah segala urusan manusia menurut
tuntunan-tuntunan Ad-Din tersebut.9
Ciri-ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya
dalam bidang politik. Dalam Al-Qur’an surat An-nisa’ ayat 156 terdapat
perintah mentaati Ulil Amri dan yang terjemahannya termasuk pengusaha
dibidang politik, pemerintahan dan negeri. Dalam hal ini Islam tidak
mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu
ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari
Tuhan.
Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan
Rasul-Nya maka wajib ditaati. Sebaliknya jika pemimpin tersebut
bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya boleh dikritik dan
diberikan saran agar kembali kejalan yang benar. Dengan cara-cara yang
persuasif dan jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pimpinan tersebut,
boleh saja tidak dipatuhi. 10
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk
pemerintahan. Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk pemerintahan
seperti republik yang dipimpin presiden, kerajaan yang dipimpin raja, dan
sebagainya. Islam tidak menetapkan bentuk pemerintahaan tertentu. Oleh
karenanya setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-
masing sesuai dengan seleranya. Namun, yang terpenting bentuk
pemerintahaan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakan

9
Muhammad Iqbal, Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 33-34.
10
Ibid.,
keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan
ketentraman masyarakat.11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Islam adalah Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk Islam
dari segala arah. Sedangkan politik atau siyasah mempunyai makna mengatur
urusan umat, baik berhubungan dalam maupun luar negeri, baik oleh negara
maupun umat. Hubungan Islam dan Politik terlihat jelas, contohnya pada
masa Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW bukan hanya berstatus
sebagai Rasulullah melainkan juga sebagai pemimin bagi umat Islam.
Hubungan antara Islam dan Politik terlihat pada kedudukan dan fungsi Politik
da;am masyarakat Islam. Bagaimana cara pengangkatan pemimipin, semua itu
diatur dalam politik.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat memperjelas yang
disampaikan, juga dapat mengembangkannya dengan baik dan benar. Akhir
kata kami dari Tim Pemakalah berharap agar makalah ini dapat bermanfaat

11
Ibid., hlm 37.
bagi kita semua Kritik dan Saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati.

Anda mungkin juga menyukai