Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PROYEK PEMBANGUNAN

“Analisis Studi Kelayakan Usaha Cuci Laundry”

Oleh :

Andrew Alvaro H. 041811133183

Amalia Salsabila 041811133186

Demilia Faizah R. 041811133196

Vivi Elyda 041811133197

Reyvaldo Louriyan R. 041811133198

PRODI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya muslim. Hal ini


memicu banyak UKM (Usaha Kecil Menengah) yang memproduksi pakaian muslim,
salah satunya kerudung. Saat ini, kerudung tidak hanya sebagai penutup kepala namun
juga bisa dijadikan mode kekinian, sehingga bisnis penjualan kerudung cukup
menjanjikan. Konsumen kerudung sangat luas mencakup semua strata sosial, dari
masyarakat golongan menengah ke bawah hingga masyarakat golongan menengah ke
atas. Hal ini terlihat dari ketersediaan produk kerudung di berbagai tempat
perbelanjaan, mulai dari pasar tradisional hingga mall dan outlet-outlet ternama
khusus kerudung.

Laundry D’Laundry merupakan salah satu usaha kecil menengah yang


bergerak dalam industri jasa cuci baju. Jasa cuci baju yang diterima ini bermacam-
macam seperti kaos, kemeja, celana jeans, selimut, gorden dll. Jasa yang diberikan ini
berada di area Jakarta Timur.

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang


tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003). Tujuan dilakukannya studi
kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu
besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono,

1
2000). Dalam makalah ini, kita akan menganalisis studi kelayakan usaha dari UKM
cuci pakaian D’Laundry.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah usaha D’Laundry di Jakarta Timur layak untuk tetap dilaksanakan?

2. Berapa lama jangka waktu pengembalian investasinya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah usaha cuci baju D’Laundry di Jakarta Timur


masih layak dilaksanakan atau tidak.

2. Untuk mengetahui waktu kembalinya investasi (payback period).

1.4 Identitas Usaha

Nama Usaha : D’Laundry

Pemilik Usaha : Vina Azkia

Alamat Usaha : Dk. Glagah RT/RW 08/01, Ds. Sukowati, Kec. Kapas,
Bojonegoro

Contact Person : 081330131719

Instagram : @azkiascarf

Logo :

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bisnis dan Studi Kelayakan Bisnis

Bagi pemilik bisnis keuntungan merupakan tujuan utama dalam berbisnis, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini sesuai dengan pengertian bisnis
sendiri adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang baik jumlah
maupun waktu. (Kasmir dan Jakfar 2009:5). Besarnya target keuntungan yang
diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial dengan besaran keuntungan yang
ditetapkan sesuai dengan target yang diharapkan dengan batas waktu yang telah
ditentukan.

Studi kelayakan bisnis merupakan suatu pertimbangan dalam pengambilan


keputusan dalam menerima atau menolak suatu usaha atau proyek yang sedang
direncanakan. Ibrahim (2003:1). Kelayakan bisnis sendiri adalah suatu penelitian
mengenai layak tidaknya suatu rencana proyek yang merupakan proyek investasi
untuk dilaksanakan. Alex S Nitisemito (1990:25). Kata layak disini berarti proyek
atau usaha tersebut dapat memberikan benefit baik dari segi finansial maupun sosial.

Terdapat lima tujuan dalam penyusunan studi kelayakan bisnis untuk suatu
usaha/proyek (Kasmir dan Jakfar, 2012:13), yaitu:

1. Menghindari risiko adanya kerugian karena adanya ketidakpastian di masa


depan.
2. Memudahkan perencanaan yang terkait dengan jumlah dana yang diperlukan,
dimana lokasi proyek akan dilaksanakan/dibangun, kapan usaha/proyek
dijalankan, bagaimana cara menjalankan usaha tersebut, dan berapa
keuntungan yang akan diperoleh.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan karena pelaksanaan bisnisnya telah
disusun menjadi beberapa rencana.

3
4. Memudahkan pengawasan terkait pelaksanaan proyek didasarkan pada
rencana yang telah dibuat.
5. Memudahkan pengendalian dalam proyek sehingga apabila terjadi
penyimpangan akan mudah terdeteksi dan dilakukan perbaikan.

Aspek finansial adalah gambaran yang digunakan untuk menilai apakah suatu
usaha dapat dikategorikan layak untuk dijalankan atau tidak yang dapat dilihat dari
beberapa indikator analisis berikut:

1. Payback Period (PP)


2. Profitability Index (PI) / Benefit Cost Ratio (BCR)
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return (IRR)

2.2Payback Period (PP)

”Payback Period” adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan ”proceeds” atau aliran kas bersih
(net cash flow). Analisis Payback Period merupakan analisis yang digunakan untuk
menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang
telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha/proyek.

Kriteria penilaian investasi pada payback period adalah :

A. Jika payback period < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat
diterima.
B. Jika payback period> waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak.
Payback Period= Investasi Kas Bersih
Aliran Kas Masuk Bersih T ahunan

Kriteria penilaian investasi pada payback periodadalah :

A. Jika payback period < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat
diterima.

4
B. Jika payback period> waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut ditolak.

2.3Profitability Index (PI) / Benefit Cost Ratio (BCR)

Indeks profitabilitas atau B/C ratio adalah perbandingan antara besarnya nilai
sekarang (PV) dari seluruh proses dengan nilai sekarang (PV) dari nilai seluruh
investasi (outlays). Jika nilai profitability index dari investasi yang diusulkan nilainya
lebih besar dari 1 (satu) maka investasi yang diusulkan dapat diterima, sebaliknya jika
kurang dari 1 (satu), maka investasi yang diusulkan seharusnya ditolak. Rumus BCR
adalah sebagai berikut: (Suryana, 2003)

P rocceds (P V )
Profitability Index(PI) =
Outlays (invest)

Keterangan : Proceeds= aliran kas (cash flow)

Outlays = total investasi

Kriteria kelayakan investasi pada profitability index:

A. Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1,00


B. Proyek dinilai tidak layak jika PI < 1,0

2.4Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan metode yang dilakukan dengan


membandingkan nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang
investasi. Selisih antara nilai sekarang keduanya tersebut yang disebut Net Present
Value (NPV) (Kasmir dan Jakfar, 2012: 103). Rumus untuk menghitung NPV sebagai
berikut:

NPV = PV dari proceeds– PV dari outlays

atau

5
NPV = ∑NP V P ositif
Investasi

Keterangan : PV dari proceeds = PV dari aliran kas

PV dari outlays = PV dari total investasi

Kriteria investasi berdasarkan net present value yaitu:

a. NPV > 0, artinya suatu proyek dinyatakan menguntungkan dan dapat


dilaksanakan.
b. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang
dipergunakan, atau dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya
tidak dilaksanakan.
c. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian
sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. dengan kata
lain, proyek tersebut tidak untung maupun rugi.

2.5 Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan


tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan
terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang
membuat NPV sama dengan nol.

T otal NP V
IRR =
Modal Sendiri

Kriteria kelayakan investasi internal rate of return adalah :

A. Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima
B. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rancangan Rincian Investasi dan Biaya

Tabel 1.1 menjelaskan mengenai rancangan keseluruhan investasi dalam


pengelolaan usaha Laudry D’Leandry di Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Dan dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa bentuk investasinya terdiri dari mesin jahit,
mesin jahit neci, gunting kain, gunting biasa, penggaris kayu, etalase, manekin kepala,
kaca, setrika uap, rak gantung, lemari, meja, kursi, meteran kain, kalkulator. Setiap
jenis investasi diperkirakan memiliki umur ekonomi yang bervariasi yakni dari 1
tahun hingga 8 tahun.

Tabel 1.2 menjelaskan mengenai rancangan keseluruhan biaya dalam


pengelolaan usaha Laudry D’Leandry di Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Rincian
biaya yang diperlukan untuk usaha ini terdiri dari biaya promosi, gaji pegawai, biaya
listrik, biaya depresiasi, dan bahan. Bahan bahan terdiri jarum jahit, benang jahit,
plastik bening jilbab, plastic bag kecil, plastic bag besar, isolasi besar, kain double
hycon georgette. Biaya diatas dihitung pertahun dari tahun pertama hingga tahun
kelima dengan biaya yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 1.3 menjelaskan total biaya, depresiasi dan juga total biaya operasional.

3.2 Rancangan Perkiraan Benefit


Tabel 1.4 menjelaskan mengenai pendapatan usaha Laudry D’Leandry.Harga
barang diperkirakan naik sebesar 2,79% setiap tahunnya. Perkiraan inflasi tersebut
kami ambil dari data BPS dan BI bahwa sejak tahun 2017 hingga 2020, angka inflasi
berada di sekitar 3,61% hingga 1,68%. Oleh karena itu, kami memperkirakan inflasi
sebesar 2,79%. Pada tahun pertama harga sebuah kerudung Rp 6000,00, pada tahun
kedua naik menjadi Rp 6.167,10, pada tahun ketiga naik menjadi Rp 6.338,85. Setiap
bulannya

7
Laudry D’Leandry dapat menerima jasa cuci laudry hingga 1140 kg, sehingga dalam
satu tahun Laudry D’Leandry dapat menjual kerudung hingga 13.680 kg. Sehingga
pada tahun pertama, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 82.080.000,00, pada tahun
kedua, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 95.466.708,00, pada tahun ketiga,
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 109.535.392,94, pada tahun keempat,
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 119.622.575,30, pada tahun kelima,
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 137.419.248,02, pada tahun keenam
pendapatan diperoleh sebesar 148.680.393,77

3.3 Analisis Finansial

3.3.1 Net Present Value (NPV)


Dengan tingkat bunga 10% dan 15% nilai dari Net Present Value (NPV)
adalah sebesar Rp 333,301,424.12 yang artinya NPV > 0, sehingga dapat dikatakan
bahwa usaha Laudry D’Leandry di Kecamatan Kapas, Bojonegoro layak untuk
dilaksanakan.
Dalam tabel 1.5 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) memastikan pengenaan tarif sebesar 22 persen untuk penghitungan dan
setoran angsuran pajak penghasilan badan atau PPh Pasal 25 tahun 2020 sesuai
dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2020.
Dan DF sebesar 10% dan 15% kami gunakan berdasarkan tingkat suku bunga
yang ada di Indonesia
3.3.2 Internal Rate of Return (IRR)

T otal NP V 333,301,424.12
IRR = Modal Sendiri = 20,887,994.00 = 15,96%

Berdasarkan perhitungan internal rate of return yang diperoleh usaha Laudry


Laudry D’Leandry adalah 15,96 %, maka dengan modal sendiri sebesar Rp
20,887,994.00 mampu meningkatkan Profit terhadap pendapatan sebesar 15,96 %
oleh karena itu, usaha Laudry Laudry D’Leandry mampu dinyatakan sudah layak
untuk dilanjutkan kedepannya karena internal rate of return menunjukan lebih besar
dari tingkat suku bunga yang ditentukan yakni 10% dan 15% .

8
3.3.3 Profitability Indeks (PI)

PI = ∑NP V Positif = 191,155,009.04 = 9,15 %


Investasi 20,887,994.00

Berdasarkan perhitungan profitability indeks dengan net present value yang


bernilai positif sebesar Rp 191,155,009.04 dan melakukan perhitungan maka usaha
Laudry D’Laudry memperoleh profitability indeks sebesar 9.15 %. Maka profitability
indeks yang diperoleh oleh Laudry D’Leandry menunjukan adanya kelayakan karena
profitability indeks lebih dari 1.

3.3.4 Payback Period (PP)

Sisa Hutang
PP = Tp-1 + × 12 bulan
Net Benefit Setelah Hutang

PP = 1+( 22.686.994 )× 12 bulan


13.943.384

PP = 1 + 19,2 bulan = 20,2 bulan

PP = 1 tahun 8 bulan

Berdasarkan perhitungan pada usaha Azkia Scarf, periode pengembalian


investasi sebesar Rp 22.686.994 yang dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu 1
tahun 8 bulan maka usaha ini dapat dinyatakan layak untuk dilanjutkan karena periode
pengembalian investasi yang diperoleh lebih pendek dari umur ekonomis usaha cuci
baju D’Laundry yaitu 5 tahun.

9
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang ditunjukan dari analisis finansial Usaha Kecil


Menengah Laudry D’Laundry yang terletak di Jakarta , didapatkan hasil sebagai
berikut:

a. Dengan suku bunga 12% diperoleh nilai Net Present Value (NPV) yang positif
yaitu NPV > 0 atau sebesar Rp 333.301424,12 sehingga menunjukkan bahwa
usaha Laudry D’Laudry tergolong layak untuk dijalankan.
b. Indeks Rate of Return yang diperoleh dari usaha Laudry D’Laudry sebesar
15,96 %. Nilai tersebut lebih besar dari suku bunga yang ditetapkan yaitu
12%. Berdasarkan dari nilai IRR yang diperoleh dapat diartikan bahwa usaha
yang dijalankan oleh Laudry D’Laudry dikatakan layak untuk dijalankan.
c. Dengan nilai NPV positif sebesar Rp 191.155.009,04 dan nilai NPV negative
sebesar Rp 142.146 415,09 memperoleh perhitungan Profitability Indeks
sebesar 9,15% . Dengan demikian usaha Laudry D’Laudry layak untuk
dijalankan karena menunjukan hasil PI > 1.
d. Hasil perhitungan Payback Period (PP) dari usaha Laudry D’Laudry akan
dapat mengembalikan investasi dalam waktu 1 tahun 8 bulan.

10
LAMPIRAN

Tabel 1.1 Rancangan Rincian Investasi dan Biaya

Tabel 1.2 Rancangan Perkiraan Biaya

Tabel 1.3 Rincian Rencana Biaya Operasional

11
Tabel 1.4 Rancangan Perkiraan Benefit

Tabel 1.5 Analisis Finansial Usaha

Tabel 1.6 Cash Flow

Tabel 1.7 Rincian Manfaat

12
Daftar Pustaka

Dwiwinarno Titop, AM. Kusnadi, Eni Andari. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Air Minum
Dalam Kemasan PDAM Kabupaten Kulonprogo. EFEKTIF.Vol.2

Wulan Sapmaya, Andala Rama Putra. 2012. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Guest House
Family Di Bandar Lampung. Jurnal Manajemen dan Bisnis.Bandar Lampung. Vol.3

Afriyeni Endang. 2012. Keputusan Investasi Jangka Panjang: Capital Budgeting. Padang.
Polibisnis.Vol.4

Wahyuni Yuni Sri, Bramantiyo Eko Putro. 2017. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
Ruby Hijab. Journal Industrial Services.Vol.3 No.1 Oktober

13

Anda mungkin juga menyukai