Anda di halaman 1dari 7

TEKS PRESENTASI

KEWIRAUSAHAAN - KELOMPOK 7

 RENCANA BISNIS
A. Perencanaan Bisnis
Setiap kegiatan yang dimulai tanpa persiapan yang cukup cenderung menjadi
serampangan, seperti hal nya mengawali bisnis baru. Suatu kesalahan besar jika para
wirausaha mengabaikan perencanaan bisnis. Menurut (Longenecker, Moore and
Petty, 2001) Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar
yang mendasari pertimbangan pendirian bisnis dan hal yang berkaitan dengan
pendirian tersebut.
Adapun menurut (Basrowi, 2011) Perencanaan suatu bisnis atau usaha adalah
cetak biru tertulis/blue-print yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha,
operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin
diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya.

B. Fungsi Perencanaan Bisnis


Menurut (Longenecker, Moore and Petty, 2001) Perencanaan bisnis memiliki
dua fungsi utama:
1. Menyediakan pernyataan akan sasaran dan strategi yang diartikulasikan secara
jelas untuk digunakan di lingkungan internal usaha, dan
2. Berfungsi sebagai dokumen penjualan yang akan dibagikan kepada pihak luar

C. Tujuan Perencanaan Bisnis


Bagi para wirausaha yang sedang memulai usaha baru, perencanaan bisnis
mempunyai empat tujuan dasar:
1. Pertama kali perencanaan bisnis mengidentifikasi lingkup dan konteks
kesempatan bisnis, seperti “mengapa timbul kesempatan seperti ini?”
2. Kedua, menyajikan pendekatan yang digunakan oleh wirausaha di dalam
mengeksploitasi kesempatan tersebut
3. Ketiga, mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan jika usaha tersebut
berhasil
4. Akhirnya, perencanaan berfungsi sebagai alat untuk menaikkan modal keuangan

D. Menyelesaikan Rencana Bisnis


Menurut (Basrowi, 2011) Rencana bisnis harus disusun secara seksama dan
mencakup bagian-bagian sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif menyajikan garis-garis besar usaha, ringkasan ini berisi
informasi yang paling penting dari usaha kita.
2. Gagasan Usaha
Bagian ini menyajikan deskripsi singkat namun rinci tentang apa yang dikerjakan.
Dalam kata lain, pernyataan tentang produk atau jasa yang akan dijual.
3. Penilaian Pasar
Pada bagian ini kita harus mencatat dengan rinci produk atau jasa yang akan
dijual, harga yang akan ditawarkan, tempat usaha, dan cara pendistribusian produk
atau jasa.
4. Organisasi Usaha
Bagian ini mendeskripsikan bagaimana kita akan mengorganisasikan usaha kita,
yang mencakup bentuk hukum usaha, staf yang diperlukan, dan tanggung jawab
usaha.
5. Keuangan
Berisi pernyataan tentang implikasi keuangan usaha, dimana kita harus
menghitung penjualan, pengeluaran, dan keuntungan.
6. Lampiran
Ada beberapa dokumen yang perlu dilampirkan pada rencana usaha, misalnya izin
pendaftaran usaha, daftar produk atau jasa, daftar harga, dan lain-lainnya
bersamaan dengan deskripsi serta tugas-tugas staf.

E. Memperkirakan Suatu Rencana Bisnis


Banyak ide bisnis yang pada mulanya kelihatan cukup dapat
dipertanggungjawabkan namun tidak dapat dilaksanakan karena para wirausahawan
mempunyai berbagai macam hal yang harus dipikirkan setelah mengembangkan
rencana bisnis. Beberapa hal yang harus dipikirkan mungkin berkaitan dengan potensi
keuntungan yang dihasilkan oleh bisnis tersebut.
Contohnya, para wirausahawan yang mungkin percaya bahwa biaya produksi
terlalu tinggi. Ada yang memperhatikan mengenai penghasilan dan pengeluaran
sehingga menimbulkan pertanyaan atas potensi keuntungannya. Apabila ide bisnis
tidak menghasilkan keuntungan, wirausahawan boleh memutuskan untuk mencari ide
bisnis alternatif.
Lalu jika perkiraan biaya bisnis terlalu tinggi, bukan berarti ide bisnis ini akan
dibuang seluruhnya. Mungkin satu atau dua aspek dari usaha bisnis ada yang perlu
diubah sehingga keseluruhan ide menjadi layak. Sebuah analisis untung-rugi
menyeluruh yang baru harus dilakukan setelah merevisi usulan lokasi atau bagian lain
dari rencana bisnis (Madura, 2001).

F. Menciptakan Ide Bisnis


Seseorang akan berniat menciptakan bisnis hanya apabila mereka
mengharapkan imbalan untuk usahanya. Imbalan dari memiliki perusahaan dalam
berbagai bentuk. Sebagian orang yang lain termotivasi oleh kesempatan mendapatkan
penghasilan besar. Adapun beberapa orang lain menginginkan agar bisa menjadi
atasan bagi diri mereka sendiri daripada bekerja dengan orang lain. Sebagian besar
wirausahawan setuju bahwa semua karakteristik tersebut menjadi motivasi mereka
untuk memulai suatu bisnis baru.
Menurut (Madura, 2001) Supaya dapat berhasil, suatu perusahaan harus
memiliki suatu keunggulan kompetitif atau sifat unik yang dapat membuat produknya
lebih diminati daripada produk pesaingnya. Beberapa perusahaan menciptakan
keunggulan kompetitif dengan memberikan produk yang mirip terhadap produk
pesaingnya, tetapi dengan harga lebih murah. Beberapa perusahaan lainnya berfokus
untuk menawarkan produk atau jasa yang kualitasnya lebih tinggi dan lebih
menyenangkan.
 STUDI KELAYAKAN WIRAUSAHA
A. Pengertian Kelayakan Usaha
Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi
beberapa kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha
sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya
layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dilakukan studi sebelum proyek tersebut
dijalankan. Studi ini dikenal dengan nama studi kelayakan usaha atau bisnis. Salah
satu tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk mencari jalan keluar agar
dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin akan timbul di masa akan
datang.
Studi kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang dari investasi
yang akan dijalankan, jadi studi kelayakan usaha dapat memberikan pedoman atau
arahan pada usaha yang akan dijalankan. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
dari studi kelayakan usaha adalah:
“Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan,
usaham atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak
usaha tersebut dijalankan.”
Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara
usaha jasa dan usaha non-jasa. Sebagai contoh, pendirian hotel berbeda dengan usaha
pembukaan perkebunan atau usaha peternakan yang berbeda dengan usaha di bidang
pendidikan. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau
tidaknya usaha tersebut sama meskipun bidang usahanya berbeda. Aspek-aspek yang
dinilai dalam studi kelayakan bisnis sendiri meliputi aspek hukum, pasar dan
pemasaran, manajemen keuangan, teknis/operasional, ekonomi dan sosial, serta
dampak lingkungan. Untuk menilai seluruh aspek tersebut perlu dibentuk semacam
tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang keahlian.

B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha


Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha dijalankan perlu
dilakukan studi kelayakan menurut (Kasmir, 2011):
1. Menghindari Resiko Kerugian
Studi kelayakan dilakukan guna meminimalkan resiko kerugian yang mungkin
akan timbul di masa akan datang. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan
terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini tujuan studi kelayakan
dapat meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik yang dapat dikendalikan
maupun tidak.
2. Memudahkan Perencanaan
Ramalan tentang kemungkinan apa yang akan terjadi di masa akan datang dapat
mempermudah kita dalam melakukan perencanaan seperti:
- berapa jumlah dana yang diperlukan

- kapan usaha akan dijalankan

- dimana lokasi usaha yang akan dibangun

- siapa yang akan melaksanakannya

- bagaimana cara menjalankannya

- berapa besar keuntungan yang akan diperoleh

- bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan


Dengan studi kelayakan, membuat para pelaksana bisnis memiliki pedoman yang
harus dikerjakan. Pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga
tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
Agar tidak terjadinya penyimpangan, pelaksana usaha dapat melakukan
pekerjaannya dengan sungguh-sungguh karena merasa ada yang mengawasi
sehingga bisnis yang dijalankan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
5. Memudahkan Pengendalian
Setelah adanya pengawasan maka dapat mendeteksi terjadinya suatu
penyimpangan sehingga dapat langsung dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut dan tujuan bisnis yang dijalankan akan tercapai.
 RENCANA & STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK LAYANAN KONSELING
Seperti business lean canvas yang telah kami presentasikan pada perkuliahan
dengan praktisi minggu lalu, kami memilih usaha dalam bidang jasa yaitu online
counseling yang tertera sebagai berikut.
Dalam rencana bisnis, kami telah memikirkan target pasar serta perkiraan
keuntungan yang terdapat dalam poin customer segments dan revenue streams. Untuk
target pasar sendiri, kami berfokus pada jasa layanan konseling individu yang dapat
menggunakan berbagai teknik atau pendekatan konseling untuk pekerja kantoran di
kisaran umur 19-40 tahun yang sibuk dengan pekerjaan mereka dan membutuhkan tempat
untuk bercerita. Alasan kami tidak menargetkan pelajar/mahasiswa disini karena
berdasarkan pengalaman kami masing-masing, mayoritas pelajar/mahasiswa lebih
memilih untuk bercerita kepada teman daripada harus membayar untuk melakukan
konseling online.
Adapun rencana dan studi kelayakan bisnis dilakukan dalam membangun bisnis
layanan konseling online adalah untuk mengklarifikasi tujuan dan visi usaha. Dengan
menentukan jenis layanan konseling online yang ingin diberikan, hingga target pasar dan
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Perencanaan bisnis dan studi kelayakan dalam
pemberian layanan konseling akan membantu mengarahkan usaha dan membuat
keputusan yang tepat untuk mencapai visi usaha.
Selain itu, perencanaan dan studi kelayakan dapat memperkirakan potensi
pendapatan berdasarkan harga yang kompetitif dan jumlah klien yang diharapkan.
Dengan perencanaan bisnis dan studi kelayakan juga akan membantu dalam merumuskan
strategi pemasaran dan promosi yang efektif untuk usaha layanan konseling online,
dengan memilih saluran pemasaran yang tepat, seperti media sosial, situs web, atau
kerjasama dengan mitra yang relevan. Dengan perencanaan bisnis yang matang, akan
dapat membangun kehadiran pelanggan yang kuat dan menjangkau target usaha.
 SUMBER RUJUKAN

Basrowi (2011) Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. 2nd edn. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Kasmir (2011) Kewirausahaan. 6 (Revisi). Jakarta: Rajawali Press.

Longenecker, J. G., Moore, C. W. and Petty, J. W. (2001) Kewirausahaan: Manajemen


Usaha Kecil. 11 (Terjem. Jakarta: Salemba Empat.

Madura, J. (2001) Pengantar Bisnis. 1 (Terjema. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai