Anda di halaman 1dari 7

ARCHOLISH DARMAWAN

2101719876
FINAL EXAM CONSTRUCTION PROJECT MANAGEMENT

1. Studi kelayakan yang dilakukan, juga memperhatikan aspek pasar dan pemasaran. Apa
yang dikaji dalam aspek ini?
Studi kelayakan ini ditinjau ada beberapa aspek selain pasar dan pemasaran sebagai berikut :
 Aspek manajemen mengukur kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia yang
akan menjalankan usaha tersebut dan membentuk organisasi yang sesuai dengan usaha
yang akan diajalankan.
 Aspek sosial bertujuan menilai manfaat ekonomi secara sosial bagi masyarakat dengan
adanya usaha tersebut, aspek teknis adalah sarana untuk menentukan lokasi dijadikan
sebagai lokasi bangunan dan spesifikasi gedung yang akan dibangun.
 Aspek keuangan untuk menilai keuangan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan, sehingga dari penilaian keuangan
akan menunjukkan seberapa lama pengembalian uang/dana yang diinvestasikan,
menaksirkan penghasilan, memproyeksikeuangan, serta manfaat dan biaya financial
(seperti ARR, PP, NPV, dan PI).
 Aspek hukum digunakan untuk mengkaji dokumen yang dimiliki mulai dari badan
usaha, izin – izin sampai dokumen lainnya.
 Aspek teknis adalah sarana untuk menentukan lokasi dijadikan sebagai lokasi bangunan
dan spesifikasi gedung yang akan dibangun.

2. Metode apa saja yang digunakan untuk menilai kelayakan dan jelaskan metode
tersebut?
 Payback Period (PP)
Metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa
lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya (Sjahrial, 2010). Metode
Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto (proceeds) yang
diperoleh (Martono dan Harjito, 2010).

 Net Present Value (NPV)


Net Present Value merupakan suatu perhitungan yang didasarkan atas selisih atas
perhitungan PV (present value) penerimaan dengan present value pengeluaran. Bilamana
NPV ini positif maka proyek (investasi) yang diharapkan ini akan
menguntungkan,akan tetapi bilamana NPV tersebut negatif maka proyek (investasi) ini
tidak dapat diharapkan. NPV adalah selisih antara nilai sekarang aliran kas masuk
bersih dengan nilai sekarang investasi (Sjahrial, 2009). Martono dan Harjito (2010)
mengemukakan bahwa metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara
nilai sekarang dan aliran kas neto (proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu investasi
(outlays). Penilaian proyek investasi berdasarkan NPV, memiliki kriteria yaitu jika NPV
> 0, Proyek investasi dinilai layak. Jika NPV < 0, Proyek investasi dinilai tidak

layak.

 Average Rate of Return(ARR)


Metode ARR merupakan cara mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba setelah pajak (EAT) dengan rata-rata investasi
(Kasmir,2012).Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari
data akuntansi yang tersedia. Halnya kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga
tertentu, diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut. Kelemahan utama dari
metode ini adalah keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan laporan
akuntansi, dan bukannya mendasarkan diri atas aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai
waktu uang (time value of money), sedangkan NPV sangat memperhatikan sekali konsep
nilai waktu uang ini.

 Profitability Index (PI)


Metode Profitability Index merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama
dengan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode
Profitability Index (PI) (Martono dan Harjito, 2010). Selanjutnya, PI merupakan rasio
nilai sekarng dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal (Keown, et.al,
2011).Metode Profitability Index merupakan metode yang menghitung perbandingan
antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang (proceeds) dengan
nilai sekarang investasi (outlays) (Suliyanto, 2010). Apabila proceeds suatu investasi
tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti halnya dalam metode NPV untuk
menghitung dengan metode PI, harus menghitung Present Value dari proceeds setiap
tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Net Present
Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi. Kriteria untuk
Profitabilitas Indeks yaitu Proyek dinilai layak jika PI >1,00, sebaliknya dinilai tidak
layak jika PI < 1,00.

3. Jelaskan alasan mengapa pembangunan pusat perbelanjaan tersebut dinilai LAYAK?


 Aspek Hukum, telah menunjukkan kesesuaian dengan Perundang - undangan dan
Peraturan yang berlaku, yaitu berdasarkan UU Perusahaan Daerah mengenai penggunaan
dan pemanfaatan Barang Milik Daerah, berdasarkan Pasal 33 Ayat 2 UU Dasar 1945, UU
No.5 Tahun 1962, UU Nomor 5 Tahun 1999, UU No.20 Tahun 2008, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014.
 Berdasarkan aspek manajemen, PD Pasar Pemerintah Kota Denpasar yang telah memiliki
SDM dengan pengalaman yang memadai sesuai kebutuhan sangat membantu dalam
mendukung operasional perusahaan.
 Aspek Pasar dan Pemasaran, menunjukkan adanya potensi yang baik dilihat
perkembangan sektor perdagangan dan jumlah penduduk kota Denpasar yang terus
meningkat. Fasilitas yang memadai dan lokasi yang strategis mampu menjadi added
value dalam persaingan saat ini.
 Aspek Sosial dilihat dari adanya penyerapan tenaga kerja, keberadaan Pusat
Perbelanjaan Cokroaminoto dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga
mengurangi pengangguran. Fasilitas pada Pusat Perbelanjaan menjadi sarana yang layak
untuk memenuhi kebutuhan UMKM dalam mengembangkan usaha, kontribusi tidak
hanya untuk meningkat pendapatan daerah tapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan
UMKM.
 Aspek Keuangan, menunjukkan bahwa jumlah investasi yang dibutuhkan untuk
Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Cokroaminoto sebesar Rp 116.000.000.000,- (Seratus
Enam Belas Milyar Rupiah); adalah layak/feasible, ini terlihat dari membutuhkan waktu
pengembalian investasi (Payback Periode) yang pendek yaitu 4,6 tahun, Acconting Rate
of Return adalah 50,32% lebih besar dari tingkat bunga yang relevan (14,75%), Net
Present Value adalah Positif yaitu sebesar Rp 95.747.663.065 dan Profitability of Index
lebih besar dari 1 yaitu 1,83. Adanya analisis sensitivitas dengan adanya perubahan
pendapatan dan biaya menunjukkan rencana pembangunan Pusat Perbelanjaan
Cokroaminoto tetap layak dilaksanakan.

4. Pada sebuah proyek dilakukan cost control dengan metode earned value. Hasil analisis
earned value untuk proyek tersebut adalah ‘early’ dan ‘over-spent’. Gambarkan kurva
earned value analysis dari kondisi tersebut dan jelaskan mengapa ‘early’ dan ‘over-
spent’?

Berdasarkan analisis earned value kurva tersebut actual cost melebihi dari planned value
yang menandakan nilai budget costnya over sedangkan earned value melebihi dari planned
value
yang menandakan jadwal yang direncanakan lebih cepat dari sebelumnnya.
Disebabkan saat membuat planned value nilai bcws, acwp, bcwp ada perbedaan sehingga
asumsi saya CV bernilai – yang dimana acwp lebih besar bcwp dan CPI bernilai <1 yang
membuat nilai cost overbudget dan boros , sedangkan SV bernilai + yang dimana bcwp lebih
besar dari bcws dan SPI bernilai >1 yang membuat jadwal lebih cepat yang direncanakan.
5. Terdapat 4 strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola resiko negatif dalam suatu
proyek, sebutkan dan jelaskan?

 AVOIDANCE
Avoidance merupakan strategi respons risiko di mana tim proyek bertindak untuk
menghilangkan ancaman atau melindungi proyek dari dampaknya. biasanya melibatkan
perubahan rencana manajemen proyek untuk menghilangkan ancaman
sepenuhnya. manajer proyek juga dapat mengisolasi tujuan proyek dari dampak risiko
atau mengubah tujuan yang dirasa terancam. contohnya termasuk memperpanjang
jadwal, mengubah strategi, atau mengurangi ruang lingkup. strategi avoid yang
paling radikal adalah menutup proyek sepenuhnya. beberapa risiko yang muncul di awal
proyek dapat dihindari dengan memperjelas persyaratan, memperoleh informasi,
meningkatkan komunikasi, atau memperoleh keahlian.

 TRANSFERENCE
Transference merupakan strategi respons risiko di mana tim proyek mengalihkan dampak
ancaman kepada pihak ketiga, bersama dengan kepemilikan tanggapan. mentransfer
risiko hanya memberikan tanggung jawab pihak lain untuk manajemennya dan tidak
menghilangkannya. mentransfer tidak berarti tidak mengakui risiko dengan
mentransfernya ke proyek selanjutnya atau orang lain tanpa sepengetahuan atau
kesepakatannya. transferensi risiko hampir selalu melibatkan pembayaran premi risiko
kepada pihak yang mengambil risiko. mentransfer tanggung jawab untuk risiko adalah
yang paling efektif dalam menangani eksposur risiko keuangan. alat-alat transferensi
dapat sangat beragam dan mencakup, tetapi tidak terbatas pada, penggunaan asuransi,
obligasi kinerja, jaminan, jaminan, dll. kontrak atau perjanjian dapat digunakan untuk
mengalihkan tanggung jawab untuk risiko tertentu kepada pihak lain.
 MITIGATION
Mitigation merupakan strategi respon risiko di mana tim proyek bertindak untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya atau dampak dari suatu risiko. hal ini menyiratkan
pengurangan dalam probabilitas atau dampak dari risiko buruk berada dalam ambang
batas yang dapat diterima. mengambil tindakan dini untuk mengurangi probabilitas atau
dampak dari risiko yang terjadi pada proyek seringkali lebih efektif daripada mencoba
memperbaiki kerusakan setelah risiko terjadi. mengadopsi proses yang kurang kompleks,
melakukan lebih banyak pengujian, atau memilih pemasok yang lebih stabil adalah
contoh tindakan mitigasi. mitigasi mungkin memerlukan pengembangan prototipe untuk
mengurangi risiko dengan peningkatan skala dari model bench-scale dari suatu proses
atau produk. jika tidak mungkin mengurangi probabilitas, respons mitigasi dapat
mengatasi dampak risiko dengan menargetkan hubungan yang menentukan tingkat
keparahan.

 ACCEPTANCE
Acceptance merupakan strategi respons risiko di mana tim proyek memutuskan untuk
mengakui risiko dan tidak mengambil tindakan apapun kecuali risiko terjadi. strategi ini
diadopsi di mana tidak mungkin untuk mengatasi risiko tertentu dengan cara lain. strategi
ini menunjukkan bahwa tim proyek telah memutuskan untuk tidak mengubah
rencana manajemen proyek untuk menghadapi risiko, atau tidak dapat mengidentifikasi
strategi respons yang sesuai lainnya. strategi ini bisa pasif atau aktif. strategi pasif tidak
memerlukan tindakan kecuali untuk mendokumentasikan strategi, meninggalkan tim
proyek untuk menangani risiko yang terjadi, dan secara berkala meninjau ancaman untuk
memastikan bahwa itu tidak berubah secara signifikan. strategi aktif yang paling umum
adalah menetapkan cadangan kontingensi, termasuk jumlah waktu, uang, atau sumber
daya untuk menangani risiko.

Berdasarkan 4 strategi tersebut, Strategi acceptance, dapat digunakan untuk risiko negatif serta


risiko yang berpeluang positif. Masing-masing strategi respons risiko memiliki pengaruh yang
beragam dan unik terhadap kondisi risiko. Strategi tersebut harus dipilih untuk menyesuaikan
probabilitas risiko dan dampaknya terhadap tujuan keseluruhan proyek.
Strategi avoid dan mitigate biasanya merupakan strategi yang baik untuk risiko kritis dengan
dampak tinggi, sementara transfer dan accept biasanya merupakan strategi yang baik untuk
ancaman yang kurang penting dan dengan dampak keseluruhan yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai