Oleh:
KELOMPOK V
UNIVERSITAS UDAYANA
2018/2019
1. INTERPRETASI DARI HASIL ANALISIS HORIZONTAL
Aspek Likuiditasnya
1
Hanjaya Mandala Sempoerna Tbk. mengalami peningkatan dari 69,77% menjadi
70,46%. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi PT Hanjaya
Mandala Sempoerna Tbk. Juga mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai 2018.
Namun jika dilihat dari besarnya persentase kenaikan jumlah laba dari tahun 2017
sampai dengan 2018, maka PT Unilever Indonesia Tbk memperoleh peningkatan laba
yang lebih signifikan daripada PT Hanjaya Mandala Sempoerna Tbk.
Rasio Pembiayaan
1) Debt to Equity :
Naik dari 26% ke 32%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya ratio sebesar 32% menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 32% yang di
miliki perusahaan dapat melunasi hutang perusahaan.
2) Debt to Asset :
Naik dari 21% ke 24%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
2
Artinya ratio sebesar 24% menunjukkan bahawa aktiva sebesar 24% di biayai dari
hutang perusahaan.
3) Solvency Ratio :
Turun dari 138% ke 121%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya rasio sebesar 121%, untuk setiap Rp1 kewajiban jangka pendek dan jangka
panjangnya perusahaan mampu membayar sebesar Rp 1.21.
Rasio Aktivitas
1) Asset Turnover :
Naik dari 2.29 ke 2.3, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 2.3 kali dari total aktiva
yang dimiliki.
2) Average Collection Period :
Turun dari 3.48 ke 3.26, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
Rata-rata piutang berputar selama 3.48 hari, hal ini berarti secara rata-rata perusahaan
mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu 3.48 hari.
3) Inventory Turnover :
Naik dari 5.5 ke 7.03, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya perputaran persediaan sebesar 7.03 kali menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam
persediaan berputar sebanyak 7.03 kali dalam setahun. Semakin tinggi turn over yang diperoleh,
semakin efektif manejemen dalam mengelola persediaan.
3
Naik dari 19414% ke 16619%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
artinya 1 rupiah beban bunga dijamin pembayarannya oleh 166.19 rupiah laba usaha. Artinya
memberi kepastian dalam pembayaran bunga bila semakin besar rasionya.
3) Working Capital Ratio :
Naik dari 63% ke 75%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
Artinya modal kerja terhadap total hanya 75% saja atau setiap 1 rupiah aset yang
dimiliki di dalamnya terdapat 0.75 modal kerja di dalamnya.
Rasio Pembiayaan
1) Debt to Equity :
Turun dari 265% ke 158%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
Artinya ratio sebesar 158% menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 158% yang di
miliki perusahaan dapat melunasi hutang perusahaan.
2) Debt to Asset :
Turun dari 73% ke 61%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
Artinya ratio sebesar 61% menunjukkan bahawa aktiva sebesar 61% di biayai dari
hutang perusahaan.
3) Solvency Ratio :
Naik dari 68% ke 79%, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Baik
Artinya rasio sebesar 79%, untuk setiap Rp1 kewajiban jangka pendek dan jangka
panjangnya perusahaan mampu membayar sebesar Rp 0.79.
Rasio Aktivitas
1) Asset Turnover :
Turun dari 2.18 ke 2.14, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 2.14 kali dari total
aktiva yang dimiliki.
2) Average Collection Period :
Naik dari 10.75 ke 11.14, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
4
Rata-rata piutang berputar selama 11.14 hari, hal ini berarti secara rata-rata perusahaan
mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu 11.14 hari.
3) Inventory Turnover :
Turun dari 17.21 ke 15.73, artinya kinerja perusahaan dalam kondisi Kurang Baik
Artinya perputaran persediaan sebesar 15.73 kali menunjukkan bahwa dana yang
tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 15.73 kali dalam setahun. Semakin tinggi
turn over yang diperoleh, semakin efektif manejemen dalam mengelola persediaan.
4. INTEPRETASI RASIO KINERJA
a) PT Hanjaya Mandala Sempoerna Tbk.
1) Earning Per Share
Naik dari 109 ke 116 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Artinya jumlah
uang yang dihasilkan dari setiap lembar per saham adalah Rp 116.
2) Price to Earnings
Turun dari 9,17 menjadi 8,62 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Artinya
harga pasar saham besarnya 8,62 kali dari laba per saham yang dihasilkan.
3) Book Value Per Share
Naik dari 293 ke 304 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Artinya nilai pasar
perusahaan 304 kali dari harga bukunya.
4) Price to Book Value
Turun dari 3.412 menjadi 3.289 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik.
5) Return on Assets
Naik dari 0,292 (29%) menjadi 0,289 (28%) artinya kinerja perusahaan dalam kondisi
baik. Artinya untuk setiap Rp 1 aset yang digunakan, perusahaan hanya mampu
menghasilkan Rp 0,292 Laba Bersih. Atau perusahaan hanya mampu menghasilkan
Laba Bersih 29% dari total aset yang digunakan.
6) Cash Return on Assets
Naik dari 53205242,21 menjadi 69155763,7 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi
baik.
7) Dividend Payout Ratio
5
Turun dari 1.003 menjadi 0,915 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya perusahaan membagikan dividen 0,915 (91,5%) dari laba bersih setiap
tahunnya.
8) Dividend Yield
Turun dari 0,1077 menjadi 0,1073 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang
baik. Artinya 0,1073 merupakan tingkat keuntungan yang dibagikan perusahaan pada
pemegang saham.
9) Gross Profit Margin
Turun dari 0,244 menjadi 0,238 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya penjualan sebesar Rp 1 perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,238.
6
4) Price to Book Value
Turun dari 1,47 menjadi 1,01 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik.
5) Return on Assets
Naik dari 0,38 (38%) menjadi 0,48 (48%) artinya kinerja perusahaan dalam kondisi
baik. Artinya untuk setiap Rp 1 aset yang digunakan, perusahaan hanya mampu
menghasilkan Rp 0,38 Laba Bersih. Atau perusahaan hanya mampu menghasilkan
Laba Bersih 38% dari total aset yang digunakan.
6) Cash Return on Assets
Turun dari 18.578.584 menjadi 16.488.619 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi
kurang baik.
7) Dividend Payout Ratio
Turun dari 0,91 menjadi 0,74 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya perusahaan membagikan dividen 0,74 (74%) dari laba bersih setiap tahunnya.
8) Dividend Yield
Turun dari 0,55 menjadi 0,343 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya 0,343 merupakan tingkat keuntungan yang dibagikan perusahaan pada
pemegang saham.
9) Gross Profit Margin
Turun dari 0,51 menjadi 0,50 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya penjualan sebesar Rp 1 perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,50.
10) Net Profit Margin
Naik dari 0,17 menjadi 0,22 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Artinya
penjualan sebesar Rp 1 perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,22.
11) Return on Equity
Turun dari 4,10 menjadi 2,78 artinya kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik.
Artinya setiap modal sendiri Rp 1 yang tertanam dalam perusahaan menghasilkan laba
bersih sebesar Rp 2,78.