Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI MONETER
“KEGIATAN KREDIT DAN SUKU BUNGA”

ILMU EKONOMI SEMESTER 3

Dosen :
Dr. Viviane Manoppo, S.E, M,Si
Gaby Dainty Roring, M.E

Disusun Oleh :
Rachel Nasrania Koho 22305009
Verenia Pandoh 22305027
Eclesia Keles 22305015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta
Berkat yang melimpah sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik meskipun jauh
dari kata sempurna dan juga kami berterima kasih kepada Nci Gaby Dainty Roring, ME
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Moneter yang sudah memberikan tugas ini kepada
kami.
Semoga makalah ini bisa dipahami bagi yang membacanya dan dapat berguina bagi
kami agar dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Moneter. Demikian makalah
ini kami buat mohon maaf jika ada kesalahan kata katA, terima kasih.
Tondano, 9 September 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN 4
BAB II 5
ISI 5
2.1 PENGERTIAN KREDIT 5
2.2 SUKU BUNGA 8
BAB III 15
PENUTUP 15
3.1 KESIMPULAN 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan ekonomi Indonesia yang diiringi oleh peningkatan aktivitas
dunia usaha yang mengakibatkan kebutuhan dana yang besar. Perbankan sebagai
Lembaga perantara mempunyai tugas pokok yaitu menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya Kembali pada sector-sektor produktif.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan peran perbankan dalam
menghimpun dana dari masyarakat, baik melalui tabungan, giro serta instrument
lainnya.
Dalam usaha memperoleh keuntungan, para penglelola bank selalu
dihadapkan dengan dua pilihan yaitu kebutuhan debitur melalui penyaluran kredit
dengan konsekuensi resiko yang cukup tinggi atau menyimpang dananya melalui
investasi dengan resiko kecil tergolong aktiva produktif dengan penerimaan
tinggi, tetapi penyaluran kredit juga mengandung resiko yang cukup tinggi
terhadap perolehan laba.
Bank juga tidak terlepas dari resiko kenaikan tingkat bunga kredit penghasilan
bunga dan penyaluran kredit merupakan pendapatan utama bank. Hal ini
menyebabkan setiap bank berlomba-lomba untuk meningkatkan jumlah
penyaluran kreditnya untuk mendapat profitabilitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan Kredit ?
2. Apa yang dimaksud dengan suku bunga ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu kegiatan kredit
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu suku bunga
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN KREDIT


Kata kredit berasal dari Bahasa latin “credere”yang berarti percaya atau to
belive atau to trust. Karenanya dasar pemikiran pemberian kredit oleh suatu
perbankan kepada seseorangb atau Lembaga adalah berrdasar kepercayaan (faith).
Sesuai undang undang no.10 tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atas
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang wajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Berdasarkan pengertian tersebut, terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri,
sebagai berikut :
Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit
dan pelunasannya.
Kepercayaan, yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada
debitur,bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikannya sesuai
kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak
Penyerahan, yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomia
kedapa debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
Resiko, yang menyatakan adanya resiko yang mungkin timbul selama jangka waktu
antara pemberian dan pelunasannya.
Persetujuan atau Perjanjian, yang menyatakan bahwa antara kredit dan debitur
terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian.
Pengertian Kredit menurut undang undang, UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 tahun 1998 ( UU perbankan )
mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamahkan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Berdasarkan pasal tersebut terdapat beberapa unsur perjanjian kredit yaitu :
1. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamahkan dengan itu
2. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain
3. Terdapat kewajiban pihak peminjam untuk melunasi utangnya dalam jangka
waktu tertentu
4. Pelunasan utang yang disertai oleh bungs

FUNGSI DAN TUJUAN KREDIT


Secara umum tujuan kredit dibedakan menjadi 3 yaitu :
Mencari keuntungan, biasanya keuntungan ini berupa bunga yang diterima bank
sebagai balas jasa karena telah menyediakan dana
Membantu usaha nasaba, dimana pihak bank akan menyediakan dana bagi
masyarakat yang memerlukan dana, baik untuk investasi atau modal usaha. dalam hal
ini, bank maupun masyarakat saling mendapatkan keuntungan
Membantu pemerintah, dimana semakin banyak kredit yang disalurkan bank artinya
terjadi peningkatan kucuran dana dalam rangka pembangunan diberbagai macam
sector.
Kredit juga memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
 Meningkatkan daya guna uang dan barang.
 Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
 Meningkatkan peredaran uang sebagai alat untuk mendukung stabilitas
ekonomi
 Meningkatkan gairah usaha dimasyarakat
 Meningkatkan tambahan modal pendapatan
JENIS JENIS KREDIT
Jenis jenis kredit ini dibagi jadi beberpa kategori
Kredit Jangka Waktu,
 Kredit jangka pendek, kredit yang dilakukan paling lama 1 tahun
 Kredit jangka menengah, kredit yang dilakukan antara 1 hingga 3 tahun
 Kredit jangka Panjang, kredit yang dilakukan lebih dari 3 tahun
Kredit Aksep, kredit bank berupa pinjamanan uang sebanyak plafond kredit.
Kredit Penjual, kredit yang dilakukan untuk membeli barang denga cicilan.
Kredit Pembeli, kredit untuk mendapatkan barang tetapi pembelian dilakukan
dengan uang muka dan barang diterima setelahnya
Kredit Pertanian, kredit yang disalurkan kepada masyarakat yang melakukan usaha
perkebunan,peternakan,dan perikanan.
Kredit Perindustriqn, kredit yang disalurkan pada pelaku industri, baik
kecil,menengah, hingga besar.
Kredit Pertambangan, kredit yang disalurkan pada pelaku usaha tambang.
Kredit ekspor/impor, kredit yang disalurkan pada pelaku eksportir dan importir
dengan berragamm barang yang di perdagangkan
Berbagai bentuk dan contoh dari kredit yaitu
1. Pinjaman kredit tanpa angunan ( KTA )
2. Kartu kredit
3. Kredit kendaraan bermotor
4. Kredit usaha
2.2 SUKU BUNGA
Menurut Boediyono (Dalam Jan Vilben Harapan 2009:26) pengertian suku bunga
adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya, dan biasaya dinyatakan
dalam persen (%). Sedangkan menurut Kasmir, suku bunga adalah balas jasa yang diberikan
oleh BANK yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli/menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah
yang memperoleh pinjaman)
Bagi orang yang meminjam uang, bunga merupakan denda yang dibayarkan untuk
mengkonsumsi penghasilan sebelum diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga
merupakan imbalan, karena menunda konsumsi sekarang hingga waktu dari piutang.
Macam-macam Suku Bunga
Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada
nasabah, yaitu:
 Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan
bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga
tabungan dan bunga deposito berjangka
 Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit menurut Kasmir
(dalam Jan Vilben Harapan 2009:26).
Penentuan besar kecilnya suku bunga simpanan dan bunga pinjaman sangat dipengaruhi oleh
keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling mempengaruhi.
Faktor- faktor yang lainnya yang ikut mempengaruhi harga (suku bunga) adalah jaminan,
jangka waktu, kebijakan pemerintah dan target laba.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank.
Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan
bunga pinjaman merupakan biaya dana yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan
maupun bunga pinajaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai
contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga
berpengaruh ikut naik, begitu pula sebaliknya.
Naik turunnya suku bunga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan uang. Tingkat suku
bunga cenderung naik / meningkat apabila permintaan debitur peminjam lebih besar daripada
jumlah uang atau dana yang ditawarkan oleh kreditur. Sebaliknya, tingkat suku bunga
cenderung menurun apabila permintaan debitur lebih kecil daripada jumlah uang/dana yang
ditawarkan oleh kreditur.
Menurut Kasmir (dalam Jan Vilben Harapan 2009:31). faktor-faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Dana
Apabila bank atau lembaga keuangan lainnya kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit),
sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank atau lembaga
keuangan lainnya untuk menutupi kekurangan dana tersebut cepat terpenuhi dengan
meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan
menarik nasabah baru untuk menyimpan uang di bank atau dilembaga keuangan lainnya,
dengan demikian kebutuhan dana dapat terpenuhi.
b. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama
pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya harus memperhatikan pesaing. Dalam arti
jika bunga simpanan pesaing rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana
cepat sebaiknya bunga simpanan kita
naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun sebaiknya, untuk bunga
pinjaman harus berada dibawah bunga pesaing, meskipun margin laba mengecil.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku
bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau
maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya
tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
d. Target Laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besamya keuntungan yang diinginkan oleh bank
atau lembaga keuangan lainnya. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman atau
bunga simpanan ikut besar dan demikian sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank atau
lembaga keuangan lainnya harus serius dalam menentukan persentase lasa atau keuntungan
yang diinginkan.
e.Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini
disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika
semakin lama jangka waktu penyimpanan, maka bunganya relatif tinggi pula.
f. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang
kompetitif, bunga simpanan atau pinjaman yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan
dengan produk yang kurang kompetitif.
g. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan
dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat
tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro
yang akan dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan
tanah
h. Reputasi Perusahaan
Bonafitinitas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku
bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet dimasa akan mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
I. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan secara loyalitas nasabah yang
bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam menentukan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah
biasa.
J. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak
yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupan
loyaliatasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun juga berbeda. Demikian pula
sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafit atau tidak dapat dipercaya, maka
mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.
Menurut Puspopranoto (dalam Titin Sumarni 2009:14), Suku bunga merupakan salah satu
variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang
luas. Iai mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat secara keseharian dan
mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Suku bunga mempengaruhi
keputusan seseorang atau rumah tangga dalam hal mengkonsumsi atau menaruhnya dalam
rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha
atau pemimpin perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan
kapasitas.

Teori Suku Bunga


1. Teori Suku Bunga Aliran Klasik
Teori suku bunga aliran klasik dinamakan "The Pure Theory of Interest". Menurut
teori ini, tinggi rendahnya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan akan modal menurut Darmawan (dalam Jan Vilben Harapan 2009:28).
Jadi bunga modal yang telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan
modal. Sama seperti harga barang dan jasa, tinggi rendahnya ditentukan oleh
permintaan dan penawaran demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan
oleh permintaan dan penawaran akan modal.

2. Teori Suku Bunga dari aliran Neo-Klasik


Menurut kaum neo-klasik suku bunga ditemukan dalam teon loanable fund.
Penawaran akan loanable fund menurut teori neo-klasik adalah fungsi dari suku
bunga. Penawaran ini berasal dari anggota masyarakat yang bertindak sebagai
penabung dengan demikian semakin tinggi tingkat suku bunga semakin tinggi pula
keinginan masyarakat untuk menabung, artinya pada tingkat suku bunga yang lebih
tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengurangi konsumsi untuk mendapatkan
keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat
suku bunga lebih rendah maka semakin sedikit dana masyarakat yang akan ditabung.
Permintaan akan lounable fund juga tergantung dari suku bunga. Investor akan
meningkatkan investasinya jika mengharapkan menerima tingkat hasil balik dari hasil
investasi yang lebih besar dari pada suku bunga yang harus dibayarkan atas
penggunaan dana tersebut. Sumber kemampuan investor untuk membayar bunga
berasal dari keuntungan usahanya. Oleh karena itu, semakin rendah suku bunga maka
respon investor akan lebih tinggi untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan
dana akan semakin kecil.

3. Teori Suku Bunga dari J.M.Keynes


Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan "Liquidity Preference Theory of
Interest". Menurut Keynes bahwa suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran yang ditentukan dalam pasar uang. Permintaan uang menurut Keynes
berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya mempunyai keinginan
dirinya tetap liquid untuk memenuhi motif-motif memegang uang. Preferensi atau
keinginan untuk tetap liquid inilah membuat orang bersedia membayar harga tertentu
untuk pengunaan uangnya. Jadi menurut Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang
Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat suku bunga
Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan bahwa adanya suatu
tingkat bunga normal. Jika surat berharga dipegang pada waktu tingkat bunga naik,
maka akan terjadi kerugian. Hal ini dapat dhindari dengan cara mengurangi surat
berharga
dan menambah uang kas. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos
memegang uang kas sehingga keinginan memegang uang kas turun. Sebaliknya,
apabila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga semakin rendah
sehingga keinginan memegang uang kas naik.

Fungsi Tingkat Suku Bunga Dalam Perekonomian


Tingkat suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam perekonomian,
yaitu:
a. Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi.
b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana
kredit
pada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.
c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan pemintaan akan uang dari suatu
Negara.
d. Merupakan alat penting yang menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya
terhadap jumlah tabungan dan investasi.

SUKU BUNGA MAJEMUK DAN SUKU BUNGA TUNGGAL

 Suku Bunga Majemuk


Suku bunga majemuk merupakan persentase hasil jumlah pokok. Bunga majemuk adalah
jenis bunga yang paling sering ditemui. Suku bunga majemuk biasa digunakan untuk
mengajukan permohonan kredit atau pinjaman, ataupun saat berinvestasi. Penerapan suku
bunga ini akan lebih menguntungkan dan lebih memuaskan nasabah karena uang akan
lebih cepat bertambah.

Rumus :
Na = Nt (1+i) n

Keterangan
Na = nilai akhir
Nt = Nilai tunai
I = suku bunga (%)
N = jangka waktu

Contoh :
Pak putra meminjam dana sebesar Rp.20.000.000 untuk keperluan renovasi rumah. Bank
menerapkan adanya suku bunga majemuk sebesar 2% perbulan. Berapa dana yang harus
dibayarkan dalam waktu satu tahun?

Jawab :
Dik.
Nt = 20.000.000
I = 2% atau 0,02
N = 1 Tahun (12 bulan)

Ditanya : Nilai Na

Na = Nt (1+i) n
Na = 20.000.000 (1+0,02) 12
Na = 20.000.000 (1,02) 12
Na = 25.364.836

Dapat diketahui bahwa jumlah dana yang harus dibayar Pak Putra setelah 1 tahun
pinjaman adalah sebesar Rp. 25.364.836
 Suku Bunga Tunggal
Suku bunga tunggal adalah suku bunga yang ditetapkan oleh pemberi pinjaman
berdasarkan pada nilai pinjaman yang diberikan. Salah satu contoh paling sederhana dari
penerapan suku bunga tunggal adalah kegiatan menabung di Bank.
Perhitungan suku bunga tunggal didapat dari pokok pinjaman atau modal yang
dibebankan dalam masa pinjaman.

Rumus :
i= p x r x t
keterangan
i=bunga
p=jumlah pokok
r=suku bunga
t=durasi pinjaman

contoh :
ibu desi mengambil pinjaman sebesar 24.000.000 untuk kebutuhan modal usaha berjualan
pernak-pernik kpop. Pinjaman tersebut rencananya akan dilunasi dalam jangka waktu 5
tahun. Bank mengenakan bunga sebesar 8% Untuk pinjaman tersebut. Berapa besaran
bunga tunggal yang harus dibayarkann oleh Ibu Desi ?

jawab :
Dik
p= 24.000.000
r= 8% atau 0,08
t=5 tahun

Ditanya : Nilai i

i= p x r x t
i= 24.000.000 x 0,08 x 5
i = 9.600.000

Dalam menghitung bunga tunggal dapat diketahui bahwa besaran bunga yang harus
dibayar ibu desi setelah 5 tahun peminjaman adalah sebesar Rp.9.600.000

CARA MENGHITUNG SUKU BUNGA BANK


1. Menghitung bunga berdasarkan saldo harian
Rumus :
Bunga = saldo harian x suku bunga tabungan x jarak hari : 365 hari

2. Menghitung berdasarkan saldo terendah


Rumus :
Bunga = saldo terendah x (suku bunga x jumlah hari dalam sebulan) : 365 hari
3. Menghitung berdasarkan saldo rata-rata
Rumus :
Bunga = saldo rata-rata x (suku bunga tabungan x jumlah hari dalam sebulan) : 365
hari

HUBUNGAN SUKU BUNGA DAN KREDIT


Hubungan antara suku bunga dan kredit adalah dimana semakin tinggi tingkat suku
bunga kredit maka semakin turun jumlah penyaluran kredit, disebut juga pengaruh
positif. Sebaliknya jika tingkat suku bunga turun, maka jumlah kredit yang disalurkan
akan meningkat dan hal ini disebut pengaruh negatif.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang wajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. unsur-unsur kredit waktu,
kepercayaan, penyerahan, resiko, persetuan atau perjanjian. pengertian suku
bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya, dan
biasaya dinyatakan dalam persen (%), juga sebagai balas jasa yang diberikan oleh
BANK yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli/menjual produknya. Penurunan tingkat suku bunga menyebabkan suku
bunga kredit juga turun, sehingga pelonggaran kebijakan moneter pada akhirnya
akan meningkatkan daya beli kreditor. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas
produksi dan pertumbuhan ekonomi. Jika suku bunga naik, Hasrat untuk
melakukan konsumsi (propensity to consume) akan berkurang, begitu pula Hasrat
untuk investasi. Selanjutnya, melemahnya konsumsi (C) dan investasi (I) akan
mengurangi permintaan agregat (aggregate demand).

Anda mungkin juga menyukai