Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KULIAH

MANAJEMEN STRATEGI
Topik : Pengendalian dan Evaluasi Strategi

Dosen : Yuni Chadra, SE, MM

Di buat oleh : Decky Fernando, SE


NIM. 2210005534028

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN STRATA 2
UNIVERSITAS TAMANSISWA
PADANG TAHUN 2023
Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia,
umumnya menggunakan beberapa ukuran dalam melakukan evaluasi kinerja
perusahaan. Berikut adalah beberapa ukuran yang umumnya diterapkan oleh
BRI:

1. Pertumbuhan Pendapatan: BRI mengukur pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan


sebagai indikator utama kinerja perusahaan. Hal ini mencakup pertumbuhan
pendapatan bunga, pendapatan non-bunga, dan pendapatan operasional lainnya.
2. Profitabilitas: BRI menganalisis profitabilitas perusahaan melalui rasio-rasio seperti
Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA mengukur seberapa efisien
bank dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya, sedangkan ROE mengukur
tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham dari modal yang diinvestasikan.
3. Kualitas Aset: BRI menganalisis kualitas aset untuk mengevaluasi risiko kredit. Salah satu
ukuran yang digunakan adalah rasio Non-Performing Loan (NPL) yang mengukur
persentase dari total pinjaman yang tidak dibayar tepat waktu. BRI juga dapat
menggunakan ukuran lain seperti rasio kredit macet (non-performing ratio) dan tingkat
penyelesaian kredit.
4. Efisiensi Operasional: Bank Rakyat Indonesia menganalisis efisiensi operasional dengan
menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan (Cost-to-Income Ratio).
Rasio ini mengukur seberapa besar biaya yang dikeluarkan bank untuk menghasilkan
pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin efisien bank dalam mengelola biaya
operasionalnya.
5. Likuiditas: BRI juga memperhatikan likuiditas perusahaan, yang mencakup kemampuan
bank untuk memenuhi kewajiban pembayaran pada waktu yang ditentukan. Bank ini
menggunakan ukuran seperti rasio likuiditas dan kecukupan modal untuk memastikan
bahwa bank memiliki likuiditas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan operasional
dan kewajiban pembayaran.
6. Pertumbuhan Jaringan dan Pelayanan: BRI juga mengevaluasi pertumbuhan jaringan
cabang dan pengembangan produk serta layanan perbankan. Hal ini mencakup
penambahan jumlah cabang, ATM, serta inovasi dan peningkatan kualitas layanan yang
ditawarkan kepada nasabah.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ukuran-ukuran ini dapat bervariasi dari waktu ke
waktu dan tergantung pada strategi bisnis dan tujuan perusahaan. Selain itu, BRI juga
mungkin menggunakan ukuran tambahan sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan internal
perusahaan.
Ya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau perusahaan mana pun sebenarnya dapat
menerapkan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) untuk mengukur dan
mengevaluasi kinerja perusahaan. Balanced Scorecard adalah kerangka kerja
yang menyediakan cara komprehensif untuk mengukur kinerja perusahaan
melalui beberapa perspektif yang berbeda.

Pendekatan Balanced Scorecard melibatkan identifikasi dan pengukuran kinerja perusahaan


dalam empat perspektif utama, yaitu:

a. Keuangan (Financial): Perspektif ini berfokus pada hasil keuangan perusahaan, seperti
pendapatan, laba, arus kas, dan tingkat pengembalian. Pada perspektif ini, BRI dapat
menggunakan ukuran-ukuran seperti pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, rasio
keuangan, dan lainnya.
b. Pelanggan (Customer): Perspektif ini berkaitan dengan kepuasan dan kebutuhan
pelanggan. BRI dapat menggunakan ukuran-ukuran seperti tingkat kepuasan nasabah,
pertumbuhan nasabah baru, tingkat retensi nasabah, dan sebagainya untuk
mengevaluasi kinerja dari perspektif pelanggan.
c. Proses Internal (Internal Processes): Perspektif ini menyoroti efisiensi dan efektivitas
proses bisnis internal yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Contoh ukuran
yang dapat diterapkan oleh BRI dalam perspektif ini adalah waktu penyelesaian
transaksi, produktivitas karyawan, kualitas layanan, dan tingkat efisiensi operasional.
d. Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth): Perspektif ini berkaitan dengan
upaya perusahaan dalam meningkatkan kapabilitas dan pengembangan karyawan serta
investasi pada sumber daya manusia, teknologi, dan sistem informasi. BRI dapat
menggunakan ukuran-ukuran seperti tingkat pelatihan karyawan, inovasi produk,
tingkat penggunaan teknologi, dan kepuasan karyawan.

Dengan menerapkan Balanced Scorecard, BRI dapat memiliki pandangan yang lebih
komprehensif tentang kinerja perusahaan dan memastikan bahwa aspek-aspek penting dari
bisnisnya dievaluasi secara seimbang. Pendekatan ini memungkinkan BRI untuk mengukur
kinerja di seluruh berbagai perspektif yang saling terkait, sehingga dapat membantu
perusahaan dalam mengarahkan strategi, mengidentifikasi area perbaikan, dan memastikan
pencapaian tujuan jangka panjang.
Saya tidak memiliki akses langsung ke kebijakan dan strategi terkini Bank
Rakyat Indonesia (BRI) Namun, berdasarkan pengetahuan saya hingga saat itu,
beberapa strategi atau kebijakan yang mungkin sudah tidak digunakan lagi atau
menjadi usang pada kondisi saat ini adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Penggunaan Teknologi Tertentu: Perkembangan teknologi terus berlanjut,


dan mungkin ada kebijakan BRI yang sebelumnya membatasi atau mengatur
penggunaan teknologi tertentu. Dalam menghadapi perubahan zaman, BRI mungkin
telah menyesuaikan kebijakannya untuk memanfaatkan teknologi terkini yang lebih
efisien dan inovatif. Contohnya, jika sebelumnya ada kebijakan membatasi penggunaan
teknologi cloud atau kebijakan yang membatasi adopsi teknologi digital tertentu,
kebijakan tersebut mungkin sudah diperbarui untuk mendukung transformasi digital dan
pemanfaatan teknologi terkini.
2. Strategi Pemasaran Tradisional: Dalam era digital dan perkembangan media sosial,
strategi pemasaran tradisional seperti iklan cetak, iklan televisi konvensional, atau
kampanye pemasaran melalui surat langsung mungkin sudah kurang relevan. BRI
mungkin telah beralih ke strategi pemasaran yang lebih berfokus pada media sosial,
pemasaran digital, dan penggunaan teknik pemasaran yang lebih personal dan berbasis
data.
3. Fokus Tunggal pada Segmen Pasar Tertentu: BRI mungkin telah mengubah strateginya
dari fokus tunggal pada segmen pasar tertentu, seperti hanya menargetkan nasabah
perorangan atau segmen bisnis kecil. Dalam menghadapi perubahan kebutuhan dan
harapan nasabah serta persaingan yang meningkat, BRI mungkin telah memperluas
cakupan segmen pasar yang dituju atau mengadopsi strategi yang lebih beragam untuk
mencapai berbagai kelompok nasabah.
4. Rendahnya Penekanan pada Inovasi Produk dan Layanan: BRI mungkin sebelumnya
memiliki kebijakan atau strategi yang kurang menekankan inovasi produk dan layanan.
Namun, dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi, penting bagi BRI untuk
terus berinovasi dalam menawarkan produk dan layanan yang relevan dan memenuhi
kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Oleh karena itu, BRI mungkin telah
mengadopsi strategi yang lebih proaktif dalam mengembangkan dan meluncurkan
produk dan layanan inovatif.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga melakukan identifikasi mendalam terhadap
lingkungan kerja baik secara internal maupun eksternal. Perubahan cepat yang
terjadi dalam perkembangan zaman dapat memiliki dampak signifikan terhadap
kinerja dan kemajuan organisasi. Berikut adalah empat dampak yang mungkin
terjadi:

1. Perubahan Teknologi: Perkembangan teknologi yang cepat dapat mengubah cara kerja
dan bisnis perbankan secara keseluruhan. Dampaknya adalah BRI harus mengikuti dan
mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan pengalaman
nasabah, dan memperluas jangkauan layanan. Jika BRI tidak mampu beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan teknologi, maka bank tersebut mungkin tertinggal dari
pesaingnya dan kinerja serta kemajuan organisasi dapat terhambat.
2. Perubahan Kebutuhan dan Harapan Nasabah: Perkembangan zaman juga dapat
mengubah kebutuhan dan harapan nasabah terhadap layanan perbankan. Nasabah
dapat menjadi lebih cerdas secara teknologi dan memiliki harapan yang lebih tinggi
terhadap pengalaman digital, kemudahan, dan kecepatan. Dampaknya adalah BRI harus
menghadapi tuntutan tersebut dengan menyediakan layanan yang relevan dan inovatif,
serta menjaga kepuasan nasabah. Jika BRI tidak dapat memenuhi perubahan kebutuhan
dan harapan nasabah, maka kinerja perusahaan dapat terpengaruh dan peluang
kemajuan organisasi dapat terlewatkan.
3. Persaingan yang Ketat: Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi, persaingan
di sektor perbankan semakin intens. Kemunculan bank-bank digital dan fintech
membawa perubahan dalam lanskap industri. Dampaknya adalah BRI harus bersaing
dengan pesaing yang lebih baru dan berinovasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan pangsa pasar. Jika BRI tidak dapat beradaptasi dengan persaingan yang
ketat, kinerja perusahaan dapat terpengaruh dan kemajuan organisasi dapat terhambat.
4. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah: Perubahan kebijakan dan regulasi pemerintah
dapat memengaruhi operasional dan strategi bisnis BRI. Dampaknya adalah BRI harus
memantau dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut agar tetap mematuhi
aturan yang berlaku dan menjalankan bisnis secara efektif. Jika BRI tidak mampu
beradaptasi dengan perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah, maka dapat terjadi
dampak negatif pada kinerja perusahaan dan kemajuan organisasi.

Penting bagi BRI untuk terus melakukan pemantauan dan analisis terhadap perubahan
lingkungan kerja serta mengambil tindakan yang tepat untuk menghadapi dampak-
dampak tersebut. Fleksibilitas, inovasi, dan adaptasi yang cepat menjadi kunci untuk
memastikan kinerja yang baik dan kemajuan organisasi yang berkelanjutan.
Satu dampak dan konsekuensi yang baik untuk pertumbuhan bisnis BRI
sebagai hasil dari keputusan strategis yang baik dan tepat dalam jangka
panjang adalah:

Dampak Konsekuensi yang Baik:

Pertumbuhan dan Perluasan Pasar Jika Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat membuat
keputusan strategis yang tepat, seperti memperluas jangkauan layanan, mengadopsi
teknologi yang relevan, atau mengembangkan produk dan layanan inovatif, maka
dampaknya dapat menghasilkan pertumbuhan bisnis yang signifikan dan perluasan
pasar. Dengan keputusan strategis yang baik, BRI dapat menarik lebih banyak nasabah,
menjangkau segmen pasar yang lebih luas, atau memperluas cakupan geografisnya. Hal
ini akan berdampak positif pada pendapatan, pangsa pasar, dan kemampuan BRI untuk
menghasilkan laba yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Kendala yang Mungkin Terjadi:

Perubahan Regulasi atau Kebijakan Pemerintah Meskipun keputusan strategis yang baik
dapat memberikan dampak positif, BRI juga harus menghadapi kemungkinan kendala
yang mungkin terjadi. Salah satu kendala yang dapat timbul adalah perubahan regulasi
atau kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi operasional atau strategi bisnis
BRI. Misalnya, perubahan dalam persyaratan permodalan, kebijakan suku bunga, atau
peraturan anti-pencucian uang yang lebih ketat. Kendala semacam ini dapat
mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan bisnis BRI dan memerlukan penyesuaian
strategi dan kebijakan perusahaan untuk tetap mematuhi peraturan yang berlaku dan
menjaga stabilitas keuangan.

Penting bagi BRI untuk memantau perubahan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah
serta mempersiapkan diri untuk menghadapi kendala yang mungkin muncul.
Fleksibilitas, adaptasi, dan kepatuhan terhadap peraturan akan menjadi faktor kunci
dalam mengatasi kendala tersebut dan mempertahankan pertumbuhan bisnis yang baik
dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai