Anda di halaman 1dari 23

ANALISA UNIT BISNIS STRATEGIS MENGGUNAKAN

PORTER’S FIVE FORCES MODEL PADA


BANK RAKYAT INDONESIA

Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Strategik

Oleh :
Fathurohman Fatoni
1711000080

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


S1 AKUNTANSI
PERBANAS INSTITUTE
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia atau biasa disebut bank BRI didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmaadja dengan nama De Poerwokertosche
Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau dalam bahasa Indonesia dinamakan Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto. Bank BRI merupakan salah satu bank milik
pemerintah hingga saat ini dan merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia. Saat ini
bank BRI berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Bank Rakyat Indonesia
saat ini memiliki 19 kantor wilayah, 1 kantor inspeksi pusat, 18 kantor inspeksi wilayah, 457 kantor
cabang domestic, 1 kantor cabang khusus, 584 kantor cabang pembantu, 971 kantor kas, 5.293 BRI
unit dan 3.067 teras yang masing-masing tersebar di seluruh penjuru wilayah di Indonesia. Bank
BRI juga memiliki kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan 2 kantor
perwakilam yang berlokasi di New York dan Hongkong. 3 anak perusahaan yang saat ini masih
beroperasi antara lain Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, PT. Bank BRISyariah dan BRI
Remittance Co. Ltd. Hongkong.

1.2 Visi Misi dan Tujuan Bank Rakyat Indonesia Tbk


Visi :

Menjadi The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent

Misi :

• Memberikan Yang Terbaik

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada segmen
mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat

• Menyediakan Pelayanan Yang Prima


Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya manusia
yang professional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-driven culture),
teknologi informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun
digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operational dan risk management
excellence

• Bekerja Dengan Optimal dan Baik

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan berkelanjutan dan praktik Good
Corporate Governance yang sangat baik

Tujuan :

Tujuan Bank BRI adalah mengembangkan daya dan upaya untuk mencapai hasil yang
optimal, bermanfaat dan terpercaya sebagai mitra kerja yang bertanggungjawab saling
menguntungkan, dengan berpegang pada visi dan misi Bank BRI.

1.3 Nilai Utama Bank Rakyat Indonesia Tbk

• Integrity
Memiliki makna senantiasa berfikir, berkata, dan berperilaku terpuji, menjaga kehormatan,
serta taat aturan. Perilaku yang menunjukan nilai integritas adalah terbuka, jujur, dan tulus
serta patuh terhadap peraturan
• Professionalism
Memiliki makna senantiasa berkomitmen bekerja tuntas dan akurat dengan kemampuan
terbaik dan penuh tanggung jawab. Perilaku yang menunjukan nilai profesionalisme adalah
continuous learner dan fairness
• Trust
Memiliki makna senantiasa membangun keyakinan dan saling percaya diantara para
pemangku kepentingan demi kemajuan perseroan. Perilaku yang menunjukan nilai trust
adalah saling menghargai dan mengutamakan kepentingan perseroan dan negeri
• Innovation
Memiliki makna senantiasa mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menemukan
solusi dan gagasan baru untuk menghasilkan produk/kebijakan dalam menjawab tantangan
permasalahan perseroan. Perilaku yang tercermin adalah visioner dan pionir perubahan
• Customer Centric
Memiliki makna senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling
menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. Perilaku yang tercermin pada nilai
ini adalah melayani lebih dari ekspektasi nasabah dengan setulus hati dan collaborative

1.4 Struktur Organisasi Bank Rakyat Indonesia Tbk


2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memiliki maksud dalam penelitian ini untuk
mengungkapkan beberapa permasalahan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pada Unit Bisnis Strategis (UBS) manakah yang terdapat pada Bank Rakyat Indonesia Tbk
yang memiliki potensi perkembangan yang pesat ?
2. Bagaimana hasil Analisa menggunakan Five Forces dari Porter terhadap Unit Bisnis
Strategis (UBS) yang telah dipilih sebelumnya pada Bank Rakyat Indonesia ?
3. Alternatif strategi seperti apa yang sesuai untuk Unit Bisnis Strategis (UBS) pada bank BRI
setelah dilakukannya Analisa pada poin 2 ?

3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menunjukan Unit Bisnis Strategis (UBS) pada Bank Rakyat Indonesia Tbk yang
memiliki potensi untuk berkembang dengan pesat namun tetap memperhatikan segala
situasinya.
2. Untuk memberitahukan hasil pengujian menggunakan Five Forces dari Porter terhadap Unit
Bisnis Strategis yang telah dipilih sebelumnya serta menunjukan iklim persaingan yang terjadi
dalam industri
3. Untuk memberitahukan kepada pembaca mengenai alternatif strategi generic yang
direkomendasikan untuk Unit Bisnis Strategis (UBS) Bank Rakyat Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Strategi Unit Bisnis


Strategi unit bisnis sering juga disebut strategi bersaing yang berfokus pada peningkatan posisi
bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani
perusahaan. Strategi unit bisnis dibagi menjadi 2 yaitu, strategi competitive dan cooperation.

• Strategi Bersaing (competitive)

Competitive Marketing Strategy atau strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir (tujuan)
yang diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha
sampai kesana. Pokok perumusan strategi bersaing yaitu menghubungkan perusahaan dengan
lingkungannya, walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan
sosial dan ekonomi. Aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri perusahaan
tersebut dapat bersaing. Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri
salah satunya menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi
diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (daya) persaingan atau dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
strategi bersaing antara lain mengenali pesaing, memastikan tujuan pesaing, mengenali strategi
pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing, serta memilih pesaing untuk diserang
ataupun dihindari.

Strategi generik pada dasarnya merupakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan
keunggulan. Melalui keunggulan bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja diatas rata-rata
industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil diatas rata-
rata. Guna memperoleh suatu keunggulan bersaing, perusahaan harus menganalisa sumber-
sumber daya yang dimiliki untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan
kekuatankekuatannya dalam rangka membangun suatu kemampuan (capability) untuk
mencapai keunggulan

• Strategi Bersaing (competitive)


Strategi kerja sama (cooperative strategy) adalah suatu strategi dimana perusahaan-perusahaan
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan dari strategi kerja sama adalah
untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dimana nilai harus melebihi biaya untuk mendapatkan
nilai tersebut dan untuk membangun posisi relatif untuk bersaing.

2.2 Five Forces Model dari Porter

Porter’s 5 Forces model adalah suatu model yang diciptakan oleh Michael Porter. Model Analisa
ini diciptakan untuk menggambarkan kerangka sebagai analisis pengembangan suatu bisinis. Porter’s
5 Forces model ini bisa digunakan untuk bisnis yang besar maupun kecil dan bisnis yang sudah berjalan
maupun baru akan dimulai. Setiap bagiannya memiliki nilai analisis yang mewakili faktor-faktor
pendukung sebuah bisnis. Setiap sisi akan diukur dengan satuan Low, Medium, dan High (Bukan
sebuah standar, namun akan mempermudah hasil analisis). Berikut adalah penjelasan dari setiap
sisinya:
• Threat of new entrants
Ancaman dari perusahaan baru. Merupakan strategi untuk melihat apakah suatu pendatang
baru yang masuk mempengaruhi pasar yang telah kita jalani atau tidak. kekuatan ini biasanya
dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Contohnya adalah
besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses
terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Jika hambatan masuk dalam
industri tersebut tinggi, maka ancaman pendatang baru untuk masuk ke dalam persaingan
industri rendah.

• Bargaining power of buyers/customer

Daya tawar pembeli, daya tawar pembeli dapat merepresentasikan kekuatan besar yang
mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika
produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Hal ini merupakan analisis
tentang kekuatan tawar pelanggan pada suatu bisnis. Untuk itu di lakukan riset perilaku
pembeli, agar dapat diketahui produk seperti apa yang diinginkan konsumen.

• Bargaining power of suppliers


Daya tawar oleh pemasok, Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu
industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok. Biasanya sedikit jumlah
pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya.

• Threat of substitute products and services


Merupakan suatu ancaman produk atau layanan jasa pengganti. Produk-produk substitusi yang perlu
diperhatikan secara strategis adalah produk-produk substitusi yang memiliki daya pikat yang baru dan
mengikuti perkembangan zaman sehingga sangat lah penting bagi suatu perusahaan untuk mengikuti
tren dan selalu berinovasi agar tidak teertinggal dengan produk subtitusi yan ada dipasar.

• Intensity of rivalry among competitors in an industry


Dimana perusahaan bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya saing
strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut, menuntut keberhasilan yang relatif
terhadap para pesaing, dengan demikian persaingan yang terjadi antara perusahaan-
perusahaan tersebut distimulasi pada saat satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan
persaingan atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar
mereka.
2.3 Strategi Generik dari Porter
Tipe 1: Kepemimpinan Biaya - Biaya Rendah
Tipe 2: Kepemimpinan Biaya - Nilai Terbaik
Tipe 3: Diferensiasi
Tipe 4: Fokus – Biaya Rendah Tipe 5: Fokus – Nilai Terbaik
Berdasarkan ke 4 tipe diatas, berikut adalah bentuk strategi generic apabila di simpulkan
secara gambar

Biaya Diferensiasi Fokus


Tipe 1
UKURAN BESAR

Tipe 3 -
Besar Tipe 2

Tipe 4
- Tipe 3
Kecil Tipe 5

2.4 Analisis SWOT Matrix


SWOT Matrix adalah alat pencocokan penting yang membantu manajer
mengembangkan empat jenis strategi: strategi SO (strengths-opportunities), strategi WO
(weaknesses-opportunities), strategi ST (strengths-threats), dan strategi WT (weaknesses-
threats). Pencocokan faktor eksternal dan internal utama adalah bagian yang paling sulit dari
mengembangkan Matriks SWOT, karena membutuhkan penilaian yang baik — dan tidak
ada satu set pertandingan terbaik.

• Strategi SO (Strength and Oppurtunity) merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
• Strategi ST (Strength and Threats) merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
• Strategi WO bertujuan untuk meningkatkan kelemahan internal dengan memanfaatkan
peluang eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal utama ada, tetapi perusahaan
memiliki kelemahan internal yang mencegahnya mengeksploitasi peluang tersebut.
Alternatif WO strat-egy adalah mempekerjakan dan melatih orang-orang dengan
kemampuan teknis yang diperlukan
• Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal
dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan dengan banyak
ancaman eksternal dan kelemahan internal mungkin memang berada dalam posisi
genting. Bahkan, perusahaan seperti itu mungkin harus berjuang untuk kelangsungan
hidupnya, menggabungkan, mengulur kembali, menyatakan kebangkrutan, atau memilih
likuidasi

Analisis SWOT akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang
akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai
kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang
mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
BAB III
UNIT BISNIS POTENSIAL

3.1 Unit Bisnis Potensial Bank Rakyat Indonesia

Bank BRI merupakan bank dengan berbagai macam segmentasi bisnis yang sudah berkembang
pesat dan bahkan sudah mampu mendorong capaian perusahaan dalam memperoleh keuntungan
dan beberapa capaian tujuan. Hal ini mendorong unit bisnis lain pada bank BRI untuk dapat juga
memberikan hasil yang baik bagi perusahaan agar pengelolaan bank secara fundamental
perusahaan dapat terjaga dengan baik di tengah ketidakpastiannya pasar.

Dalam hal ini penulis memiliki pendapat terhadap unit bisnis bank BRI yang dinilai masih
berkembang dan perlu adanya alternatif pemberian strategi yang matang. Unit bisnis yang penulis
maksud adalah unit bisnis entitas anak. Unit bisnis ini memiliki peranan penting dalam kehidupan
masyarakat karena dapat berguna sebagai aspek permodalan dan juga pembiayaan untuk
menyambung kehidupan sehari-hari.

Unit bisnis entitas anak merupakan suatu lini produk yang disediakan oleh bank BRI dalam
mengelola keuangan perbankan untuk disalurkan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat.
Alasan yang mendasari pemilihan unit bisnis ini karena penulis melihat lini bisnis entitas anak
yang dimiliki oleh bank BRI ini masih cukup berkembang dan memiliki potensi yang sangat besar
untuk menjadi lini bisnis terkuat yang ada di bank BRI saat ini. Maka dari itu, unit bisnis ini perlu
dikembangkan dan dikelola oleh tangan tangan yang berpengalaman sehingga dapat menopang
perekonomian masyarakat kedepannya.

3.2 Unit Bisnis Entitas Anak Bank Rakyat Indonesia Tbk

BRI adalah induk usaha dari kelompok perusahaan jasa keuangan yang terdiri dari PT Bank
BRISyariah Tbk (BRISyariah), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro), BRI
Remittance Co. Ltd Hong Kong (BRI Remittance), PT Asuransi BRI Life (BRI Life), PT BRI
Multifinance Indonesia (BRI Finance), Danareksa Sekuritas, PT BRI Ventura Investama (BRI
Ventures) dan PT Bringin Sejahera Artamakmur (BRINS). Namun, pada kesempatan kali ini
penulis hanya akan membahas beberapa unit bisnis potensial milik induk perusahaan Bank Rakyat
Indonesia Tbk ini diantaranya :
3.2.1 Entitas Anak Bank BRISyariah Tbk

BRISyariah saat ini sudah berkembang dan bertumbuh pesat sejak pertama didirikan pada tahun
2008. Dimana hal ini dibuktikan per 31 Desember 2019, BRIsyariah membukukan total aset
sebesar Rp43,16 triliun meningkat Rp5,24 triliun atau 13,81% dibanding 31 Desember 2018 senilai
Rp37,92 triliun. Sebagian besar aset merupakan aset produktif pembiayaan. Komposisi aset
produktif terhadap total aset pada 2019 mencapai 95,63%. BRIsyariah berhasil menghimpun dana
pihak ketiga (DPK) sepanjang tahun 2019 sebesar Rp34,14 triliun, tumbuh 18,29% dari tahun 2018
yang sebesar Rp28,86 triliun. Hal ini membuktikan efektifitas kinerja bank BRI sudah mulai
terlihat dan bisa terus berkembang apabila mendapatkan pengelolaan bisnis yang tepat sehingga
dapat menjadi unit bisnis yang mampu mendongkrak capaian induk perusahaan

Strategi pengembangan bisnis BRIsyariah tahun 2020 merupakan bagian dari strategi jangka
Panjang BRIsyariah 2020-2023, yang antara lain terdiri dari:

1. Perbaikan pada produk yang ditawarkan, dengan cara Menciptakan produk untuk
melengkapi ekosistem Haji/Umrah, Menjalin kerja sama dengan biro perjalanan ibadah
terpercaya, Mengembangkan produk pembiayaan halal, Inovasi produk pembiayaan
Komersial, SME, Linkage dan Mikro dan Mengembangkan Value Chain & Trickle Down
Effect
2. Peningkatan efisiensi operasional, antara lain melalui pengoptimalan proses untuk aktivitas
di front, middle, dan back office
3. Peningkatan keterlibatan pelanggan, yaitu dengan cara membangun target relationship
dengan komunitas mikro yang potensial, meningkatkan kesadaran nasabah terkait layanan
BRIsyariah melalui jaringan BRI, termasuk online channels BRI,
4. Peningkatan layanan dan aksesibilitas pelanggan, yaitu dengan cara sebagai berikut,
akselerasi melalui jaringan Kantor BRI tertentu dalam rangka penawaran produk,
memperluas jaringan KLS dalam rangka meningkatkan pertumbuhan bisnis, meningkatkan
customer experience melalui modernisasi Information Technology
5. Peningkatan kualitas Sumber Daya Insani, antara lain melalui Evaluasi Budaya Kerja
Perusahaan saat ini, alignment Budaya Kerja BRIsyariah dengan Budaya BRI, dan
mengimplementasikan adaptasi Budaya Kerja
3.2.2 Entitas Anak PT BRI Ventura Investama

PT. BRI Ventura Investama (BRI Ventures) adalah entitas anak usaha BRI yang bergerak di bidang
Modal Ventura, kepemilikan saham BRI adalah sebesar 99.97% dari total saham yang dikeluarkan
perusahaan. Sementara 0.03% dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pekerja (YKP) BRI. BRI Ventures
akan berinvestasi di perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dengan potensi pasar yang luas,
manajemen risiko yang solid serta founder yang memiliki pengertian yang cukup dalam menjalankan
bisnisnya. Hal ini selaras dengan strategi BRI Group dalam mengembangkan produk dan layanan yang
memudahkan pengguna (customer-centric). BRI Ventures akan melakukan investasi pada perusahaan
teknologi baik di dalam lingkup jasa keuangan (“Fintech”) maupun sektor bisnis lainnya (“Non-Fintech”).

Berdasarkan laporan keuangan tahunan bank BRI tahun 2019, BRI Ventures membukukan total aset
sebesar Rp1,51 triliun meningkat signifikan dibanding 31 Desember 2018 senilai Rp7,2 miliar. Pendapatan
Usaha BRI Ventures di tahun 2019 tercatat sebesar Rp776 juta, lebih rendah 39,37% dari tahun 2018 yang
sebesar Rp1,27 miliar. BRI Ventures menurut saya memiliki potensi untuk menjadi unit bisnis bank BRI
yang besar, dimana hal ini tentunya diperlukan pengembangan yang terspesifik kepada perusahaan agar
terjadi kesamarataan peningkatan sehingga BRI Ventures ini mampu berkembang.

Strategi pengembangan bisnis dalam BRI Ventura ini adalah

• membangun brand yang kuat agar dikenal oleh pasar baik di dalam maupun regional
• melakukan investasi kepada perusahaan teknologi (high-growth startups) yang berpotensi untuk
memberikan dampak positif terhadap BRI baik secara finansial maupun sinergi
• menyiapkan Dana Ventura untuk mengelola dana investasi pihak ketiga, serta menyiapkan fleksibilitas
investasi ke sektor non-fintech

Fokus investasi BRI Ventures kepada startup dalam fase pertumbuhan, yaitu perusahaan rintisan yang
sudah memiliki produk dan revenue yang bertumbuh pesat. Sedangkan, area investasi BRI Ventures adalah
kepada perusahaan inovatif yang berpotensi meningkatkan kapabilitas, berdampak positif terhadap bisnis,
dan membuka akses untuk ekosistem baru bagi Bank BRI dan grup usaha. Ada tiga segmen investasi, yaitu
fintech (payment, lending, remittance), fintech enabler (insurance, wealth management), dan beyond
fintech

3.3 Five Forces Model Pada Unit Bisnis Entitas Anak Bank Rakyat Indonesia Tbk
• Threat of new entrants (Tekanan Rendah)
Dalam menjalankan suatu bisnis apapun, pasti tidak akan luput dari yang dinamakan pesaing,
baik pesaing yang telah lama berada dalam bisnis, dan pesaing baru yang serupa datang untuk
meniru dan mengalahkan bisnis pesaingnya. Maka dari itu hal tersebut perlu adanya pemantauan
yang mendalam pada tiap lini segmentasi bisnis supaya bisnis yang dibuat tidak kalah saing dengan
bisnis pendatang baru ataupun pesaing bisnis yang telah lama berada dalam bisnis tersebut.

Hal tersebut juga yang perlu dilakukan oleh bank BRI dalam menghadapi persaingan bisnis
khususnya dalam entitas anak bank BRISyariah yang fokus pengelolaan dana-dana Syariah di
Indonesia. BRISyariah perlu meningkatkan kenyaman dan keamanan dalam bertransaksi untuk
nasabahnya, karena dikhawatirkan lini bisnis yang sama akan dapat mudah masuk dan dapat
mengancam bisnis bank BRISyariah tersebut. Namun, saat ini ancaman melalui sektor ini menurut
penulis masih cukup minim dikarenakan adanya aturan khusus yang menyulitkan bagi pendatang
atau pesaing baru bank BRISyariah untuk masuk dan mendirikan jenis usaha yang sama. Aturan
ini dibuat sebagai pengendalian pemerintah dalam membatasi jumlah bank yang ada di Indonesia.

Selain itu, untuk perusahaan modal ventura pun demikian, karena pendirian usaha yang cukup
sulit, karena telah diatur oleh peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 34/2015 yang menegaskan izin usaha pendirian perusahaan. Maka dari itu, perusahaan
Modal Ventura milik BRI ini diuntungkan oleh kondisi ini. Namun, agar perusahaan modal
ventura ini dapat berkembang, perlu adanya strategi yang matang dari manajemen, khususnya
dalam investasi modal ventura yang ditujukan kepada perusahaan yang sesuai, agar dapat
meningkatkan pendapatan perusahaan

• Bargaining power of buyers/customer (Tekanan Sedang dan Rendah)


Saat ini banyak dari para tingkatan masyarakat memakai jasa perbankan karena suatu
keharusan yang digunakan untuk pengelolaan keuangan mereka ataupun sebagai modal investasi.
Hal ini tentunya menuai banyak permintaan dari nasabah bank terkait pemilihan bank yang tepat
bagi calon nasabah dalam memilih tingkat keamanan, rincian biaya investasi, serta keuntungan
lain yang didapat dari produk bank Syariah tersebut. Tentunya, ini dapat menjadi permasalahan
karena mengingat bank BRISyariah belum banyak dikenal oleh masyarakat dan juga cakupan
ekspansi perusahaan yang belum seluas pesaing terkuat yaitu Bank Mandiri Syariah. Maka dari itu
tekanan untuk mendapatkan nasabah yang baru dan juga produk perbankan Syariah yang beragam,
perlu di kembangkan lebih lanjut agar perusahaan mampu bersaing dengan kompetitornya hal ini
tentunya juga sama terjadi pada perusahaan BRI Ventura Investama yang menurut penulis kurang
begitu dikenal oleh masyarakat

• Bargaining power of suppliers (Tekanan Rendah)


Mengenai aspek ini, menurut penulis bank BRISyariah membutuhkan komponen-komponen
alat bisnis yang terbaik agar dikatakan mampu bersaing dengan perusahaan perbankan Syariah
lainnya. Hal ini juga menurut saya perlu dilakukan oleh induk perusahaan Bank Rakyat Indonesia
Tbk untuk melakukan hal yang sama seperti menyokong mesin-mesin ATM yang terbarukan di
wilayah pelosok, serta system teknologi dan informasi yang dapat mempengaruhi aktivitas
perusahaan. Maka dari itu, perusahaan dalam hal ini perlu perusahaan pemasok untuk
memaksimalkan kinerjanya. Perusahaan dapat dengan mudah memilih pemasok yang diinginkan,
hal ini dikarenakan jumlah pemasok bagi perusahaan perbankan yang relatif banyak, berbanding
terbalik dengan perusahaan perbankan yang dapat terhitung jumlahnya. Dalam hal ini, pengaruh
pemasok dalam dunia perbankan dapat dikatakan rendah.

Jika dihadapkan pada PT BRI Modal Ventura Investama, hal ini tentunya hampir memiliki
kesamaan, namun perusahaan pemasok pada hal ini adalah kekuatan asset dan modal yang dimiliki
oleh BRI Modal Ventura Investama. Asset perusahaan saat ini telah meningkat dengan baik yang
salah satu faktornya adalah oleh dukungan suppliers. Namun, pendapatan perusahaan pada hal ini
kurang mencerminkan perusahaan modal ventura ini berjalan dengan baik sehingga perlu adanya
perhatian khusus pada aspek pendapatan perusahaan.

• Threat of substitute products and services (Tekanan Tinggi)


Ancaman dalam segi ini tergolong cukup berbahaya dalam bisnis perbankan Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari beragamnya produk dan alternatif lain yang dapat dilakukan masyarakat selain
dengan memanfaatkan jasa perbankan Syariah. Ancaman ini dapat ditemukan dalam Lembaga
keuangan Syariah lain serta dapat juga muncul melalui dunia pasar modal Syariah yang dapat
memberikan keuntungan menarik apabila masyarakat memahami dan menggunakan produk
tersebut. Tentunya hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi bank BRISyariah apabila
perusahaan tidak mampu menanggulangi permasalahan ini. Solusi terbaik yang mungkin dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan lebih memanjakan dan mengutamakan tujuan
nasabahnya agar pelayanan, kepercayaan, dan keyakinan masyarakat pada produk Syariah bank
BRI dapat nikmati.
Untuk perusahaan BRI Modal Ventura Investama, menurut penulis pun memiliki persaingan
yang cukup tinggi karena banyaknya produk serupa yang dimiliki oleh pesaing namun memiliki
kriteria yang menarik dari masing-masing perusahaan. hal ini pun dapat menjadi perhatian khusus
bagi perusahaan dalam mengembangkan strategi yang ingin dicapai dalam periode berikutnya.

• Intensity of rivalry among competitors in an industry (Tekanan Tinggi dan Sangat Tinggi)
Persaingan bisnis khususnya dalam segi perbankan Syariah sangat terlihat, dimana banyak
perusahaan perbankan Syariah lain berlomba-lomba dalam meningkatkan kemampuan dan
pelayanannya agar mampu saling mengalahkan dalam setiap lini bisnisnya. Hal ini pun yang
dialami oleh bank BRISyariah yang bersaing dengan perbankan Syariah lainnya seperti bank
Mandiri Syariah, dan bank BNI Syariah. Kedua pesaing bank BRI ini sudah menguasai pangsa
pasar perbankan Syariah yang cukup besar dan lebih dikenal pada umumnya oleh masyarakat
karena perkembangan dan prospek bisnisnya. Namun, saat ini bank BRISyariah telah
meningkatkan penguasaan teknologi dan juga nasabah sehingga perusahaan masih mampu
menjalankan usahanya walaupun kalah oleh pangsa pasar yang dimiliki oleh para pesaingnya
tersebut. Selain itu, bank BRISyariah juga menurut penulis diuntungkan oleh induk perusahaan
bank BRI karena perusahaan induk tersebut menguasai segmen bisnis menengah kebawah yang
dinilai mampu memberikan potensi terhadap bank BRISyariah itu sendiri dalam menarik minat
nasabahnya

Dalam hal persaingan dengan pesaing yang telah lama di industri PT BRI Ventura Investama
menurut penulis memiliki kekurangan pada capaian-capaian atau target yang diraih. Hal ini
dibuktikan oleh ringkasan kinerja yang diraih oleh perusahaan dimana perusahaan hanya
melakukan penyertaan modal 2 tahap kepada PT. Fintek Karya Nusantara (Link Aja). Hal ini
menurut penulis hanya mendukung program yang dilakukan oleh BUMN Karya saja terhadap
produk Link Aja, belum mencerminkan capaian inti yang diraih perusahaan. maka dari itu PT BRI
Ventura Investama perlu mengembangkan bisnis modal venturanya lebih intensif lagi sehingga
mampu membuat nama perusahaan menjadi aktif dalam pemberian modal ventura kepada
beberapa perusahaan fintech lain yang dituju seperti yang dilakukan pesaingnya yaitu East
Ventures, CyberAgent Ventures, 500 startups dan Emtek Group
BAB IV
HASIL ANALISA

Berdasarkan Analisa yang telah penulis lakukan pada unit bisnis strategis Bank Rakyat
Indonesia Tbk yang memiliki unit bisnis potensial dengan menggunakan Five Forces Model dari
Porter, dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut.

a. Unit Bisnis Entitas Anak Bank BRISyariah Tbk


1. Dari adanya ancaman pendatang baru, tekanan persaingan yang diterjadi pada unit bisnis
bank BRISyariah dinilai masih cukup rendah/sangat kondusif karena sulitnya pesaing baru
mendirikan usaha yang sama karena peraturan yang berlaku mengenai perbankan. Hal ini
menjadi potensi tersendiri bagi bank BRISyariah dalam mengembangkan usahanya lebih
lanjut.
2. Dari segi daya tawar pelanggan atau nasabah, tekanan persaingan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah persaingan sedang/kondusif. Hal ini berarti dalam tiap nasabah
perbankan Syariah memilih produk-produk yang menarik dan memiliki manfaat
kedepannya bagi mereka. Namun pada hal ini bank BRISyariah tetap memiliki beberapa
produk andalan yang mampu diminati oleh nasabahnya
3. Dari segi daya tawar pemasok, tekanan persaingan yang terjadi adalah cukup kondusif
karena dengan banyaknya pemasok perbankan yang tersedia dan beragam, membuat
perusahaan perbankan Syariah ini dapat memilih sesuai dengan kriteria yang diminati.
4. Dari segi adanya ancaman barang pengganti, terjadi tekanan persaingan yang cukup
tinggi/kurang kondusif dikarenakan ada beberapa pesaing serupa dengan kapitalisasi pasar
yang besar, dan produk serupa. Hal ini perlu dicermati dan diantisipasi kedepannya agar
lini produk pengganti itu tidak mampu mengalahkan produk perbankan milik bank
BRISyariah.
5. Dari segi pesaing lama yang telah memulai usahanya sejak dahulu, terjadi persaingan yang
tinggi, namun tetap dalam keadaan yang kondusif, sehingga bank Syariah BRI ini tetap
mampu menjalankan usahanya, dengan beberapa keunggulan BRISyariah yang bisa
dimanfaatkan dalam aktivitas operasinya
b. Unit Bisnis Entitas Anak PT BRI Ventura Investama
1. Kondisi yang relatif sama seperti pada bank BRISyariah, dimana pendatang baru dinilai
sangat sulit untuk masuk dan bersaing dengan perusahaan karena aturan terkait izin usaha
perusahaan modal ventura. Dalam hal ini PT BRI Ventura Investama sedang mengalami
persaingan yang kondusif yang berarti masih berada pada koridor aman bisnisnya.
2. Dari segi penawaran oleh pelanggan, perusahaan berada dalam persaingan yang kurang
kondusif dikarenakan cakupan produk perusahaan yang menurut penulis masih dalam fase
awal bisnis dan baru saja berkembang.
3. Dari segi daya tawar pemasok, perusahaan berada dalam persaingan yang kondusif karena
daya pemasok modal perusahaan saat ini sangat membantu kinerja asset dan modal
perusahaan sehingga perusahaan dapat membantu perputaran pengelolaan dana tersebut agar
diubah menjadi aktivitas operasi perusahaan.
4. Dari segi ancaman dari adanya barang pengganti bagi perusahaan merupakan bentuk
persaingan yang kondusif, namun bertekanan tinggi. Hal ini menjadi perhatian karena
perusahaan memiliki pesaing dengan berbagai produk yang beragam sehingga menjadi fokus
perhatian perusahaan kedepannya.
5. Dari segi pesaing lama, perusahaan berada dalam persaingan tidak kondusif dan juga
memiliki tekanan yang cukup tinggi. Tekanan ini dilihat dari menurunnya pendapatan
perusahaan yang menyusut 39,37% dari pendapatan sebelumnya, sehingga penulis
berpendapat hal ini sebagai dampak dari adanya persaingan dari pesaing lama yang kuat dan
telah dikenal oleh masyarakat sehingga mengganggu aktivitas perusahaan.

c. Matriks QSPM & SWOT Bank Rakyat Indonesia Tbk

Dalam prosesnya, penulis mencoba membuat SWOT matriks terlebih dahulu berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya di lingkungan umum Bank Rakyat Indonesia dalam
landasan teori sebelum membuat QSPM Matriks antara lain sebagai berikut.

Strength Weakness
1. Laba yang meningkat dari 1. Sumber Daya Manusia yang
tahun ke tahun minim pelatihan pada tingkat
2. Penyaluran kredit yang level bisnis unit cabang
meningkat
3. Jangkauan Pemasaran produk 2. Kegiatan anak perusahaan
SWOT MATRIX BRI yang merata dan tersebar yang mengganggu tingkat
hingga pelosok penghasilan/laba
4. Nama besar dan tata Kelola 3. Produk yang diberikan (BRI
perusahaan yang baik Mobile) sering terjadi
khususnya dalam lingkup gangguan
BUMN 4. Rasio Leverage yang mulai
tinggi
Opportunities SO Strategy WO Strategy
1. Penggunaan uang 1. Peningkatan penyaluran 1. Menyaring para pegawai baru
elektronik sebagai media kredit dapat terus di yang terampil dan terpercaya
pembayaran saat ini optimalkan dengan dukungan menjadi bagian yang terlibat
2. Penggunaan bank BRI dari manajemen sehingga dalam aktivitas bank BRI (W1-
sebagai media penyalur membantu perekonomian O4)
bantuan sosial oleh negara 2. Bank BRI perlu
pemerintah (S2-O4) memberlakukan pengecekan
3. Era digitalisasi yang 2. Laba yang didapatkan, bisa ulang terhadap produk
disukai kalangan digunakan dalam hal keuangan mobile perseroan,
milenial untuk tiap pengembangan digitalisasi dengan meningkatkan sistem
produk bank BRI produk dan penyalur bantuan yang siap, bebas dan tanpa
4. Jumlah penduduk terhadap masyarakat yang hambatan digunakan oleh
Indonesia yang banyak membutuhkan (S1-O2, O3) masyarakat (W3-O3, O4)
3. Bank BRI dapat
memanfaatkan label nama
besar yang dimiliki dengan
membuat uang elektronik
dengan keunikan dan
keuntungan penggunaan
produk tersebut (S4-O1)
4. Membangun unit bisnis dan
ATM di penjuru pelosok
negeri (S3-O4)
Threats ST Strategy WT Strategy
1. Kondisi perekonomian 1. Kinerja Keuangan bank BRI 1. Mengoptimalkan asset yang
global dan sentimen luar dapat ditingkatkan dengan dimiliki agar dapat
bank BRI memperhatikan aspek dimaksimalkan
2. Kejahatan perbankan pengeluaran (biaya) yang pengelolaannya untuk di putar
baik dalam internet dapat mengurangi kepemilikan dananya menjadi
maupun dalam kejadian pendapatan bank BRI dan kredit, sehingga membantu
nyata juga tetap (S1-T1, T3) mengurangi resiko dari
3. Ancaman Inflasi dalam 2. Meningkatkan leverage dan mengoptimalkan
negeri keefektivitasan produk kinerja dan daya saing
4. Adanya pesaing yang menyederhanakan isi produk perusahaan (W4-T4, T5)
kuat dan mampu namun tetap memperhatikan 2. Melakukan pelatihan oleh
bersaing tingkat keamanan dan Lembaga khusus yang
5. Ancaman meningkatnya kenyamanan bertransaksi terfokus untuk membangun
rasio penilaian kesehatan khususnya melalui media karakter yang sesuai dengan
perbankan internet (S4-T2, T4) motto yang mengarah pada
3. Membuat pelatihan di tiap tujuan bank BRI, sehingga
unit bisnis yang tersebar di meminimalisir adanya
berbagai daerah sehingga kejahatan sosial yang dapat
memberikan kenyamanan membahayakan aktivitas
dan keamanan untuk nasabah perbankan personal, maupun
sehingga mampu menarik pribadi (W1-T2, T5)
kepercayaan terhadap nama
bank BRI (S3, S4-T4)

Setelah matriks SWOT dibuat, data dalam matriks diatas dimuat kedalam matriks QSPM
sehingga didapati hasil matriks adalah sebagai berikut.
QSPM & SWOT MATRIKS

Integration Strategy Intensive Strategy Diversification Strategy Defensive Strategy

Forward Backwar Horizonta Market Market Product Concentric Horizontal Conglomerat joint venture
Key retrenchment divestitur
Integratio d l Penetratio Developme Developme Diversificatio Diversificatio Diversificatio
Factor Weigh
t n Integratio Integratio n nt nt n n n
n n
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TA AS TAS AS TAS
S

OPPORTUNITIES

1. Penggunaan uang elektronik


sebagai media pembayaran saat 0.12 - - - - 3 0.36 3 0.36 3 0.36 2 0.24 4 0.48 4 0.48 3 0.3 2 0.24 3 0.36
ini 6

2. Penggunaan bank BRI sebagai


media penyalur bantuan sosial 0.12 1 0.12 1 0.12 1 0.12 4 0.48 4 0.48 4 0.48 4 0.48 3 0.36 2 0.24 - - - - 3 0.36
dari pemerintah

3. Era digitalisasi yang disukai


generasi millennial khususnya 0.11 - - - - - - 3 0.33 3 0.33 4 0.44 - - - - - - - - - - - -
terhadap beberapa produk
perbankan
4. Jumlah penduduk Indonesia 0.10 - - - - - - 3 0.30 3 0.30 3 0.30 3 0.30 3 0.30 3 0.30 - - - - 3 0.30
yang besar
THREATS
1. Kondisi ekonomi global(dunia) 0.12 2 0.24 2 0.24 3 0.36 3 0.36 3 0.36 3 0.36 3 0.36 3 0.36 2 0.24 4 0.4 4 0.48 3 0.36
dan sentimen asing yang dapat 8
mempengaruhi kinerja bank BRI
2. Adanya ancaman kejahatan 0.11 1 0.11 1 0.11 2 0.22 - - - - - - 1 0.11 1 0.11 1 0.11 - - - - 2 0.22
baik dalam internet maupun
dalam dunia nyata
3. Inflasi dalam negeri dan
0.11 3 0.33 3 0.33 4 0.44 4 0.44 4 0.44 4 0.44 3 0.33 3 0.33 3 0.33 3 0.3 2 0.22 4 0.44
kondisi perekonomian lain
3
dalam negeri

4. Adanya pesaing kuat yang 0.08 2 0.16 1 0.08 1 0.08 4 0.32 4 0.32 4 0.32 2 0.16 1 0.08 3 0.24 - - - - 3 0.24
mampu bersaing di setiap lini
usaha bank BRI
5. Ancaman meningkatnya rasio 0.13 3 0.39 4 0.52 2 0.26 4 0.52 4 0.52 4 0.52 4 0.52 4 0.52 3 0.39 2 0.2 1 3 0.13
penilaian Kesehatan perbankan 6 0.1
3
TOTAL 1
STRENGTH
1. Laba yang meningkat dari 0.1 - - - - - - 3 0.3 3 0.3 3 0.3 3 0.3 3 0.3 3 0.3 - - - - 3 0.3
tahun ke tahun
2. Penyaluran kredit yang 0.13 - - - - - - 3 0.39 3 0.39 4 0.52 - - - - - - - - - - 3 0.39
meningkat, sehingga membantu
perekonomian masyarakat
3. Jangkauan produk BRI yang 0.17 - - - - - - 3 0.51 3 0.51 4 0.68 3 0.51 2 0.34 1 0.17 - - - - 3 0.51
merata dan tersebar hingga
seluruh pelosok negeri
4. Nama besar dan tata Kelola 0.13 3 0.39 - - - - 4 0.52 4 0.52 4 0.52 3 0.39 3 0.39 2 0.26 - - - - 3 0.39
perusahaan yang baik di kalangan
perusahaan BUMN lain
WEAKNESS
1. SDM yang minim pelatihan 0.08 - - - - - - 3 0.24 3 0.24 3 0.24 3 0.24 2 0.16 1 0.08 - - - - 2 0.16
pada tiap unit bisnis usaha bank
BRI
2. Aktivitas anak perusahaan 0.13 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 0.3 3 0.39 - -
yang mengganggu kinerja bank 9
BRI
3. Produk bank BRI (Khususnya 0.16 3 0.48 3 0.48 2 0.32 3 0.48 3 0.48 3 0.48 - - - - - - 3 0.4 3 0.48 3 0.48
produk mobile) sering terjadi 8
gangguan

4.Rasio Leverage yang mulai 0.10 4 0.40 4 0.40 4 0.40 3 0.30 3 0.30 3 0.30 - - - - - - 3 0.3 3 0.30 3 0.30
tinggi 0
TOTAL 1
total 2.62 2.28 2.20 5.85 5.49 6.26 3.94 3.73 3.14 2.6 2.24 4.94
0
d. Alternatif Strategi Untuk Unit Bisnis Strategis Bank Rakyat Indonesia Tbk

Berdasarkan data yang telah penulis analisa diatas dengan menggunakan model analisa dari
Porter, dapat diambil kesimpulan terhadap tiap unit bisnis potensial yang dimaksudkan diatas, demi
terciptanya target dan capaian perusahaan di unit bisnis bank BRI, diantaranya adalah sebagai
berikut.

• Memetakan konsumen pada tiap lini produk yang sesuai sehingga kepuasan nasabah,
khususnya pada bank BRISyariah dapat semakin terbentuk dan menjadi katalis positif terhadap
nama baik dan citra perbankan Syariah
• Lebih meningkatkan promosi dan sosialisasi terhadap produk-produk bank BRISyariah secara
efektif melalui berbagai kelompok atau instansi alim ulama yang memiliki kecenderungan kuat
dalam memilih produk Syariah dan fatwa-fatwa yang menyangkut islam.
• Melakukan kerjasama dengan instansi lain yang yang sejenis sebagai studi banding karyawan
dalam mengasah softskill nya sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang
terampil, kreatif, dan inovatif dalam dunia perbankan syariah.
• Peningkatan jaringan, cakupan pasar, dan efisiensi internal yang dapat memajukan nilai
tambah terhadap fleksibilitas penerapan jasa keuangan syariah bagi masyarakat umum dan
nasabah bank BRISyariah.
• Bagi Perusahaan PT BRI Ventura Investama, perusahaan perlu menunjuk startup-startup
potensial yang memiliki daya saing yang tinggi dilihat dari aspek strategi bersaing sehingga
bukan hanya keuntungan dalam hal keuangan yang didapatkan oleh perusahaan, melainkan
juga mendapatkan inovasi dan kreatifitas yang dapat di bawa ke dalam internal perusahaan.
• Memantau asal-usul perusahaan tujuan investasi terutama CEO nya untuk mendapatkan
potensi para pengusaha kecil yang handal di bidang keuangan sehingga mendatangkan angin
segar bagi perusahaan pemberi modal ventura tersebut.
• Apabila belum ditemukanya perusahaan tertuju dari dana investasi modal ventura, maka
perusahaan perlu menerapkan strategi bertahan dan mengembangkan potensi yang sudah
dimiliki perusahaan sejak dahulu

Anda mungkin juga menyukai