Studi Kasus Risiko Strategi dan Tata Kelola Bank Yang Baik Terhadap PT Bank
Central Asia Tbk.
Latar Belakang Strategi dalam mengelola bank, BCA bertumpu pada tiga prioritas yaitu mempertahankan keunggulan sebagai bank transaksional pilihan nasabah, meyalurkan kredit yang didukung oleh manajemen resiko yang efektif ,serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Dalam menghadapi tantangan perubahan ekonomi yang bersifat structural maupun pergerakan suku bunga, pihak manajemen berupaya untuk tetap konsisten dalam mengelola BCA. Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan mengoptimalkan posisi likuiditas untuk meningkatkan profitabilitas, dan investasi pada franchise BCA guna mengembangkan sumber pendanaan yang menguntungkan. Tujuan penelitian ini untuk meneliti pengaruh tata kelola bank yang baik guna mengetahui sejauh mana penerapan bank dalam mempertahankan kualitas kinerja pada PT Bank Central Asia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Objek penelitian ini mengunakan Laporan Tahunan (Annual Report) perusahaan PT Bank Central Asia Tbk yang tercantum dalam Bursa Efek indonesia. Tbk. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata kelola bank yang baik di PT Bank Central Asia Tbk. Selain itu, terkait trasparasi PT Bank Central Asia Tbk sudah menyediakan informasi secara transparan dengan memanfaatkan situs web perseroan sebagai sarana untuk menyampaikan keterbukaan informasi perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk ini juga akan berusaha terus meningkatkan penerapan prinsip keterbukaan. Tanggung jawab, Akuntabilitas dan Keadilan pada PT Bank Central Asia Tbk dilakukan sudah cukup baik meskipun masih ada kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi PT Bank Central Asia Tbk adalah kendala pengetatan kredit perbankan, produk bank belum Produktivitas sepenuhnya efisien dan efektif, standar sumber daya manusia yang tinggi sebagai akibat dari globalisasi dan masalah kasus penipuan internal. Pembahasan Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan system perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai- ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ketiga telah kembali ketingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, denganmenjualsahamsebesar 22,55% yang berasaldaridivestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Kemudian pada tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saa tini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. Penyelesaian BCA tidak saja menjadi bank yang semakin dekat dengan para nasabahnya, lebih dari itu BCA menyediakan koneksi dan kenyamanan untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi, dimana pun mereka berada, dan kapanpun harus melakukannya. Fokus utama dari strategi BCA adalah: 1. Memfokuskan diri pada transaksi pembayaran dan penyelesaian melalui investasi di jaringan yang kokoh sekaligus meningkatkan basis dana pihak ketiga BCA. 2. Meningkatkan aktiva produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai pengelolaan resiko yang efektif. 3. Menerapkan tata kelola dan prinsip kehati-hatian di setiap aspek bisnis. Meskipun tampaknya sangat sederhana, strategi ini ternyata sangat efektif di masa-masa di mana industry perbankan harus beradaptasi dengan perubahan - perubahan struktural yang mengikuti siklusnya. Strategi ini tetap relevan ketika bank dituntut menyesuaikan diri pada berbagai perubahan regulasi. Bank BCA terus berusaha mengimplementasikan prinsip - prinsip Tata Kelola bank yang Baik dan dengan menyesuaikan ketentuan terkini. Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Bank yang Baik di BCA bertujuan untuk : a. Menunjang visi Bank BCA, yaitu menjadikan Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai dasar penting perekonomian Indonesia. b. Menunjang misi Bank BCA, yaitu: 1. Menciptakan perusahaan yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan. 2. Mengenali berbagai keinginan nasabah dan memberikan layanan finansial yang baik untuk tercapainya kepuasan yang ideal bagi nasabah. 3. Meningkatkan nilai francise dan nilai stakeholders BCA. c. Memberikan manfaat dan nilai tambah (added value) bagi para pemegang saham (shareholders) dan juga para pemangku kepentingan (stakeholders). d. Mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan usaha yang sehat dan kompetitif dalam jangka panjang (sustainable). e. Meningkatkan keyakinan para investor kepada Bank BCA.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro