Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN

Kelompok 9
- Anindya Carolina Putri Nabila (1402220157)
- Eldiss Zumaro Gunandar (1402223254)
- Mohammad Rafli Putera Fadhlyta (1402222109)
- Naya Dwijayanti (1402223010)

KEPUTUSAN INVESTASI TERKAIT DENGAN PENILAIAN HARGA SAHAM


BANK BCA
Pentingnya nilai perusahaan membuat investor dan kreditur lebih selektif dalam
berinvestasi dan memberikan pinjaman kepada perusahaan. Investor melihat nilai perusahaan
dalam hal di mana mereka dapat menghasilkan pengembalian jangka panjang yang maksimal
dan diharapkan. Di sisi lain, nilai perusahaan bagi krediturnya mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi utangnya, sehingga kreditur tidak perlu khawatir untuk
memberikan pinjaman kepada perusahaan. Nilai perusahaan juga menjadi perhatian
manajemen dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, sehingga nilai perusahaan sangat
berarti bagi mereka yang berkepentingan dengan perusahaan. Hal ini menunjukkan
pentingnya informasi dari mekanisme regulasi dan manajemen mengenai prospek
pertumbuhan perusahaan ke depan.
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba yang
maksimal, sehingga di tengah persaingan global yang semakin ketat perusahaan berlomba
untuk meningkatkan daya saing di berbagai aspek, terutama pada peningkatan harga saham.
Setiap investor harus melakukan pengambilan keputusan yang tepat dalam melakukan
transaksi saham pada Pasar Modal. Kegiatan pengambilan keputusan sebuah investasi
merupakan upaya yang harus dilakukan secara hati-hati dan pertimbangan matang serta
keputusan yang mendalam bagi setiap investor. Pengambilan keputusan investasi harus
dilakukan penuh dengan pertimbangan dari berbagai faktor guna menemukan keputusan yang
paling tepat. Investor harus senantiasa memperhatikan faktor penting yang memengaruhi
investasi di pasar modal.
Pada tanggal 31 Mei 2000, BCA menjual saham, yang merupakan 22,5% dari jumlah
saham yang ada. Selain itu, penerbitan saham dilakukan pada saat kondisi pasar dan
perekonomian Indonesia penuh ketidakpastian akibat goncangan rupiah yang menyebabkan
depresiasi nilai tukar. Bahkan di Bursa Efek Jakarta sendiri, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) turun sangat tajam. Bisakah momentum ini menguntungkan investor?
Keputusan investasi harus dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Investor harus selalu memperhatikan faktor-faktor penting yang mempengaruhi investasinya.
Seorang investor membutuhkan analisis menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.
Yang umum digunakan biasanya dalam bentuk analisis fundamental dan analisis teknis.
Analisis fundamental dilakukan dengan menggunakan top down approach, dimulai dengan
analisis ekonomi makro padayang memperhitungkan indikator kebijakan moneter yang ada
dan menilai tren perubahan ekonomi, dilanjutkan dengan analisis sektor perbankan, dengan
mengambil dengan mempertimbangkan struktur industri saat ini dan prospek industri ke
depan, dan yang terakhir melakukan analisis Bank BCA melihat strategi yang diterapkan
perusahaan, kinerja keuangannya dan penilaian kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan di masa depan. Sementara analisis teknikal menekankan penggunaan harga
saham masa lalu untuk memprediksi saham masa depan melalui berbagai grafik. Berdasarkan
analisis ekonomi makro menunjukkan bahwa keadaan ekonomi Indonesia menunjukkan
pemulihan ekonomi berlanjut dan kegiatan ekonomi tumbuh meskipun masih dibayangi oleh
tekanan inflasi dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Berdasarkan analisis industri, diketahui bahwa keadaan di sektor perbankan sudah
mulai membaik, meskipun kondisi secara umum belum pulih. Perkembangan ini tercermin
dari bertambahnya jumlah bank dengan pembiayaan, profitabilitas, kualitas kredit yang
membaik dan rasio kecukupan modal minimum, Capital Adequacy Ratio (CAR), selain itu,
aktivitas brokeragebank, tetap sama. selama krisis yang sedang berlangsung, yang menderita
telah menunjukkan pemulihan karena menunjukkan bahwa pengeditan telah berkembang,
meskipun masih kecil. Bank BCA sendiri terus meningkatkan kualitas layanan nasabahnya
sekaligus menciptakan inovasi baru dibandingkan para pesaingnya. Bahkan, Bank BCA
tengah bersiap menghadapi era baru perbankan, yakni telephone banking dan internet
banking, dengan didukung teknologi canggih. Kecanggihan teknologi inilah yang
membedakan Bank BCA lebih maju dibandingkan bank lain di Indonesia.
Bank BCA sendiri menggunakan strategi pertumbuhan yang sustainable,premium
profitability,dan strategi manajemen risiko yang sukses mengikuti tren perkembangan zaman
yang sedang berlangsung di teknologi digital,perilaku konsumen dan pada lingkungan bisnis.
Bank BCA berhasil tetap menjadi yang terdepan dalam tren pengembangan perbankan
melalui inovasi berkelanjutan dengan pemetaan potensi wilayah, mengembangkan program-
program akuisisi yang menarik, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses akuisisi.
Perkembangan perbankan akan difasilitasi dengan mulai meningkatkan kinerja perekonomian
melalui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah sebagai bagian dari restrukturisasi
sistem perbankan negara, yang akan dilaksanakan secara konsisten untuk mencapai sistem
perbankan yang sehat. Namun demikian, situasi kebijakan moneter yang terus dibayangi
pelemahan nilai tukar dan tekanan inflasi yang perlu diwaspadai. Dengan membaiknya
kondisi perekonomian dan keuangan nasional, Bank BCA yang memiliki nasabah dalam
jumlah besar, jaringan kantor dan ATM yang luas, infrastruktur teknologi yang canggih dan
nama yang dikenal luas oleh masyarakat, dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam hal
sumber keuangan yang lebih rendah dan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil evaluasi Bank BCA dengan menggunakan ree cashflow to equity
model dengan menggunakan expected rate of return 27,63 persen, nilai riil saham Bank BCA
menghasilkan Rp.3316,15. Investor disarankan untuk tidak membeli saham BCA pada saat
harga berada di atas nilai tersebut (overvalued), sebaliknya membeli saham BCA pada saat
harga berada di bawah (undervalued) atau mendekati nilai tersebut. Keputusan berdasarkan
model penilaian ini sangat bergantung pada proyeksi arus kas masa depan dan tingkat
pengembalian yang diharapkan investor. Maka, keputusan setiap investor akan berbeda jika
digunakan model, proyeksi arus kas dan expected rate of return yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai