Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT BANK CENTRAL ASIA TBK

MENGENAI INVESTASI

DISUSUN OLEH :

1. JULIA NURMA SATNANINGTYAS F0321124


2. KALISTA ANGGIT PANGESTI F0321125
3. KEYKO PRATAMA RONTOS F0321126
4. KHURINA ROIHAN AKHSANI F0321127

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S1 AKUNTANSI 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah salah satu alat penting untuk memahami kondisi
keuangan suatu perusahaan. Dalam bisnis, analisis laporan keuangan sering digunakan
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan membantu investor untuk memutuskan
apakah mereka ingin berinvestasi di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis
laporan keuangan adalah suatu proses penting dalam pengambilan keputusan
investasi.

Investasi sendiri adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu atau
perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Investasi dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti investasi saham, investasi obligasi, investasi
real estate, dan sebagainya. Dalam hal ini, analisis laporan keuangan digunakan untuk
membantu investor dalam memilih jenis investasi yang tepat dan mengukur potensi
keuntungan serta risiko investasi yang akan diambil.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai analisis laporan
keuangan terkait dengan investasi. Dengan demikian, makalah ini akan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya analisis laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis laporan keuangan yang tepat dan
akurat dapat membantu investor untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam
memilih jenis investasi yang tepat dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT Bank Central Asia (BCA) Tbk adalah bank swasta terbesar di Indonesia.
Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dan pernah menjadi bagian penting dari
Salim Group. Sekarang bank ini dimiliki oleh salah satu grup produsen rokok terbesar
keempat di Indonesia, Djarum. Penawaran pertama Bank BCA di Bursa Dampak
Indonesia dilakukan di bulan Mei tahun 2000. Hal ini mengubah perusahaan menjadi
perusahaan terbuka dan nama bank jadi PT Bank BCA Tbk. Bank BCA tumbuh
menjadi satu di antara bank terbesar di Indonesia dengan menawarkan bermacam
solusi perbankan yang menjawab keperluan keuangan nasabah dari berbagai kalangan

BCA menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan, termasuk


tabungan, deposito, kartu kredit, pinjaman, dan layanan perbankan digital. BCA juga
menawarkan layanan perbankan untuk nasabah korporat dan institusi.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar yang semakin


kompleks, BCA terus berinovasi dan mengembangkan layanan perbankan digital.
BCA menjadi salah satu pionir di Indonesia dalam pengembangan layanan perbankan
digital dengan meluncurkan aplikasi mobile banking dan internet banking.

BCA juga memiliki jaringan ATM yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, BCA juga memiliki kerja sama dengan bank-bank di luar negeri, sehingga
memudahkan nasabahnya dalam melakukan transaksi ke luar negeri.

Pada tahun 2020, BCA berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 26,8 triliun dan
aset sebesar Rp 1.423 triliun. BCA juga telah mendapatkan sejumlah penghargaan di
bidang perbankan, termasuk Best Digital Bank di Indonesia dari World Finance, Best
Bank in Indonesia dari Global Finance, dan Best Retail Bank in Indonesia dari Asian
Banker.
B. Kebijakan Akuntansi dan Kebijakan Penting Perusahaan yang Terkait Investasi

Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
mencakup prinsip akuntansi yang diterapkan, pengukuran dan pengungkapan
informasi keuangan, serta asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Beberapa kebijakan akuntansi yang penting terkait dengan investasi BCA
adalah sebagai berikut:

1. Penyusutan Aset Investasi

BCA memiliki kebijakan untuk melakukan penyusutan pada aset investasi


yang dimilikinya. Hal ini dilakukan agar nilai buku aset investasi mencerminkan nilai
yang sesuai dengan kondisi aktualnya. Kebijakan ini penting dalam menentukan nilai
buku investasi BCA dan menentukan nilai aset yang bisa dijual jika dibutuhkan.

2. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Investasi

BCA mengakui pendapatan dan biaya investasi sesuai dengan prinsip


pengakuan pendapatan dan biaya yang berlaku umum. Hal ini penting dalam
menentukan laba atau rugi dari investasi BCA dan memastikan bahwa pendapatan dan
biaya diakui dengan benar.

3. Kebijakan Akuntansi Investasi

BCA memiliki kebijakan akuntansi yang ketat dalam mengelola investasi.


Setiap investasi yang dilakukan harus memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan otoritas lainnya. BCA juga melakukan evaluasi
secara berkala terhadap portofolio investasinya untuk memastikan bahwa investasi
tersebut masih sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditetapkan.

4. Kebijakan Pengelolaan Risiko Investasi

BCA memiliki kebijakan pengelolaan risiko investasi yang ketat untuk


mengurangi risiko kerugian dalam investasi. BCA menetapkan batasan investasi
tertentu dalam satu jenis instrumen investasi, dan melakukan diversifikasi portofolio
investasi untuk mengurangi risiko. Selain itu, BCA juga melakukan analisis risiko dan
pemantauan secara berkala terhadap portofolio investasinya.
5. Kebijakan Dividen

BCA memiliki kebijakan dividen yang jelas dan transparan dalam


membagikan keuntungan kepada para pemegang saham. BCA mengalokasikan
sebagian besar laba bersihnya untuk membayar dividen kepada pemegang saham.
Namun, BCA juga mengambil pertimbangan untuk mempertahankan sebagian laba
bersihnya untuk memperkuat modal perusahaan dan mendukung kegiatan operasional
dan investasi jangka panjang
C. Laporan Keuangan
Efek-efek untuk Tujuan Investasi

Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan jenis dan mata uang pada tanggal 31
Desember 2022 dan 2021 adalah sebagai berikut:
D. Analisis Laporan Keuangan

Pada tanggal 31 Desember 2022, efek-efek untuk tujuan investasi termasuk obligasi
pemerintah dan obligasi korporasi masing-masing dengan nilai tercatat sebesar Rp
279.585 (nilai nominal sebesar Rp 264.634) dan Rp 23.642 (nilai nominal sebesar Rp
23.350), yang sesuai dengan perjanjian, Bank harus membeli kembali obligasi
pemerintah tersebut pada tanggal 17 Oktober 2023, 24 April 2028, dan 12 Februari
2029, dan pada tanggal 11 April 2024 Bank harus membeli kembali obligasi korporasi
tersebut. Jumlah kewajiban pada nilai tercatat (“efek-efek yang dijual dengan janji
dibeli kembali”) pada laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp 255.962 pada
tanggal 31 Desember 2022. Pada tanggal 31 Desember 2021, efek-efek untuk tujuan
investasi termasuk obligasi pemerintah dengan nilai tercatat sebesar Rp 79.748 (nilai
nominal sebesar Rp 78.404), yang sesuai dengan perjanjian pada tanggal 16 Juli 2021,
Bank harus membeli kembali obligasi pemerintah tersebut. Jumlah kewajiban pada
nilai tercatat (“efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali”) pada laporan posisi
keuangan konsolidasian sebesar Rp 77.021 pada tanggal 31 Desember 2021.

Derivatif

● Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut
dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Nilai wajar didapatkan dari
nilai pasar yang ada dalam pasar aktif, termasuk transaksi yang baru terjadi di pasar
dan teknik penilaian, termasuk penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan
penggunaan option pricing model. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai
wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
● Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bruto arus kas masuk dan keluar
derivatif yang diselesaikan secara bersamaan (sebagai contoh kontrak forward valuta
asing)
BAB III

KESIMPULAN

Dalam menjalankan investasi, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memiliki kebijakan
akuntansi dan kebijakan penting yang ketat dan transparan. Kebijakan tersebut meliputi
kebijakan akuntansi investasi, kebijakan pengelolaan risiko investasi, kebijakan pengendalian
intern, kebijakan dividen, dan kebijakan pengembangan bisnis.

Dengan kebijakan tersebut, BCA dapat memastikan bahwa investasi yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan, serta meminimalkan
risiko kerugian dalam investasi. BCA juga berkomitmen untuk memberikan keuntungan
jangka panjang bagi perusahaan dan para pemegang sahamnya melalui pengembangan bisnis
yang agresif dan alokasi laba bersih yang transparan untuk membayar dividen dan
memperkuat modal perusahaan.

Dengan demikian, BCA dapat menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang
mencari perusahaan yang memiliki kebijakan investasi yang ketat dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai