Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Manris 2

Budaya sadar risiko digunakan untuk lebih mempertajam pengertian budaya perusahaan secara
khusus terhadap bagaimana kemampuannya bersama mengelola risiko

Budaya (culture) dari suatu kelompok terjadi sebagai akibat perilaku (behavior) yang berulang dari
anggotaanggota kelompok tersebut

Alokasi sumberdaya:

- Direksi mengacu pada rencana strategis pembangunan manajemen risiko organisasi


- Rencana strategis diuraikan menjadi suatu rencana tindakan (action plan, lengkap dengan
sasaran dan jadwal
- Anggaran dimasukkan ke dalam rencana operasional organisasi sesuai dengan waktu
eksekusi

Menurut SNI ISO 31000, proses manjamen risiko merupakan penerapan sistematis dari kebijakan
manajemen, prosedur dan pelaksanaan untuk kegiatan pengkomunikasian, pengkonsultasian,
penetapan konteks, dan pengidentifikasian, penganalisaan, pengevaluasian, perlakuan, pemantauan
dan peninjauan risiko.

- Penetapan konteks : organisasi menentukan mana risiko yang relevan dan risiko yang tidak
relevan bagi organisasi.
- Penilaian : Penilaian risiko terdiri dari 3 komponen, yaitu identifikasi risiko, analisis risiko,
serta evaluasi risiko. Identifikasi risiko adalah proses penemuan, pengenalan dan
pendeskripsian risiko.
- Evaluasi : organisasi menilai apakah risiko yang ada tersebut telah sesuai dengan selera risiko
organisasi atau tidak.
- Perlakuan risiko : organisasi perlu merancang serta menentukan bentuk perlakuan risiko
yang paling cocok untuk memitigasi risiko-risiko tersebut
- Proses manris : melakukan komunikasi dan konsultasi, serta pemantauan dan peninjauan

Konsep tata Kelola perusahaan di Indonesia menggunakan konsep two board system
Struktur tata Kelola risiko
- Pertahanan lapis 1 : keseharian pengelolaan risiko dan pengelolaan control
melakukan proses operasional manajemen risiko pada tingkatan risk owner sesuai kebijakan,
pedoman, dan prosedur manajemen risiko yang ditetapkan oleh organisasi.
- Lapis 2: kerangka kerja manajemen risiko, kebijakan dan metologi
- memastikan adanya infrastruktur untuk menunjang pelaksa-naan proses pada lini
pertahanan pertama agar berjalan secara efektif dan efisien
- Lapis 3 : pengawasan risiko dan asurens independent
melakukan pemastian atas pelaksanaan pada lini pertahanan pertama dan kedua berjalan
dengan baik sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan menunjang pencapaian sasaran

peran struktur tata Kelola risiko


Manajemen Puncak berperan untuk menunjang dan mendukung proses pada lini pertahanan
pertama, kedua, dan lini pertahanan ketiga. Sedangkan Badan Pengawas hanya berperan pada lini
pertahanan ketiga.
Pemimpin = jabatan

Kepemimpinan = sifat

Kepemimpinan ada 6

Visionary: Tipe pemimpin ini mampu mengartikulasikan tujuan yang sejati dan selaras dengan nilai
bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya

Coaching: Pemimpin tipe ini sering melakukan perbincangan mendalam dengan karyawannya dan
senang menggerakan karyawan dengan cara membimbing.

Affiliative: Pemimpin tipe ini sangat memperhatikan perasaan orang-orang yang dipimpinnya. Tidak
menekankan pada hasil, namun pada kebutuhan emosi karyawan.

Democratic: Pemimpin tipe ini cenderung akan mendengarkan pendapat dari orang yang
dipimpinnya

Pacesetting: Pemimpin tipe ini memiliki standar kerja yang tinggi dan cenderung bersikap obsesif.
Biasanya pemimpin tipe ini senang memberikan tugas tanpa memberi arah karena berpikir orang di
bawahnya mengerti apa yang diinginkannya.

Commanding: Pemimpin tipe ini cenderung selalu memerintah dan menuntut orang yang dipimpinn-
ya untuk patuh pada perintahnya secara langsung. Tipe kepemimpinan ini cenderung memantau dan
mengontrol setiap situasi sebisanya

Rangkuman ManRis1
Risiko adalah suatu kemungkinan yg belum terjadi dan memiliki dampak negative
Manajemen risiko adalah suatu hal untuk mengelola kemungkinan terjadinya risiko
Tujuan manajemen risiko yaitu untuk menciptakan dan melindungi nilai spt:
- Meningkatkan kinerja
- Mendukung inovasi
- Mendukung pencapaian sasaran
Prinsip manris
1. terintegrasi
2. terstruktur dan menyeluruh
3. disesuaikan dengan kebutuhan
4. inklusif
5. dinamis
6. informasi terbaik yg tersedia
7. faktor manusia dan budaya
8. perbaikan sinambung
cara mencapai kondisi masa depan yg diinginkan (visi) dengan mempertimbangkan kondisi
saat ini
- comertitive strategy
Strategi yang dipilih untuk bersaing dalam kompetisi untuk mencapai visi organisasi
- strategic initiatives
Cara mencapai sasaran yang telah dietapkan
- functional strategy
Penjabaran dari competitive strategy dan strategic initiatives / tindakan nyata yang
harus dilakukan masing-masing fungsi organisasi untuk mendukung terlaksananya
strategi
Kerangka kerja manajemen risiko : kepemimpinan dan komitmen
- integrasi
saling terhubung
- desain
rancangan kerangka kerja untuk pengelolaan risiko
- implementasi
kerangka kerja yg diimplementasikan dengan baik akan dapat memastikan proses
manajemen risiko menjadi bagian dari semua aktivitas organisasi
- evaluasi
pemantauan, kajian, penilaian
- perbaikan
mampu mengidentifikasi apakah perbaikan perlu dilakukan

Risk attitude: sikap yang dipilih oleh seseorang/kelompok terhadap risiko sebagai akibat dari
persepsi terhadap risiko atau sikap awal yang dimiliki
Risk behavior: perilaku yang tampak terkait risiko, misalnya pengambilan keputusan berbasis
risiko, komunikasi tentang risiko, dan melaksanakan proses manajemen risiko
Risk culture: nilai-nilai kepercaaan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai risiko yang
dianut oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan sama, khususnya pemimpin dan
karyawan sebuah organisasi atau perusahaan
Metode komunikasi dan konsultasi (RACI)
- RESPONSIBLE
Siapa yang mengerjakan kegiatan tersebut: Process Owner atau Risk Treatment
Owner
- ACCOUNTABLE
Siapa yang berhak membuat keputusan akhir atas suatu kegiatan. Biasanya adalah
Risk owner
- CONSULTED
Siapa yang diajak konsultasi atau dilibatkan sebelum atau saat kegiatan dilaksanakan
- INFORMED
Siapa yang harus diberi informasi mengenai apa yang sedang terjadi atau dilakukan
tanpa harus menghentikan kegiatan tersebut
Penyusunan rencana implementasi kerangka kerja manajemen risiko harus
mempertimbangkan:
- Kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan, merupakan landasan dan
pengaturan organisasi penerapan manajemen risiko
- Strategi dan arah penerapan manajemen risiko, khususnya peta jalan penerapan
manajemen risiko yang telah ditetapkan
- Struktur tata kelola manjemen risiko yang telah ditetapkan, khususnya tentang
wewenang dan akuntabilitas pemilik risiko serta peran lain dalam model pertahanan
tiga lapis
- Menjadikan prinsip-prinsip manajemen risiko sebagai acuan dalam proses
implementasi manajemen risiko organisasi
Hal-hal yg di evaluasi
 Penyelarasan sasaran
 Integrasi manajemen risiko kedalam proses organisasi
 Kepemimpinan dan komitmen
 Perlakuan dan pengendalian risiko

Perbaikan dapat dilakukan melalui 2 cara


 Adaptasi
Organisasi harus senantiasa memantau dan menyesuaikan kerangka kerja manajemen
risiko dengan perubahan lingkungan eksternal (makro dan mikro), dan internal
 Perbaikan sinambung
Organisasi harus mengembangkan rencana perbaikan dan penugasan pelaksanaannya
kepada yang memiliki akuntabilitas terhadap penerapannya

Anda mungkin juga menyukai