Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI KRISIS DI ERA DIGITAL :

Pengalaman dan Pembelajaran dari Pemerintahan

Webinar Series MIKOM, 20 Juni 2023

PROF. DR. ATIE RACHMIATIE, M.SI.


 
APA ITU KRISIS ? FR

Krisis dapat dilihat sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak mempunyai implikasi negatif
pada perusahaan atau organisasi daripada sebaliknya. Krisis juga merupakan sebuah situasi yang tidak
terduga. Organisasi pada umumnya tidak dapat menduga bahwa akan muncul krisis yang dapat mengancam
keberadaanya. 

Menurut Devlin (2007), krisis merupakan suatu keadaan tidak stabil bagi suatu organisasi, dengan
adanya kemungkinan untuk hasil yang tidak diinginkan. Krisis adalah ancaman, Sehingga ia harus ditangani
secara cepat, agar organisasi dapat berjalan normal kembali setelah itu. 

Umumnya, krisis dilihat sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak punya implikasi negatif
pada organisasi daripada sebaliknya. (Banks, 1996). 

Pada dasarnya krisis dapat terjadi di mana saja, dan pada konteks apa saja. Tidak ada satu pun lembaga
atau organisasi sekuat apapun yang kebal dari krisis.

PERMASALAHANNYA : BAGAIMANA CARA PENGELOLAAN KRISIS DENGAN TEPAT DENGAN DAMPAK NEGATIF
SEMINIMAL MUNGKIN ? (RUANG DAN WAKTU)

Add a footer 2
PROSES KRISIS
FR

MENGIDEN- KELUAR DARI


MENDETEKSI MENYUSUN KRISIS
TIFIKASI STRATEGI (CLEANING)
GEJALA (+)
KRISIS & TAKTIK MONITORING
(PRA-KRISIS) TERBANGUN
(WARNING) (AKUT) & EVALUASI
REPUTASI

Komunikasi krisis bermakna bagaimana organisasi/lembaga memberikan respons dengan segera begitu krisis terjadi,
dengan pesan yang terbuka dan jujur kepada para pemangku kepentingan (stakeholder); bahkan hanya waktu “ 40 menit
s/d 12 jam” untuk memberikan penjelasan versi mereka atas sebuah krisis. Jika gagal merilis informasi yang relevan, maka
kepercayaan publik mungkin sudah turun terhadap informasi yang akan dirilis di luar time frame tadi.
Komunikasi krisis berkaitan dengan mengatasi aspek komunikasi manajemen krisis, yaitu pengelolaan informasi pada
media berita, karyawan, konsumen atau masyarakat luas. Pemilihan kata/diksi untuk menyampaikan pesan, target publik
dan pemilihan media yang tepat dan paling tepat

Add a footer 3
Paradigma Komunikasi Pemerintahan (Era Digital) FR
Pergeseran pola komunikasi di era digital telah menjadikan citizen journalism sebagai
suatu fenomena baru, bukan lagi two-step communication model, tetapi multi-step
communication model, yang memposisikan individu menjadi kekuatan baru yang dapat
mempengaruhi opini publik sehingga penyajian materi yang kaya data menjadi yang utama
(content is the king).
Pola komunikasi pemerintah membawa konsekuensi bahwa petugas humas pemerintah
tidak lagi tunggal, namun seluruh aparatur harus dapat berperan sebagai humas bagi
organisasi kerjanya.
Penyampaian komunikasi pemerintah yang tunggal dan terjadwal dalam gaya komunikasi
tradisional, kini telah berubah menjadi majemuk dan anytime dengan channeling tidak hanya
media masa mainstream, namun berkembang menjadi micro/targeted channel (2018 Global
Digital Report pengguna internet di Indonesia, mencapai angka 132 juta orang atau 50% dari
penduduk dg durasi penggunaan 8 jam 51 menit/ hari).

Sumber: https://setkab.go.id/paradigma-baru-komunikasi-pemerintah-di-era-digital/
FR
Beragam jenis konten dan bentuk media yang dikenal dengan istilah
UGC ( User-Generated Content ) dapat berperan sebagai wadah yang
memberikan penggunanya kesempatan untuk menginspirasi agar
dapat membuat kontennya sendiri, membagikan, dan membangun
jaringan mereka sendiri,

MEDIA SOSIAL : Platform baru wujud dari UGM (User Generated Media) sebagai konten
media buatan pengguna yang telah merepresentasikan sebuah revolusi
 FACEBOOK dengan teknologi baru yang memuat konten berbasis video pendek dan
 INSTAGRAM dapat dengan bebas di bentuk kembali oleh pengguna lainnya merupakan
 WHATSAPP kekuatan utama aplikasi terbaru ini. Konten yang lahir dapat dibuat oleh
 TIKTOK banyak pengguna atau masyarakat luas dan bukan hanya dari produsen
 TWITTER media yang terkait dengan perusahaan media. (Khan, 2017)
 DLL

Add a footer 5
Apa itu Komunikasi Publik ? FR

1. Berkomunikasi dengan pesan positif, menumbuhkan harapan, berbicara


dengan fakta, data dan informasi.
2. Meningkatkan kualitas digital SDM Aparatur Negara s.d. pem tkt Desa
3. Menjadikan fokus target pada generasi milennial, dengan karakter mereka.
4. Memanfaatkan kekuatan new media, mengoptimalkan media konvensional.
5. Meminjam metode dan teknik di ranah bisnis yang berorientasi pada
pelayanan publik yang tepat.
6. Menggandeng kelompok-kelompok strategis untuk menjadi mitra
pemerintah di daerah.
Komunikasi Publik (Lanjutan) FR

• Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Daerah dengan penekanan pada aspek


pelayanan prima kepada stakeholders, pemimpin jadi motivator dan semangat baru bagi
pegawai. Menjalankan fungsi kepemimpinan secara amanah;
• Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dengan melakukan sosialisasi secara masif dan
partisipatoris dengan mengembangkan desa sd RT/RW secara aktif dan kolaboratif;
• Menata sarana dan prasana di mikro pemerintahan untuk menjalankan tugas dan fungsi
staf. Disertai dengan sistem pemerintahan baik dan lingkungan kerja yang memadai
sehingga jadi modal peningkatan kualitas kinerja pegawai;
• Melakukan reformasi birokrasi sampai tingkat desa melalui pendidikan dan pelatihan bagi
pegawai dan melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik & berkualitas (capacity
building).
Tujuan Komunikasi Publik FR

1. Menciptakan masyarakat yang tenang, dan paham apa yang mereka harus lakukan bagi
lingkungan terdekatnya;
2. Membangun persepsi masyarakat bahwa Negara hadir dan tanggap dalam
mengendalikan situasi krisis yang terjadi;
3. Pemerintah serius, Pemerintah siap dan mampu untuk menangani outbreak ini.
4. Persepsi tentang kesiapan dan keseriusan Pemerintah perlu disampaikan kepada publik
melalui penjelasan yang komprehensif dan berkala, dengan menjelaskan apa yang sudah
dan akan dilakukan oleh Pemerintah.
FR
KEGAGALAN KOMUNIKASI PUBLIK
1. KOMUNIKASI DAN INFORMASI DARI PEMERINTAH BERSIFAT SEARAH
2. SUMBER KOMUNIKASI DAN INFORMASI TERPUSAT/TERLALU BIROKRASI
3. BELUM MELIHAT KONDISI SPESIFIK DI DAERAH ATAU KOMUNITAS DI MASYARAKAT
4. PENDEKATAN KEPADA MASYARAKAT BUKAN MEMBANGUN KESADARAN, TAPI
LEBIH BERSIFAT PEMAKSAAN/ANCAMAN
5. PEJABAT PEMERINTAH/ TOKOH POLITIK, TOKOH AGAMA DLL.. TIDAK MENJADI
ROLE MODEL ATAU MEMBERI KETELADANAN
6. BELUM MELAKUKAN KOLABORASI/SINERGI ANTARA “PENTAHELIX (PEMERINTAH-
PERGURUAN TINGGI – INDUSTRI – KOMUNITAS - MEDIA)
7. MASIH BANYAK MINDSET EGO SEKTORAL

Add a footer 9
FR
HOW TO BUILD PUBLIC COMMUNICATION ?

1. Membangun Visi Strategis Apakah Kabupaten/Kota memiliki visi, misi yang jelas ?
2. Transparansi Apakah pemerintahan kabupaten/kota menyediakan informasi ke publik
secara terbuka sehingga publik dapat mempertanyakan mengapa suatu kinerja lembaga-
lembaga public ? keputusan dibuat, apa kriteria yang digunakan sehingga masyarakat
dapat melakukan kontrol, memonitor
3. Responsivitas Apakah pemerintah kabupaten atau kota dapat tanggap terhadap masalah,
kebutuhan, dan aspirasi masyarakat yang mereka layani ?
4. Keadilan Apakah pemerintah kabupaten/kota telah memberikan semua orang
kesempatan yang sama dalam meningkatkan atau memperbaiki kesejahteraannya ?
(Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto,2020)
CONTINUE.. FR

5. Konsensus Apakah pemkot/kab telah berperan menjembatani aspirasi masyarakat guna


mencapai persetujuan bersama demi kepentingan masyarakat ?
6. Efektivitas dan Efisiensi Apakah pemkot/kab telah memenuhi kebutuhan masyarakat,
dengan memanfaatkan sumber daya dengan cara yang baik atau melalui manajemen
sektor publik yang efektif dan efisien ?
7. Akuntabilitas Pemkot/kab harus bertanggungjawab kepada publik dalam konteks kinerja
lembaga dan aparat yang baik dalam bidang manajemen, organisasi maupun dalam
”kebijakan publik” ?
8. Kebebasan berkumpul dan berpartisipasi Apakah pemkot/kab telah memberikan
kebebasan kepada rakyatnya untuk berkumpul, berorganisasi dan berpartisipasi secara
aktif dalam menentukan masa depannya ?
CONTINUE… FR

9. Penegakan Hukum Apakah pemkot/kab telah menciptakan aturan dan menegakkan hukum yang
membentuk situasi dan kondisi yang aman dan tertib serta kondusif bagi masyarakat ?
10. Demokrasi Apakah pemkot/kab mendorong proses demokrasi di masyarakat ?
11. Kerja sama dengan organisasi masyarakat Apakah pemkot/kab bekerja sama dengan lembaga-
lembaga masyarakat yg ada dalam memecahkan masalah-masalah dan pelayanan kepada public ?
12. Komitmen pada pasar Apakah pemkot/kab mendorong kebijakan-kebijakan yang berorientasi
pada pasar ?
13. Komitmen pada lingkungan Apakah pemkot/kab memperhatikan masalah yang berkaitan dengan
kelestarian lingkungan ?
14. Desentralisasi Apakah pemkot/kab telah mengembangkan dan membudayakan unit-unit
kelembagaan lokal agar dapat mengambil kebijakan publik sesuai dengan kebutuhan dan situasi
lokal ?
FR
Program Komunikasi Pemerintahan PUSAT (Krisis Covid-19)

1. Membentuk Tim Komunikasi.


2. Menunjuk Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan yang memiliki artikulasi
dan kemampuan dalam menghadapi media.
3. Membuat media center.
4. Membuat Website sebagai rujukan informasi utama.
5. Menyampaikan data harian nasional secara berkala melalui konferensi pers
(yang dilakukan HANYA oleh Juru Bicara COVID- 19), rilis dan update di
Website: ODR – ODP –PDP.
6. Membuat produk komunikasi dan menyebarkan Informasi tentang:
Penjelasan dasar COVID-19 – Pencegahannya - Protokol penanganannya
Program Komunikasi Pemda ketika Covid-19 FR

1. Membentuk Tim Komunikasi yang diketuai oleh Pimpinan Daerah.


2. Menunjuk Juru Bicara dari Dinas Kesehatan yang memiliki artikulasi dan kemampuan
dalam menghadapi media.
3. Informasi berikut dapat disampaikan setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah
Pusat, dan HANYA disampaikan oleh Juru Bicara COVID-19 Pemda.
4. Juru Bicara dari tingkat Provinsi dapat mengumumkan informasi yang disebut di
nomor 3 di atas pada tingkat provinsi masing-masing.
5. Juru Bicara dari tingkat kab/kota dapat mengumumkan informasi yang disebut di
nomor 3 di atas pada tingkat Kab/Kota masing-masing.
6. Menggunakan materi yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Pusat (Kemenkes dan
Kemenkominfo) untuk dapat disebarluaskan di daerah masing-masing:
Program Komunikasi (Lanjutan) FR

7. Seluruh pimpinan daerah di tingkat provinsi dan kab/kota dihimbau untuk


mensosialisasikan informasi yang disebutkan di nomor 6 di atas kepada
seluruh lapisan masyarakat, dengan dipandu oleh Dinas Kesehatan setempat,
dan menggunakan narasi-narasi yang disiapkan di website rujukan
Kementerian Kesehatan.
8. Pemerintah Daerah dapat membuat produk komunikasi sesuai dengan data
dan kebutuhan daerah masing-masing.
FR
Pendekatan “DO” dan “DON’T”

Tindakan yang boleh dilakukan : (DO)


1. Sampaikan himbauan untuk tetap tenang;
2. Pemerintah Daerah agar berkomunikasi secara intens dengan pemerintah pusat;
3. Apabila ada kasus di daerah Anda, langsung lapor ke Dinas kesehatan secepat-cepatnya;
4. Memberikan akses kepada media untuk mengetahui informasi terkini mengenai virus;
5. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait/Forkopimda untuk menjaga situasi tenang dan
kondusif;
6. Meningkatkan kewaspadaan pada kelompok-kelompok yang berpotensi terdampak;
7. Memonitor tanggapan dari masyarakat tentang isu terkait;
8. Ketika bertemu media, berikan informasi sejelas-jelasnya kepada publik;
FR
Pendekatan Lanjutan “DO”

9. Jubir harus bisa ditemui dan bisa dihubungi setiap saat; Selalu sampaikan pesan Pola Hidup Bersih dan
Sehat;
10. Jika dg media, gunakan bahasa Indonesia yang sederhana sehingga bisa dipahami masyarakat awam.
11. Menunjukkan bahasa tubuh yang menampilkan pesan “siap dan mampu”menangani COVID-19.
12. Sampaikan update informasi secara berkala (jml kasus,penanganan, dll) yg disampaikan oleh otoritas
resmi
13. Saat memberikan update informasi, pastikan mencantumkan keterangan waktu untuk menjamin
ketepatan informasi (sebagai contoh, status pada hari Senin tanggal 3 Februari 2020 Pukul 10.00 WIB,
tidak ada warga yang terinfeksi COVID19)
14. Setiap perubahan yang terjadi, informasikan bahwa ini merupakan perubahan dari informasi sebelumnya.
15. Sampaikan juga bahwa stok sembako cukup sehingga masyarakat tidak perlu panik
FR
Pendekatan (Lanjutan)
Tindakan yang tidak boleh dilakukan: (DON’T)

1. Jangan gunakan kata “genting”, “krisis”, dan sejenisnya.


2. Pastikan identitas dan lokasi pasien tidak disampaikan ke publik..
3. Jangan memberikan informasi yang berisi asumsi dan dugaan.
4. Jangan menggunakan bahasa teknis atau bahasa asing yang
sulit dipahami masyarakat awam.
5. Jangan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak serius,
apalagi meremehkan situasi dengan bercanda.
Terima kasih.
Prof.
Prof. Dr.Dr.Atie
Atie Rachmiatie,
Rachmiatie, M.Si.M.Si.

rachmiatie@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai