MEDIA
KOMUNIKASI
KRISIS
Kembali ke
daftar isi
Protokol Media dalam Kondisi Krisis
Mencatat setiap pertanyaan media yang diterima, termasuk detail kontak jurna-
lis, dan menunda waktu untuk memberikan respons yang tepat pada waktu yang
sesuai
Minta klarifikasi atau ulangi pertanyaan. Beberapa pertanyaan sulit, bukan karena
jawabannya sulit, tetapi karena tidak jelas. Jangan terintimidasi dan minta
penanya untuk mengulangi atau mengulang pertanyaan dengan lebih jelas
Hanya merespons pertanyaan media yang terkait dengan pariwisata dan menga-
rahkan pertanyaan seputar penanganan krisis kepada pemangku kepentingan
yang berwenang
Identifikasi komunitas atau pelaku Parekraf lokal yang tepat untuk memberikan
pandangan/komentar sebagai "pihak ketiga" jika diperlukan
Ingat poin yang akan dibicarakan dan tetap berpegang pada itu. Jika pertanyaan
sudah terjawab, maka berhenti dan jangan mengatakan lebih dari yang dibutuh-
kan
Kembali ke 36
daftar isi
Protokol Media Sosial
Posting konten tentang cerita keberhasilan dan upaya para pelaku Parekraf
terkait
Kembali ke 37
daftar isi
Lokasi konferensi pers
Adakan di area yang jauh dari lokasi kejadian, lebih disarankan di pusat koordinasi
atau media center karena dapat merepresentasikan profesionalitas dan kredibili-
tas
Pejabat lembaga negara dengan jabatan tinggi yang sebaiknya memimpin konfe-
rensi pers. Prioritas pertama adalah Menteri atau Wakil Menteri, prioritas kedua
Sekretaris Menteri, dan prioritas ketiga Kepala Biro Komunikasi.
Mengarahkan pertanyaan yang tidak terkait dengan krisis kepada pihak lain
yang lebih ahli.
Jika belum memiliki respons jawaban, simpan detail kontak media untuk meng-
hubungi mereka ketika sudah siap
Jangan biarkan media menunggu terlalu lama karena media akan tetap member-
itakan. Berita yang salah dan tidak akurat akan lebih sulit diperbaiki.
Memberikan informasi terkini lisan dan tertulis tentang krisis dan penyebabnya
Tawarkan wawancara.
Berita buruk dapat diredam dengan menekankan tindakan yang dilakukan dalam
mengatasi krisis.
Kembali ke 38
daftar isi
Bersikap tenang
Bersikap tenang dalam semua interaksi media untuk menunjukkan rasa aman
dan kontrol bahwa krisis akan tertangani dengan baik.
Siaran pers merupakan kanal utama bagi suatu institusi untuk menghubungkan
dirinya dengan media dan masyarakat. Pada situasi krisis, peran siaran pers menjadi
lebih krusial karena memiliki fungsi ganda:
Siaran pers selain menjadi informasi awal yang diterima oleh audiens mengenai
potensi krisis kepariwisataan juga sebagai peringatan dini (early warning system) yang
harus dapat ditanggapi sesingkat mungkin.
Menentukan tugas dan personalia
Memastikan internal Biro Komunikasi tahu tugas dan fungsi yang bertanggung
jawab dalam menentukan Juru Bicara
Memastikan internal Biro Komunikasi tahu tugas dan fungsi yang bertanggung
jawab dalam menyusun siaran pers.
Mengikuti prosedur
Mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi awal yang diterima dari
sumber-sumber informasi
Melakukan pemantauan media dan CDA untuk melihat sentimen terhadap potensi
krisis
Kembali ke 39
daftar isi
Memastikan keluaran (output)
Memastikan informasi awal harus keluar dalam kurun waktu 1x24 jam
Pada saat krisis, diperlukan peningkatan intensitas dalam hal kuantitas dan kualitas
siaran pers yang dirilis ke media. Semakin tinggi intensitasnya, maka semakin besar
persepsi publik terhadap peran dan tanggung jawab institusi tersebut dalam
memitigasi krisis.
Idealnya dalam keadaan krisis, ada seorang juru bicara yang berkomunikasi dengan
media. Ia harus berkomunikasi dengan “satu suara”, artinya usaha-usahanya harus
terkoordinasi untuk merawat sebuah pesan yang konsisten (Ray, 1999; Seitel, 1983;
Coombs & Halladay, 2009. Penunjukkan juru bicara yang fokus berbicara krisis kepari-
wisataan dan reputasi akan merawat hubungan baik dengan media. Hal ini membu-
tuhkan sensitivitas terhadap proses jurnalistik, karena media akan mencari informasi
alternatif apabila pernyataan resmi tidak tersedia.
“Membiarkan pasokan informasi dari sumber selain dari pusat mengenai krisis yang
sedang terjadi akan berbahaya, karena akan menumbuhkan persepsi yang buruk”
(Coombs & Halladay, 2009)
Kembali ke 40
daftar isi
Struktur Siaran Pers
Struktur siaran pers menggunakan metode piramida terbalik, pokok dari isi siaran pers
berada di bagian atas, sedangkan isi dari siaran pers terdapat informasi penunjang yang
berkaitan dengan pokok siaran. Umumnya, penggunaan bahasa jurnalistik akan digu-
nakan dalam siaran pers, tentu saja di dalamnya harus menjawab 5W + 1H. (Iriantara,
2005).
Judul Headline
Pusat
Teras/ Lead/ Intro ke-1
perhatian Blok utama
maksimal informasi
Teras/ Lead/ Intro ke-2
Penjabaran
Teras/ Lead
Latar berita
Tubuh/ body
Rang-
kuman
(Mappatoto, 1993)
Call to Action
Call to Action adalah sebuah ajakan untuk melakukan tindakan. Pada situasi krisis, call
to action yang dilakukan oleh institusi/organisasi penanggung jawab terhadap stake-
holder harus tuntas dan jelas. Ajakan atau persuasi akan membuat setiap pihak bersiap
dalam berbagai aspek yang memungkinkan terhindarnya dari situasi buruk.
Kembali ke 41
daftar isi