PRA KRISIS - Panduan Komunikasi Krisis - Biro Komunikasi Kemenparekraf
PRA KRISIS - Panduan Komunikasi Krisis - Biro Komunikasi Kemenparekraf
KRISIS
Kembali ke
daftar isi
Persiapan Pra Krisis
Pada fase pra-krisis, komunikasi krisis berkonsentrasi pada penempatan dan pengura-
ngan risiko. Pra-krisis merupakan kondisi normal atau tahap reduksi (reduction) dan
kesiapsiaaan (readiness). Komunikasi turut berperan dalam memperkuat langkah miti-
gasi krisis kepariwisataan. Langkah pra-krisis ini merupakan kegiatan atau program
yang bersifat rutin dan terencana sebagai langkah antisipatif krisis. Penerapan langkah
pra-krisis pada bidang Parekraf akan mengurangi bahkan menghindari risiko krisis agar
tidak membesar dan memburuk.
Program A:
Membangun Kesiapan Biro Komunikasi dalam
Menghadapi Krisis
Melakukan rapat rutin dalam lingkup Biro Komunikasi terkait hasil pemantauan
media dan CDA untuk membahas kondisi terbaru dan kendala yang dihadapi
Memantau informasi di media meliputi TV, radio, cetak, daring, dan media sosial
melalui pemantauan media dan Crisis Detection Analysis (CDA)
Ikut serta dalam rapat koordinasi dan pelatihan krisis dengan instansi-instansi
terkait krisis. Lihat daftar instansi terkait
Kembali ke 14
daftar isi
Perencanaan penanggulangan dan mitigasi krisis dengan stakeholder
Program B:
Memperbarui Panduan Komunikasi Krisis
Pemutakhiran Panduan Komunikasi Krisis secara berkala
Mencantumkan dengan jelas peran dan fungsi staf Biro Komunikasi dan mem-
perbarui ketika terjadi perubahan fungsi dalam organisasi
Memperbarui kontak para staf dan stakeholder secara rutin minimal 6 bulan
sekali
Identifikasi peran dan fungsi yang diperlukan dalam Biro Komunikasi minimal
1 tahun sekali
Jabarkan dengan jelas peran dan fungsi dalam tim, serta perbarui ketika terjadi
perubahan struktur dalam organisasi
Lakukan uji coba dan konsultasi pada internal Biro Komunikasi untuk memasti-
kan pemahaman yang jelas tentang penggunaan Panduan Komunikasi Krisis
minimal 1 tahun sekali.
Kembali ke 15
daftar isi
Verifikasi daftar kontak stakeholder secara berkala
Memperbarui data dan kontak OPD, pelaku Parekraf, dan perwakilan media/
jurnalis yang dimiliki Biro Komunikasi
Menyimpan daftar kontak tersebut dalam pusat data yang mudah diakses oleh
tim komunikasi krisis yang berwenang.
Program C:
Memastikan Kesiapan Pelaku Parekraf
Mempersiapkan pelaku Parekraf sebelum terjadi krisis
Memberi informasi kepada pelaku Parekraf terkait peran dan fungsi stakeholder
yang berwenang terhadap setiap jenis krisis yang terjadi
Kembali ke 16
daftar isi
Program D:
Mempertimbangkan Metode Komunikasi
Merencanakan media komunikasi yang akan digunakan saat dan setelah kondisi
darurat kebencanaan
Mempertimbangkan cara dan alur berkomunikasi jika jaringan telepon dan listrik
terputus
Mengatur saluran komunikasi yang sifatnya umum dan tidak sensitif, serta
saluran komunikasi khusus berdasarkan tingkatan informasi terutama untuk
menjamin keamanan, kerahasiaan, dan efektivitas komunikasi
Kembali ke 17
daftar isi
Program E:
Pelatihan Komunikasi Krisis Kepariwisataan
Pelatihan staf Biro Komunikasi dapat diselenggarakan dalam kurun waktu 6 - 12 bulan
bergantung pada kebutuhan latihan serta evaluasi penanganan krisis
Melakukan pelatihan staf mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab terhadap
protokol yang diterapkan saat krisis
Mengadakan pelatihan pemantauan media TV, radio, cetak, daring, dan media
sosial
Membuat pelatihan untuk menulis holding statement, siaran pers, dan konferensi
pers
Mendorong pemahaman tentang peran media sosial dan media massa dalam
situasi krisis minimal 6 bulan sekali
Melakukan pelatihan dan simulasi kesiapan alur komunikasi krisis antar stake-
holder minimal 6 bulan sekali
Kembali ke 18
daftar isi