1 Latar Belakang
Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada era modern ini
membuat mereka tidak sempat untuk memikirkan dan membuat masakan untuk
mereka konsumsi, akhirnya makanan instanlah yang dipilih. Hal itu yang
melatarbelakangi munculnya berbagai makanan ringan. Melihat peluang pasar
yang terbuka lebar, membuat produsen makanan semakin kreatif dalam membuat
ide-ide baru dalam hal makanan ringan.
1
khususnya pada bayi.Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam
tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal.
2
1.2 Kiat Dan Teknik Membangun Citra
3
Mulai dari tahapan langkah awal untuk menganalisis atau mengidentifikasi
situasi dan kondisi, merumuskan tujuan menentukan publikasi, job description
personel, hubungan media, komunikasi, alokasi anggaran (dana) serta rencana
(plan) dan serta perencanaan tahap terakhir untuk mengevaluasi (kepengawasan).
Tahap yang menjadi titik perhatian suatu rangkaian tujuan terdiri dari
tujuh perencanaan dan penggiatan tugas serta fungsi public relations. Hal ini telah
merincikan tugas personel yang terlibat, komponen pendukung lainnya, hingga
tahapan paling akhirnya adalah untuk mencapai target dan feedback atau respon
dari target audience yang hendak dicapai. Target terdiri dari lima unsur yakni,
citra, kepercayaan, realitas, manfaat dan keterikatan.
Tujuan dan sasaran pokok tersebut harus realistis, bukan khayalan serta
dapat diukur, baik secara kualitas maupun kuantitas, bermanfaat bagi semua orang
atau individu, menyebutkan jangka waktu pencapaian dan jangka waktu berlaku.
Tujuan dan sasaran tersebut dapat mengikat, baik untuk kepentingan organisasi
dan publik internal maupun publik eksternal dan sebagai feedback-nya adalah
dapat menciptakan citra positif.
4
barang atau jasa, Circle PR Programming & Communication dapat dipergunakan
untuk suatu “solusi” atau pemecahan (problem solving) menghadapu krisis
kepercayaan yang sewaktu-waktu bisa terjadi pada setiap perusahaan atau
organisasi.
Teori dan definisi public relations lainnya yang tak kalah penting, menurut
Scott M. Cutlip dan Allen H. Centre, dalam bukunya berjudul Effective Public
Relations ialah bagaimana berkomunikasi secara efektif dan efisien melalui teknik
dan tahapan proses penggiatan dalam manajemen humas/PR, sebagai komponen-
komponennya, yaitu fact finding, planning communicating, dan evaluating
(pencarian fakta, perencanaan, berkomunikasi, dan pengawasan). Perencanaan
manajemen sistematis dalam suatu organisasi yang berkaitan erat dengan tugas
dan fungsi public relations, bukan hanya esensial dipergunakan oleh semua
manajemen dan organisasi, tetapi juga oleh semua tingkat dan berbagai jenis
perusahaan.
5
C. Persiapan Perencanaan Program PR Terpadu
Sebelum melangkah untuk pelaksanaan, perlu adanya suatu perencanaan
yang terpadu (integrated) mulai dari awal (preprogam), dan selama berlangsung
atau mengimplementasi program (in during) hingga ke taraf penyelesaian tugas
secara step by step serta taraf pengawasan atau evaluasi (post program) untuk
meneliti hasil-hasil dan tujuan yang telah dicapai. Public relations officer
menjawab pertanyaan di bawha ini, sebagai acuan dalam menghadapi tugasnya
yang cukup berat dan menantang yaitu sebagai berikut :
1. Whew are we now ?
Dimana posisi kita kini ?
2. What business characteristic are we in ?
Apa karakteristik bisnis yang kita hadapi sekarang ?
3. Where are we heading for ?
Ke mana tujuan atau arah kita ?
4. Who supports us ?
Siapa yang akan mendukung kita ?
5. Who and how are our public ?
Siapa dan bagaiaman publik yang menjadi sasaran program yang dimaksud ?
6. How to motivate action ?
Bagaiamana memotivasi suatu kegiatan ?
6
Khususnya yang paling urgent adalah dukungan dari pimpinan puncak
yang berkaitan dengan masalah pendanaan. Tidak kalah penting pula support dari
bagian manajemen lainnya, seperti departemen sumber daya manusia (HRD),
general affairs, operations, marketing, financial, promotions dan sebagainya
dalam mencapai tujuan bersama.
7
Tetapi dalam hal ini metode tersebut bisa fleksibel dan dinamis sebagai
bahan acuan untuk, PR Programming & Communication lainnya dan tergantung
pada “apa” dan “bagaimana” masalah yang akan dihadapi atau diinginkan (case
study) oleh setiap perusahaan melalui tugas dan fungsi PR-nya.
Kemudian dari sekian banyak target yang akan dicapai tersebut secara
garis besar atau yang disimpulkan dan disederhanakan, yakni berupa citra,
kepercayaan, realitas, dan manfaat, dan keterikatan. Kelima target tersebut
berkaitan dengan "target audience” atau "target khalayak sebagai sasaran" bagi
kepentingan citra perusahaan (corporate image) Perusahaan yang dimaksud
adalah perusahaan yang selama ini telah memberikan suatu produk atau pelayanan
kepada publik sasaran (konsumen, pelanggan, nasabah khususnya dan masyarakat
luas pada umumnya). Sebaliknya, pihak publik sasaran akan menerima, manfaat
(benefit) dari produk atau jasanya. Ada unsur jual-beli antara produsen dan
konsumen secara materiil, dan konsumen memperoleh keuntungan secara material
(tangible), dan pihak perusahaan memperoleh citra baik dari prestasi yang
dihasilkan (intangible) berdasarkan program kerja dan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.
8
(product oriented), sedangkan public relations adalah "membeli" sesuatu yang
bersifat abstrak "kepercayaan" dan masyarakat berupa opini dan persepsi yang
baik terhadap citra baik perusahaan (corporate image) dan sebaliknya perusahaan
dituntut memberikan pelayanan yang baik pula.
E. Perincian Tujuan
Penjelasan dari tujuan " rangkaian perencanaan dan penggiatan tugas dan
fungs public (circle of PR Programming & Communication)antara lain ditempuh
melalui rangkaian "tujuh langkah untuk menuju sukses" sebagai berikut.
9
Selanjutnya, apa dan bagaimana melaksanakan atau menentukan suatu
komunikasi melalui penelitian (research) sistem, mekanisme, bentuk
ketrampilan dalam berkomunikasi yang dipergunakan untuk penyampaian
pesan perusahaan kepada khalyak publiknya ? Apakah teknik komunikasi yang
digunakan bersifat informatif, deskriptif, persuasif, imperatif, koersif
(paksaan), reaktif dan sebagainya ? Tujuannya ialah untuk melihat feedback
dan meneliti sejauh mana pandangan, opini publik atau persepsi masyarakat
terhadap perusahaan atau organisasi.
10
Kemudian perlu ditetapkan program dalam langka waktu relatif panjang,
tahunan (long time). misalnya meluncurkan suatu produk atau jasa baru untuk
diperkenalkan kepada sasaran khalayak atau publiknya (target
audiences).Proses ini akan memerlukan waktu lama agar bisa diterima dan
diakui. Maka, proposal programnya dalam bentuk flowchart atau agenda
setting programme yang sudah memuat acara promosi atau publikasi selama
dua belas bulan, dan setiap bulan sudah dipastikan program of special events
atau acara tertentu yang dikaitkan dengan promosi atau publikasinya
Aplikasi
Aplikasi pelaksanaan tujuan dan penetapan waktu kampanye humas (PR
Campaign) yakni menerapkan teknik-teknik publikasi dan promosi dalam ke-
PR-an dalam menunjang kegiatan pemasaran dan penjualan produk barang atau
jasa. Dalam hal ini jelaslah bahwa acuannya adalah produk atau jasa itu sendiri
karena tiap-tiap produk barang dan jasa yang ingin diluncurkan tersebut tentu
memiliki karakteristik yang berbeda dan khas, sehingga akan menuntut teknik
atau pendekatan (approach) kampanye PR yang berbeda-beda pula.
11
Produkyang relatif mapan, dalam memenangkan pangsa pasar tertentu,
lebih efektif mempertahankan pangsa pasarnya dengan pendekatan yang
menonjolkan manfaat (benefit) atau kegunaan produk selama ini (product in
use aproach). Begitu juga dalam memperluas strategi pemasaran, dan tugas PR
(humas) dalam keadaan seperti ini adalah menyampaikan proses
pengembangan produk tersebut yang menekankan approach tertentu untuk
tujuan dan manfaat suatu produk barang atau jasa kepada, calon masyarakat
konsumen. Karena itu, teknik dan pendekatan publikasi dan promosi public
relations, pada prinsipnya adalah sebagai penunjang yang ampuh, dalam
aktivitas pemasaran dan sekaligus bisa memproyeksikan untuk menciptakan,
citra positif perusahaan (corporate image), yang pada akhirnya akan
memayungi citra, produk atau jasa (product image) di bawahnya.
12
Dalam strukturisasi organisasi dan manajemen public relations, biasanya
sudah dirinci, siapa yang bertanggung jawab sebagai public relations manager,
asisten manajer, staf khusus yang mampu melaksanakan operasionalisasi
konsep dari program kerja dan hingga menginterpretasikan atau menangani
persoalan employee & industrial relations, media & press relations, promotion,
internal relations, external relations. government relations, customer relations,
dan sebagainya; staf dokumentasi dan file foto, clipping news/press, sekretaris,
keuangan, dan sebagainya.
Publikasi melalui media massa, yaitu media cetak dan media elektronik,
selain mempunyai kredibilitas untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
yang jangkauannya lebih luas, juga memiliki efek keserempakan (simultaneity
effect) dalam penyampaian berita secara serentak. Ada lagi media tak bermassa
(nirmassa) melalui korespondensi, surat menyurat, faksimilie, teleks, poster,
spanduk, film dokumenter dan sebagainya.
13
5. Anggaran (Budget)
Dalam rangkaian PR Programming & Communication, perlu diprediksi
atau diperkirakan besarnya anggaran (budget) yang akan dialokasikan, Semua
program, pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan atau target diperkirakan
dan dirinci secara sistematis. Tanpa biaya atau dukungan pendanaan, program
yang telah disusun itu akan menemui kegagalan dan tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
14
7. Analisi Hasil Akhir (Evaluasl)
Dalam tahap ini, PRO mengidentifikasi atau menganalisis hasil akhir atau
evaluasi, yakni lebih bersifat checkpoint satu per satu dari komponen atau
tahapan-tahapan perencanaan dan penggiatan (PR Programming &
Communication), sudah berjalan atau belum. Mulai dari pengidentifikasian dan
penelitian secara saksama mengenai langkah-langkah rencana pertama (R-1),
rencana kedua (R-2), rencana ketiga (R-3) dan rencana keempat (R-4),
seterusnya hingga (R-7). Yang terlihat adalah apakah semua komponen
rencana dan kegiatan tersebut sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Hasil eveluasi dapat memberi gambaran apakah secara kuantitatif dan
kualitatif program sudah memenuhi persyaratan atau masih terjadi kekurangan.
Aktivitas diteliti dan dianalisis secara saksama dari berbagai persoalan atau
pihak yang terlibat kemudian ditarik suatu kesunpulan tentang sukses atau
tidaknya PR Programming & Communication tersebut. Kalau terjadi barrier
atau hambatan serta kegagalan bisa dilihat dari salah satu komponen yang
kurang berfungsi dengan baik atau tidak berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.
15
manfaat,
keterikatan
1. Citra
Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa
dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian,baik
semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat
luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau pun terhadap
personelnya (dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian
pelayanan, yang baik).
16
intangible tetapi sudah riil, khususnya dalam bentuk dukungan moril dan
tanggapan positif dari berbagai kalangan di masyarakat
17
2. Kepercayaan
Suatu kepercayaan berkaitan erat dengan atau hampir sama dengan istilah
citra. Boieh dikatakan, "citra" Iebih bersifat "abstrak" mengenai suatu pandangan,
persepsi, opini, penilaian secara umum yang mengandung pengertian positif.
"Kepercayaan" tersebut lebih "konkret" sifatnya, lebih mengarah kepada kesan
dan pendapat atau penilaian positif, yang bersifat pandangan pribadi atau individu
yang bersangkutan terhadap suatu perusahaan atau organisasi. Kalau kepercayaan
individu-individu tersebut terhimpun dalam jumlah publik atau masyarakat yang
lebih luas akan tercipta suatu citra
3. Realitas
Tujuan pokok (sasaran) yang hendak dicapai oleh perusahaan atau
organisasi. melalui rangkaian PR Programming & Communication tersebut bukan
tujuan khayalan atau tanpa hasil yang nyata. Tetapi tujuan di sini adalah realistis,
jelas berwujud, dapat diukur dan hasil dari program tersebut dapat dipertanggung
jawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis. Hasilnya atau
keuntungan-keuntungannya bisa dirasakan oleh semua pihak. Semua biaya,
tenaga, dan buah pikiran yang telah dikeluarkan tersebut sehilria ini tidak akan
sia-sia dan bisa dilihat imbalannya nanti. Pada akhirnya, keberhasilan serta
keuntungan tersebut bisa diraih, baik berupa nilai materiil maupun moril bagi
perusahaan, karyawan, dan khalayak publiknya.
18
Hasilnya tidak saja akan mendatangkan keuntungan (materiil) bagi
perusahaan, karyawannya, pemasok dan distributor, tetapi juga bermanfaat
(mutual benefit) bagi konsumennya karena telah menikmati produk barang atau
jasa tersebut. “Bukan mencari keuntungan dari masyarakat, tetapi bagaimana
bekerja sama yang saling menguntungkan" (mutual symbiosis).
Kalau "prestasi" ini gagal, secara yuridis dan de facto, karena adanya
pelanggaran azas konsensual (kesepakatan bersama) yang mengikat semua pihak.
Tentunya tidak saja merugikan, baik secara materiil maupun moril atas
perusahaan, termasuk pihak public relations itu sendiri gagal dalam melaksanakan
tugasnya, tetapi juga akan merugikan masyarakat, yang dampak akhirnya adalah
akan kehilangan kepercayaan. Ada pepatah mengungkapkan, "Qui ascendit sine
labore, descendit sine honore". Artinya, "jangan naik panggung tanpa persiapan,
akibatnya turun pun tanpa kehormatan".
19
1.3 Analisis Masalah
Konversi minyak tanah ke gas dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang.
Kegiatan konversi ini telah mampu diterima oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Namun, dalam perkembangannya beberapa kasus telah terjadi akibat
tabung gas elpiji. Beberapa Tabung gas elpiji mengakibatkan kecelakaan dan
ledakan yang menimbulkan beberapa korban. Baik korban yang mengalami luka
ringan hingga luka berat sampai mengalami kerugian yang berjumlah puluhan
hingga ratusan juta rupiah. Kecelakaan yang terjadi di sebabkan oleh beberapa
faktor antara lain, akibat kelalaian dari pengguna dan tabung yang mengalami
kerusakan atau sudah tidak layak pakai.]
20
PT.Pertamina (Persero) BBM bekerja sama dengan divisi Gas Domestik untuk
menyelesaikan kasus ledakan gas elpiji yang terjadi.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu medengar
apa yang menjadi keinginan dan harapan publik. Biasanya dilakukan melalui
contact pertamina maupun surat dari publik.
3. Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Humas bertindak sebagai membantu proses pemecahan masalah. Mulai dari ide
sampai pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus.
21
1.4 Pemecahan Masalah
22
hal positif yang dilakukan organisasi, menempatkan krisis dalam konteks yang
lebih besar, dan mengatakan hal-hal baik yang dilakukan publik (praising others).
4. Mortification strategies. Organisasi berusaha meminta maaf dan menerima
kenyataan bahwa memang benar terjadi krisis. Bentuknya bisa berupa kompensasi
kepada kepada korban, meminta maaf kepada publik, dan mengambil tindakan
untuk mengurangi krisis.
5. Surffering strategies. Organisasi menunjukkan bahwa ia jugamenderita
sebagaimana korban dan berusaha memperoleh dukungan dan simpati publik.
Sebuah rencana komunikasi krisis yang baik paling tidak
mempertimbangkan publik organisasi, model komunikasi yang mencakup tujuan
untuk masing-masing publik, pesan yang harus disampaikan, juru bicara, dan
upaya mendapatkan dukungan pihak ketiga. Dalam upaya komunikasi
krisis,bentuk modis yang biasa digunakan oleh public relations akan banyak
membantu seperti:
a) Press release, merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan bagaimana
organisasi menangani krisis dan pimpinan yang berwenang.
b) Press kits, merupakan map yang berisi beberapa press release yang memiliki
nilai berita bagi media massa. Biasanya perusahaan juga melampirkan profil
organisasi, atau daftar telepon juru bicara perusahaan.
c) Konferensi pers, merupakan upaya agar media massa menerima informasi yang
tepat dari juru bicara organisasi dan menghindari mis-informasi seandainya
wawancara dilakukan secara terpisah.
d) Newsletter, merupakan publikasi perusahaan yang berisi berita dan
perkembangan terbaru perusahaan (Prayudi, 1998: 39-40)
23
merupakan faktor pendukungkrusial ketika perusahaan mengalami krisis.
Organisasi harus menyadari bahwa kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh
krisis adakalanya tidak terduga, karena dapat mengakibatkan kebangkrutan,
pengambilalihan kendali dan usaha jatuhnya nama baik (good image),
menurunnya permintaan atas produk dan jasa, dan rusaknya kinerja organisasi.
24
5) Siapkan Tim Crisis Centre
Siapkan tim yang siap dipakai ketika krisis benar-benar terjadi, serta buat simulasi
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
25
2. Memberikan bantuan kepada korban
Mencari penelusuran fakta yang ada, harus dapat diketahui jumlah korban
dan kerugian material yang harus ditanggung baik itu fisik rumah maupun
perawatan kesembuhan korban. Dari hasil penilaian itulah, maka Pertamina harus
merencanakan untuk memberikan suatu asuransi yang mana semua orang yang
mendapatkan kompor dan tabung gas elpiji telah mendapatkan asuransi jiwa dari
PT.Pertamina.Sedangkan jumlah dan saratnya telah ditentukan dan proses
pemberian asuransinya harus sesuai dengan prosedur. Bantuan yang disebut
dengan tali asih ini merupakan program dari PT.Pertamina sebagai rencana yang
telah diperhitungkan apabila suatu saat akan terjadi kecelakaan akibat pemakaian
gas elpiji.
26
3. Melakukan tindakan evaluasi
Tahap terakhir adalah evaluating. Setelah selesai pemberian bantuan
kepada korban, pihak Pertamina mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan,
apakah sudah bisa diterima baik oleh korban dan tindakan tersebut apakah telah
mampu mengembalikan lagi citra perusahaan di mata korban.
27
1.5 Kesimpulan
Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra
perusahaan (corporate image) yang baik di mata khalayak atau publiknya akan
banyak menguntungkan. Misalkan, akan menularkan "citra'' yang serupa kepada
semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya, termasuk bagi para pekerjanya
(employee relations) akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, akan
menimbulkan sense of belonging terhadap company tempat mereka bekerja.
28
asih kepada pihak korban. Bantuan itu diberikan dalam bentuk uang maupun
biaya perawatan rumah sakit.
2. Humas melakukan kerjasama dengan kader-kader di tiap kelurahan untuk
melakukan resosialisasi mengenai cara aman menggunakan gas elpiji kepada
masyarakat secara langsung.
3. Humas melalui pihak Gas Domestik melakukan Quality Control terhadap
SPBE agar setiap tabung gas elpiji yang beredar kepada masyarakat sudah sesuai
dengan standart kelayakan dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
4. Humas memberikan infomasi kepada pihak media mengenai penyelesaian
kasus kecelakaan elpiji 3kg.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://temanggungcity.wordpress.com/2009/03/10/konversi-minyak-ke-
gas/
http://amarsuteja.blogspot.co.id/2013/01/analisis-tentang-peran-public-
relation.html
http://taufikbudiarto.blogspot.co.id/2013/11/studi-kasus-
humas_2.html?m=1
Rosady Ruslan, praktik dan solusi public relations dalam situasi krisis dan
pemulihan citra, Ghalia Indonesia, 1995, hal:42 – 52
30