OLEH :
KELOMPOK 9
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan
memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan
publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan
merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk
melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu
mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam
komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).
Sebuah survei yang diadakan oleh American Advertising Federation (AFF) tentang
1.800 eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen mana yang paling
penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PR
menduduki tingkat tiga teratas setelah pengembangan produk dan perencanaan strategis,
kemudian disusul oleh periklanan, penelitian dan pengembangan (Litbang), dan hukum. Hal
ini dapat dilihat dari tabel :
Tabel diatas mengutkan bahwa PR menjadi kegiatan yang sangat penting saat ini.
Dalam konsep marketing kuno dikenalkan dengan 4P (product, price, place, dan promotion),
tetapi dewasa ini 4P sudah banyak ditinggalkan orang, tetapi saat ini diperkenalkan dengan
6P. Dua yang lain adalah power danpublic relatios (Nurudin, 2008:5)[5]
Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini dengan sengaja
diciptakan agar memberikan nilai positif. Nilai positif sangat diperlukan bagi sebuah
perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari publik agar eksistesnsi dari perusahaan
dapat terus berlanjut. Saat terjadi krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan, peran
PR sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Untuk lebih jelas mengetahui peran PR dalam
menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin menjalankan fungsi
PR, diantaranya yaitu :
Perencanaan (Planning)
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR
kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan
pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional,
flexible, dan berkelanjutan.
1. Mengubah citra.
2. Membentuk citra baru.
3. Memperkenalkan perusahaan.
4. Meningkatkan community relatios.
5. Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat (public life).
6. Memberitahukan kegiatan penelitian.
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi PR. Salah
satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah
pembentukkan opini, sikap, dan citra.
Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan dari
semua pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam melakukan
apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan
dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat, dan uang.
Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara
dan teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan terhadap pegawai (internal public) dan
pendekatan kepada umum (eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik dan
citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan
masyarakat secara luas.
Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam melaksanakan membentuk citra
lembaga dalam perusahaan diantaranya :
Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau langsung
face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak komunikator (PR)
maupun dari pihak media massa yang bersangkutan. Dalam membangun citra
lembaga instrument ini sering digunakan, terutama jika lembaga tersebut sedang
dalam permasalah finasial (deficit).
Periklanan (Advertising), periklanan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan
dua bidang kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dengan
iklan citra suatu perusahaan bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan sisi
positif perusahaan. Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat mempengaruhi
pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak
sasaran serta meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini penglihatan,
pendengaran, dan pemikiran publik bisa terkonsolidasi seketika sehingga
menimbulkan penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan publik yang positif.
Terutama pandangan atau image akan lebih baik terlihat oleh khalayak
Propaganda, agar publik menerima apa yang disodorkan serta mau menanamkan citra
yang positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan petugas PR hendaknya
melakukan propaganda. Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk
mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar
psikologis agar menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.
Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada
perusahaan adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah
mengundang publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai
perusahaan, terutama sekali hasil dari produksinya.
Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan
atau bujukan yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.
House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang
sudah dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau
pihak eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan biasa
disebut house organ.
Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara
mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan
utamanya adalah agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan masyarakat.
Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat
dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan dari public relation ialah antara lain sebagai
berikut:
Menumbuh dan mengembangkan citra suatu perusahaan yang positif untuk publik
eksternal maupun juga masyarakat serta juga konsumen.
Mendorong tercapainya rasa saling pengertian diantara publik sasaran dengan suatu
perusahaan.
Mengembangkan juga sinergi fungsi suatu pemasaran dengan adanya public relation.
Efektif didalam membangun pengenalan merek serta juga pengetahuan merek.
Mendukung bauran pemasaran.
Menurut Maria (2002, p.31), “public relation adalah salah satu bagian dari satu nafas
yang sama didalam suatu organisasi tersebut, serta juga harus memberi identitas
organisasinya dengan tepat serta juga benar dan juga mampu untuk mengkomunikasikannya
sehingga publik tersebut menaruh kepercayaan serta juga memiliki pengertian yang jelas
serta benar terhadap suatu organisasi tersebut”.
Hal ini hanya sekedar memberikan gambaran mengenai fungsi public relation yakni sebagai
berikut :
Kegiatan yang bertujuan ialah untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, dan saling
adanya pengertian serta citra yang baik dari publik atau juga masyarakat pada
umumnya.
mempunyai sasaran untuk dapat menciptakan opini publik yang dapat diterima serta
juga dapat menguntungkan semua pihak.
Unsur penting didalam manajemen agar dapat mencapai tujuan yang spesifik, dengan
sesuai harapan publik, namun tetapi merupakan kekhasan suatu organisasi atau juga
perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi tersebut mempunyai warna, budaya,
citra, suasana, yang kondusif serta juga menyenangkan, kinerja meningkat,
serta produktivitas dapat dicapai dengan secara optimal.
Usaha dalam menciptakan hubungan yang harmonis diantara organisasi atau juga
perusahaan dengan publiknya, sekaligus untuk dapat menciptakan opini publik
sebagai efeknya, yang sangat berguna ialah sebagai input bagi suatu organisasi atau
juga perusahaan yang bersangkutan.
1. Fact Finding
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas. Fact finding
adalah pencarian fakta, data atau informasi yang mendukung program humas mengenai
situasi, pendapat, sikap, dan reaksi publik terhadap kegiatan, kebijakan atau produk suatu
perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, Public Relions Officer dapat menganalisis data dan
informasi yang sudah tersedia baik di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan
informasi lainnya. Istilah kerennya adalah desk research.
Pada tahap ini, seorang praktisi menganalisis data dan informasi yang tersedia.
Berdasarkan informasi dan data yang tersedia kemudian dapat diperoleh interpretasi-
interpretasi. Interpretasi ini amat berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau
menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu
permasalahan. Penelitian bisa dilakukan secara kualitatif & kuantitatif. Dalam tahap ini
ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi,
yakni What’s our problem?
Dalam hal ini apakah terjadi hal-hal yang menghambat atau menunjang kegiatan
perusahaan atau lembaga tersebut. Disini dilakukan analisa-analisa yang mengarah kepada :
Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan.
Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau
keinginan-keinginan pihak berkepentingan, Here’s what what we can do?
Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding, maka pada tahapan
selanjutnya Public Relions Officer melakukan Penyusunan masalah (problem), Selanjutnya
dilakukan pemikiran sebuah konsep pemecahan masalah tersebut, kemudian dibuat sebuah
perencanaan matang mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan, perincian waktu secara
teratur dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C, yaitu suatu penilaian terhadap
hubungan komunikator dengan komunikan, perumusan itu adalah :
Tahapan ini sangat menentukan satu planning dan programming. Sebab jika
penyampaiannya dilakukan secara berlainan, maka dapat menimbulkan efek yang berlainan.
Pada tahapan ini menurut Joseph Klepper perlu diperhatikan tiga factor yang perlu mendapat
perhatian, yaitu :
a. Group membership.
b. Selective processes.
c. Predispotion.
Dalam tahap keempat ini praktisi humas harus mempunyai keterampilan dalam
menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan menggunakan berbagai alat bantu, misalnya reset
mengenai pendapat umum, reset mengenai perilaku, motivasi, analisis isi dan lain-lain.
Keempat tahapan tersebut. Satu sama lain berkaitan sangat erat. Artinya guna
mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan harus senantiasa dilalui/dilaksanakan dengan
baik. Setiap tahap dalam program kerja public relations itu, sama pentingnya bagi
terlaksananya suatu program public relations yang efektiv.
11.3 Publisitas
11.3.1 Pengertian Publisitas menurut para ahli
Menurut Converse, Huegy dan Mitchell, Publisitas di-definisikan sebagai bentuk
berita yang bersifat komersil tentang produk, lembaga jasa atau orang yang
dipublikasikan dalam surat kabar atau media massa yang tidak dibayar oleh sponsor.
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University) juga
menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang
pemberitaannya atau penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh
individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat
mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat
berakibat aksi, dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi
dipublikasikan.
Menurut Lesly , Publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan
untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi
dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media.
Philip Kotler juga memberikan pendapatnya mengenai pengertian publisitas yang ia
kutip dari definisi yang di berikan oleh American Marketing Assosiation yang artinya
publisitas adalah dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap permintaan akan
suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan cara memuat berita-berita yang
sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat
melalui televisi, radio, surat kabar atau bioskop-bioskop dan seluruhnya ini tidak
dibayar oleh sponsor.
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas adalah keterangan
atau informasi tentang suatu produk dan jasa tertentu yang disebutkan dalam bentuk berita,
hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak memerlukan biaya ,
dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong promosi dan penjualan.
Walaupun dibandingkan dengan iklan tampak bahwa publisitas kurang pasti sifatnya, namun
dari aspek kredibilitas pesan publisitas biasanya dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan adanya persepsi di masyarakat, bahwa iklan dianggap sebagai sebuah
pesan yang persuasif serta penuh dengan bujuk rayu mengajak khalayak untuk membeli
sebuah produk. Lain halnya jika sebuah cerita atau informasi muncul di media massa sebagai
berita. Berita dipersepsi sebagai suatu kejadian yang faktual, yang benar terjadi, dan
karenanya dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.
11.3.2 Keuntungan dari publisitas :
- Info dan berita tersebut merupakan fakta dan tidak di rekayasa
- Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya atau
tidak membayar
- Publisitas memiliki kredibilitas lebih tinggi di mata khalayak media. Khalayak
cenderung lebih mempercayai informasi publisitas yang dikemas dalam sajian berita
- Publisitas memungkinkan cerita lebih detail tentang produk atau organisasi
- Lebih bisa dipercaya , jika sebuah surat kabar ataupun majalah mempublis sebuah
cerita sebagai berita, pembaca akan menganggap bahwa cerita tersebut merupakan
berita dan berita biasanya lebih dipercaya dari pada iklan
DAFTAR PUSTAKA
Belch, George E. & Michael A. Belch. 2018. Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communications Perpective; Eleventh Edition. McGraw-Hill Education.