KONSUMEN
PERSEPSI KONSUMEN
Fakultas : FBIS
Program studi : S1 MANAJEMEN
Tatap Muka
04
Kode Matakuliah : PERKO-02
Disusun oleh : LUTFI ALHAZAMI, SE.,MM.
SUB POKOK BAHASAN
1. PERSEPSI KONSUMEN
PERSEPSI DALAM PERILAKU KONSUMEN
Pengertian Persepsi Konsumen
Persepsi Konsumen adalah suatu proses yang membuat seseorang memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang
diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Dari definisi tersebut diatas, kita mengetahui bahwa seseorang
termotivasi untuk membeli adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi yang dihadapinya, sedangkan apa yang dipersepsikan seseorang dapat
cukup berbeda dari kenyataan yang objektif. Individu-individu mungkin
memandang pada satu benda yang sama tetapi mempersepsikan atau
mendeskripsikannya secara berbeda.
Stimuli
Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual atau komunikasi
verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri dari 2 bentuk yaitu:
- Stimuli Pemasaran : setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain
untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponennya
(seperti kemasan, isi, cirri-ciri fisik) adalah stimuli utama. Komunikasi
yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan
yang merepresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan symbol atau
melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, took
tempat produk jual, dan pengaruh akses.
- Stimuli Lingkungan : stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi
keadaan lingkungan.
Proses Persepsi.
Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan
mempengaruhi seseorang melalui kelima alat inderanya yaitu penglihatan,
pendengaran, pembauan, perasaan dan sentuhan. Stimulus tersebut akan
diseleksi, diorganisir dan diinterprestasikan oleh setiap orang dengan caranya
masing-masing.
Seleksi
Proses persepsi diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca
indera yang disebut sebagai sensasi. Stimuli ini beragam bentuknya dan akan
selalu memborbardir indera konsumen. Jika dilihat dari asalnya, stimuli ada yang
berasal dari individu (seperti aroma, iklan, dll) serta yang berasal dari dalam diri
individu seperti harapan, kebutuhan dan pengalaman.
Ada dua factor yang merupakan karakteristik stimuli yang dapat mempengaruhi
pemilihan konsumen dalam memilih stimuli yang akan diperhatikan yaitu :
Pengorganisasian
Prinsip dasar penting dalam pengorganisasian meliputi :
- Gambar dan Latar Belakang
Agar stimuli yang diperhatikan dapat mudah untuk diberi makna, konsumen akan
menghubungkan dan mengkaitkan antara gambar dengan dasar, mengkaitkan
antara apa yang ada dengan konteksnya sehingga punya makna.
- Pengelompokan
1. Prinsip Keterdekatan : obyek-obyek yang berdekatan cenderung
dikelompokkan menjadi satu. Contoh apa yang kita lihat di swalayan,
barang-barang yang ditawarkan dikelompokkan berdasarkanketerdekatan
penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kesamaan : konsumen cenderung menggelompokkan stimuli yang
mempunyai kesamaan.
3. Kesinambungan : konsumen akan melihat hal-hal yang masih terputus atau
masih sepotong-sepotong menjadi satu kesatuan dengan yang lain.
- Interpretasi
Pada saat bertemu pertama kali dan mendapatkan sapaan serta layanan yang
mengesankan, konsumen akan menilai bahwa perusahaan jasa tersebut
berkualitas. Meskipun sebenarnya belum tentu demikian.
- Aplikasi Persepsi dalam Strategi Pemasaran
Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek, tok, dan
perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperoleh dari stimuli
pemasaran dan lingkungan.
Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.
Sasaran penting dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi
terhadap merek, toko, atau perusahaan. Jadi pemasar harus secara konstan
mencoba mempengaruhi citra konsumen. Citra tersebut terdiri dari :
- Citra Merek
PEMBELAJARAN KONSUMEN
Pengertian Pembelajaran Konsumen
Pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam perilaku yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen memperoleh
berbagai pengalamannya dalam pembelian produk dan merek produk apa yang
disukainya. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalamannya
di masa lalu.
Motivasi merupakan kondisi penting yang harus ada pada individu yang belajar.
Motivasi inilah mendorong individu untuk berusaha dan bertindak. Seorang
konsumen akan tertarik memperhatikan iklan obat sakit kepala dan belajar dari
iklan tersebut apa bila dirinya memilki motivasi yang kuat untuk membeli produk
tersebut, dengan motivasi yang kuat akan lebih mendorong konsumen untuk
mencari informasi yang lebih lengkap mengenai obat sakit kepala tersebut.
- Isyarat (tanda-tanda)
Respon adalah reaksi individu terhadap isyarat. Respon yang terjadi sebagai hasil
dari proses belajar tidak harus berupa perilaku yang dapat diamati (tampak),
tetapi juga yang tidak tampak.
- Penguatan (Reinforcement)
Penguatan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada individu yang belajar
untuk memperkokoh respon yang sudah dibentuk.
-Teori Pembelajaran
Terdapat tiga teori besar yang menjelaskan belajar dan proses pembelajaran,
yakni :
1. Teori Pembelajaran Perilaku
Kesetiaan Pelanggan
Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka
pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini karena kesetiaan
pelanggan memliki nilai strategic bagi perusahaan. Nilai strategic kesetiaan
pelanggan bagi perusahaan antara lain :
Trade Laverage
Sebuah produk dengan merk yang memiliki pelanggan setia akan menarik para
distributor untuk memberikan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan merk
lain di toko mereka. Karena mereka tahu bahwa konsumen akan berulang kali
membeli merk tersebut bahkan mengajak konsumen lain untuk membeli merk
tersebut.
Cognitive Antecendent
Dalam hal ini unsur-unsur dari aspek kognitif yang berupa pikiran dan segala
proses yang terjadi di dalamnya yang mencakup accessibility, confidence,
centrality dan kejelasan mengenai sikap terhadap suatu produk akan berpengaruh
terhadap kesetiaan pelanggan.
Affective Antecendent
Kondisi emosional pelanggan yang merupakan komponen dari sikap akan
membentuk kesetiaan pelanggan. Aspek perasaan ini meliputi emosi suasana hati
dan kepuasan yang didapatkan setelah member atau menggunakan produk akan
membentuk kesetiaan pelanggan.
Conative Antecendent
Kondisi merupakan kecenderungan yang ada pada pelanggan untuk melakukan
tindakan tertentu.