Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMASIN


STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN GERONTIK

DISUSUN OLEH :
MIA, S.Kep
113063J120094

PRESEPTOR AKADEMIK :
THERESIA IVANA, S.Kep.,Ners, MSN

PRESEPTOR LAHAN :
Hj. NURHAYATI DEWI, S.Kep.,Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2021
I. Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi sistem pencernaan


1) Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian :
a) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi,
bibir dan pipi.
b) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris
disebelah belakang bersambung dengan faring.
2) Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas
tulang belakang.
3) Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan
didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus
diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
4) Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat
mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-
bagian lambung, yaitu :
a) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak
disebelah kiri osteum kardium biasanya berisi gas.
b) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada
bagian bawah notura minor.
c) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal
membentuk spinkter pilorus.
d) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari
osteum kordi samapi pilorus.
e) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari
sisi kiri osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju
kekanan sampai ke pilorus anterior.
5) Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan
yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ±
6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan
obstruksi hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
a) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir
yang nambulir disebut papila vateri.
b) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
c) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh
usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.
d) Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap
air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus
besar terdiri atas 8 bagian:
(1) Sekum.
(2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari
ileum sampai kehati, panjangnya ± 13 cm.
(3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
(4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden
dengan panjang ± 28 cm.
(5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus
ke bawah dengan panjangnya ± 25 cm.
(6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk
huruf "S" ujung bawah berhubungan dengan rektum.
(7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus.
(8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
menghubungkan rektum dengan dunia luar.
II. Konsep Dasar Penyakit
1.1 Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja
lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi.\
Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses
encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah.

1.2 Etiologi
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri
(Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
2) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan
yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut,
tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan
1) Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
1) Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan
cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang
lebih besar.

1.3 Manifesasi Klinis


Tanda dan gejala Diare pada anak antara lain :
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. BAB cair lebih dari 3 kali dalam sehari.
c. Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
d. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
e. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi
dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
f. Nyeri abdomen, pucat, lemah
g. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat Menurun
atau tidak adanya pengeluaran urine.
h. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering
dan disertai penurunan berat badan.
i. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga
menyebabkan kesadaran menurun.
j. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
k. Berat badan menurun
l. Suhu tubuh meningkat
1.4 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi
lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Pathway

Infeksi
(Bakteri,Virus,parasit

Masuk ke lambung

Lolos masuk ke usus

Melewati mukosa
usus

DIARE

Zat makanan tidak Gg. Eliminasi


Reaksi inflamasi Motilitas usus
dapat diserap defekasi sering BAB

Merangsang Tekanan osmotik Hipoperistaltik Hiperperistaltik Kontak cairan feses


peningkatan sekresi dengan kulit kering
cairan dan elektrolit
ke rongga usus
Pergeseran air ke Bakteri tumbuh Sekresi elektrolit dan Resiko
rongga usus berlebih cairan meningkat kerusakan
integritas kulit
Abdomen tegang
Metabolisme oleh
Kekurangan Volume
bakteri
Cairan
Tubuh
Cemas kehilangan
Na & K
Anoreksia Kembung, mual
muntah

Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Sudoyo Aru. 2015


1.5 Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau
hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim
laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan.

1.6 Collaborative Care Management


Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi secara medis
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan
rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan
karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya
rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak
tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya
ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter
NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan
harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat
dehidrasi ringan, sedang, berat dapat dinilai dengan Skor Mourice
King.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan
menggunakan Skor Maurice King, sebagai berikut :
Keterangan:
 Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
 Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
 Nilai 7-12: dehidrasi berat
b. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh.
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
1) Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
2) Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
3) Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
d. Terapi non medis dengan konsumsi cairan oralit, tidak mengkonsumsi
makanan pedas, asam, gas dan yang mengiritasi lambung serta usus,
berikan terapi kompres hangat bila demam dan anjurkan istirahat lalu
banyak mengkonsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi.
1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) PH dan kadar gula dalam tinja
3) Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
III. Rencana Asuhan Keperawatan Diare
2.1 Pengkajian
2.1.1 Pemeriksaan Fisik; Data Fokus
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas
keperawatan dengan pengumpulan data-data yang akurat dari
klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :
a. Identitas Klien
1) Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, nomor medical record.
2) Identitas klien
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur,
jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Bab cair lebih dari 3x.
2) Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan
keluhan BAB cair berkali-kali baik desertai atau tanpa
dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau
darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah
napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume
diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3) Riwayat Keperawatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian
antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan
candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, dll.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga,
lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan
pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota
keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : klien lemah, lesu, gelisah, kesadaran
turun
2) Pengukuran tanda vital meliputi : Tekanan Darah, Nadi,
Respirasi dan suhu tubuh.
3) Keadaan sistem tubuh
a) Mata : cekung, kering, sangat cekung
b) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi
abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu
makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum
sedikit atau kelihatan tidak bisa minum.
c) Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40
x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot
pernafasan).
d) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan
lemah, tensi menurun pada diare sedang.
e) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun
> 2 detik, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral
dingin (waspada syok), capillary refill time memajang
> 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
f) Sistem perkemihan : oliguria sampai anuria (200-400
ml/24 jam).

2.1.3 Diagnosa Keperawatan


Masalah keperawatan yang lazim muncul :
a. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
b. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan intake makanan.
d. Cemas b/d perubahan status kesehatan
2.2 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Kekurangan volume cairan b/d NOC: NIC :


kehilangan cairan aktif   Fluid balance Fluid management
  Hydration          Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan   Nutritional Status : Food and Fluid Intake          Pertahankan catatan intake dan output yang
intravaskuler, interstisial, Kriteria Hasil : akurat
dan/atau intrasellular. Ini   Mempertahankan urine output sesuai
         Monitor status hidrasi ( kelembaban
mengarah ke dehidrasi, dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
kehilangan cairan dengan normal ortostatik ), jika diperlukan
pengeluaran sodium   Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
         Monitor vital sign
batas normal          Monitor masukan makanan / cairan dan
Batasan Karakteristik :   Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas hitung intake kalori harian
-    Kelemahan turgor kulit baik, membran          Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
mukosa
-    Haus lembab, tidak ada rasa haus          Monitor status nutrisi
yang
-    Penurunan turgor kulit/lidah berlebihan          Dorong masukan oral
-    Membran mukosa/kulit          Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
kering          Dorong keluarga untuk membantu pasien
-    Peningkatan denyut nadi, makan
penurunan tekanan darah,          Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
penurunan volume/tekanan          Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
nadi muncul meburuk
-    Pengisian vena menurun          Atur kemungkinan tranfusi
-    Perubahan status mental          Persiapan untuk tranfusi
-    Konsentrasi urine meningkat
-    Temperatur tubuh meningkat Hypovolemia Management
-    Hematokrit meninggi   Monitor status cairan termasuk intake dan ourput
-    Kehilangan berat badan cairan
seketika (kecuali pada third   Pelihara IV line
spacing)   Monitor tingkat Hb dan hematokrit
Faktor-faktor yang   Monitor tanda vital
berhubungan:   Monitor responpasien terhadap penambahan
-    Kehilangan volume cairan cairan
secara aktif   Monitor berat badan
-    Kegagalan mekanisme   Dorong pasien untuk menambah intake oral
pengaturan   Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan
gejala kelebihanvolume cairan
  Monitor adanya tanda gagal ginjal
2 Risiko kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
kulit b/d ekskresi/BAB sering Membranes   Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
Kriteria Hasil : yang longgar
 
Definisi : Perubahan pada Integritas kulit yang baik   Hindari kerutan padaa tempat tidur
bisa
epidermis dan dermis dipertahankan (sensasi,   Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)   Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
Batasan karakteristik :   Tidak ada luka/lesi pada kulit jam sekali
          Gangguan pada bagian   Perfusi jaringan baik   Monitor kulit akan adanya kemerahan
tubuh   Menunjukkan pemahaman dalam proses
  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
          Kerusakan lapisa kulit perbaikan kulit dan mencegah terjadinya yang tertekan
(dermis) sedera berulang   Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
          Gangguan permukaan kulit  Mampu melindungi kulit   Monitor status nutrisi pasien
dan
(epidermis)   Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
mempertahankan kelembaban kulit dan
Faktor yang berhubungan : perawatan alami
Eksternal :
          Hipertermia atau
hipotermia
          Substansi kimia
          Kelembaban udara
          Faktor mekanik (misalnya :
alat yang dapat menimbulkan
luka, tekanan, restraint)
          Immobilitas fisik
          Radiasi
          Usia yang ekstrim
          Kelembaban kulit
          Obat-obatan
Internal :
          Perubahan status metabolik
          Tulang menonjol
          Defisit imunologi
          Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
          Perubahan sensasi
          Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
          Perubahan status cairan
          Perubahan pigmentasi
          Perubahan sirkulasi
          Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Nutrition Management


kurang dari kebutuhan tubuh   Nutritional Status :   Kaji adanya alergi makanan
b/d penurunan intake makanan  Nutritional Status : food and Fluid Intake   Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
  Nutritional Status : nutrient Intake jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi tidak   Weight control   Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
cukup untuk keperluan Kriteria Hasil :   Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
metabolisme tubuh.   Adanya peningkatan berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan   Berikan substansi gula
Batasan karakteristik :   Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi   Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
-    Berat badan 20 % atau lebih badan serat untuk mencegah konstipasi
di bawah ideal   Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
-    Dilaporkan adanya intake   Tidk ada tanda tanda malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
makanan yang kurang dari   Menunjukkan peningkatan fungsi   Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
RDA (Recomended Daily pengecapan dari menelan makanan harian.
Allowance)   Tidak terjadi penurunan berat badan yang   Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
-    Membran mukosa dan berarti   Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
konjungtiva pucat   Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
-    Kelemahan otot yang nutrisi yang dibutuhkan
digunakan untuk
menelan/mengunyah
-    Luka, inflamasi pada rongga Nutrition Monitoring
mulut   BB pasien dalam batas normal
-    Mudah merasa kenyang,   Monitor adanya penurunan berat badan
sesaat setelah mengunyah   Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
makanan dilakukan
-    Dilaporkan atau fakta adanya   Monitor interaksi anak atau orangtua selama
kekurangan makanan makan
-    Dilaporkan adanya   Monitor lingkungan selama makan
perubahan sensasi rasa   Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
-    Perasaan ketidakmampuan jam makan
untuk mengunyah makanan   Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
-    Miskonsepsi   Monitor turgor kulit
-    Kehilangan BB dengan   Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
makanan cukup patah
-    Keengganan untuk makan   Monitor mual dan muntah
-    Kram pada abdomen   Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
-    Tonus otot jelek kadar Ht
-    Nyeri abdominal dengan atau   Monitor makanan kesukaan
tanpa patologi   Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-    Kurang berminat terhadap   Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
makanan jaringan konjungtiva
-    Pembuluh darah kapiler   Monitor kalori dan intake nuntrisi
mulai rapuh   Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
-    Diare dan atau steatorrhea lidah dan cavitas oral.
-    Kehilangan rambut yang   Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
cukup banyak (rontok)
-    Suara usus hiperaktif
-    Kurangnya informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan
atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.

4 Cemas b/d perubahan status NOC : NIC :


kesehatan   Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
  Coping          Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definisi :   Impulse control          Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Perasaan gelisah yang tak jelas Kriteria Hasil : pelaku pasien
dari ketidaknyamanan   Klien mampu mengidentifikasi dan
atau          Jelaskan semua prosedur dan apa yang
ketakutan yang disertai respon mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur
autonom (sumner   Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
tidak          Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
spesifik atau tidak diketahui menunjukkan tehnik untuk mengontol          Temani pasien untuk memberikan keamanan
oleh individu); perasaan cemas dan mengurangi takut
  Vital sign dalam batas normal
keprihatinan disebabkan dari          Berikan informasi faktual mengenai
antisipasi terhadap   Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
bahaya. diagnosis, tindakan prognosis
Sinyal ini merupakan dan tingkat aktivitas menunjukkan          Dorong keluarga untuk menemani anak
peringatan adanya ancaman berkurangnya kecemasan          Lakukan back / neck rub
yang akan datang dan          Dengarkan dengan penuh perhatian
memungkinkan individu untuk          Identifikasi tingkat kecemasan
mengambil langkah untuk          Bantu pasien mengenal situasi yang
menyetujui terhadap tindakan menimbulkan kecemasan
Ditandai dengan          Dorong pasien untuk mengungkapkan
        Gelisah perasaan, ketakutan, persepsi
        Insomnia          Instruksikan pasien menggunakan teknik
        Resah relaksasi
        Ketakutan          Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
        Sedih
        Fokus pada diri
        Kekhawatiran
        Cemas

5 Diare berhubungan dengan NOC NIC


proses infeksi/ inflamasi di Bowel elimination Diarhea management
usus Fluid Balance Evaluasi efek samping pengobatan terhadapa
Definisi : pasase pada feses Hydration gastrointestinal
yang lunak dan tidak Electrolyte and Acid base balance Ajarkan pasien untuk mengkonsumsi oralit baru
berbentuk Kriteria hasil : lalu obat diare
Batasan karakteristik : Feses berbentuk, BAB sehari sekali Monitoring input dan output cairan
Nyeri abdomen setidaknya 3x/ Mencegah dareah sekitar rectal iritasi Monitor tanda dan gejala diare serta pola,
lebih defekasi perhari Tidak mengalami diare frekuensi dan konsistensi BAB
Keram perut Menjelaskan penyebab diare dan rasional Monitoring bising usus
Bising usus hiperaktif tindkaan Anjurkan pasien untuk makan makanan rendah
Faktor yang berhubungan Mempertahankan turgor kulit serat tinggi protein dan kalori
Psikologis : ansietas dan Bising usus dalam batas normal Ajarkan teknik menurunkan stress
tingkat stress tinggi Anjurkan menjaga personal hygiene, dan hygiene
Situasional : efek samping dari makanan serta peralatan makan.
obat, penyalahgunaan alcohol,
penyalahgunaan laksatif,
radiasi, toksik.
Fisiologis : proses infeksi dan
parasit, inflamasi dan iritasi,
malabsorbsi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tata Laksana Penderita Diare. Retrieved 25 Februari, 2013 Aplikasi asuhan
keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC jilid 1
tahun 2013.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestina: Aplikasi asuhan keperawatan
Medikal Bedah. Jakata: Salemba Medika.
Nanda Internasional. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: EGC. Salemba Medika.
Saputra, Lyndo. 2013. Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang:
Binarupa Aksara.
Sitohang, vensya. 2011. Situasi diare di Indonesai: sekertaris jenderal kemkes RI.
Wilkinson, Judith. M. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Ed. 9. Jakarta: EGC.
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Mia, S.Kep
NIM : 113063J120094
Judul Kasus : Diare
Nama Preseptor Akademik : Theresia Ivana, S.Kep.,Ners, MSN
No Hari/Tanggal Materi Saran Paraf
Bimbingan Pembimbing Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai