Anda di halaman 1dari 27

Swamedikasi

Influenza dan Rhinitis


Kelompok :
1. Septia mutiara D 165010170
2. Retno Dwi W. 165010171
3. Sichcha afiya D 165010172
4. Cyntia Ariany 165010173
5. M. Nur Ikhsan 165010174
6. Dindha karunia 165010176
7. Mersa mei L 165010177
8. Arum Rafiqah J. 165010178
KASUS
Seorang wanita datang ke apotek mengantarkan anaknya (5 tahun) yang
mengeluh hidung mampet, dan demam, meriang selama 1 hari terakhir
karena sempat terkena hujan. Belum ada pengobatan lanjut selain
istirahat dan sempat diberikan paracetamol sirup, tetapi obat dihentikan
karena persediaan dirumah telah habis. Pasien meminta obat dalam
bentuk sirup karena susah menelan tablet. Suhu dipantau menggunakan
thermometer 38℃. Tidak memiliki alergi obat. Apakah obat yang tepat
dipilihkan oleh apaoteker, apa alasan pemilihan terapi obat tersebut.

2
Anatomo system pernafasan

ADD A FOOTER
3
Anatomi Hidung
1. Hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya tersusun atas
jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum
nasalis). Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
2. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis).
3. Laring
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan
pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk
ke saluran pernapasan
ADD A FOOTER
4
4. Trakea
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring
dan trakea, didepan lariofaring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai
tempat keluar masuknya udara.
5. Bronkus
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan.
Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Fungsi utama
bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru
6. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk
dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paruparu ada dua bagian yaitu paru-
paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri
atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.

ADD A FOOTER
5
Anatomi Hidung
1. Lubang Hidung
2. Bulu Hidung
3. Septum (Pemisah) Hidung
4. Rongga Hidung
5. Saraf Hidung
6. Sinus hidung
7. Tulang Rawan Hidung
8. Silia
9. Selaput Lendir
10. Saluran Hidung- Tenggorokan
(Nasofaring)

ADD A FOOTER
6
1. Lubang Hidung
Bagian yang berfungsi melindungi hidung dari berbagai ancaman dari luar dan mengatur ukuran
sesuatu yang dapat masuk ke dalam hidung
2. Bulu Hidung
Rambut – rambut halus pada hidung yang berfungsi untuk penyaring udara yang masuk. Bulu
hidung menahan kotoran sehingga tidak dapat masuk ke sistem pernapasan selanjutnya
3. Septum (Pemisah) Hidung
Dinding septum nasi dilapisi oleh lendir dan memiliki pembuluh darah sehingga berfungsi untuk
melembabkan dan mengatur suhu udara yang masuk.
4. Rongga Hidung
Fungsi utama rongga hidung adalah untuk melanjutkan udara yang masuk menuju ke tenggorokkan.
Rongga hidung juga dapat menjaga kelembapan, suhu dan tekanan udara.
5. Saraf Hidung
Berfungsi sebagai reseptor utama dalam indera penciuman. Saraf ini menerima rangsangan berupa
bauan yang terbawa bersama udara yang dihirup kemudian mengirimkan informasi tersebut dalam
bentuk impuls.
ADD A FOOTER
7
6. Sinus hidung
Sinus hidung berfungsi untuk melembabkan dan menyaring udara
7. Tulang Rawan Hidung
Berfungsi sebagai tulang rawan yang menyusun hidung, menentukan bentuk hidung
8. Silia
Berfungsi untuk melakukan penyaringan udara yang masuk ke hidung.
9. Selaput Lendir
Bagian yang berfungsi untuk menghasilkan mukus (ingus) sehingga hidung dapat terlindung dari
berbagi macam kotoran dan bakteri.
10. Saluran Hidung- Tenggorokan (Nasofaring)
Nasofaring ini berfungsi sebagai pengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran penghubung
telinga dengan tenggorokkan) dan pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.

ADD A FOOTER
8
Mekanisme Terjadinya Influenza
1. Permukaan terluar virus terdapat Hemaglutinin (H) yang
berikatan dengan asam sialic (SA) pada permukaan sel epitel di
saluran pernafasan bagian atas.

2. Sel menelan virus, proses ini disebut endositosis. Proses


endositosis ini dipercepat dengan adanya enzim Neuraminidase
(N) yang dapat memecah asam sialic (SA).

3. Di dalam sel inang virus bereplikasi

4. Hasil replikasi virus akan berkumpul dan keluar dari sel inang
dengan bantuan enzim Neuraminidase

5. Sehingga terlepaslah virus baru dengan jumlah yang lebih


banyak dan siap menginfeksi sel lainnya.

ADD A FOOTER
6. Symptoms influenza dimulai Setelah 1-4 hari terinfeksi
9
Definisi
Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan
oleh virus RNA , yang terutama mempengaruhi hidung, tenggorokan, bronkus
dan terkadang paru.
Infeksi influenza dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun namun epidemic terjadi
paling banyak pada musim gugur dan dingin. Pada Negara tropis infeksi
influenza terjadi dengan puncak kejadian pada musim hujan.
Kelompok yang paling banyak menderita penyakit yang parah, masuk rumah
sakit dan meninggal akibat komplikasi influenza adalah lanjut usia (lebih dari 65
tahun), anak usia dibawah 2 tahun dan pasien dengan kondisi klinik tertentu.

ADD A FOOTER
10
Etiologi
Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe
C. Di antara banyak subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A
(H1N1) dan A (H3N2) adalah yang banyak beredar di antara manusia.
Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus flu akibat virus
tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus
influenza A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman.
Influenza musiman menyebar dengan mudah saat seseorang yang
terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke udara dan orang lain bisa
tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. Virus juga
dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah
penularan, orang harus menutup mulut dan hidung mereka dengan tisu
ketika batuk, dan mencuci tangan mereka secara teratur (WHO, 2009).

11
Patofisiologi
Virus influenza masuk melalui inhalasi droplet yang berada di udara
yang berasal dari batuk atau bersin penderita influenza, kontak
langsung. Virus kemudian mengikat reseptor asam sialat yang terdapat
pada sel epitel dan jalan napas, khususnya di trakea dan bronkus.
Kemudian terjadi replikasi virus yang akan mencapai puncaknya dalam
48 jam pasca infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung dengan
derajat keparahan penyakit.

ADD A FOOTER
12
Tanda & Gejala
• Demam lebih dari 38℃
• batuk (biasanya kering),
• sakit kepala, nyeri otot, lemas,
• kelelahan
• Hidung tersumbat dan berair.
• Sakit tenggorokan
• Menggigil dan berkeringat

ADD A FOOTER
13
Pengecualian Swamedikasi
 Demam > 101,5 ⁰ F (38,6⁰C)
 Nyeri dada
 Sesak nafas
 Memburuknya gejala atau terjadi perkembangan gejala tambahan selama swamedikasi
 Bersamaan dengan penyakit kardiopulmonar kronik terkait (misalnya asma, COPD, CHF)
 Terapi atau AIDS imunosuprepsan kronik
 Pasien usia lanjut
 Bayi < 9 bulan
 Hipersensitif terhadap obat yang direkomendasikan

ADD A FOOTER
14
Tujuan Terapi
 Untuk mengontrol gejala
 Mencegah terjadinya komplikasi
 Mencegah penyebaran infeksi.

ADD A FOOTER
15
Terapi Farmakologi
1. Analgetik – antipiretik
Antipiretik menimbulkan efek dengan meningkatkan eliminasi panas, pada penderita dengan suhu
badan tinggi, dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi air sehingga
terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Contoh: asetaminofen (parasetamol)
2. Dekongestan
Dekongestan merupakan golongan simpatomimetika yang bekerja pada reseptor adrenergic dengan
efek mengurangi hidung tersumbat.
Contoh : pseudoefedrin hcl
3. Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi.
Contoh : Klorfeniramin maleat/CTM
ADD A FOOTER
16
4. Antitusif
Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan
ambang rangsang batuk.
Contoh : dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl
5. Ekspektoran dan Mukolitik
Ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak, dimaksudkan untuk mempermudah
pengeluaran dahak.
Contoh : gliseril guaiakolat, ammonium klorida, bromheksin.

ADD A FOOTER
17
Contoh obat influenza
INZA sirup anak
Indikasi : meringankan gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin
Kandungan : Tiap 5 mL sirup mengandung Paracetamol 125
mg, pseudoephedrine HCl 7,5 mg,
chlorpheniramine maleate 0,5 mg
Dosis : 3 kali sehari 1 sendok takar 5 mL (anak 2-5 tahun )

ADD A FOOTER
18
Mekanisme Pseudoefedrin HCl
Pada agonis alfa adrenergik dari reseptor dalam mukosa pernafasan menyebabkan vasokontriksi,
secara langsung merangsang reseptor beta adrenergik dan menyebabkan relaksasi bronkial, serta
peningkatan denyut jantung dan kontraktilitas.
Mekanisme CTM
Sebagai antagonis H1 adalah berkompetisi dengan aksi dari histamin endogenus, untuk
menduduki reseptor-reseptor nomal H1 pada sel-sel efektor di traktus gastrointestinal, pembuluh
darah, traktus respiratorius, dan otot polos lainnya. Efek antagonis terhadap histamin ini akan
menyebabkan berkurangnya gejala bersin, mata gatal dan berair, serta pilek pada pasien
Mekanisme Paracetamol
Bekerja langsung di pusat saraf dengan mempengaruhi ambang rasa sakit dengan
menghambat enzim cyclooxsygenase, COX-1, COX-2 dan COX-3 yang terlibat dalam pembentukan
prostaglandin, substansi yang bertindak mengatur rasa sakit dan diketahui juga sebagai regulator
panas pada hipotalamus. Dengan berkurangnya produksi prostaglandin di otak maka efek rasa
sakit dan demam dapat berkurang.

ADD A FOOTER
19
Pasien menanyakan apakah obat tersebut bisa digunakan untuk kasus
hamil trimester 2, balita atau geriatric
 Kasus ibu hamil
Inza syrup tidak dapat digunakan untuk
kasus ibu hamil karena pseudoefedrin dapat
menyebabkan efek teratogenik ,
penggunaanya dapat diganti dengan Breathy
 Kasus Balita
Inza syrup tidak dapat digunakan untuk
kasus balita, penggunaannya dapat diganti
dengan balsam Copal
 Kasus Geriatric
Inza syrup dapat diberikan pada pasien
geriatric

ADD A FOOTER
20
Terapi non farmakologi
a. Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan
b. Meningkatkan gizi makanan, makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung
vitamin.
c. Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di tenggorokan,
mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam.
d. Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri di tenggorokan.

21
10 obat terapi farmakologi
No Obat Golongan
1 Paracetamol Obat Bebas
2 CTM Obat Bebas Terbatas
3 Pseudoefedrin OWA 1
4 Tripolidine OWA 2
5 Loratadine OWA 3
6 Vitamin C Vitamin
7 Vitamin D Vitamin
8 Astragalus Herbal
9 Echinacea Herbal
10 Omega 3 Suplemen

ADD A FOOTER
22
Algoritma Pengobatan

ADD A FOOTER
23
Perbedaan Influenza dan Rhinitis
Influenza Rhinitis
• Disebabkan oleh virus dan ada • Disebabkan oleh Reaksi alergi karena
peradangan pada selaput lendir hidung. pejanan allergen dan adanya peradangan
• Gejalanya seperti rasa pusing, disertai yang terjadi pada dinding hidung.
demam tinggi antara 39° – 40° C, nyeri • Gejalanya seperti sering bersin, hidung
pada persendian otot dan juga terjadi yang terasa gatal, dan hidung memerah
penurunan level energi yang sangat yang disebabkan penyumbatan pada
drastic. Selain itu, pasien influenza juga hidung hingga akhirnya mengalami
mengalami batuk. iritasi.
• Durasi berlangsungnya selama 3-14 hari • Bersifat harian hingga menahun
• Pada musim-musim tertentu • Tidak mngenal musim-musim tertentu
• Potensi penularan tinggi dan dapat • Tidak memiliki potensi penularan dan
sembuh tanpa perawatan tertentu dapat sembuh dengan menghindari
alergen
ADD A FOOTER
24
Patofisiologi Rhinitis
Pemaparan polen dan allergen lain pada mukosa hidung orang
yang tersensitisasi menyebabkan pelepasan IgE yang merangsang
sel Mast, yang berikutnya melepaskan mediator-mediator yang
menyebabkan hyperemia mukosa, bengkak dan mengeluarkan
cairan.

ADD A FOOTER
25
Pengobatan Rinitis Alergi
1. Antihistamin
Contoh : Chlorpheniramine maleat (CTM), Diphenhydramine HCL
2. Dekongestan
Contoh : pseudoefedrin hcl

ADD A FOOTER
26
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai