1
Skenario 2
Kelainan pada Sistem Respirasi
KELOMPOK 2
Batuk- batuk
Tn. Rozak 54 tahun, datang ke poli paru RS Raden Mattaher dengan keluhan batuk sejak
satu bulan yang lalu. Batuk yang dirasakan disertai sputum warna kuning kehijauan tetapi
tidak disertai darah. Pasien juga mengatakan dada terasa berat dan panas. Pasien mengeluh
demam dan disertai pusing, sering merasa berkeringat pada malam hari tanpa didahului
aktivitas. Sejak mengalami keluhan tersebut nafsu makannya semakin berkurang dan
mengalami penurunan berat badan akhir-akhir ini. Pasien mengaku didalam keluarga tidak
ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien, pasien memiliki kebiasaan merokok di
rumah.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menduga tn. Rozak mengalami infeksi paru
sehingga merencanakan akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu
memastikan penyakit tn. Rozak.
B. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Batuk
: Respon fisiologis untuk mengeluarkan benda asing dan pertahanan saluran nafas
2. Sputum
: Secret atau mucus yang dikeluarkan dari saluran pernapasan
3. Demam
: Suhu tubuh diatas normal karena terjadi peradangan
4. Pusing
: Sensasi untuk menggambarkan perasaan limbung dan kehilangan keseimbangan
5. Infeksi
: Reaksi luka pada kerusakan jaringan tubuh akibat adanya pathogen.
Tahapan
1. Fase iritasi
Iritasi pada salah satu saraf sensori nervus vagus di laring,trakea, bronkus / serat afferen
cabang faring dari nervus glossopharingeus dapat menimbulkan batuk. Membawa impuls ke
medula oblongata
2. Fase inspirasi
Terjadi kontraksi otot abduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan glotis secara
refleks terbuka lebar. Volume udara yang diinspirasi berkisar antara 200-3500 ml di atas
kapasitas residu fungsional
3. Fase kompres
Terjadi kontraksi otot adduktor kartilago arytenoideus yang mengakibatkan tertutupnya
glotis selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan di paru dan abdomen akan meningkat 50-100
mmHg
Batuk dapat terjadi tanpa oenutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan
tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka
4. Fase ekspirasi
Glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi sehingga terjadilah
pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi disertai dengan pengeluaran
benda-benda asing
Komponen
a. Reseptor Batuk Berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak di dalam dan di
luar rongga toraks. Sebagian besar ada di laring,trakea,karina dan daerah percabangan
bronkus
b. Serabut saraf aferen
N. Vagus (laring,trakea,bronkus,pleura,lambung,telinga)
N. Trigeminus mengalirkan rangsang dari sinus paranasalis
2. Apa makna klinis batuk selama 1 bulan dan apa saja penyakit yang gejala klinisnya
seperti keluhan utama?
Jawab:
Batuk merupakan refleks pertahan tubuh yang timbul akibat iritasi percabangan
trakeobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk
membersihkan saluran pernafasan napas bagian bawah. Mekanisme batuk dibagi menjadi
tiga yaitu :
a. Fase inspirasi : fase menarik nafa dalam sehingga vol. paru meningkat.
b. Fase kompresi : epiglottis menutup sehingga udara dalam paru tertekan.
c. Fase ekspirasi : epligotis terbuka secara mendadak sehingga terjadi pengeluaran udara
secara cepat dan diikuti oleh secret atau benda asing.
Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit pernafasan. Segala jenis batuk lebih
dari tiga minggu harus diselidiki untuk memastikannya karena ketika batuk melebihi tiga
minggu menandakan adanya infeksi dalam salura pernafasan yang harus diperiksa lebih
lanjut. Bronchitis kronik, asma, tuberculosis dan pneumonia merupakan penyakit yang
secara tipikal memiliki batuk sebagai gejala yang mencolok
Batuk yang dialami oleh pasien adalah batuk kronis. Batuk kronis : batuk kronis
berlangsung lebih dari 3 minggu, sering disebabkan karena berbagai kondisi. Penyebab pasti
dapat diketahui dengan riwayat medis yang detail, pemeriksaan dan radiografi toraks pada
pasien. (1,3)
PENYAKIT GEJALA
2) Pemeriksaan fisik
Inspeksi: dapat terlihat pembesaran KGB sekitar leher dan ketiak. (pada pasien limfadenitis
TB)
Palpasi: dapat teraba pembesaran KGB, nyeri dada, fremitus menurun
Perkusi : suara redup saat diperkusi, teruptama pada apex paru yang dicurigai adanya
infiltrate yang agak luas. Bila terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi akan memberikan
suara yang hipersonor atau timpani.
Auskultasi : suara napas bronchial , amforik, suara napas melemah atau ronki basah, kasar,
dan nyaring. Tetapi bila infiltrate ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya mnjadi
vesikuler melemah.
Dalam penampilan klinis, TB Paru sering asimtomatik da penyakit baru dicurigai
dengan didapatkannya kelainan radiologis dada pada pemeriksaan rutin atau uji tuberculin
positif.
3) Diagnosis Sementara
Malaise influenza
Nyeri Pleura
Kanker paru Batuk yang terus Suara serak
bertambah berat atau Infeksi paru-paru yang
tidak kunjung sembuh sering, misalnya
Kesulitan bernafas pneumonia
Nyeri dada Selalu merasa sangat
Kehilangan berat badan letih
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Pemeriksaan ini kurang dapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan,
hasilnya tidak sensitive dan juga tidak spesifik. Tuberculosis baru mulai aktif akan didapatkan
jumlah leukosist yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah
limfosit masih dibawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit mulai
sembuh jumlah leukosit kembali normal dan junlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah
mulai turun kearah normal lagi.
Hasil pemeriksaan darah lain didapat juga :
- Anemia ringan dengan gambaran nomokrom dan normositer
- Gama globulin meningkat
- Kadar natrium darah menurun
b. Sputum
Pemeriksaan dahak mikroskopis
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan
pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan
diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua
hari kunjungan yang berurutan berupa
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS),
S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali. Pada
saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari
kedua.
P (Pagi): dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di sarana pelayanan kesehatan.
S (sewaktu): dahak dikumpulkan di sarana pelayanan kesehatan pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.
d. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiologis merupkan cara praktis untuk menemukan lesi tuberculosis.
Pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang lebih dibandingkan pemeriksaan sputum, tapi
memberikan keuntungan seperti tuberculosis pada anak dan tuberculosis milier. Pada kedua
hal diatas diagnosis dapat diperoleh melalui pemeruksaan radiologis dada, sedang kan pada
pemeriksaan sputum hampir selalu negatif.
Pada awal penyakit ini lesi masih merupakan sarang pneumonia, gambaran radiologis
seperti bercaka awan dan batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka
bayangan terlibat berupa bulatan dengan batas yang tegas. Lesi ini dikenal sebagai
tuberkuloma. Pada kavitas bayangan nya berupa cincin yang mula berdinding tipis, lama-lama
dindingnya menjadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis terlihat bayangan yang
C. ETIOLOGI
Tuberkulosis disebabkan oleh kuman batang aerobic dan tahan asam yaitu
Mycobacterium tuberculosis yang dapat merupakan organism pathogen maupun saprofit.
Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai $mm,ukuran ini lebih kecil dari sel darah merah.
Proses terjadinya infeksi oleh M. tuberculosis yang biasanya penularannya terjadi secara
inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei. Tb pada kulit dan jaringan lunak penularannya
bisa melalui inokulasi langsung.
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak, peptidoglikan dan
arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga
disebut Basil Tahan Asam(BTA). Dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es)hal ini terjadi karna kuman berada dalam keadaan dorman.
Dari sifat dorman ini kuman dapat bangkit kembali da menjadikan penyakit tuberculosis aktif
kembali.(1,3)
D. PATOGENESIS
Mekanisme
Nama obat Farmakokinetik indikasi KI ESO Interaksi obat Preparat dan dosis
kerja
Streptomisin hambat Tdk diabsorpsi Tuberkulosis Wamil TS I / sakit kepala dan Hambatan bubuk 1 & 5 gr
sintesa protein di intestinum Tularemia dosis total 20gr lesu neuromuskular Solusio 400
pd ribosom I.m Bruselosis pada kehamilan Reaksi meningkat bila mg/ml dlm tabung
mikobacteriu ½ berikatan dng aterm (ketulian) hipersensitifitas diberikan bersama 12,5 ml
m; bersifat protein plasma Miastenia ototoksik (N as etakrinat atau Dosis: Dewasa: 15
bakterisidal ekskresikan gravis VIII) & furosemid; mg/kgBB/hari
diekstraseluler filtrasi glom. ke ggn fs ginjal nefrotoksik efek nefrotoksik (12-18
urin dlm 12 jam atau ortu > 65 meningkat bila mg/kgBB/hari)
Menembus tahun diberi bersama Anak-anak: 20-30
plasenta; sefalosporin, poli- mg/kgBB/hari
miksin, (mak simum 1
siklosporin, gram)
sisplatin dan
vanko-misin
INH Menghambat Absorpsi baik tuberkulosis Hipersensitifitas mual-muntah, Alkohol dan tablet 100 mg dan
Rifampisin Menghambat Diabsorpsi baik Tuberculosis Syok sindrom demam, kulit meningkatkan tablet/kapsul 150,
sintesa RNA di saluran Lepra Anemia kemerahan, eliminasi kontra- 300, dan 450 mg;
bakteri dng cerna; dieks- Meningitis hemolitika akut mual-muntah, sepsi oral dan suspensi 100
mengikat kresikan asimtomatik yg Gangguan hati jaundice, antikoagulan. mg/ml
subunit dr melalui hati disbbkan oleh Dosis haraus trombositopenia menurunkan kadar Dewasa & anak-
DNA- kedalam N. Meningitidis disesuaikan utk dan nefritis, serum keto- anak: 10
dependen- empedu Profilaksis gangguan ginjal BAK merah. konazol,sikloserin mg/kgBB/hari ( 8-
RNA- deasetilisasi (6 H.Influenza pd , kloramfenikol, 12
polimerase jam) anak-anak sulfo-nil urea, mg/kgBB/hari);
kompleks Resirkulasi Bersama beta analgesik maksimum 600
enzim-obat enterohepatik laktam atau narkotika, mg
( subunit ß) ekskresi me- vankomisin barbiturat,
Bakterisidal di lalui tinja (60- endokarditis kuinidin,
intra dan 65%) dan (stafilokokus kortikosteroid,
eksraseluler sisanya melalui glikosida,
Meningkatkan urin betabloker,klofibr
efektivitas Konsentrasi at,teofilin,verapa
streptomisin puncak plasma: mil, kumarin dan
dan INH 2-4 jam; kadar flukonazol
di cairan Hepatoksik
serebrospinalis meningkat bila
10-40% kadar diberi bersama
serum; waktu halotan
paruh 1,5-6 jam
dan meningkat
bila ada
Etambutol Menghambat Absorpsinya tuberkulosis Hipersensitifitas Jarang & Pemberian tablet 250 dan 500
sintesa baik di saluran Neuritis optik toksisitasnya bersama mg
metabolisme cerna ; kadar Anak < 5 tahun minimal tuberkulostatika Dewasa: 15
sel dng puncak plasma: Bersihan Dapat berupa lain (INH & mg/kgBB/hari
memblok 2-4 jam; waktu kreatinin < 50 kulit kemerahan Rifampisin) (15-20
enzim paruh 3-4 jam; ml/menit Dpt juga terjadi: meningkatkan mg/kgBB/hari)
arabinosil berikatan dng Penderita gatal-gatal, efekti- fitasnya Anak > 5 tahun:
transferase protein ± 40% gangguan nyeri sendi, maksimum 15
kematian sel 75% ginjal dosis gggan saluran mg/kgBB/hari
Bakteriostatik diekskresikan disesuaikan cerna,
di intra dan dlm bentuk disorientasi dan
ekstraseluler utuh diurin, ke – mungkinan
sisanya dlm halusinasi
bentuk
metabolit
(aldehid &
asam
dikarboksilat)
Pirazinamid Sampai saat Absorpsinya Tuberkulosis Penderita dng Bersifat tdk diketahui Tablet 500 mg
ini blm baik di saluran gangguan hepatotoksik, Dewasa dan anak:
diketahui, cerna; fungsi hati dan berikatan 25 mg/kgBB/hari
Bakterisidal konsentrasi Hipersensitifitas dng dosis (20-30
dalam puncak plasma Kematian mg/kgBB/hari)
keadaan asam, 2 jam biasanya terajdi
aktivitas Waktu paruh: krn adanya
sterilisasi di 9-10 jam; nekrosis,
intraseluler ekskresi poliartralgia
terutama
melalui ginjal
(3%) dalam
bentuk utuh
diurin; dan 40%
dlm bentuk
asam pirazinoat
3. Sikloserin
Antibiotika spektrum luas, yang merupakan analog d-alamin
Stabil dalam larutan alkal, dan rusak dalam larutan garam atau netral
Berupa bubuk putih, agak pahit dan higroskopis, serta larut dalam air
• Mekanisme kerja
Menghambat sintesa dinding sel bakteri dengan menghambat alamin raasemase
• Farmakokinetik
Absorpsinya baik dengan kadar puncak plasma: 4-8 jam
Distribusi luas termasuk cairan serebropinalis dan > 50% dieliminasi dalam waktu 12 jam
• Indikasi: Tuberkulosis paru aktif dan tuberkulosis ekstrapulmoner
4. Kapreomisin
- Antibitotika polipeptida, mudah larut dlm air dan tidak berwarna
- Bersifat bakteriostatik, dan kurang toksik dibanding kanamisin
- Resistensi silang dng kanamisin dan neomisin
- Absorpsinya di saluran cerna kurang baik®par-enteral
- Konsentrasi puncak plasma 1-2 jam, > 50% diekskresikan melalui urin dalam 12 jam
- Bersifat nefrotoksik; kadar nitrogen urea, bersihan kreatinin¯, albuminurea dan silinderurea
serta bersifat ototoksik
- Kontraindikasi: gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui,
- Tidak boleh diberikan bersama obat-obat yg bersifat nefrotoksik
- Tersedia dalam bentuk vial 1 gram, dng dosis dewasa : 15 mg/kgbb/hari selama 2-4 minggu
5. Amikasin
- Golongan aminoglikosida, larut dalam air
- Mekanisme kerja mirip kanamisin, tetapi volume distribusi ekstraselulernya lebih besar
- Bersifat nefro dan ototoksik
- Kontraindikasi: penderita ginjal
- Tidak boleh diberikan bersama asam eta-krinat dan furosemid
- Dalam vial 50 mg/ml; dosis 15 mg/kgbb/hari dibagi 2-3 dosis
6. Kanamisin
- Menghambat sintesa protein dng mengi-kat ribosom 30S dan bersifat bakterisidal
- Kontraindikasi: gangguan ginjal dan wanita hamil
- Pemberian bersama aminoglikosida lain, B sisplatin, amfoterisin, kolistin dan diuretika
kuat®dihindari
- Dosis: 1 gram/hari (15 mg/kgbb/hari)
8. Viomisin
- Polipeptida yg larut dalam air, resistensi silang dng strepto, kana dan kapreomisin
9. Fluorokuinolon
- Sifat bakterisidalnya lemah (levo,oflok, sipro, flerofolksasin0
- Spar dan levofloksasin: menggantikan streptomisin
- Resistensi majemuk: ofloksasin srg digunakan
10.Makrolid
- Klaritromisin aktivitasnya 4X azitromisin
- Biasanya dikombinasi dng etambutol dan atau tanpa rifabutin utk infeksi M. Avium kompleks
Dosis (mg)/berat
Dosis yang dianjurkan
Dosis Dosis badan (kg)
Obat (mg/kg Harian Intermiten maks
BB/hari) (mg/kg (mg/kg (mg) <40 40-60 >60
BB/hari) BB/hari)
R (rifampisin) 8-12 10 10 600 300 450 600
H (isoniazid) 4-6 5 10 300 150 300 450
Z
20-30 25 35 750 1000 1500
(pyirazinamid)
E (etambutol) 15-20 15 30 750 1000 1500
Sesuai
S (streptomisin) 15-18 15 15 1000 750 1000
BB
H. KOMPLIKASI
Penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi dapat dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut
• Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, alringitis, usus, Poncet’s
arthropathy
• Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas -> SOPT (sindrom obstruksi pasca tuberkulosis),
kerusakan parenkim berat -> fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB
Jawab :
a. Tinggal di rumah, jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain
selama beberapa minggu pengobatan untuk TB aktif.
b. Anjuran pada pasien untuk rutin minum obat, sesuai anjuran resep dari dokter.
e. Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil dimana
udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela dan
menggunakan kipas untuk menutup udara dalam ruangan luar.
i. Mengusahakan sinar matahari dan udara masuk secukupnya kedalam tempat tidur
k. Semua barang yang dipakai penderita harus terpisah begitu pula mencucinya, tidak boleh
digunakan oleh oranh lain
11. Klasifikasi Tb
Jawab:
F. MIND MAPPING
EPIDEMOLOGI
Kelompok Tutorial 4 Skenario TBETIOLOGI
Paru Page 33 GEJALA PATOFISIOLOGI
TUBERKULOSIS
G.
KLASIFIKASI ALUR DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN EDUKASI
DAFTAR PUSTAKA