LANDASAN TEORI
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut dalam bahasa indonesia juga
dikenal sebagai infeksi saluran pernapasan atas atau Acute Respiratory Infections
(ARI) yang berarti penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran
beberapa pendapat lain yaitu : Depkes RI (2015). infeksi saluran pernapasan atas
sampai 14 hari dengan keluhan batuk disertai pilek, sesak napas, tenggorokan
sakit atau nyeri telan, dengan atau tanpa demam dan menurut Wong (3013).
Infeksi saluran atas adalah inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal
(mikro plasma), atau aspirasi subtansi asing, yang melibatkan suatu atau semua
bagian saluran pernapasan saluran pernapasan atas terdiri dari hidung, faring,
bahwa ISPA adalah infeksi saluran pernafasan atas yang mengenai saluran nafas
bagian atas seperti hidung, sinus, faring, laring yang terjadi secara berulang dan
lama kelamaan akan mengenai saluran nafas bagian bawah yang disebabkan oleh
berbagai virus, bakteri, dan mikroplasma dan berlangsung selama 14 hari dengan
keluhan batuk, pilek, sesak napas, tenggorokan sakit, demam atau tanpa demam.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem organ dan sistem pernapasan oleh Judha (2016) terdiri dari :
1) Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian
internal berupa rongga hidung sebgai alat penyalur udara. Hidung bagian luar
tertutup oleh kulit dan disuport oleh sepasang tulang hidung. Hidung berfungsi
2) Faring
kepada laring pada dasar tengkorak. Refleks menelan berawal dari orofaring
3) Laring
Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batuk. Ada dua fungsi lebih penting selain sebagai produksi
suara, yaitu : laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah
aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial dan laring
4) Trakea
5) Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri: Disebut bronkus laboris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 lobus). Bronkus lobaris kanan terbagi
bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang dimiliki: arteri,
6) Bronkiolus
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas. Bronkiolus
dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan
7) Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2. Terdapat sekitar 300 juta yang
8) Paru
rongga dada atau toraks, kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang
berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai
apeks dan basis. Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
2.1.3 Etiologi
Menurut Romiyanti (2016) penyebab dari penyakit ISPA adalah virus dan
penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus (seperti virus influenza
ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab
1) Batuk : Dapat terlihat pada fase akut dan dapat tetap ada selama beberapa bulan
setelah penyakit.
2) Demam : Mungkin tidak ada pada bayi baru lahir dan paling banyak terjadi
pada usia 6 bulan sampai 3 tahun. Suhu dapat mencapai 39,5 oC hingga 40,5 oC
4) Sakit tenggorokan.
6) Nyeri telinga
9) Anoreksia dan muntah : Sering dikeluhkan oleh anak-anak yang lebih besar,
Sebagian anak dengan infeksi saluran nafas bagian atas memberikan gejala
yang sangat penting yaitu batuk, infeksi saluran nafas bagian bawah
memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retraksi dada.
Semua ibu dapat mengenali batuk tetapi mungkin tidak mengenal tanda-tanda
lainnya dengan mudah. Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali
yaitu flu, demam dengan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 oC dan
berikut:
(1) Batuk
sebagai berikut:
(1) Pernafasan lebih dari 50 kali/menit pada anak umur kurang dari satu tahun
dan sekitar 40 kali/menit pada anak umur lebih dari satu tahun.
(5) Nadi cepat saat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
(6) Lubang hidung kembang kempis saat bernafas (pernapasan cuping
hidung). Pasien ISPA berat harus dirawat dirumah sakit atau puskesmas
dan infus.
2) Imunisasi.
di luar rumah.
6) Program KIA, mengenai kesehatan ibu dan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR)
2) Imunisasi.
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan
pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi
Penatalaksanaan keperawatan:
2) Minimalkan gejala:
(1) Jaga kebersihan saluran nasal pada nasofaringitis, terutama pada bayi
membran mukosa.
2.1.8 Patofisiologi
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas
mendorong mikroba atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring.
Jika refleks tersebut gagal, maka mikroba akan bereplikasi dan merusak lapisan
epitel mukosa saliran pernapasan. Sel epitel yang rusak akan merangsang natural
killer dan limfosit untuk menghasilkan sitokin. Setelah melintasi epitel, partikel
dimana mikroba bertemu dengan cairan jaringan, sistem limfatik, dan fagosit yang
maka agen-agen yang masuk akan sulit dibunuh sehingga menimbulkan gejala
langsung terjadi infeksi. Gejala pada ISPA bukan merupakan efek langsung dari
jumlah virus yang atau jumlah sel yang terinfeksi, disebabkan oleh mediator
Pola asuhan keperawatan yang tepat adalah melalui proses keperawatan yang
pada klien. Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling
evaluasi.
Lima tahap dari proses keperawatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
2.1.10 Pengkajian
awal yang paling penting dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan, sangat
(1) Observasi
oleh orang lain. Segala sesuatu yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan
sendiri.
produktif, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak tampak penggunaan
(2) Wawancara
pada pertemuan tatap muka. Wawancara dapat dilakukan secara formal dan
personal hygiene).
mulut, bibir, hidung, telinga, leher, dada, abdomen, tungkai, kulit dan
mata, hidung, telinga, mulut, serta keadaan postur tubuh dan kecacatan.
2) Pengelompokan data
memilih cara terbaik. Salah satu cara adalah teori Abraham Maslow yang
yang terdiri dari beberapa tingkatan. Tingkatan kebutuhan dasar fisik harus
terpenuhi lebih dulu sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi. Selain
teori Abraham Maslow, perlu juga diperhatikan tingkat pertumbuhan dan
lebih rendah.
sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain
dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih
baik. Sindrom : diagnosa yang terdiri dari sekelompok diagnosa aktual atau
resiko yang diduga akan muncul karana suatu kejadian atau resiko yang diduga
2.1.12 Perencanaan
Rencana keperawatan merupakan bukti tertulis dari tahap dua dan tahap tiga
hasil keperawatan dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan
Ada tiga tahap dalam fase perencanaan, yaitu menentukan prioritas masalah,
menulis tujuan dan kriteria hasil berdasarkan “SMART”, dan menentukan rencana
berikut :
Hasil yang diharapkan : pernafasan tetap dalam batas normal, pernapasan tidak
Intervensi keperawatan :
(4) Gunakan bantal dan bantalan untuk mempertahankan jalan napas agar tetap
terbuka.
(5) Ajarkan pada anak dan keluarga tentang tindakan yang memudahkan upaya
pernapasan atau ketidakmampuan fisik, orang tua tetap bersama anak dan
memberikan rasa nyaman anak melakukan aktivitas yang tenang sesuai dengan
(1) Tetap bersama anak selama prosedur dan peralatan yang tidak dikenal pada
anak
(3) Jangan melakukan apapun yang membuat anak menjadi lebih cemas atau
takut.
Hasil yang diharapkan : Jalan napas tetap bersih, anak bernapas dengan mudah,
Intervensi keperawatan :
(1) Kaji frekuensi pernapasan atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada.
(5) Anjurkan keluarga atau pasien dan bantu pasien dalam teknik menekan
Hasil yang diharapkan : Anak menunjukkan bukti penurunan gejala infeksi. Intervensi
keperawatan :
nasokomial.
Hasil yang diharapkan : Anak bermain dan beristirahat dengan tenang serta
melakukan aktivitas yang sesuai dengan usia dan kemampuan, anak tidak
peningkatan aktivitas.
Intervensi keperawatan :
(2) Bantu anak dalam aktivitas hidup sehari-hari yang mungkin melebihi
toleransi.
(4) Beri periode istirahat dan tidur yang sesuai dengan usia dan kondisi.
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau penurunan nyeri pada tingkat yang
Hasil yang diharapkan : Anak tidak mengalami nyeri atau tingkat nyeri dapat
Intervensi keperawatan :
mendiskusikan kondisi dan perawatan anak dengan tenang serta terlibat secara
Intervensi keperawatan :
2.1.13 Implementasi
respon klien selama dan sesudah peleksanaan tindakan yang sudah direncanakan
2.1.14 Evaluasi
klien (hasil diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah dibuat pada tahap
dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah ditetapkan tercapai, dan
sebagai berikut :
1) S : artinya data subjektif yang isinya tentang keluhan klien yang masih
2) O : artinya data objektif yang isinya berdasarkan hasil pengukuran atau hasil
3) A : artinya analisis yang isinya hasil intervensi dari data subjektif dan data
yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah baru yang terjadi
akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi dari data
Pada bab ini penulis akan menguraikan asuhan keperawatan pada klien An. S
3.1 Pengkajian
dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Data juga diperoleh
dari perawat ruangan, dokter, tenaga kesehatan lain dan catatan rekam medik
klien.
3.1.1 Biodata
1) Identitas klien
Nama klien An. S, umur 11 tahun, status anak, jenis kelamin perempuan,
pekerjaan pelajar, alamat Sebengkok RT. 05, tanggal masuk rumah sakit 24
register 144XXX.
2) Identitas Ayah
1) Keluhan Utama
dokter praktek setelah beberapa hari tidak kunjung sembuh ibu klien
Juni 2018 pukul 08.00 WITA. Dengan keluhan anaknya demam 3 hari dan
mengatakan anaknya muntah, mual, batuk, radang, pilek, pusing. Ibu klien
B.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
pusing, radang, saat menelan sesuatu terasa sakit, klien tampak meringis, klien
tampak pilek, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit lain yang
Ibu klien mengatakan anaknya pernah batuk, demam, penyakit, Ibu klien
mengatakan pernah kecelakaan, Ibu klien mengatakan pernah jatuh saat usia 4
5) Genogram Keluarga
52 ? ? ?
65 ? ? ? ? ? ?
36 26 11
: Perempuan : Klien
1) Pertumbuhan Fisik
sekarang : 33 kg.
1) Pemberian ASI
Ibu klien mengatakan An. S pertama kali disusui sekitar 8 jam setelah di
lahirkan, cara pemberian setiap kali menangis, ibu klien mengatakan lama
pemberian 5 bulan.
2) Pemberian susu formula
minum ASI, jumlah pemberian 3-4 kali/hari, dengan frekuesi 60 ml, cara
3) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
(1) Usia 0-4 bulan : jenis nutrisi asi, lama pemberian 5 bulan.
(3) Usia saat ini : nasi, sayur, ikan, tempe dan lain-lain.
3.1.6 Psikososial
berada di tengah kota, Ibu klien mengatakan rumah dekat dengan lapangan tempat
bermain, tidak ada lingkungan yang berbahaya. Ibu klien mengatakan rumahnya
tidak memakai tangga, hubungan antara keluarga harmonis, pengasuh anak orang
tua klien.
yang baik agar cepat sembuh, klien mengatakan selama di Rumah Sakit klien
perasaan orang tua klien gelisah dan khawatir, ibu klien mengatakan keluarga
selalu berkunjung, klien mengatakan selama di rumah sakit klien dijaga oleh
ibunya.
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
1) Nutrisi.
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien biasa makan 3 kali sehari
dengan porsi makan dihabiskan. Ibu klien mengatakan selera makannya baik.
Menu makan klien bervariasi yang terdiri dari nasi, sayur, lauk-pauk, dan buah-
buahan. Ibu klien mengatakan tidak memiliki makanan pantangan tertentu. Ibu
klien mengatakan klien minum 4 gelas per hari dengan volume 960 ml. Ibu
Pemenuhan makan dan minum melalui mulut (oral). Klien mengatakan tidak
Saat sakit : Ibu klien mengatakan klien makan 3 kali sehari dengan menu
yang disediakan berupa bubur, sayur dan lauk-pauk dari rumah sakit. Ibu klien
mengatakan klien hanya menghabiskan 1/4 dari porsi yang disediakan. Ibu
klien mengatakan klien minum saat setelah makan sebanyak 2-3 gelas air aqua
720 ml dan infus dengan DN ½ 500 ml dengan 15 TPM (tetes permenit). Cara
2) Eliminasi.
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien BAB 1 kali sehari dengan
Saat sakit : Sejak dirawat di rumah sakit, Ibu klien mengatakan klien
belum pernah BAB, tidak menggunakan obat pencahar. Klien BAK 4 kali/hari,
warna kuning, berbau khas, tempat pembuangan toilet, tidak ada kesulitan
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah tidur siang
karena sekolah, dan tidur malam ± 10 jam sehari, pola tidur baik, kebiasaan
Saat sakit : Ibu klien mengatakan saat sakit pola tidur tidak teratur, tidur
siang 1 jam dan tidur malam ± 3-4 jam sehari, pola tidur teratur, dan sering
terbangun, kebiasaan sebelum tidur tidak ada, kesulitan tidur karna sering
4) Aktivitas gerak.
dengan baik dan mandiri, kegiatan sehari-hari bermain dan sekolah, tidak
Saat sakit : Ibu klien mengatakan klien tidak ada hambatan saat
5) Personal hygiene.
frekuensi mandi 3 kali/hari, klien tahu alat mandi, klien mengatakan cuci
rambut 3 kali/hari, klien tahu cara mencuci rambut, klien gunting kuku 1
minggu sekali, klien tahu cara memotong kuku, klien mengatakan gosok gigi 3
Saat sakit : Ibu klien mengatakan mandi 1 kali selama dirawat di rumah
sakit, klien dibantu ibu mandi, klien mengatakan belum pernah keramas selama
dirawat dirumah sakit, klien tahu cara mencuci rambut, klien gunting kuku 1
kali selama dirawat di Rumah Sakit, klien tahu cara potong kuku, gosok gigi 3
6) Olahraga.
mengatakan saat pulang sekolah klien lansung makan dan nonton TV, kadang-
Saat sakit : Klien mengatakan selama di rumah sakit tidak ada kegiatan
olahraga.
7) Rekreasi.
Sebelum sakit : Perasaan klien saat sekolah senang, klien mengatakan jika
ada waktu luang klien main, perasaan klien saat rekreasi senang. Jika ada
3) Antropometri
(1) TB : 139 cm
(2) BB : 33 kg
(3) LLA : 17 cm
(4) LK : 51 cm
(5) LD : 61 cm
(6) LP : 51 cm
4) Sistem pernafasan
penyebaran bulu hidung merata, tidak terjadi deviasi septum, tidak terdapat
polip, dan terdapat sekret.Tidak ada nyeri tekan pada sinus, dan ada sumbatan
jalan napas.
5) Sistem cardiovascular
Conjungtiva tidak anemis, bibir tidak pucat, arteri carotis teraba kuat, ukuran
jantung normal, terdengar pekak saat di perkusi, suara jantung S1: lup S2: dup,
6) Sistem pencernaan
Sklera ikterus, bibir lembab, terdapat stoma, bibir pecah pecah dan kering,
saat menelan sakit, tidak ada pembengkakan abdomen dan distensi abdomen,
terdengar bising usus 6 kali per menit, tidak ada edama dan krefitasi, terdengar
suara pekak saat diperkusi, klien belum BAB saat di rumah sakit.
7) Sistem indra
hidung merata, tidak terjadi deviasi septum, tidak terdapat polip, dan
terdapat sekret.Tidak ada nyeri tekan pada sinus, dan ada sumbatan jalan
napas.
(2) Bola mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.
Penyebaran bulu mata dan alis mata merata. Tidak ada edema dan tidak
terdapat nyeri tekan, tidak ada massa ataupun benjolan. Terdapat kotoran
disudut mata.
(3) Telinga simetris, tidak ada lesi mupun massa, tidak terdapat serumen, dan
tidak ada nyeri tekan. Tidak ada gangguan pendengaran. Tidak dapat
alat.
8) Sistem saraf
(1) fungsi cerebral : status mental, orientasi baik, daya ingat kuat, bahasa yang
(2) Fungsi motorik : tonus otot berfungsi baik, kekuatan otot ekstremitas atas
(3) Fungsi sensorik : klien dapat merespon terhadap suhu panas dan dingin serta
merespon nyeri.
(4) Fungsi cerebelum : kliem mampu mengatur keseimbangan saat berjalan dan
tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, tidak ada pembengkakan pada lutut,
tidak ada pembengkakan pada kaki, pergerakan baik, kemampuan berjalan baik
dan seimbang, tidak ada pembengkakan pada tangan, pergerakan baik dan tidak
Rambut warna hitam tidak mudah dicabut, kulit sawo matang, temperatur
hangat, tidak ada edema. Kuku berwarna merah mudah, permukaan kuku
berlebihan, terdapat suhu tubuh yang tidak seimbang, tidak ada keringat
berlebihan.
Tidak terdapat edema pada palpebra, kandung kemih tidak ada distensi dan
Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada alergi cuaca, debu, bulu binatang
dan penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca seperti flu dan lain-
lain.
3.1.11 Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
3.1.12 Penatalaksanaan
1) Obat oral
2) Obat injeksi
Subyektiv Objektiv
(2) Ibu klien mengatakan anaknya demam. (1) Klien tampak lemah.
(3) Ibu klien mengatakan anaknya pilek. (2) Klien tampak gelisah
(4) Ibu klien mengatakan anaknya demam 3 hari (3) Respirasi 22 x/m, Nadi 110 x/m
yang lalu
(4) Klien sering menguap.
(5) Ibu klien mengatakan hidung anaknya
tersumbat. (5) Klien tampak secret di hidung.
(7) Ibu klien mengatakan anaknya radang. (6) Klien tampak ada luka di gusi
(8) Ibu klien mengatakan anaknya sakit kepala. (7) Klien terdengan ada suara napas
tambahan di kiri atas apeks (ronchi ),
(9) Ibu klien mengatakan anaknya susah tidur ICS 3-4
(8) Ibu klien tampak bingung.
(10) Ibu klien mengatakan anaknya sering
terbangun karena batuknya. (9) Ibu klien tampak bertanya tentang
ISPA.
(11) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang
penyakit ISPA. (10) Bibir klien tampak pecah-pecah
(12) Ibu klien tidak tahu tentang (11) Bibir klien tampak kering
d) Klien terdengar suara napas tambahan kiri atas (ronchi) di ICS 3 dan 4.
(3) Masalah
(3) Masalah
b) Ibu klien mengatakan anaknya makan ¼ dari porsi yang diberikan dari
rumah sakit.
c) Ibu klien mengatakan anaknya minum 2-3 gelas per hari dengan volome
720 ml.
(3) Masalah
3.1.16 Intervensi
Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran
Kesimpulan
selama tiga hari sejak tanggal 25 Juni sampai dengan 27 Juni 2018. maka penulis
melalui setiap tahapan dari proses keperawatan yang terangkai mulai dari
kesenjangan dan perbedaan teori antara teori dan kasus dalam perencanaan,
dengan ISPA adalah klien dan keluarga bersikap kooperatif, saat pihak rumah
dari waktu yang telah ditentukan dan penulis merasa keterbatasan dalam hal
4) Pemecahan masalah yang dilakukan penulis pada An. S dengan ISPA yaitu
pemeriksaan penunjang.
Saran
Dalam waktu tiga hari penulis telah melakukan tahapan proses keperawatan,
1) Bagi pasien
telah dilakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tetapi hal tersebut belum
Pernafasan Akut (ISPA), jadi sangat diharapkan kepada keluarga dan An. S