KETERAMPILAN KLINIS
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
PAS FOTO
3 x 4 cm
Nama :
NIM :
No. HP :
Email :
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan penderita yang
paling signifikan untuk ditetapkan sebagai keluhan utama. Ada beberapa
pertanyaan yang harus diingat pada komunikasidokter dan pasien dalam
mengelaborasi keluhan penderita agar hasilnya sesuai dengan diharapkan.
Demam merupakan hal yang paling sering dikeluhkan orangtua dan alasan
utama orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Demam merupakan
bagian dari respon fase akut terhadap berbagai rangsangan infeksi atau trauma.
Berbagai laporan penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan suhu tubuh
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk
mengatasi berbagai rangsang terutama infeksi.
Pertanyaan tersebut meliputi:
- Onset (akut atau gradual)
- Pola (intermittent atau terus-menerus)
- Duration (durasi) : menit atau beberapa jam.
- Tipe
- Progression : semakin membaik atau semakin memburuk dibandingkan
sebelumnya.
- Associated symptoms (ruam kemerahan, nyeri abdomen, diare, konstipasi)
- Systemic symptoms (gejala-gejala sistemik malaise, anoreksia, penurunan
berat badan)
Kata-kata tersebut dapat disingkat sehingga mudah diingat yaitu : OLD CARTS
atau
- Onset
- Palliating/Provoking Factor (faktor-faktor yang mengurangi atau
memprovokasi gejala)
- Quality (kualitas)
- Timing (waktu)
Kata-kata tersebut dapat disingkat menjadi OPQT
Tujuan pertanyaan yang berkaitan dengan gejala penderita :
1. Kualitas. Seperti apa keluhan tersebut?
2. Kuantitas atau keparahan. Seberapa parah keluhan tersebut?
3. Waktu. Kapan keluhan mulai dirasakan? Berapa lama keluhan tersebut
berlangsung? Seberapa sering keluhan tersebut muncul?
4. Keadaan/situasi saat serangan berlangsung. Termasuk faktor lingkungan,
aktifitas, emosi, atau keadaan lain yang mungkin dapat mempengaruhi
penyakit.
5. Apakah ada hal-hal yang membuat gejala membaik atau semakin parah?
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
PENGAMATAN
LANGKAH / TUGAS
Ya Tidak
A. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien dan
keluarga pasien.
2. Menempatkan pasien pada posisi yang sesuai dengan
kondisinya.
3. Menanyakan identitas penderita : nama, umur, alamat.
B. MENANYAKAN KELUHAN UTAMA
1. Menanyakan keluhan utama penderita
- Demam
2. Menelusuri/ menelaah keluhan utama
- Menanyakan kapan mulai demam
- Menanyakan kapan-kapan saja waktu terjadinya demam
(intermiten atau kontinu)
- Menanyakan apakah demam tinggi atau subfebris
- Menanyakan apakah demam turun dengan obat demam, jika
turun apakah mencapai suhu normal
- Menanyakan apakah demam disertai menggigil
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma,
cairan vagina, air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan manusia
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah
terjangkit penyakit infeksi.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
V. LEMBAR PENGAMATAN
PENGAMATAN
LANGKAH
Ya Tidak
Perkenalan
1. Menyapa pasien dengan ramah dan memperkenalkan diri
2. Mempersilahkan pasien duduk
3. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, pekerjaan dan alamat)
4. Menanyakan tujuan pasien untuk konseling
Konseling PraTest
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) terutama menyerang anak-
anak. Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai kebocoran
plasma dan perdarahan, dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan
wabah. Sampai saat ini DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
V. DASAR TEORI
Dengue Syok Sindrom adalah DBD dengan gejala gelisah, nafas cepat, nadi
teraba kecil, lembut atau tak teraba, tekanan nadi menyempit (misalnya sistolik
90 dan diastolik 80 mmHg, jadi tekanan nadi ≤ 20 mmHg), bibir biru, tangan
kaki dingin, tidak ada produksi urin.
1) Segera beri infus kristaloid (ringer laktat atau NaCl 0.9%) 10-20ml/kgBB
secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30 menit) dan oksigen 2
liter/menit. Untuk SSD berat (DBD derajat IV, nadi tidak teraba dan tensi
tidak terukur) diberikan ringer laktat 20ml/kgBB bersama koloid. Observasi
tensi dan nadi tiap 15 menit, hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam. Periksa
elektrolit dan gula darah.
2) Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, tetesan ringer laktat
dilanjutkan 15-20 ml/kgBB, ditambah plasma (fresh frozen plasma) atau
koloid (dekstran 40) sebanyak 10 ml/kgBB, maksimal 30 ml/kgBB (koloid
diberikan pada jalur infus yang berbeda dengan kristaloid, diberikan
secepatnya). Observasi keadaan umum, tekanan darah, keadaan nadi tiap 15
menit, dan periksa hematokrit tiap 4-6 jam. Koreksi asidosis, elektrolit dan
gula darah.
a. Apabila syok telah teratasi disertai penurunan kadar
hemoglobin/hematokrit, tekanan nadi > 20 mmHg, nadi kuat, maka
tetesan cairan dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam dapat dipertahankan
sampai 1 jam atau sampai klinis stabil dan hematokrit menurun <40%.
Selanjutnya cairan diturunkan menjadi 5-7 ml/kgBB selama 1-2 jam atau
sampai keadaan klinis dan hematokrit stabil kemudian secara bertahap
cairan diturunkan 3-5 ml/kgBB selama 2-4 jam dan seterusnya menjadi
2-3 ml/kgBB/jam selama 2-4 jam. Dianjurkan pemberian tidak melebihi
48 jam setelah syok teratasi. Observasi klinis, tekanan darah, nadi,
jumlah urin dikerjakan tiap jam (usahakan urin 1 ml/kgBB/jam) dan
pemeriksaan hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam sampai keadaan
umum baik.
b. Apabila syok belum dapat teratasi, sedangkan kadar hematokrit menurun
tetapi masih > 40% berikan darah dalam volume kecil 10 ml/kgBB.
Apabila tampak perdarahan massif, berikan darah segar 20 ml/kgBB dan
lanjutkan cairan kristaloid 10 ml/kgBB/jam. Pemasangan CVP
(dipertahankan 5-8 cmH2O) pada syok berat kadang-kadang diperlukan,
sedangkan pemasangan sonde lambung tidak dianjurkan.
3) Apabila syok masih belum teratasi, pasang CVP untuk mengetahui
kebutuhan cairan dan pasang kateter urin untuk mengetahui kebutuhan
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
cairan dan pasang kateter urin untuk mengetahui jumlah urin. Apabila CVP
normal ( 10 cmH2O), maka diberikan dopamine.
Kebutuhan trombosit pada dewasa 1 unit/10kgBB (biasanya 5-7 unit pada orang
dewasa).
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot tanpa disertai
gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung tapi
sebagai dampak eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh kuman. Pada
tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan sebagai akibat kejang terus
menerus atau oleh karena kekakuan otot laring yang dapat menimbulkan anoksia
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
dan kematian, oleh karena itu tatalaksana kejang dan kekakuan pada penderita
tetanus harus dipahami benar.
Pilihan utama antikonvulsan untuk mengatasi kejang pada tetanus adalah
diazepam oleh karena diazepam efektif mengatasi spasme dan hipertonisitas
tanpa menekan pusat kortikal.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
V. DASAR TEORI
A. Gejala Klinis
1. Neonatus
Umumnya, gejala muncul pada hari ke 3-14 setelah lahir
Awalnya, sulit mengisap (kekakuan pada bibir, trismus) kemudian
menjadi kaku seluruh tubuh.
2. Anak dan Dewasa
Rata-rata waktu munculnya gejala 7 hari setelah terpapar.
Kekakuan otot seperti trismus, opistotonus
Kejang
B. Tatalaksana
1. Perawatan umum
Tempatkan pasien di ruangan yang gelap dan tenang.
Ganti posisi berbaring pasien setiap 3-4 jam untuk mencegah
terjadinya luka
Memasang nasogastric tube (NGT) untuk hidrasi, makan, dan obat
oral
Pada neonatus, beri ASI setiap 3 jam dengan cepat.
2. Menetralisir toksin
Dosis human tetanus immunoglobulin IM pada neonatus, anak dan
dewasa adalah 500 IU dosis tunggal, diinjeksikan 2 sisi yang berbeda.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Vaksin Tetanus IM
Dosis anak dan dewasa : 0,5 ml/injeksi
Jika tidak pernah imunisasi atau status imunisasi tidak jelas
maka berikan 2 kali dengan jarak 4 minggu.
Jika imunisasi tidak lengkap : berikan 1 kali.
Human anti-tetanus immunoglobulin IM
Dosis anak dan dewasa : 250 IU dosis tunggal; 500 IU untuk
luka yang lamanya > 24 jam.
Suntik vaksin tetanus dan imuniglobulin pada 2 sisi yang
berbeda, gunakan jarum suntik yang berbeda tiap
penyuntikan.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
A. Kasus 1
Seorang bayi laki-laki umur 10 hari, lahir ditolong dukun, talipusat dipotong
dengan bambu dan diberi bubuk berwarna hitam. Bayi dibawa ayahnya
dengan keluhan tidak mau menetek dan menangis terus menerus sejak
kemarin. Ibu tidak pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid selama hamil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,60C, mulut mencucu, kaku
kuduk dan pada palpasi abdomen teraba keras.
B. Kasus 2
Seorang anak perempuan umur 6 tahun datang ke Rumah Sakit dirujuk dari
Puskesmas dengan keluhan sering mengalami kekakuan otot bersifat hilang
timbul bila disentuh. Pada saat terjadi kekakuan otot pasien selalu menangis
dan tampak sakit. Sebenarnya pasien sudah mengalami sulit makan sekitar 5
hari yang lalu, dan saat ini mulut sulit dibuka. Sejak usia 5 tahun pasien
sering mengeluarkan cairan berbau dari telinga kiri yang hilang timbul
terutama pada saat batuk pilek. Riwayat imunisasi DPT hanya 1 kali pada
usia 4 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal, terdapat trismus 1 cm, kaku kuduk, perut teraba keras, dan
opistotonus. Pada saat diperiksa pasien beberapa kali mengalami kekakuan
otot.
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
B. TETANUS ANAK
PENUNTUN BELAJAR TETANUS
PADA ANAK
Pengamatan
No. Kegiatan / langkah klinik
Ya Tidak
I. ANAMNESIS
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri, jelaskan
maksud Anda
2. Tanyakan keluhan utama (biasanya kesulitan membuka
mulut/kejang)
3. Sudah berapa lama menderita kesulitan membuka
mulut/kejang?
4. Bila kejang, bagaimana sifat kejangnya?; Apakah seluruh
tubuh? (umum); Apakah hanya lengan? (lokal nonsefalik);
Atau hanya di bagian wajah? (sefalik)
5. Kejang timbul berapa lama? Dan berapa lama jarak antara
dua kejang?
6. Apakah penderita sadar saat kejang? Apakah pasien sadar
saat sebelum dan setelah kejang?
7. Apakah kejang timbul atau bertambah bila penderita diraba,
mendengar suara, melihat cahaya atau benda bergerak?
8. Apakah masih dapat minum?
9. Adakah riwayat trauma? Bila ada, berapa lama sebelum
timbul gejala sekarang?
10. Apakah luka sudah dirawat dengan baik?
11. Apakah terdapat riwayat OMSK berulang?
12. Apakah ada riwayat abses gigi?
13. Apakah ada riwayat abses di daerah tenggorokan dan atau
dagu?
14. Apakah penderita diketahui pengguna narkoba atau
memakai piercing? (untuk remaja)
15. Apakah keluhan disertai adanya demam?
16. Adakah kesulitan bernafas?
17. Bagaimana riwayat imunisasi tetanus? Bila pernah
diimunisasi sudah berapa lama imunisasi terakhir?
II. PEMERIKSAAN JASMANI
18. Terangkan bahwa akan dilakukan pemeriksaan jasmani.
19. Lakukan pengukuran tanda vital:
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju pernafasan, dan
suhu tubuh.
20. Apakah ada tanda-tanda aktifitas simpatik yang berlebihan
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
mekanik.
48. Nutrisi: diberikan lewat pipa nasogasktrik atau i.v. untuk
mengurangi perangsangan pada saat pemberian makanan
dan mencegah aspirasi.
49. Pemberian antitetanus serum: terangkan macam-macamnya,
dosis, cara kerja, dan efek samping
50. Pilihan pemberian muscle relaxans atau antikonvulsan:
Obat mana yang akan dipilih, terangkan alasannya.
Bagaimana cara kerja obat-obat tersebut?
Bagaimana dosis dan cara pemberiannya?
Apa special precautions dan efek samping dri pemberian
obat-obatan tersebut?
Kapan obat-obat tersebut dapat diberikan peroral, kapan
dosisnya dapat diturunkan atau bahkan dihentikan?
51. Tentukan pilihan jenis antibiotik yang akan diberikan, dan
apa pilihan lainnya? Berapa dosisnya dan bagaimana cara
pemberiannya?
52. Perawatan luka / port d’entre kuman.
53. Follow-up pasien, evaluasi hasil pengobatan.
VI. PENCEGAHAN
54. Jelaskan bahwa luka merupakan tempat masuknya kuman
tetanus, oleh karena itu setiap luka harus dibersihkan bila
perlu meminta pertolongan tenaga medis.
55. Terangkan mengenai vaksin untuk pencegahan tetanus
56. Berikan jadwal booster vaksin tetanus.
VII. PROGNOSIS
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK
MASALAH PENYAKIT TROPIS