Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM TYPOID

Disusun Oleh:

DIAN APRILLIASARI 1601032005


WIDYA FAULINA HM 1601032007
YULIA AGISNI 1601032011
DEDY YULIANSAH 1601032014
ALVAN PARTIKA UTAMA 1601032019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
DESEMBER 2016
LEMBER PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan Pada Pengunjung Poli Anak Dengan Kasus Demam
Typoid Tanggal 28 Desember 2016 Di Poli Anak RSD dr. Soebandi Jember

Jember, 28 Desember 2016

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(……………….……..…….) (…….…………………….)

Mengetahui,
Kepala Ruang

(…………………………….)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Demam Typoid


Sasaran : Keluarga pasien An. F
Waktu : 30 menit
Hari/tanggal : Rabu, 27 Desember 2023
Tempat : Ruang Rawat Inap UPT Puskesmas Jatibanteng

A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan penyakit endemis di Indonesia di sebabkan oleh
infeksi sistemik Salmonella typi. Prevalens 91 % kasus demam typoid terjadi
pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Pada
minggu pertama sakit, demam typoid sangat sukar dibedakan dengan
penyakit demam lainnya sehingga untuk memastikan diagnosis diperlukan
pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi.
96 % kasus demam typoid disebabkan Salmonella typi, sisanya disebabkan
oleh S. paratypi. Kuman masuk melalui makanan atau minuman, setelah
melewati lambung kuman mencapi usus halus (ileum) dan setelah menembus
dinding usus sehingga mencapai folikel limfoid usus halus (plaque peyeri).
Kuman ikut aliran limfe mensetrial ke dalam sirkulasi darah (bakteremia
primer) mencapai jaringan RES (hepar, lien, sumsum tulang untuk
bermultiplikasi). Setelah mengalami bakteremia sekunder, kuman mencapai
sirkulasi darah untuk menyerang organ lain (intra dan ekstra intestinal) dan
masa inkubasi kuman ini 10-14 hari.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga pasien An. F dapat
memahami tentang penyakit demam typoid untuk diri sendiri dan orang
disekitarnya.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan keluarga pasien An. F
dapat memahami dengan benar:
1. Defenisi Demam Typoid
2. Faktor Penyebab Demam Typoid
3. Tanda-tanda Gejala Demam Typoid
4. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan Demam Typoid

D. POKOK BAHASAN
1. Pengertian Demam Typoid
2. Etiologi Demam Typoid
3. Manifestasi klinik Demam Typoid
4. Komplikasi Demam Typoid
5. Pemeriksaan Demam Typoid
6. Penatalaksanaan Demam Typoid

E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Jenis Model Pembelajaran
Pertemuan tatap muka.
2. Landasan Teori
a) Ceramah
b) Tanya jawab
3. Landasan Pokok-pokok
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik.
b) Mengajukan masalah.
c) Mengidentifikasi pilihan tindakan.
d) Memberi komentar.
e) Menetapkan tindak lanjut.

F. MEDIA
1. Leaflet
G. PROSES KEGIATAN

No Kegiatan Materi Penyuluhan Keluarga Tn.A Waktu


1 Pembukaan 1. Mengucap salam Menjawab 5 menit
dan perkenalan salam
2. Menyampaikan Menyimak
pokok bahasan
dan tujuan
3. Memberikan
pertanyaan:
apersepsi

2 Penyampaian 1. Menjelaskan Menjawab 20 menit


materi pengertian Mendengarkan
Demam Typoid. Memperhatikan
2. Menjelaskan
faktor penyebab .
3. Menjelaskan tanda
gejala.
4. Menjelaskan cara
pencegahan.

3 Penutup 1. Menanyakan Mendengarkan 5 menit


tentang materi Memperhatikan
yang telah Menjawab
disampaikan. Menjawab
2. Mengucap salam salam

H. STRATEGI PELAKSANA
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit demam typoid dan
penanganan keperawatan kepada keluarga An. F.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
a. Alat dan media sesuai dengan rencana.
b. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias dengan materi penyuluhan.
b. Keluarga memperhatikan penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Keluarga berperan aktif dalam jalannya diskusi.
3. Evaluasi Hasil
Keluarga memahami materi yang disampaikan dengan dapat menjawab
pertanyaan evaluasi yang dilakukan oleh penyuluh, seperti:
a. Mengetahui pengertian demam typoid.
b. Mengetahui faktor penyebab demam typoid.
c. Mengetahui tanda gejala demam typoid.
d. Mengetahui cara penanganan demam typoid.
e. Mengetahui komplikasi demam typoid.
MATERI DEMAM THYPOID

A. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh salmonella typi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endothelia atau endokardiasi dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam
sel fagosit monocular dari hati, limfa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch
dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (Huda dan Kusuma, 2016). Typhoid adalah suatu penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonellla tipe A, B, dan C yang
dapat menular melalui oral, fekal, makanan, dan minuman yang
terkontaminasi (Padila 2013 dalam Dewi & Meira 2016).

B. Etiologi
Menurut Arifianto (2012) menyebutkan bahwa penyebab utama dari
penyakit ini adalah kuman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C.
Kuman ini banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau
minuman yang terkena kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber
utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat.
Salmonella typosa merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan
bulu getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam
antigen, yaitu antigen O, antigen somatik yang tidak menyebar, terdiri dari zat
komplek lipopolisakarida, antigen V (kapsul) yang meliputi tubuh kuman dan
melindungi O antigen terhadap fagositosis dan antigen H (flagella). Ketiga
jenis antigen tersebut dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukkan
tiga macam antibodi yang biasa disebut agglutinin.
C. Manifestasi klinis

Menurut Huda dan Kusuma (2016), adapun manifestasi dari demam typoid
antara lain:

1. Gelaja pada anak, inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam menggigil sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani lagi
akan menyebabkan syok, stupor dan koma.
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala dan perut.
6. Kembung, mual, muntah, diare dan konstipasi
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi, dan ujung merah serta
tremor).
11. Gangguan mental berupa samnolen
12. Delirium atau psikosis
13. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dak hipotermia.

D. Pencegahan
Menurut Librianty (2015) menyatakan bahwa pencegahan yang dapat
dilakukan agar tidak terjadi demam tifoid yaitu dengan meningkatkan higiene
dan sanitasi seperti penyediaan air bersih, pembuangan sampah atau kotoran
memadai. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan
(antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini
pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan
vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-
paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
E. Komplikasi

Arifianto (2012) menyebutkan bahwa komplikasi yang dapat terjadi pada


anak yang mengalami demam tifoid yaitu:

a. Disfungsi pada otak (kejang atau gangguang kesadaran)


b. Syok
c. Perforasi usus
d. Perdarahan

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk demam typoid menurut Huda dan Kusuma


(2016), antara lain:

1. Pemeriksaan darah perifer lengkap


Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi
sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan
khusus.
3. Pemeriksaan uji widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella typi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya
aglutinin dalam serum penderita dema typoid. Akibat adanya infeksi oleh
salmonella typi maka penderita membuat antibody (agglutinin).
4. Kultur
Kultur darah: bisa positif pada minggu pertama
Kutur urin: bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses: bisa positif dari akhir minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti salmonella typi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typi, karena antibody IgM muncul pada hari ke 3 dan 4
terjadinya demam.

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan demam typoid menurut WHO (2009), antara lain:

1. Farmakologi
a. Kloramfenikol, dosis (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
peroral atau intravena) selama 10-14 hari.
b. Jika tidak dapat diberikan kloramfenikol, dipakai amoksilin
100mg/kgBb/hari peroral atau ampisilin intravena selama 10 hari, atau
kortikomoksasol 48 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) peroral selama 10
menit.
c. Bila klinis tidak ada perbaikan digunakan generasi ketiga sefalosporin
seperti ceftriaxone (80 mg/kg IM atau IV, sekali dalam sehari, selama
5-7 hari atau cefixime oral 20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10
hari).
d. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
e. Dexsametasol 1-3mg/kgBB/hari intravena, dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik.
2. Non farmakologi
a. Diet: diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi
sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien, dan diet berupa makanan
yang rendah serat.
b. Mengawasi kondisi klien dengan : pengukuran suhu secara berkala
setiap 4 -6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut,
atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik
keatas, atau apakah anak mengalami kejang – kejang. Demam yang
disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan
otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel otak. Dalam kedaan
demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya intelektual
tertentu.
c. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
d. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
e. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen
ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
f. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. Minuman
yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah atau air teh. Tujuannya agar cairan tubuh yang menguap
akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
g. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
h. Kompres dengan air hangat pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
DAFTAR PUSTAKA

Arifianto. 2012. Orang tua cermat, anak sehat. Jakarta: Gagas Media

Dewi & Meira. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

Huda Nurarif, Amin dan Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis
Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA NIC-NOC Dalam Berbagai
Kasus. Jogjakarta : Medi Action

Librianty. 2015. Panduan Mandiri Melacak Penyakit. Jakarta: Lintas Kata

Pudjiadi, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.

World Health Organization, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak Dirumah Sakit.


Jakarta: WHO Indonesia
Lampiran

Daftar hadir peserta penyluhan Demam Typoid di Poli Anak

Tanda
No Nama Alamat
Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Anda mungkin juga menyukai