Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA PENYAKIT

DEMAM TYPOID

DISUSUN OLEH:
 MARCELIA SINAGA ( 22.073)
 ROMEILIN PUTRI LUMBANTOBING ( 22.102)
 FRANCIUS SINAMBELA ( 22.033)
DOSEN PENGAMPU : MONIKA HUTAURUK,S.Kep,Ns,M.KM
MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN


TAPANULI UTARA
TARUTUNG 2023
SAP DEMAM TYPOID

1. IDENTIFIKASI MASALAH
Demam typoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak
tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara
sedang berkembang di daerah tropis. Hal ini disebabkan karena
penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan individu
yang kurang baik. Di Indonesia demam typoid jarang di jumpai secara
epidemic, tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di
suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada
orang-orang serumah. Demam typoid dapat di temukan sepanjang
tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada
perbedaan yang nyata antara insidensi demam typoid pada wanita dan
pria.
Typoid Apdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencerna dengan gejala demam yang lebih dari
satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan
kesadaran. Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10
sampai 20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodroma, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing
dan tidak bersemangat. Relaps dapat terjadi pada minggu ke-2 setelah
suhu badan normal kembali. Komplikasi pada usus halus jarang
terjadi, akan tetapi sering fatal, yaitu perdarahan usus, perforasi usus
dan peritonitis. Komplikasi di luar usus dapat terjadi oleh karena
lokalisasi peradangan akibat sepsis, terjadinya infeksi sekunder,
masukan makanan yang kurang atau suhu tubuh yang tinggi.
2. MATERI PENGANTAR
Bidang studi : Promosi Kesehatan
Topik : Demam Typoid
Sub Topik :
1. Penyebab penularan typoid
2. Pengobatan typoid
Sasaran : Semua dosen dan mahasiswa
Hari : selasa
Tanggal : 17 oktober 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : Kampus, Sekolah

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini
diharapkan masyarakat mengetahui dan memahami tentang
penyakit typoid dan mengetahui hal yang harus dilakukan jika
terkena typoid serta cara mengatasi masalah tersebut.

4.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat dapat
menjelaskan kembali tentang :
1. Mengetahui tanda – tanda adanya typoid.
2. Cara penanganan atau pengobatan yang tepat.
5. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 09.00-09.02 Pembukaan :
WIB - Memberi salam - menjawab salam
- Menjelaskan tujuan - mendengarkan
pembelajaran dan
- Menyebutkan materi/pokok memperhatikan
bahasan yang akan
disampaikan
2. 09.03-09.13 Pelaksanaan :
WIB Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur. materi
Materi :
Penyebab penyakit thipoid.
Gejala penyakit thipoid.
pengobatan penyakit thipoid.
3. 09.23-09.18 Evaluasi
WIB - Memberi kesempatan - Bertanya dan
kepada klien untuk bertanya menjawab
- Memberi kesempatan pertanyaan
kepada klien untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 09.28-09.20 Penutup :
WIB - Menyimpulkan materi yang - mengucapkan
telah disampaikan salam
- Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
- Mengucapkan salam
6. MATERI
 Lampiran Materi

Typoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi


salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang
yang terinfeksi kuman salmonella.
Typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim
dari penyakit ini adalah Typoid dan paratyphoid abdominalis. Typoid
adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala
sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type
A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Etiologi typoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B
dan C, ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien
dengan demam typoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang
yang sembuh dari demam typoid dan masih terus mengekresi
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,
yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan /
kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan
melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang
akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh
orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang
biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel
retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan
kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
1. Gejala thypoid
Gejala klinis demam typoid pada anak bisanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20
hari.Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman.
Selama masa inkubasi mungkin di temukan gejala prodromal, yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.
Kemudiaan muncul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu :
1. Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat
febrisremiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama,
suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya
menurun setiap pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari.
Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.

2.Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-
pecah. Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tangue), ujung dan
tepinya kemerehan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin
ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan.

4. Komlikasi

Dapat terjadi pada :


1. Usus halus
a. Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaantinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi
melena dan bila beratdapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-
tanda renjatan.
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah
itu danterjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai
peritonitis hanyadapat ditemukan bila terdapat udara di ronggan
peritoneum, yaitu pekak hatimenghilang dan terdapat udara diantara
hati dan diafrkma pada foto roentgenabdomen yang dibuat dalam
keadaan tegak.
c. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa
perforasiusus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang
hebat, dindingabdomen tegang (defence muskulair) dan nyeri pada
tekanan.

2.Komlikasi di luar usus

3.Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia)


yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karena
infeksi sekunder, yaitu bronkopneumonia.
4.Pencegahan thipoid.
1. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan
BAB/BAK. Sebelum makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
2. Cuci sayuran dan buah sebelum di makan.
3. Sebelum dipakai cuci peralatan makan dan minum.

5.Penatalaksanaan :
 Perawatan
Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk
mencegah komplikasi perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya
tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
 Diet
Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
Pengobatan
1. Klorampenikol
2. Tiampenikol
3. Kotrimoxazol
4. Amoxilin dan ampicillin
DAFTAR PUSTAKA
Typoid Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
EGC, Jakarta.
Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media
Aesculapis, Jakarta.
Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.
Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai